Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PSIKOSOSIAL & BUDAYA DALAM KEPERAWATAN


TEORI CULTUR CARE LEININGER

DISUSUN OLEH:
1. REJA YOWANDA : 21100066
2. ULPI ANDARI : 21100070
3. SRIWANA : 21100076
4. SHINTIA AMANDA : 21100085

Dose Pengampu : Hafiz Zain Abdillah, M. Psi


Mata Kuliah : Psikososial & budaya dalam keperawatan

STIKES CITRA DELIMA BANGKA BELITUNG


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami naikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Teori Cultur careLeininger” ini
Dalam penyusunan makalah ini, kami saling bertukar pikiran untuk membuatnya. Dalam
kesempatan ini kami ingin berterimakasih kepada dosen yang telah memberikan kami tugas
ini, agar membantu kami dalam mengetahui lebih dalam Teori Cultur care Leininger dengan
mencari sendiri referensi yang kami butuhkan dan merampungkannya dalam sebuah makalah
dan tak lupa segala bantuan yang di berikan oleh dosen yang bersangkutan, yang telah
meluangkan waktunya walaupun beliau sangat sibuk dan memberikan kami bimbingan dalam
menyelesaikan makalah kami. Kami menyadari betul bahwa dalam makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan, oleh karena itu kami selaku penyusunan makalah ini sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari dosen mata kuliah ini dan juga
pembaca demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Pangkalpinang, 21 Septermber 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................1
BAB I..................................................................................................................................2
PENDAHULUAN..................................................................................................................2
A. Latar Belakang 2
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 3
BAB II.................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
A. Teori Keperawatan Leininger 3
B. Hubungan Model Dengan Paradigma Keperawatan Cultur Care 5
C. Penerapan Teori Leininger Pada Proses Keperawatan 6
BAB III 7
ANALISA TEORI...................................................................................................................7
A. Kelebihan7
B. Kelemahan 7
BAB IV 7
PENUTUP 7
A. Kesimpulan 7
B. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Medeleine Leininger (lahir 13 Juli 1925 di Sutton, Nebraska, Amerika Serikat dan
meninggal di Omaha, Nebraska 10 Agustus 2012). Leininger adalah perintis teori
keperawatan, pertama kali diterbitkan pada tahun 1961. Kontribusinya terhadap teori
keperawatan melibatkan diskusi tentang apa itu caring. Terutama dia mengembangkan
konsep keperawatan transkultural, membawa peran faktor budaya dalam praktik
keperawatan ke dalam diskusi tentang cara terbaik untuk merawat mereka yang
membutuhkan asuhan keperawatan. Medeleine Leininger mengikuti pendidikan dan gelar
akademik dengan judul Tahun 1945 mengambil program diploma di St. Anthony, Denver
CO dan selesai tahun 1948, tahun 1950 menyelesaikan pendidikannya di St. Scholastica
College dan mendapat gelar sarjana biologi, filsafat dan humaniora dan BSN dari
Benedictine, College, Atchison, KS.M., pada tahun 1953 memperoleh gelar MSc in
Nursing dari Catholic University America, Washington DC., 1954-1960, menjadi
profesor keperawatan dan direktur program pascasarjana di Universitas dari Cincinnati,
1965, menjadi perawat pertama yang menerima gelar Ph.D Doctor of Phylosophy
(Antropologi Budaya dan Sosial), 1966, diangkat sebagai profesor keperawatan dan
antropologi di University of Colorado, di mana untuk pertama kalinya transkulturalisme
keperawatan diperkenalkan di dunia keperawatan. Dari tahun 1969 hingga 1974, dia
menjabat sebagai dekan dan profesor di Universitas Utah dan membuka program master
dan doktor transkultural pertama di bidang keperawatan.
Tahun 1981, profesor dan direktur pusat penelitian kesehatan di Wayne State
University. Selama bekerja di sini Medeleine Leininger menerima beberapa
penghargaan, antara lain: penghargaan prestisius dari presiden untuk keunggulan dalam
pengajaran, Penghargaan Fakultas Distinguided Dewan Gubernur, Penghargaan
Gersheon's Research Fellowship. - CTN Perawat Transkultural Bersertifikat, - Perawat
Transkultural Bersertifikat. – FRCNA – Rekan dari Royal College of Nursing di
Australia FRCNA.
Medeleine Leininger adalah perintis antropolog perawat. Ditunjuk sebagai dekan
Fakultas Keperawatan Universitas Washington pada tahun 1969, dia tetap di posisi itu
hingga tahun 1974. Penunjukannya mengikuti perjalanan ke New Guinea pada tahun
1960-an yang membuka matanya akan kebutuhan perawat untuk memahami pasien dan
latar belakang budaya mereka agar untuk memberikan perawatan. Dia dianggap oleh
beberapa orang sebagai "Magnet Mead of Nursing" dan diakui di seluruh dunia sebagai
pendiri keperawatan transkultural, sebuah program yang dia ciptakan di School pada

tahun 1974 .

