Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEORI CULTURE CARE LEININGER

DI SUSUN OLEH KELOMOK 7 :

1. DEWI MILIYANI (212133009)


2. HENDRA WAHYUDI (2121330)
3. MERRY JUNIARTI (2121330)
4. NINDI RIZKY AMALIA (2121330)
5. TIWI CAHYANI (2121330)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

MAKALAH PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN

“ TEORI CULTURE CARE LEININGER“

Mata Kuliah : Psikososial Dan Budaya Dalam Keperawatan


Hari/Tanggal :
Prodi : Profesi Ners Tahun 2022
Jurusan : Keperawatan

Pontianak, 15 Maret 2022

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

Ns. Mather, S.Kep, M.Sos


VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN POLTEKKES
KEMENKES PONTIANAK

VISI

"Menjadi Institusi Pendidikan Ners yang Bermutu dan Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif di Tingkat Regional
Tahun 2020"

MISI

1. Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang Keperawatan Gawat


Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis Kompetensi.
2. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
Penelitian.
3. Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat yang Unggul dalam
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
IPTEK dan Teknologi Tepat Guna.
4. Mengembangkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Mandiri,
Transparan dan Akuntabel.
5. Mengembangkan kerjasama baik lokal maupun regional.
KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah Psikososial Dan Budaya Dalam Keperawatan yang berjudul
“Transkultural Dalam Keperawatan”. Atas dukungan moral dan materil yang
diberikan dalam penyusunan modul ini, maka penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada:

1. Bapak Didik Hariyadi, S.Gz, M.Si selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Pontianak.
2. Ibu Nurbani, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan.
3. Ibu Ns. Halina Rahayu, M.Kep selaku Ketua Prodi Ners Keperawatan
Pontianak.
4. Bapak Ns. Mather, S.Kep, M.Sos selaku koordinator mata kuliah Psikososial
dan Budaya dalam Keperawatan.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan
sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga apa yang kami
sajikan pada makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Pontianak, 15 Maret 2022

Penulis

Kelompok 7
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Medeleine Leininger (lahir pada tanggal 13 Juli 1925 di Sutton,
Nebraska,Amerika Serikat dan meninggal di Omaha, Nebraska 10 Agustus
2012). Leininger adalah perintis teori keperawatan, pertama kali
diterbitkan pada tahun 1961. Kontribusinyauntuk teori keperawatan
melibatkan diskusi tentang apa itu peduli. Terutama dalam
mengembangkan konsep keperawatan transkultural, membawa peran
faktor budaya dalam praktek keperawatan ke dalam diskusi tentang
bagaimana terbaik hadir untuk mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan. Dr. Medeleine Leininger menempuh pendidikan dan gelar
akademis berikut dengan judul Tahun 1945 mengambil program diploma
di sekolah perawat St. Anthony, Denver CO dan menyelesaikan pada
tahun 1948, Tahun 1950 menyelesaikan pendidikan di St. Scholastica
College dan mendapat gelar sarjana dalam ilmu biologi, ilmu filsafat dan
humaniora dan BSN dari Benedictine,College, Atchison, KS.M., Tahun
1953memperoleh MSc Keperawatan dari CatholicUniversity America,
Washington DC., tahun 1954-1960, menjadi professor keperawatan dan
direktur program pasca sarjana di Universitas Cincinnati, Tahun 1965,
menjadiperawat pertama mendapat gelar Ph.D Doctor of Phylosophy
(Antropologi budaya dansosial), Tahun 1966, di tunjuk sebagai profesor
keperawatan dan antro pologi diUniversity of Colorado, di mana untuk
pertama kalinya perawatan transkultural diperkenalkan di dunia
keperawatan. Tahun 1969-1974, sebagai dekan dan profesor
UtahUniversity dan membuka program pertama untuk master dan dektoral
transkulturalkeperawatan. Tahun 1981, professor dan direktur pusat
penelitian kesehatan di Wayne StateUniversity. Saat bekerja di sini
Medeleine Leininger mendapat beberapa penghargaan,antara lain:
penghargaan bergengsi dari presiden dalam keunggulan dalam mengajar, -
The Board of Governor’s Distinguidhed Faculty Award, Gersheon’s
Research FellowshipAward. – Certified Transcultural Nurse CTN, -
Perawat Transkultural Bersetifikat. –FRCNA – Fellow of the Royal
Collage of Nursing in Australia FRCNA.

Medeleine Leininger adalah seorang antropology perawat perintis.


