DOSEN PENGAMPU:
Ns. HENDRI HERIYANTO, S.Kep, M.Kep
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
1. AHMAD ASRULLAH
2. AIBBA HAJJA NURAINI
3. AMI CAHYANI PUTRI
4. ANISA KHAMILLAH GUNANTO
5. BELLA SAMYA DWI PUTRI
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah falsafah dan teori
keperawatan dengan Judul “Teori Madeleine Leininger”. Penyusunan makalah ini penulis
mendapatkan bimbingan dan bantuan baik materi maupun nasihat dari berbagai pihak
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada dosen mata kuliah falsafah dan teori
keperawatan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekeliruan dan kekhilafan baik dari segi penulisan maupun penyusunan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari berbagai pihak agar penulis dapat
berkarya lebih baik dan optimal lagi di masa yang akan datang.
Penulis berharap semoga makalah yang telah penulis susun ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak serta dapat membawa perubahan positif terutama bagi penulis sendiri dan
mahasiswa Program Studi Keperawatan Sarjana Terapan Alih Jenjang Bengkulu lainnya.
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Batasan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Biografi Madeleine Leininger ............................................................3
B. Teori Medeleine Leininger ...............................................................4
C. Tujuan Teori Leininger.......................................................................5
D. Hubungan Model dan Paradigma Keperawatan.................................6
E. Kelebihan dan Kelemahan Teori Leininger .......................................6
D. Penerapan Teori Madeleine Leininger dalam Keperawatan...............7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak model konseptual dan teori yang telah dikembangkan para ahli
keperawatan, dimana teori dan model konseptual merupakan suatu cara untuk
memandang, menilai situasi kerja yang menjadi petunjuk bagi perawat dalam
mendapatkan informasi untuk menjadikan perawat peka terhadap apa yang terjadi
dan apa yang harus dia lakukan.
Teori-teori keperawatan juga digunakan dalam praktik, penelitian dan proses
belajar-mengajar dalam bidang keperawatan sehingga perlu diperkenalkan, dikaji
dan dikembangkan untuk memperkuat profesi keperawatan. Perawat perlu memiliki
latar belakang pengetahuan baik secara teoritis maupun empiris terhadap teori-teori
keperawatan yang ada sehingga perawat dapat memahami dan mengaplikasikan
teori-teori tersebut dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada klien sesuai
keadaannya. Salah satu teori keperawatan yang ada adalah teori keperawatan yang
dikembangkan oleh Madeleine Leininger yang lebih dikenal dengan teori “Trans
Cultural”.
B. Batasan Masalah
1. Bagaimana Biografi Madeleine Leininger?
2. Bagaimana Teori Madeleine Leininger?
3. Apa tujuan Teori Madeleine Leininger?
4. Bagaimana hubungan model dan paradigma keperaawatan?
5. Apa saja kelebihan dan kelemahan Teori Madeleine Leininger
6. Bagaimana penerapan Teori Madeleine Leininger dalam keperawatan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana biografi Madeleine Leininger
2. Untuk mengetahui bagaimana Teori Madeleine Leininger
3. Untuk mengetahui apa tujuan Teori Madeleine Leininger
4. Untuk mengetahui bagaimana hubungan model dan paradigma keperawatan
1
5. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kelemahan Teori Madeleine Leininger
6. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Teori Madeleine Leininger dalam
keperawatan
7.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Hal-hal yang melatarbelakangi lahirnya konsep teori Medeleine Leininger
antara lain di karenakan salah satu bibinya menderita penyakit jantung bawaan, dia
ingin membuat suatu perbedaan dalam kehidupan manusia, khususnya di bidang
perawatan. Hal inilah yang mendorong beliau untuk menjadi seorang perawat.
Kemudian pada saat beliau bekerja sebagai perawat spesialis di klinik anak Cincinnati
Amerika. Disinilah ia menemukan adanya kesulitan pada waktu memberikan asuhan
keperawatan pada anak-anak dari berbagai macam budaya yang berbeda. Kemudian ia
mulai meneliti suatu teori yang bisa membantu memecahkan masalah ini.
