Oleh:
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hasirat Allah SWT., karena berkat limpahan rahmat serta hidayahNya,
kami diberikan kekuatan untuk dapat menyusun makalah ini dengan judul teori culture care
leininger hingga selesai. Makalah yg kami buat ini dapat menjadi salah satu referensi untuk
para pembaca, dan menambahkan wawasan tentang sejarah teori-teori yang ada dalam
keperawatan melalui makalah yang kami buat, yang tentunya bisa membantu para pembaca
untuk tahu lebih lanjut mengenai teori culture care Leininger.
Meskipun telah berusaha untuk menghindarkan kesalahan, kami menyadari juga bahwa
makalah ini masih mempunyai kelemahan sebagai kekurangannya. Karena itu, kami berharap
agar pembaca berkenan menyampaikan kritikan. Dengan segala pengharapan dan
keterbukaan, kami menyampaikan rasa terima kasih dengan setulus-tulusnya. Akhir kata,
kami berharap agar makalah ini dapat membawa manfaat kepada pembaca.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................... 2
1.4 Manfaat penulisan......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Teori...................................................................................... 3
2.2 Definisi Teori Trans Culture dan culture care................................................. 4
2.3 Asumsi Dasar Teori Culture............................................................................ 5
2.4 Konsep Teori Keperawatan Transcultural…………………………………… 6
2.5 Konsep Dalam Teori Transcultural Nursing………………………………… 9
2.6 Paradigma Keperawatan……………………………………………………... 11
BAB III ANALISA TEORI
3.1 Kelebihan………………………………………………………………………13
3.2 Kekurangan……………………………………………………………………. 13
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 14
B. Saran..................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ilmu keperawatan didasarkan pada suatu teori yang sangat luas. Proses keperawatan
adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Keperawatan
merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang merupakan suatu bentuk
layanan kesehatan yang berdasarkan pada ilmu dan etika keperawatan. Keperawatan sebagai
bagian integral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan.
Banyak model konseptual dan teori yang telah dikembangkan para ahli keperawatan,
dimana teori dan model konseptual merupakan suatu cara untuk memandang, menilai situasi
kerja yang menjadi petunjuk bagi perawat dalam mendapatkan informasi untuk menjadikan
perawat peka terhadap apa yang terjadi dan apa yamg harus dilakukan.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan yang ada adalah teori keperawatan yang
dikembangkan oleh Madeleine Leininger yang lebih di kenal dengan teori “trans Cultural”.
1.2. Rumusan Masalah
1
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan umum
1.3.2. Tujuan khusus
1.4. Manfaat
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Madeleine Leininger (13 Juli 1925 di Sutton, Nebraska, Amerika Serikat ) adalah
perintis teori keperawatan, pertama kali diterbitkan pada tahun 1961. kontribusinya untuk
teori keperawatan melibatkan diskusi tentang apa itu peduli. Terutama, ia mengembangkan
konsep keperawatan transcultural. membawa peran faktor budaya dalam praktek keperawatan
ke dalam diskusi tentang bagaimana terbaik hadir untuk mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan. Dr Madeleine Leininger memegang gelar akademis berikut dan judul:
6. FRCNA – Fellow of the Royal College of Nursing in Australia FRCNA – Fellow dari
Royal College of Nursing di Australia.
3
Dia telah menulis atau menyunting 27 buku dan mendirikan Journal of Transcultural
Perawatan untuk mendukung penelitian Transcultural Keperawatan Society, yang ia mulai
tahun 1974.
Dr Leininger telah menyediakan bahan berikut yang dapat didownload pada forum
diskusi: Enabler Sunrise (Sunrise Model), Paket Informasi tentang Dr Leininger, Informasi
tentang Leininger’s 2005 Dr Awards Terobosan dan Beasiswa, Surat Terbuka untuk Perawat
dengan Informasi Kontak. Madeleine Leininger adalah pendiri gerakan Transcultural
Keperawatan di seluruh dunia. Dia tetap sebagai salah satu penulis paling produktif
keperawatan dan otoritas terkemuka di seluruh dunia dalam bidang perawatan
budaya. Pendidikan Madeliene M. Leininge :
1. Tahun 1948 lulus dari St. Anthony·s School of Nursing, Denver, CO.
Care adalah suatu fenomena abstrak dan konkrit yang berhubungan dengan
pemberian bantuan, dukungan ,atau memungkinkan pemberian pengalaman maupun prilaku
4
kepada orang lain sesuai dengan kebutuhannya dan bertujuan untuk memperbaiki kondisi
maupun cara hidup manusia.
Human caring secara umum dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan
dukungan dan bimbingan pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena
yang universal dimana ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satu tempat
dengan tempat lainnya.