Menjabat dekan dari University of washington, Sekolah Keperawatan pada
tahun 1969, dia tetap dalam posisi itu sampai 1974. Janjinya mengikuti
perjalanan ke New Guinea pada tahun1960 yang membuka matanya untuk
kebutuhan perawat untuk memahami pasien dan latar belakang budaya
mereka dalam rangka untuk menyediakan perawatan. Dia dianggap oleh
beberapa orang sebagai “Magnet Mead keperawatan” dan diakui di seluruh
dunia sebagai pendiri keperawatan transkultural, sebuah program yang dia
menciptakan di Sekolah pada tahun 1974. Menjadi professor dan sekitar
70 perguruan tinggi, dia telahmenulis atau menyunting 27 buku dan
menerbitkan lebih dari 220 artikel, sekarang bisa kita lihat sebagai arsip di
Wayne State University digunakan juga sebagai bahanpenelitian.
Memberikan lebih dari 850 kuliah umum di seluruh dunia dan telah
mengembangkan software sendiri untuk perawat. Bidang
keahliannya adalah keperawatan traskultural, budaya di bidang
keperawatan dan kesehatan, antropologi danmasa depan dunia
keperawatan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah kami paparkan maka pokok
permasalahan dari makalah ini adalah ingin mengetahui apa itu teori
Cultural Care Model dari Leininger.

C. Tujuan Masalah
Makalah ini dibuat dengan tujuan memahami teori Cultural Care Sunrise
Model dari Leininger.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Model Konsep Teori Keperawatan Leininger


1. Pengertian
Medeliene Leininger adalah pelopor keperawatan transukultural
dan seorangpemimpin dalam keperawatan transkuktural serta teori asuhan
keperawatan yangberfokus pada manusia. Ia adalah perawat profesional
pertama yang meraihpendidikan doktor dalam ilmu antropologi sosial dan
budaya. Dia lahir di Sutton,Nabraska, dan memulai karir keperawatannya
setelah tamat dari program diplomadi “St. Anthony’s School of Nursing’
di denver
2. Asumsi
Dasar asumsi mendasari teori ini adalah perilaku caring. Caring
adalah esensi dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta
mempersatukan tindakan keperawatan. Tindakan caring dikatan sebagai
tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu
secara utuh. Perilaku caring semestinya diberikan kepada manusia sejak
lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan, masa pertahanan sampai
dikala manusia itu meninggal. Human caring secara umum dikatakan
sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan bimbingan
pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena yang
universal dimana ekspresi, struktyr dan polanya bervariasi diantara kultur
satu tempatdengan tempat lainnya.
3. Konsep utama
Teori keperawatan transkultural teori ini berasal dari disiplin ilmu
antropologi dan oleh Dr. M. Leininger dikembangkan dalam konteks
keperawatan. Leininger mendefinisikan keperawatan transkultural
sebagai bagian utama dari keperawatan yang berfokus pada studi
perbandingan dan analisa perbedaan budaya serta bagian budaya didunia
dengan tetap menghargai nilai-nilai asuhan, pengalaman sehat sakit
danjuga kepecayaan yang dimiliki oleh masyarakat. Transkultural nursing
adalah suatu area atau wilayah keilmuan budaya padaproses belajar dan
praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan danpersamaan
diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan
pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan , dan ilmu ini
digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau
keutuhan budaya kepada manusia.Tujuan keperawatan transkultural ialah
penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk mengembangkan
sains dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik
keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal. Kultur yang spesifik
adalah kultur dengan nilai-nilai norma yang spesifik dan tidak dimilikioleh
kelompok lain, seperti bahasa. Sedangkan kultur yang universal adalah
nilaiatau norma yang diyakini dan dilakukan hampir oleh semua kultur
seperti budaya berolahraga membuat badan sehat, bugar, budaya minum
teh dapat membuat tubuh sehat
Konsep utama dan definisi teori Leininger adalah
a) “Care” mengacu pada suatu fenomena abstrak dan kongkrit yang
berhubungan dengan pemberian bantuan, dukungan atau
kemungkinan pemberian pengalaman maupun perilaku kepada
orang lain sesuai dengan kebutuhannya dan bertujuan untuk
memperbaiki kondisi maupun cara hidup manusia.
b) “Caring” mengacu pada suatu tindakan dan aktivitas yang ditunjukkan
secara langsung dalam pemberian bantuan, dukungan, atau
memungkinkan individu lain dan kelompok didalam memenuhi
kebutuhannya untuk memperbaiki kondisi kehidupan manusia atau
dalam menghadapi kematian.
c) “Culture” kebudayaan merupakan suatu pembelajaran, pembagian dan
transmisis nilai, keyakinan norma-norma dan gaya hidup dalam suatu
kelompok tertentu.
d) “Culture Care” mengacu pada pembelajaran subjektif dan objektif dan
tranmisi nilai, keyakinan, pola hidup yang membantu individu lain
maupun kelompok untuk mempertahankan kesejahteraan mereka
e) “Culture Care Diversity” mengacu kepada suatu pengertian umum yang
memiliki kesamaan ataupun pemahaman yang paling dominan, pola-
pola, nilai-nilai, atau simbol-simbol perawatan di dalam maupun
diantara suatu perkumpulan.
f) “Culture Care Universality” mengacu kepada suatu pengertian umum
yang memiliki kesamaan ataupun pemahaman yang paling dominan,
pola-pola, nilai-nilai, atau simbol-simbol yang dimanifestasikan
diantara kebudayaan.
g) Keperawatan mengacu pada suatu pembelajaran humanistik dan profesi
keilmuan serta disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan fenomena
keperawatan kebudayaan.
h) “World View” mengacu pada cara pandang manusia dalam memelihara
dunia atau alam semesta
i) “Culture and social Strukture Demensions” mengacu pada suatu pola
dinamis dan gambaran hubungan struktural serta faktor-faktor
organisasi dari bentuk kebudayaan.
10)Lingkungan mengacu pada totalitas dan suatu keadaan, situasi
ataupengalaman-pengalaman yang memberikan arti bagi perilaku manusia
daninteraksi sosial
11)“Environment Contect, Languange & Etnohistory” mengacu pada
keseluruhanfakta-fakta pada waktu yang lampau, kejadian-kejadian dan
pengalamanindividu, kelompok, kebudayaan serta institusi yang
difokuskan kepadamanusia
12)“Generic Care System” sistem perawatan pada masyarakat
tradisionalmengacu pada pembelajaran kultural dan transmisi dalam
masyarakattrandisional dengan menggunakan pengetahuan dan
keterampilan
13)Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan
secarakultural memiliki nilai dan paktek serta merefleksikan kemampuan
individu
14)“Culture Care Amodation” teknik negosiasi atau akomodasi
perawatankultural mengacu pada semua bantuan, dukungan, fasilitas atau
pembuatankeputusan dan tindakan kreativitas profesional
15)“Culture Care Preservation” mempertahankan perawatan kultural
mengacupada semua bantuan yang memungkinkan dapat menolong orang
lain
16)“Culture Care Reppatering” restruktisasi perawatan transkultural
membantuklien untuk mengubah cara hidup mereka agar lebih baik
17)Curturally Congruent Care for Health perawatan kultural yang
kongruenmengacu pada kemampuan kognitif mengacu kepada
kemampuan kognitifuntuk membantu.