2
Seorang profesor di sekitar 70 universitas, dia telah menulis atau mengedit 27 buku
dan menerbitkan lebih dari 220 artikel, yang sekarang dapat kita lihat di arsip di Wayne
State University serta bahan penelitian. Memberikan lebih dari 850 kuliah umum di
seluruh dunia dan telah mengembangkan perangkat lunaknya sendiri untuk perawat.
Bidang keahliannya adalah keperawatan transkultural, budaya dalam keperawatan dan
kesehatan, antropologi dan keperawatan masa depan

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah kami uraikan, maka permasalahan utama dari
tulisan ini adalah untuk mengetahui apa itu teori Peduli Budaya Leininger.
C. Tujuan
Tujuan Masalah Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memahami teori Peduli
Budaya Leininger.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Keperawatan leininger


1. Pengertian
Medeliene Leininger adalah pelopor keperawatan transkultural dan pemimpin
dalam keperawatan transkultural dan teori asuhan keperawatan yang berfokus pada
manusia. Dia adalah perawat profesional pertama yang mendapatkan gelar doktor di
bidang antropologi sosial dan budaya. Dia lahir di Sutton, Nabraska, dan memulai karir
keperawatannya setelah lulus dari program diploma di “St. Sekolah Keperawatan
Anthony di denver.

2. Asumsi Dasar
Asumsi yang mendasari teori ini adalah perilaku peduli. Caring merupakan inti dari
keperawatan, membedakan, mendominasi dan menyatukan tindakan keperawatan.
Tindakan peduli dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam memberikan
dukungan kepada individu secara keseluruhan. Perilaku peduli harus diberikan kepada
manusia sejak lahir, dalam masa perkembangan dan pertumbuhan, selama masa
pertahanan hingga manusia meninggal dunia. Kepedulian manusia secara umum
dikatakan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan dukungan dan bimbingan
manusia seutuhnya. Kepedulian manusia adalah fenomena universal di mana ekspresi,
struktur, dan pola bervariasi dari satu budaya ke budaya lainnya.
3. Konsep utama teori keperawatan transkultural
Teori ini berasal dari disiplin antropologi dan dikembangkan oleh Dr. M. Leininger
dalam konteks keperawatan

3
Leininger mendefinisikan keperawatan transkultural sebagai bagian utama keperawatan
yang berfokus pada studi komparatif dan analisis perbedaan budaya dan bagian budaya
di dunia dengan tetap menghormati nilai-nilai perawatan, pengalaman kesehatan dan
penyakit dan juga kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakat. . Keperawatan
transkultural adalah suatu bidang atau bidang ilmu budaya dalam proses pembelajaran
dan praktik keperawatan yang menitikberatkan pada melihat perbedaan dan kesamaan
antar budaya dengan menghargai perawatan, kesehatan dan penyakit berdasarkan nilai-
nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ini pengetahuan digunakan untuk
memberikan asuhan keperawatan, khususnya budaya. atau integritas budaya bagi
manusia. Tujuan keperawatan transkultural adalah bahwa penggunaan keperawatan
transkultural adalah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan pohon ilmiah
humanis sehingga tercipta praktik keperawatan yang spesifik secara budaya dan
universal. Budaya spesifik adalah budaya dengan nilai normatif tertentu yang tidak
dianut oleh kelompok lain, seperti bahasa. Sedangkan budaya universal merupakan
nilai atau norma yang diyakini dan dipraktikkan oleh hampir semua budaya, seperti
budaya berolahraga membuat tubuh sehat dan bugar, budaya minum teh dapat membuat
tubuh sehat.
Konsep utama dan definisi teori Leininger:
1) “Care” mengacu pada suatu fenomena abstrak dan kongkrit yang berhubungan dengan
pemberian bantuan, dukungan atau kemungkinan pemberian pengalaman maupun perilaku
kepada orang lain sesuai dengan kebutuhannya dan bertujuan untuk memperbaiki kondisi
maupun cara hidup manusia.
2) “Caring” mengacu pada suatu tindakan dan aktivitas yang ditunjukkan secara langsung
dalam pemberian bantuan, dukungan, atau memungkinkan individu lain dan kelompok
didalam memenuhi kebutuhannya untuk memperbaiki kondisi kehidupan manusia atau dalam
menghadapi kematian.
3) “Culture” kebudayaan adalah suatu pembelajaran, pembagian dan transmisis nilai,
keyakinan norma-norma dan gaya hidup dalam suatu kelompok tertentu 4) “Culture Care”
mengacu pada pembelajaran subjektif dan objektif dan tranmisi nilai, keyakinan, pola hidup
yang membantu individu lain maupun kelompok untuk mempertahankan kesejahteraan
mereka.
5) “Culture Care Diversity” mengacu kepada suatu pengertian umum yang memiliki
kesamaan ataupun pemahaman yang paling dominan, pola-pola, nilai-nilai, atau simbol-
simbol perawatan di dalam maupun diantara suatu perkumpulan.
6) “Culture Care Universality” mengacu kepada suatu pengertian umum yang memiliki
kesamaan ataupun pemahaman yang paling dominan, pola-pola, nilai-nilai, atau simbol-
simbol yang dimanifestasikan diantara kebudayaan.

