Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Penerapan Teori dan Model Keperawatan Imogene King” dengan tepat waktu.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori
Keperawatan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang
informasi seputar permasalahan atau kasus yang terjadi di masyarakat bagi para
pembaca dan juga bagi penulis, yaitu kasus mengenai pasien TBC.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. 3
BAB 1............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................... 4
1.2 Tujuan....................................................................................................................................... 5
BAB 2............................................................................................................................................................ 6
ISI................................................................................................................................................................... 6
2.1 Latar Belakang Teori................................................................................................................. 6
2.2 Asumsi Utama............................................................................................................................... 7
2.3 Konsep Teori dan Hubungan Teori.....................................................................................8
BAB 3......................................................................................................................................................... 11
PEMBAHASAN..................................................................................................................................... 11
3.1 Penerapan Teori................................................................................................................. 11
BAB 4......................................................................................................................................................... 15
PENUTUP................................................................................................................................................ 15
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 15
4.2 Saran.............................................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................... 16
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
5
BAB 2
ISI
6
bagi penyedia layanan kesehatan lainnya. pengetahuan keperawatan berbasis
budaya diharapkan memperluas praktik keperawatan dan memberikan
layanan kesehatan.
7
2.3 Konsep Teori dan Hubungan Teori
8
Konsep Theory Cultural Care Diversity and Universality yang
dikemukakan oleh Leininger mencakup :
1. Human Care and Caring
Fenomena yang erat kaitannya dengan bimbingan bantuan, dukungan
perilaku pada individu, keluarga, kelompok, dengan adanya tindakan
untuk memenuhi kebutuhan
2. Culture
suatu pembelajaran pembagian dan transmisi nilai keyakinan norma
dan gaya hidup yang memberikan arahan dalam berkehidupan.
3. Culture Care
Keperawatan yang mengacu pada pembelajaran subjektif dan objektif
yang membantu dan mendukung individu lain maupun kelompok
dalam mempertahankan kesejahteraan, kesehatan, serta untuk
memperbaiki kondisi kehidupan.
4. Culture Care Diversity
Keragaman perawatan yang mengacu pada variabel perbedaan pola,
nilai, gaya hidup, dan simbol perawatan yang dihubungkan terhadap
pemberian bantuan dan dukungan yang memampukan manusia
melakukan suatu perawatan
5. Culture Care Universality
Kesatuan perawatan yang mengacu pada suatu pengertian umum yang
memiliki kesamaan dan pemahaman yang paling dominan serta
merefleksikan pemberian bantuan dan dukungan
6. Worldview
Sebuah pandangan dunia yang mengacu pada cara pandang manusia
memelihara dunia untuk menampilkan suatu gambaran dan nilai yang
ditegakkan dalam lingkungan disekitarnya.
7. Cultural and Social Strukture Dimensions
Mengacu pada suatu pola dinamis gambaran hubungan struktural dan
faktor kelompok dari suatu bentuk kebudayaan dan faktor etnohistory.
8. Environmental Context
9
Mengacu pada totalitas suatu lingkungan atau peristiwa dengan
pengalaman terkait yang memberikan makna interpretasi
9. Ethnohistory
Mengacu pada kronolgi fakta sebagaimana disaksikan tentang orang-
orang yang ditunjuk dalam suatu budaya.
10. Emic
Mengacu pada pandangan dan nilai lokal tentang suatu fenomena
11. Etnic
Mengacu pada pandangan orang luar yang bersifat universal dan nilai-
nilai tentang suatu fenomena.
12. Health
Keadaan sejahtera yang secara budaya dinilai oleh individu dan
kelompok serta memungkinkan mereka berfungsi dalam kehidupan
sehari-harinya.
13. Transcultural Nursing
Mengacu pada bidang formal pengetahuan, praktik humanistic, dan
ilmiah yang berfokus pada fenomena dan kompetensi culture care
yang holistik.