Asumsi mayor untuk mendukung teori cultural care: diversity and universality yang
dikemukakan oleh Leininger.
a. Perawatan (caring) yang didasarkan pada kebudayaan adalah suatu aspek esensial untuk
memperoleh kesejahteraan, kesehatan, pertumbuhan, dan ketahanan, serta kemampuan
untuk menghadapi rintangan maupun kematian.
b. Perawatan yang berdasarkan budaya adalah bagian yang paling komprehensif dan
holisatic untuk mengetahui, menjelaskan, menginterpretasikan dan memprediksikan
fenomena asuhan keperawatan serta memberikan panduan dalam pengambilan
keputusan dan tindakan perawatan.
5
c. Keperawatan transcultural adalah disiplin ilmu perawatan humanistic dan profesi yang
memiliki tujuan utama untuk melayani individu, dan kelompok.
d. Caring yang berdasarkan kebudayaan adalah suatu aspek esensial untuk mengobati dan
menyembuhkan dimana pengobatan tidak akan mungkin dilakukan tanpa perawatan,
sebaliknya perawatan dapat tetap eksis tanpa pengobatan.
e. Konsep keperawatan cultural, arti, ekspresi, pola-pola, proses dan struktur dari bentuk
perawatan transkultural yang beragam dengan perbedaan dan persamaan yang ada.
f. Setiap kebudayaan manusia meiliki pengetahuan dan praktek perawatan tradisional serta
praktik professional yang bersifat budaya dan individual.
g. Praktik perawatan keyakinan dan nilai budaya dipengaruhi oleh dan cenderung tertanam
dalam pandangan dunia, bahasa, filosofi, agama, kekeluargaan, sosial, politik,
pendidikan, ekonomi, tehnologi, etnohistory, dan lingkungan kebudayaan.
6
sehati sakit, serta pola-pola tingkah laku yang bertujuan mengembangkan body of
knowledge yang ilmiah dan humanistik guna memberi tempat praktik keperawatan
transkultural ini menenkankan pentingnya peran keperawatan dalam memahami budaya klien.
Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya klien, baik individu,
keluarga, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture shock maupun culture
imposition. Culture shock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba mempelajari atau
beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya tertentu (klien). Klien akan merasakan
perasaan tidak nyaman, gelisah, dan disorientasi karena perbedaan nilai budaya, keyakinan,
dan kebiasaan. Sedangkan culture imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan
(perawat), baik secara diam-diam maupun terang-terangan, memaksakan nilai-nilai budaya,
keyakinan dan kebiasaan atau perilaku yang diilikinya kepada individu, keluarga atau
kelompok dari budaya lain karena mereka meyakini bahwa budayanya lebih tinggi dari pada
budaya kelopok lain.
Dimensi budaya dan struktur sosial tersebut leininger dipengaruhi oleh tujuh faktor,
faktor tersebut antara lain:
1. Faktor tekhnologi
6. Faktor ekonomi
7. Faktor pendidikan.
7
Faktor-faktor tersebut merupakan totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau pngalaman
yang memberi arti bagi perilaku manusia, interpretasi dan interaksi sosial dalam tatanan fisik,
ekologi, sosial-politik, dan /strutur kebudayaan termasuk di dalamnya adalah etnohistori atau
riwayat kebudayaan yang mengacu pada keseluruhan fakta pada masa lampau, kajadaian, dan
pengalaman individu, kelompok, kebudayaan, serta suatu institusi yang difokuskan pada
manusia/masyarakat yang menggambarkan, menjelaskan, dan menginterpretasikan cara hidup
manusia dalam suatu bentuk kebudayaan tertentu dalam jangka panang maupun pendek.
Semua faktor tersebut berbeda pada setiap negara atau area, sesuai dengan kondisi
masing-masing daerah, dan akan memengaruhi pola/cara dan praktik keperawatan semau
langkah-langkah perawatan tersebut ditunjukkan untuk pemeliharaan kesehatan holistik,
penyembuhan penyakit dan persiapan menghadapi kematian. Oleh karena itu, ketujuh faktor
tersebut harus dikaji oleh perawat sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada klien
sebab masing-masing faktor memberi pengaruh terhadap ekspresi, pola dan praktik
keperawatan (care expression, patterns, and practices). Dengan demikian, ketujuh faktor
tersebut besar kontribusinya, terhadap pencapaian kesehatan secara holistik atau kesejahteraan
manusia, baik pada level individu, keluarga, kelompok, komunitas, maupun institusi, di
berbagai sistem kesehatan. Jika disesuaikan dengan proses keperawatan ketujuh faktor
tersebut masuk ke dalam level pertama yaitu tahap pengkajian.
Oleh karena itu, perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana tindakan
keperawatan yang akan diberikan kepada masyarakat. Jika disesuaikan dengan proses
keperawatan, hal tersebut merupakan tahap perencanaan tindakan keperawatan.
8
3. Culture care repatterning/restructuring, yaitu prinsip merekonstruksikan atau
mengubah desain untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup
klien ke arah yang lebih baik.