4
7) Keperawatan mengacu pada suatu pembelajaran humanistik dan profesi keilmuan serta
disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan fenomena keperawatan kebudayaan.
8) “World View” mengacu pada cara pandang manusia dalam memelihara dunia atau alam
semesta.
9) “Culture and social Strukture Demensions” mengacu pada suatu pola dinamis dan
gambaran hubungan struktural serta faktor-faktor organisasi dari bentuk kebudayaan.
10) Lingkungan mengacu pada totalitas dan suatu keadaan, situasi atau pengalaman-
pengalaman yang memberikan arti bagi perilaku manusia dan interaksi sosial.
11) “Environment Contect, Languange & Etnohistory” mengacu pada keseluruhan fakta-fakta
pada waktu yang lampau, kejadian-kejadian dan pengalaman individu, kelompok,
kebudayaan serta institusi yang difokuskan kepada manusia.
12) “Generic Care System” sistem perawatan pada masyarakat tradisional mengacu pada
pembelajaran kultural dan transmisi dalam masyarakat trandisional dengan menggunakan
pengetahuan dan keterampilan.
13) Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan secara kultural
memiliki nilai dan paktek serta merefleksikan kemampuan individu.
14) “Culture Care Amodation” teknik negosiasi atau akomodasi perawatan kultural mengacu
pada semua bantuan, dukungan, fasilitas atau pembuatan keputusan dan tindakan kreativitas
profesional.
15) “Culture Care Preservation” mempertahankan perawatan kultural mengacu pada semua
bantuan yang memungkinkan dapat menolong orang lain.
16) “Culture Care Reppatering” restruktisasi perawatan transkultural membantu klien untuk
mengubah cara hidup mereka agar lebih baik.
17) Curturally Congruent Care for Health perawatan kultural yang kongruen mengacu pada
kemampuan kognitif mengacu kepada kemampuan kognitif untuk membantu.
B. Hubungan Model Dengan Paradigma Keperawatan Cultur Care
1. Manusia
Adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai dan norma yang
diyakini dan berguna untuk menentukan pilihan dan menentukan pilihan. Menurut
Leininger, manusia memiliki kemampuan untuk mempertahankan kebudayaannya
setiap saat dimanapun mereka berada.

2. Sehat
Merupakan semua aktivitas yang dilakukan klien dalam aktivitas hidupnya,
berada dalam rentang sehat/sakit. Kesehatan adalah keyakinan, nilai, pola
kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara
keadaan seimbang/sehat yang dapat diamati dalam kegiatan sehari-hari.

5
3. Lingkungan
Didefinisikan sebagai totalitas fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, keyakinan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai
totalitas kehidupan dimana klien dan budayanya berinteraksi satu sama lain. Ada
tiga bentuk lingkungan, yaitu: fisik, sosial dan simbolik.
4. Keperawatan
Merupakan suatu proses atau rangkaian kegiatan dalam praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya.
Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah melindungi atau
mempertahankan budaya, mengakomodasi budaya dan mengubah budaya klien.
C. Penerapan teori Leininger pada proses keperawatan
1. Pengkajian dan Diagnosis
Penilaian antara level satu, dua, tiga meliputi:
a. sebuah. tingkat satu: pandangan dunia dan tingkat sistem sosial.
b. tingkat dua: individu, keluarga, komunitas kelompok dan institusi dalam sistem
kesehatan yang dilayani.
c. tingkat tiga: sistem rakyat, sistem profesional dan keperawatan.