14. Culture Care Preservation or Maintenance
Mengacu pada bantuan pengambilan keputusan dan tindakan
profesional yang memungkinkan dapat menolong orang lain dan
mempertahankan nilai perawatan.
15. Culture Care Accommodation or Negotiation
Mengacu pada semua dukungan pembuatan keputusan dan tindakan
kreativitas profesional yang memungkinkan dapat menolong
masyarakat untuk bernegosiasi dengan pihak lain.
16. Culture Care Repatterning or Restructuring
Mengacu pada seluruh bantuan keputusan dan tindakan profesional
yang dapat menolong klien untuk mengubah cara hidup
17. Culturally Competent Nursing Care
Mengacu pada penggunaan keperawatan yang berbasis budaya dan
pengetahuan kesehatan dalam cara yang kreatif serta bermakna.
10
BAB 3
PEMBAHASAN
11
keperawatan, sudah pastinya perawat akan melakukan kolaborasi
dengan klien dan tenaga kesehatan lain, dan dalam kolaborasi ini
perawat harus bisa menyesuaikan asuhan keperawatan sesuai dengan
budaya klien. Perawat dan klien bisa saling bekerja sama untuk dapat
memilih asuhan yang tepat sesuai dengan budaya yang dianut. Begitu
pula dengan tenaga kesehatan yang lain juga harus sama-sama tau apa-
apa saja pantangan dari setiap budaya yang ada sehingga tercipta
pelayanan kesehatan yang sesuai.
4. Pemberi Perawatan (Care Giver)
Perawat sebagai care giver diharuskan memahami konsep teori
Transcultural Nursing. Karena, bila hal tersebut diabaikan oleh perawat,
akan mengakibatkan terjadinya cultural shock atau culture imposition.
Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana
perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya. Maka
dari itu sebelum memberikan asuhan keperawatan, perawat harus
mengkaji terlebih dahulu apa budaya dari pasien, agar tidak terjadinya
miskomunikasi yang akhirnya dapat membuat pasien tidak nyaman
dalam menjalankan proses penyembuhannya.
Kasus
Klien post natal 1 hari, melahirkan di bidan pukul 22.00 WIB dengan usia
kehamilan 40 minggu. Kehamilan yang kedua dan diharapkan oleh pasangan
suami istri. Mulai merasakan mulas sejak pukul 12.00 dini hari, berharap
dapat melahirkan di emak paraji (indung beurang). Pukul 04.00 klien
merasakan adanya cairan yang keluar dari kemaluannya, berwarna bening,
oleh indung beurang dicoba untuk mengeluarkan bayi dengan cara diurut dari
bagian atas perut, minum air kelapa muda tetapi ternyata bayi tidak mau
keluar. Setelah Klien kecapaian dan tidak ada tenaga lagi untuk mengejan oleh
indung beurang klien dibawa ke puskesmas yang berjarak 50 km (1 jam
perjalanan menggunakan ojek) dari tempat tinggal klien. Setelah dirangsang
12
bayi keluar pukul 22.00 di puskesmas. Keluarga memaksa membawa pulang
bayi dan ibu yang baru melahirkan karena menurutnya bayi tidak boleh berada
terlalu lama di luar rumah.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Sunda. Wanita setelah melahirkan
pantang makan-makanan yang berbau hanyir (amis) seperti ikan, telur karena
akan menyebabkan proses penyembuhan pada alat kelamin akan lama (sulit
kering). Ibu diwajibkan menggunakan kain panjang (stagen) agar perut ibu
dapat kembali seperti keadaan semula sebelum hamil selama 3 bulan. Bagi
bayi, sebelum berusia 40 hari bayi akan dipasangkan bawang putih, peniti,
jarum dan gunting yang dimasukkan ke dalam kantong (buntel kadut) dan
disematkan pada baju bayi. Pada saat kelahiran anak pertama ibu membuang
air susu pertama yang masih berwarna bening (colostrum) karena menurut ibu
dan orang tua bayi akan mengalami keracunan dan mati. Bayi yang belum
diberi ASI akan diberi air gula jawa sampai usia ± 3 hari, bahkan anak yang
pertama pada hari kedua diberi makan dengan pisang karena bayinya yang
masih lapar meskipun sudah diberi air gula jawa. Untuk plasenta bayi,
orangtua bayi akan mencuci bal sampai bersih, diberi perlengkapan (tujuh
potong kain perca dengan warna berbeda), dibungkus dengan kain putih bersih
dan dikubur dibelakang rumah. Selama 7 hari 7 malam diberi penerangan
dengan tujuan agar bayi yang baru lahir juga akan terang. Mereka percaya
bahwa bali adalah saudara muda yang akan mendampingi bayi dalam keadaan
suka dan duka.