5
Figure 1 Model Sunrise dalam Teori Mandelein Leininger
6
kebudayaan yang spesifik dan universal (Leininger, dalam Ferry Efendi dan
Makhfudli, 2009). Dalam hal ini, kebudayaan yang spesifik merupakan kebudayaan
yang hanya dimiliki oleh kelompok tertentu. Misalnya kebudayaan Suku Anak
Dalam, Suku Batak, Suku Minang. Sedangkan kebudayaan yang universal adalah
kebudayaan yang umumnya dipegang oleh masyarakat secara luas. Misalnya,
kebiasaan mencuci tangan sebelum makan merupakan perilaku yang baik, untuk
meminimalisir tubuh terkontaminasi oleh mikroorganisme ketika makan. Dengan
mengetahui budaya spesifik dan budaya universal yang dipegang oleh klien, maka
praktik keperawatan dapat dilakukan secara maksimal.
7
D. Hubungan Model dan Paradigma Keperawatan
1. Manusia
Manusia adalah individu atau kelompok yamg memiliki nilai-nilai dan norma-
norma yang diyakini dan berguna untuk menentukan pilihan serta melakukan
tindakan. Menurut Leininger, manusia memiliki kecenderungan untuk
mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun ia berada.
2. Kesehatan
Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan secara
kultural memiliki nilai dan praktek serta merefleksikan kemampuan individu
maupun kelompok untuk menampilkan kegiatan budaya mereka sehari-hari,
keuntungan dan pola hidup.
3. Lingkungan
Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau pengalaman-
pengalaman yang memberikan arti bagi perilaku manusia, interpretasi, dan
interaksi sosial dalam lingkungan fisik, ekologi, sosial politik, dan atau susunan
kebudayaan.
4. Keperawatan
Keperawatan mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik dan profesi
keilmuan serta disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan fenomena perawatan
manusia yang bertujuan untuk membantu, memberikan dukungan, menfasilitasi,
atau memampukan individu maupun kelompok untuk memperoleh kesehatan
mereka dalam cara yang menguntungkan yang berdasarkan pada kebudayaan atau
untuk menolong orang-orang agar mampu menghadapi rintangan dan kematian.
9
proses pembelajaran keperawatan yang ada di dunia. Namun, Leinginger merasa
khawatir beberapa program menggunkannya sebagai fokus utama. Karena saat ini
pengaruh globalisasi dalam pendidikan sangatlah signifikan dengan presentasi dan
konsultasi di setiap belahan dunia.
Di Indonesia sendiri, sangat penting untuk menerapkan teori transcultural
nursing dalam sistem pendidikannya. Karena kelak, saat para perawat berhadapan
langsung dengan klien, mereka tidak hanya akan merawat klien yang mempunyai
budaya yang sama dengan dirinya. Bahkan, mereka juga bisa saja menghadapi
klien yang berasal dari luar negara Indonesia.
3. Kolaborasi (Colaboration)
Dalam mengaplikasikan teori Leininger di lingkungan pelayanan kesehatan
memerlukan suatu proses atau rangkaian kegiatan sesuai dengan latar belakang
budaya klien, Hal ini akan sangat menunjang ketika melakukan kolaborasi dengan
klien, ataupun dengan staf kesehatan yang lainnya. Nantinya, pemahaman
terhadap budaya klien akan diimplentasikan ke dalam strategi yang digunakan
dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Strategi ini merupakan strategi
perawatan peka budaya yang dikemukakan oleh Leininger, antara lain adalah:
a. Strategi I, Perlindungan/mempertahankan budaya.
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak
bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi
keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relavan, misalnya
budaya berolah raga setiap pagi.
b. Strategi II, Mengakomodasi/negosiasi budaya,
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan
untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih
menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih
dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan
kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang
berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani atau
nabati lain yang nilai gizinya setara dengan ikan,
c. Strategi III, Mengubah/mengganti budaya klien
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki
merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya
hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana
hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan
keyakinan yang dianut
4. Pemberi Perawatan (Care Giver)
Perawat sebagai care giver diharuskan memahami konsep teori Trunscultural
Nursing. Karena, bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan
terjadinya cultural shock atau culture imposition. Cultural shock akan dialami oleh
klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan
10
perbedaan nilai budaya. Culture imposition adalah kecenderungan tenaga
kesehatan (perawat), baik secara diam maupun terang- terangan memaksakan nilai
budaya, keyakinan, dan kebiasaan/perilaku yang dimilikinya pada individu,
keluarga, atau kelompok dan budaya.
