Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“TEORI M. LEININGER”
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas I

Dosen Pengajar : Amiani Kristina, Ners., M.kep

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 9
Anjuwita NIM : 2019.c.11a.0999
Lisnawatie NIM : 2019.c.11a.1015
Lolita Amelia NIM : 2019.c.11a.1016
Rista Bela NIM : 2019.c.11a. 1027

YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah yang berjudul “TEORI M. LEININGER” ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa juga penulis mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dan dukungan
dari semua pihak yang telah membantu.
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
serta wawasan bagi para pembaca untuk kedepannya sehingga dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi. Penulis menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa, ataupun
penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari para pembaca.
Akhir kata penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat berguna dan membantu
proses pembelajaran bagi para pembaca, terutama bagi mahasiswa STIKes Eka Harap
Palangkaraya.

Palangka Raya, 09 Oktober 2021

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN ....................................................................................................2


2.1 Biografi Madeleine Leininger.......................................................................................2
2.2 Aplikasi Teori Madeleine Leineger..............................................................................3
2.3 Paradigma Keperawatan Teori Keperawatan Leininger...............................................4
2.4 Teori dan model konsep keperawatan Transkultural.....................................................4
2.5 Model Pelayanan Keperawatan Komunitas Menurut Madeleine Leininger..................6

BAB 3 PENUTUP..............................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................9
3.2 saran.....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau
suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari
fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara
langsung.Yang dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan
atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan
sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model
konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Berikut
ini adalah ringkasan beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh para perawat
profesional sehingga mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan
pada keyakinan dan nilai dasar keperawatan.Dalam makalah ini akan dibahas secara
teoritis pendapat ahli tentang konsep keperawatan yaitu Menurut Madeleine Leininger.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Biografi Madeleine Leininger ?
2. Apa saja Aplikasi Teori Madeleine Leineger ?
3. Bagaimana Paradigma Keperawatan Teori Keperawatan Leininger ?
4. Bagaimana Teori dan model konsep keperawatan Transkultural ?
5. Bagaimana Model Pelayanan Keperawatan Komunitas Menurut Madeleine
Leininger?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Biografi Madeleine Leininger
2. Untuk Mengetahui Aplikasi Teori Madeleine Leineger
3. Untuk Mengetahui Paradigma Keperawatan Teori Keperawatan Leininger
4. Untuk Mengetahui Teori dan model konsep keperawatan Transkultural

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Biografi Madeleine Leininger


1. Madeleine lahir di Sutton, Nebraska pada 13 Juli 1925, di sebuah lahan pertanian
hidup dengan empat saudara laki-laki dan seorang saudari
2. Tahun 1945, dia bersama saudarinya menjadi kadet di korps perawat dan mengambil
program diploma di sekolah perawat St. Anthony, Denver. Hal yang juga mendorong
dia menjadi seorang perawat di karenakan salah satu bibinya menderita penyakit
jantung bawaan, dia ingin membuat suatu perbedaan dalam kehidupan manusia,
khususnya di bidang perawatan.
3. Tahun 1948, menyelesaikan diploma keperawatan.
4. Tahun 1950, menerima gelar sarjana dalam ilmu biologi, ilmu filsafat dan humaniora
dariBenedictine College di Atchison, Kansas. Membuka pelayanan keperawatan dan
program pendidikan jiwa di Creighton University di Omaha , Nebraska.
5. Tahun 1953, Menerima gelar master dalam ilmu keperawatan dari University chatolik
of America, di Washington DC, pindah ke Cincinnati dan memulai program
pendidikan jiwa pertama di Amerika.
6. Tahun antara 1954-1960, menjadi professor keperawatan dan direktur program pasca
sarjana di Universitas Cincinnati. Juga menerbitkan buku tentang keperawatan
psikiatrik, di sebut Konsep Dasar Keperawatan Jiwa, dalam sebelas bahasa dan
digunakan di seluruh dunia.
7. Tahun 1965, Madeleine menjadi perawat pertama mendapat gelar Ph.D dalam
antropologi, di Washington University. sebagai bagian dari proses beliau mencari
penyelesaian masalah tidak cukup adekuat intervensi kejiwaan tradisional menjawab
kebutuhan anak-anak dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda.
8. Tahun 1966, di tunjuk sebagai professor keperawatan dan antropologi di University of
Colorado, di mana untuk pertama kalinya perawatan transkultural di perkenalakan di
dunia keperawatan.
9. Tahun 1969-1974, sebagai dekan,professor keperawatan dan dosen antropologi di
University Of Washington school of Nursing.
10. Tahun 1974-1980, menjabat sebagai dekan dan professor Utah University dan
membuka program pertama untuk master dan doktoral transkultural keperawatan.