13
b. Cultural care accomodation/negotiation
1.) Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien
2.) Jelaskan tentang pentingnya makan-makanan yang mengandung
protein. Ikan dan telur boleh saja tidak dimakan tetapi harus diganti
dengan tempe dan tahu, kalau bisa sekali-kali makan daging ayam
untuk memenuhi kebutuhan protein hewani baik kepada orang tua
maupun keluarga klien.
3.) Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
c. Cultual care repartening/reconstruction
1.) Jelaskan kepada klien tentang pentingnya pemberian colostrum untuk
meningkatkan pertahanan tubuh bayi.
2.) Jelaskan kepada klien akan pentingnya pemberian ASI exclusive
sampai dengan 6 bulan, tanpa pemberian makanan tambahan lain,
hanya ASI.
3.) Gunakan gambar-gambar yang lebih mudah dipahami oleh klien
4.) Jelaskan pada klien bahwasanya pemberian pisang pada hari kedua
akan sangat membahayakan kesehatan pencernaan bayi dan berikan
contoh- contoh dimana bayi yang baru lahir diberi makan pisang dapat
mengakibatkan kematian.
5.) Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yang
diberikan dan melaksanakannya
6.) Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budaya
kelompok
7.) Gunakan pihak ketiga misalnya keluarga yang sekolah sampai ke tahap
SMA atau pada saat menjelaskan juga menghadirkan kepala desa
sebagai pemimpin di daerah tersebut.
8.) Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatan
yang dapat dipahami oleh klien dan orang tua
9.) Berikan informasi pada klien tentang sarana kesehatan yang dapat
dugunakan misalnya imunisasi di Puskesmas untuk melindungi bayi
dari berbagai penyakit mematikan.
14
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Theory Cultural Care Diversity merupakan salah satu dari Middle Range
Theory yang dikemukakan oleh Medeleine Leininger, yang digunakan
sebagai dasar pemberian asuhan keperawatan dengan memperhatikan aspek
kultural atau nilai-nilai budaya pada masyarakat sehingga diharapkan mampu
memperluas praktik keperawatan dan memberikan layanan kesehatan.
Penerapan teori ini dilakukan dengan menyesuaikan tindakan asuhan
keperawatan dengan gaya hidup atau budaya klien untuk proses
penyembuhan.
4.2 Saran
Dalam penerapan teori ini sebaiknya sebagai perawat lebih memperhatikan
tentang nilai-nilai budaya atau keyakinan klien agar membantu proses
penyembuhan lebih cepat, namun dengan pemilihan asuhan keperawatan
yang tepat. Selain itu, pelaksanaan teori ini juga memerlukan penggabungan
dari teori lain yang terkait untuk memberikan layanan kesehatan yang
makskmal.
15
DAFTAR PUSTAKA
McFarland, M., Mixer, S., Webhe-Alamah, H. and Burk, R., 2012. Ethnonursing:
A Qualitative Research Method for Studying Culturally Competent Care
across Disciplines. International Journal of Qualitative Methods, 11(3),
pp.259-279.
16