B. Hubungan Model Dengan Paradigma Keperawaran Culture Care


1. Manusia
Adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan
norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan
melakukanpilihan. Menurut Leininger manusia memiliki
kemampuan untukmempertahankan budayanya pada setiap saat
dimanapun dia berada.
2. Sehat
Adalah seluruh aktivitas yang dimiliki klien dalam engisi kehidupannya,
terletakpada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu keyakinan,
nilai, polakegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga
dan memeliharakeadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam
aktivitas sehari-hari.
3. Lingkungan
Didefinisikan sebagai keseleruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan,kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang
sebagai suatu totalitaskehidupan dimana klien dengan budayanya saling
berintekraksi. Terdapat tigabentuk lingkungan yaitu: fisik, sosial dan
simbolik.

4. Keperawatan
Adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan
yangdiberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya.
Strategi yangdigunakan dalam asuhan keperawatan adalah perlindungan
atau mempertahankanbudaya, mengakomodasi budaya dan mengubah
budaya klien.

C. Sunrise Model
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam
menjelaskan asuhankeperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam
bentuk matahari terbit (sunrise model). Geisser menyatakan bahwa proses
keperawatan ini digunakan olehperawat sebagai landasan berfikir dan
memberikan solusi terhadap masalah klien.Pengelolaan dalam keperawatan
dilaksanakan dari mulai tahap tahap pengkajian,diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Matahari terbit sebagai lambang atau si mbol perawatan. Suatu
kekuatan untuk memulai pada puncak dari model ini dengan pandangan dunia
dan keistimewaan struktur sosial untuk mempertimbangan arah yang
membuka pikiran yang mana inidapat mempengaruhi kesehatan dan
perawatan atau menjadi dasar untuk menyelidiki berfokus pada keperawatan
profesional dan sistem perawatan kesehatan secara umum. Anak panah berarti
mempengaruhi tetapi tidak menjadi penyebab atau garishubungan. Garis
putus-putus pada model ini mengindisikan sistem terbuka. Model ini
menggambarkan bahwa tubuh manusia tidak terpisahkan dari budaya mereka
Suatu hal yang perlu diketahui bahwa masalah dan intervensi keperawatan
tidak tampak pada teori dan model ini. Tujuan yang hendak dikemukakan
oleh Leininger adalah agar seluruh terminologi tersebut dapat diasosiasikan
oleh perawatan lainnya. Intervensi keperawatan ini dipilih tanpa menilai cara
hidup klien atau nilai-nilai yangakan dipersepsikan sebagai suatu gangguan,
demikian juga masalah keperawatan tidak selalu sesuai dengan apa yang
menjadi pandangan klien. Model ini merupakan suatu alat yang produktif
untuk memberikan panduan dalam pengkajian dan perawatan yang sejalan
dengan kebudayaan serta penelitian ilmiah.
Penerapan teori Leininger (Sunrise Model) pada proses keperawatan
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengkajian dan Diagnosis
Pengkajian diantara level satu, dua, tiga antara lain:
a. level satu: wordl view dan sosial system level
b. level dua: individual, families, group communities and institution in
diservehelath systemc. level tiga : folk system, professional system and
nursing.
2. Perencanaan dan implementasi
Level empat : nursing care decition and action Culture care
presenvation/maintananceCulture care Accomodation/negotiationsCulture
Care Reppaterning/restructing.

3. Evaluasi dalam penerapan proses keperawatan


Pengetahuan budaya harus dimiliki sebelum mengidentifkasi kondisi
klien. Pada level satu dikaji pengetahuan daninformasi tentang struktur
sosial dan pandangan dunia terhadap budaya klien. Selanjutnya
dibutuhkan informasi tentang bahasa dan lingkungan, teknologi,agama,
filosophi dan kebangsaan, sosial struktur, nilai budaya dan
kepercayaan,politik, legal sistem, ekonomi dan pendidikan. Pengetahuan
ini dibutuhkan dalam rangka mengaplikasikan keperawatan pada klien
dalam konteks individu, keluarga, kelompok, communitas dan
institusional (level dua). Penilaian terhadap nilai kepercayaan, tingkah
laku klien, terhadap sistem kesehatan diperlukan untuk mengidentifikasi
kebutuhan klien dalam rangka merumuskan diagnosa keperawatan (level
tiga). Selanjutnya setelah ditetapkan suatu diagnosa keperawatan maka
disusunlah perencanaan dan implementasi andaction. Sunrise model
secara spesifik tidak menjabarkan evaluasi sebagai suatu bagian khusus.
Walaupun demikian teori transkultural nursing makna penting dalam
rangka pemenuhan kebutuhan perawatan yang memberikan keuntungan
bagi klien.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Teori ini dapat digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan
denganmempertimbangkan aspek budaya, nilai-nilai, norma dan agama.
2. Teori ini dapat digunakan untuk melengkapi teori konseptual yang lain
dalampraktik asuhan keperawatan.
3. Penerapan teori Leinienger diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang
ilmuantropologi agar dapat memberikan ashan keperawatan yang baik.
4. Pelaksanaan teori Leininger memerlukan penggabungan dari teori
keperawatanyang lain yang terkait, seperti teori adaptasi, self care dan lain-
lain.

B. Saran
Makalah yang kami buat belum sempurna, jadi apabila terdapat kesalahan yang
kamibuat karena itu kami meminta pada pembaca agar menggali lebih banyak
referensimengenai culture care sunrise model dari Leininger ini, karena bagi
perawat sangatlah diperlukan wawasan mengenai kultur sebelum memberikan
asuhan kepada klien. Sekiandari kami, sekali lagi semoga bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Barbacsy, I. (2011). Physical activity and postpartum functional status in
primiparous women,Queens University kingston, Ontario, Canada (September,
2011)
Bani, S, (2011). The effect of continous and interrupted episiotomy repair on pain
severity andrate of perincal Canavan (2012).
Third and four degree perincal lacerations. Hand Book of Perincal Lacerations

Anda mungkin juga menyukai