5
11. Tahun 1981, professor dan direktur pusat penelitian kesehatan di Wayne State
University. Saat berkarya di sini Madeleine mendapat beberapa penghargaan, antara
lain :
a. Penghargaan bergengsi dari Presiden dalam keunggulan dalam mengajar.
b. The Board of Governor’s Distinguished Faculty Award.
c. Gershenson’s Research Fellowship Award.
d. Tahun 1990, di angkat sebagai “the Women in Science Award” oleh California
State University.
12. Tahun 1991, sebagai seoarang ahli teori keperawatan beliau menerbitkan teorinya
tentang perawatan keanekaragaman budaya dan universal dan menciptakan istilah
“culturally congruent care’ sebagai tujuan dari teorinya. Teori ini diuraikan dalam buku
keanekaragaman budaya perawatan dan universal. Mengembangkan metode
Ethnonursing dan melakukan penelitian di lapangan dengan membaur hidup bersama
suku Gadsup di dataran tinggi Timur di New Guinea tentang perawatn transkultural.

2.2 Aplikasi Teori Madeleine Leineger


Konsep Awal
 Teori Leininger berasal dari disiplin ilmu antropologi, tapi konsep teori ini relevan
untuk keperawatan.
 Leininger mendefinisikan “Transkultural Nursing” sebagai area yang luas dalam
keperawatan yang mana berfokus pada komparatif studi dan analisis perbedaan kultur
dan subkultur dengan menghargai prilaku caring, nursing care dan nilai sehat-sakit,
kepercayaan dan pola tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistic
body of knowledge untuk kultur yang spesifik dan kultur yang universal dalam
keperawatan.
 Tujuan dari transkultural dalam keperawatan adalah kesadaran dan apresiasi terhadap
perbedaan kultur.
 Culture care adalah teori yang holistic karena meletakkan didalamnya ukuran dari
totalitas kehidupan manusia dan berada selamanya, termasuk sosial struktur, pandangan
dunia, nilai cultural, konteks lingkungan, ekspresi bahasa dan etnik serta sistem
professional.

6
2.3 Paradigma Keperawatan Teori Keperawatan Leininger
a. Manusia / pasien
 Manusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-
norma yang diyakini yang berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan
tindakan
 Manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap
saat dimanapun dia berada.
b. Kesehatan
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki pasien dalam mengisi
kehidupannnya
c. Lingkungan
Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana pasien dengan
budayanya saling berinteraksi, baik lingkungan fisik, sosial dan simbolik.
d. Keperawatan
Keperawatan dipandang sebagai suatu ilmu dan kiat yang diberikan kepada pasien
dengan berfokus pada prilaku, fungsi dan proses untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan atau pemulihan dari sakit.

2.4 Teori dan model konsep keperawatan Transkultural


 Pengertian teori Transkultural
Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan oleh Dr. M. leininger
dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konsep
keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai
kultural yang melekat dalam masyarakat. Leininger beranggapan bahwa sangatlah
penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan
asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan
mengakibatkan terjadinya cultural shock. Cultural shock akan dialami oleh klien pada
suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai
budaya dan kepercayaan. Hal ini dapat menyebabkan munculnya rasa
ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan beberapa mengalami disorientasi. Kebutaan
budaya yang dialami oleh perawat ini akan berakibat pada penurunan kualitas
pelayanan keperawatan yang diberikan.

7
Transkultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses
belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan
diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai
budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk
memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada
manusia (Leininger, 2002).
Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensi dari
keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan
keperawatan. Tindakan Caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam
memberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku Caring semestinya
diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan, masa
pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal. Human caring secara umum
dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan bimbingan
pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena yang universal dimana
ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satu tempat dengan tempat
lainnya.
 Konsep dalam Transkultural Nursing
a. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari,
dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan  mengambil
keputusan.
b. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkanatau
sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu danmelandasi
tindakan dan keputusan.
c. Perbedaan budaya Dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yangoptimal dari
pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinanvariasi pendekatan
keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhanbudaya yang menghargai
nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakantermasuk kepekaan terhadap
lingkungan dari individu yang datang dan individu yang mungkin kembali lagi
(Leininger, 1985).
d. Etnosentris, diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain. adalah persepsi
yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang
terbaik

8
e. Etnis, berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang
digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
f. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan
asal muasal manusia
g. Etnografi, adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada
penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran
yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi
untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal
balik diantara keduanya.
h. Care, adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan
perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk
memenuhi kebutuhan baik actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi
dan kualitas kehidupan manusia.
i. Caring, adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,mendukung
dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau
antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
j. Cultural Care, berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui
nilai,kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing,
mendukung atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk
mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam
keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
k. Culturtal imposition, berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk
memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lainkarena
percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada kelompok lain.
 Transkultural Care Dengan Proses Keperawatan
Model konseptual asuhan keperawatan transkultural dapat dilihat pada gambar
berikut.