2. Perencanaan dan implementasi


Level empat: nursing care decition and action
Culture care presenvation/maintanance
Culture care Accomodation/negotiations
Culture Care Reppaterning/restructing
3.Evaluasi
Dalam menerapkan proses keperawatan, pengetahuan budaya harus dimiliki
sebelum mengidentifikasi kondisi klien.

Pada level satu, pengetahuan dan informasi tentang struktur sosial dan pandangan
dunia budaya klien dipelajari. Selanjutnya diperlukan informasi tentang bahasa dan
lingkungan, teknologi, agama, filsafat dan kebangsaan, struktur sosial, nilai budaya dan
kepercayaan, politik, sistem hukum, ekonomi dan pendidikan. Pengetahuan ini diperlukan
untuk menerapkan keperawatan pada klien dalam konteks individu, keluarga, kelompok,
komunitas dan institusional (tingkat dua).
Pengkajian nilai keyakinan, perilaku klien, terhadap sistem kesehatan diperlukan
untuk mengidentifikasi kebutuhan klien guna merumuskan diagnosa keperawatan (level tiga).
Selanjutnya, setelah diagnosis keperawatan ditegakkan, perencanaan dan implementasi serta
tindakan disiapkan. Model Sunrise secara khusus tidak menggambarkan evaluasi sebagai
bagian khusus. Meskipun demikian, teori keperawatan transkultural memiliki arti penting
dalam rangka memenuhi kebutuhan asuhan yang bermanfaat bagi klien.

6
BAB III
ANALISA TEORI

A. Kelebihan

1. Teori ini bersifat komprehensif dan holistik yang dapat memberikan pengetahuan
kepada perawat dalam memberikan perawatan dengan latar belakang budaya yang
berbeda sehingga perawat dapat bernegosiasi.
2. Penggunaan triad ini dapat mengatasi hambatan faktor budaya yang akan berdampak
pada pasien, tenaga keperawatan dan pihak rumah sakit sehingga pasien bebas
memilih alternatif dan tindakan pengobatan yang ditawarkan.
3. Penggunaan teori transkultural dapat membantu perawat mengambil keputusan yang
kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Teori ini banyak digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan pengembangan

praktik keperawatan .
B. Kelemahan

1. Teori transkultural sangat luas sehingga tidak dapat berdiri sendiri dan hanya
digunakan sebagai pendamping berbagai model konseptual lainnya.
2. Teori transkultural ini tidak memiliki intervensi khusus dalam mengatasi masalah
keperawatan sehingga perlu dipadukan dengan model teori lainnya.
3. Teori ini juga tidak dapat sepenuhnya mengubah persepsi klien karena lebih
menekankan pada satu pilihan intervensi dalam melakukan tindakan.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori ini dapat digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan dengan
mempertimbangkan aspek budaya, nilai, norma dan agama. Teori ini dapat digunakan
untuk melengkapi teori konseptual lainnya dalam praktik asuhan keperawatan. Penerapan
teori Leinienger membutuhkan pengetahuan dan pemahaman tentang antropologi agar
dapat memberikan pendampingan keperawatan yang baik. Penerapan teori Leininger
memerlukan penggabungan teori-teori keperawatan terkait lainnya, seperti teori adaptasi,
self care dan lain-lain.

7
B. Saran

Makalah yang kami buat ini belum sempurna, maka jika ada kesalahan yang kami
buat kami mohon pembaca untuk menggali lebih banyak lagi referensi tentang perawatan
budaya Leininger, karena bagi perawat perlu memiliki wawasan tentang budaya sebelum

memberikan perawatan kepada klien. Sekian dari kami, sekali lagi semoga bermanfaat .

DAFTAR PUSTAKA

Barbacsy, I. (2011). Physical activity and postpartum functional status in primiparous


women, Queens University kingston, Ontario, Canada (September, 2011) Bani, S, (2011).
The effect of continous and interrupted episiotomy repair on pain severity and rate of perincal
Canavan (2012). Third and four degree perincal lacerations. Hand Book of Perincal
Lacerations

Anda mungkin juga menyukai