Pemahaman budaya klien oleh perawat sangat mempengaruhi efektivitas
keberhasilan menciptakan hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik.
Bila perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul rasa tidak percaya
sehingga tidak akan terjadi hubungan terapeutik.
5. Manajemen
Dalam pengaplikasiannya di bidang keperawatan Transcultural Nursing bisa
ditemukan dalam manajemen keperawatan. Diantaranya ada beberapa rumah sakit
yang dalam memberikan pelayanan menggunakan bahasa daerah yang digunakan
oleh pasien. Hal ini memugkinkan pasien merasa lebih nyaman, dan lebih dekat
dengan pemberi pelayanan kesehatan. Bisa saja, tidak semua warga negara
Indonesia fasih dan nyaman menggunakan bahasa Indonesia. Terutama bagi
masyarakat awam, mereka justru akan merasa lebih dekat dengan pelayanan
kesehatan yang menggunakan bahasa ibu mereka. Hal ini dikarena nilai-nilai
budaya yang dipegang oleh tiap orangnya masih cukup kuat.
6. Sehat dan Sakit
Leininger menjelaskan konsep sehat dan sakit sebagai suatu hal yang sangat
hergantung, dan ditentukan oleh budaya. Budaya akan mempengaruhi seseorang
mengapresiasi keadaan sakit yang dideritanya.
Apresiasi terhadap sakit yang ditampilakan dari berbagai wilayah di Indonesia
juga beragam. Contohnya, Si A, yang berasal dari suku Batak mengalami
influenza disertai dengan batuk. Namun, dia masih bisa melakukan aktivitas
sehari-harinya secara normal. Maka dia dikatakan tidak sedang sakit. Karena di
Suku Batak, seseorang dikatakan sakit bila dia sudah tidak mampu untuk
menjalankan aktivitasnya secara normal.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Garis besar teori Medeleine Leininger adalah culture care diversity and
universality atau yang lebih dikenal dengan transcultural nursing. Berfokus pada
nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan pelayanan kesehatan berbasis budaya, serta di
dalam teorinya membahas khusus culture, cullture care, diversity, universality,
worldwide,ethnohistory. Tujuan penggunaan keperawatan Transcultural adalah
mengembangkan sains pohon keilmuan yang humanis, sehingga tercipta praktik
keperawatan pada kebudayaan yang spesifik dan universal.
Teori ini memiliki juga dapat diterapkan dalam berbagai bidang atau aspek
diantaranya bidang riset, edukasi, kolaborsi, pemberi perawatan, manajemen, dan
sehat sakit.
B. Saran
Pelaksanaan Teori Leininger memerlukan pengabungan dari teori keperawatan
yang lain yang terkait seperti teori adaptasi, self care, dan lain – lain , untuk itu dalam
penerapan teori Leinienger diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu
antropologi agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik.
.
12
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta
George, JB 1995. Teori Keperawatan, edisi ke-4. New Jersey: Dewan Prentice.
Gonzalo, Angelo. 2023. Nurseslab Madelein Leininger : transcultural nursing theory. Diakses pada 24
Februari 2024. https://nurseslabs.com/madeleine-leininger-transcultural-nursing-theory/#h-
transcultural-nursing-theory
Johnson, Betty M & Pamela B. Webber. 2005. Teori dan Penalaran dalam Keperawatan. Virginia:
Wolters Kluwer
Kozier, Barbara et al. (2000). Fundamental of Nursing : The nature of nursing practice in Canada. 1st
Canadian Ed, Prentice Hall Health. Toronto.
Sagar, Priscilla Limbo. 2014. Strategi Pendidikan Keperawatan Transculural, Amerika Serikat: Spinger
Publishing Company.
13