9
 Analisis Teori Transcultural Nursing
1. Kemampuan teori menhubungkan konsep dalam melihat penomena
Teori Transcultural Nursing yang digambarkan dalam Sunrise Model menunjukan
bahwa level satu dan dua dari teori memilki banyak kesamaan dengan beberapa teori
keperawatan lainnya sedangkan pada level ketiga dan keempat memiliki perbedaan
spesifik dan bersifat unik jika dibandingkan dengan teori lainnya.
2. Tingkat Generalisasi Teori
Teori dan model yang dikemukan oleh Leininger relatif tidak sederhana, namun
demikian teori ini dapat didemontrasikan dan diaplikasikan sehingga dapat diberikan
justifikasi dan pembenaran bagaimana konsep-konsep yang dikemukakan saling
berhubungan.
3. Tingkat Kelogisan Teori
Kelogisan teori Leininger adalah pada fokus dari pandangganya dengan melihat
bahwa latar belakang budaya pasien (individu, keluarga, kelompok, masyarakat) yang
berbeda sebagai bagian penting dalam rangka pemberian asuhan keperawatan.
4. Testabilitas teori
Teori Cultural care diversity and Universality dikembangkan berdasarkan atas
riset kualitatif dan kuantitatif.
5. Kemanfaatan Teori bagi Peningkatan Body Of Knowledge
Beberapa penelitian tentang konsep perawatan dengan memperhatikan budaya
telah memberikan arti akan pentingnya pengetahuan dan pemahaman tentang
perbedaan dan persamaan budaya dalam praktek keperawatan.
6. Kemanfaatan Teori pada Pengembangan Praktek Keperawatan
Teori ini sangat relevan dan dapat diterapkan secara nyata dalam praktek
keperawatan, karena teori ini mengemukakan adanya pengaruh perbedaan budaya

10
terhadap perilaku hidup sehat. Dan dalam aplikasinya teori ini sangat relevan dengan
penerapan praktek keperawatan komunitas.
7. Konsistensi Teori
Leininger menyampaikan pentingnya pemahaman budaya dalam rangka hubungan
perawat pasien yang juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Imoge King
yang menekankan pentingnya persamaan persepsi perawat pasien untuk pencapaian
tujuan.

2.5 Model Pelayanan Keperawatan Komunitas Menurut Madeleine Leininger


Model keperawatan Leininger biasa dikenal dengan model keperawatan transkultural,
mengingat Leininger menitikberatkan pada aspek kebudayaan yang terkait dengan status
kesehatan klien. Keperawatan transkultural merupakan suatu area / wilayah keilmuwan
budaya pada proses belajar dan praktik keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan
kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai
budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan
asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger,
2002). Konsep utama yang disoroti dari model keperawatan ini adalah konsep caring dan
perbedaan budaya (Leininger, 1980 dalam Leininger, 200). Diharapkan dengan
mempertimbangkan aspek kebudayaan dan memahaminya sebagai perbedaan, seorang
perawat bisa menghilangkan stereotype. Mengindari asumsi seperti inilah yang diharapkan
dapat membantu seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dari
berbagai latar belakang budaya.

Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan


keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise
Model) seperti yang terdapat pada gambar berikut. Dari model tersebut dapat diketahui
bahwa terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi keadaan suatu individu. Factor-
faktor inilah yang perlu dikaji untuk dijadikan landasan berpikir untuk menentukan asuhan
keperawatan apa yang tepat. Sedangkan untuk strategi keperawatan terkait intervensi menurut
Leininger dibagi menjadi tiga, yaitu mempertahankan budaya, negosiasi budaya, dan
restrukturisasi budaya.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan asuhan dipengaruhi oleh
elemen-elemen antara lain : struktur sosial seeperti tehnologi, kepercayaan dan faktor filosofi,
sistem sosial, nilai-nilai kultural, politik dan fakto-faktor legal, faktor-faktor ekonomi dan
faktor-faktor pendidikan. Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa
dan sejarah etnis, masing-masing sistem ini nerupakan bagian struktur sosial. Pada setiap
kelompok masyarakat : pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam masyarakat dan
praktek-praktek yang merupakan baggian integral dari aspek-aspek struktur sosial.Dalam
model sunrisenya Leineinger menampilkan visualisasi hubungan antara berbagai konsep yang
signifikan. Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger sebagai bentuk tindakan
dari asuhan) merupakan inti dari idenya tentang keperawatan. Memberikan asuhan
merupakan jantung dari keperawatan.Tindakan membantu didefinisikan sebagai perilaku
yang mendukung. Menurut Leineinger bantuan semacam ini baru dapat benar-benar efektif
jika latar belakang budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan
pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan budaya.

3.2 Saran

12
Penerapan teori Leinienger diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu
antropologi agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik. Pelaksanaan teori
leininger memerlukan pengabungan dari teori keperawatan yang lain yang terkait seperti teori
adaptasi, self care, dll.

DAFTAR PUSTAKA

Iskandar, R. (2015, Maret 18). Aplikasi Teori Transcultural Nursing Dalam Proses
Keperawatan. Retrieved from Academia Education: www.academia.edu.com Makhfudli, F.
E. (2013).

Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Selemba
Medika. Nela Indriani, d. (2017).

Teori Model Madeleine Leininger Dalam Praktik Keperawatan Komunitas. Retrieved


September 2018, 20, from Scribd: https://www.scribd.com Yohana, A. (2014).

13

Anda mungkin juga menyukai