Hasil akhir yang diperoleh melalui keperawatan transkultural pada asuhan keperawatan
adalah tercapainya culture congruent nursing care health and well being, yaitu asuhan
keperawatan yang kompeten berdasarkan budaya dan pengetahuan kesehatan yang sensitif,
kreatif, serta cara-cara bermakna guna mencapai tingkat kesehatan dan kesejahteraan bagi
masyarakat.
Leininger mengembangkan istilah baru untuk prinsip dasar teorinya. Ini definisi dan
prinsip-prinsip istilah kunci untuk memahami teori tersebut. Di bawah ini adalah ringkasan
dasar prinsip yang penting untuk memahami teori Leininger :
1. Care adalah untuk membantu orang lain dengan kebutuhan nyata atau diantisipasi
dalam upaya untuk memperbaiki kondisi manusia yang menjadi perhatian atau untuk
menghadapi kematian.
2. Merawat adalah tindakan atau kegiatan diarahkan memberikan perawatan.
3. Budaya mengacu pada belajar, berbagi, dan dipancarkan nilai-nilai,
keyakinan, norma, dan kehidupan dari individu tertentu atau kelompok yang
membimbing mereka berpikir, keputusan, tindakan, dan cara berpola hidup.
4. Perawatan Budaya mengacu pada beberapa aspek budaya yang mempengaruhi
seseorang atau kelompok untuk meningkatkan kondisi manusia atau untuk
menangani penyakit atau kematian.
5. Keragaman budaya peduli merujuk pada perbedaan dalam makna, nilai, pantas
tidaknya perawatan di dalam atau di antara kelompok-kelompok orang yang berbeda.
6. Universalitas peduli Budaya mengacu pada perawatan umum atau arti serupa yang
jelas di antara banyak budaya. Keperawatan adalah profesi yang dipelajari dengan
disiplin terfokus dengan perawatan fenomena.
9
7. Worldview mengacu pada cara orang cenderung untuk melihat dunia atau alam
semesta dalam menciptakan pandangan pribadi tentang hidup.
8. Budaya dan dimensi struktur sosial termasuk faktor yang berhubungan dengan
agama, struktur sosial, politik / badan hukum, ekonomi, pola pendidikan-terns,
penggunaan teknologi, nilai-nilai budaya, dan ethnohistory yang di-fluence tanggapan
budaya manusia dalam konteks budaya.
9. Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan budaya dan
dihargai oleh budaya yang ditunjuk.
10. Pelestarian budaya perawatan atau pemeliharaan mengacu pada kegiatan
pelayanan keperawatan yang membantu orang dari budaya tertentu untuk menyimpan
dan menggunakan inti kebudayaan nilai perawatan terkait dengan masalah kesehatan
atau kondisi.
11. Budaya akomodasi perawatan atau negosiasi merujuk kepada tindakan
keperawatan kreatifyang membantu orang-orang dari budaya tertentu beradaptasi
dengan atau bernegosiasi dengan lain- ers dalam kesehatan masyarakat dalam upaya
untuk mencapai tujuan bersama dari hasil kesehatan yang optimal untuk klien dari
budaya yang ditunjuk. Memahami Kerja Theorists Perawat
12. Budaya perawatan restrukturisasi mengacu pada tindakan terapi yang diambil oleh
budaya perawat yang kompeten atau keluarga. Tindakan ini memungkinkan atau
sebagai klien untuk mengubah perilaku kesehatan pribadi terhadap
menguntungkan hasil sementara menghormati nilai-nilai budaya klien.
Leininger mengusulkan bahwa ada tiga modus untuk membimbing penilaian asuhan
keperawatan, keputusan, atau tindakan untuk memberikan perawatan yang tepat, bermanfaat,
dan bermakna yaitu :
Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan care dipengaruhi oleh
elemen-elemen berikut yaitu : Struktur sosial seperti teknologi, kepercayaan dan factor
filosofi, sistem sosial, nilai-nilai cultural, politik dan factor-faktor legal, factor-faktor
ekonomi, dan factor-faktor pendidikan. Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks
lingkungan, bahasa dan sejarah etnis, masing-masing sistem ini merupakan bagian struktur
10
sosial. Pada setiap kelompok masyarakat; pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam
masyarakat dan praktek-praktek. Yang merupakan bagian integral dari aspek-aspek struktur
sosial (Leininger dan MC Farland 2002). Dalam model Sunrisenya Leininger menampilkan
visualisasi hubungan antara beberapa konsep yang disignifikan.
Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger sebagai bentuk tindakan dari
asuhan) merupakan inti dari idenya tentang keperawatan. Memberikan asuhan merupakan
jantung dari keperawatan. Tindakan membantu didefinisikan sebagai prilaku yang
mendukung. Menurut Leininger bantuan semacam itu baru dapat benar-benar efektif jika latar
belakang budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan pemberian asuhan
selalu dikaitkan dengan budaya. Beberapa inti dari model teorinya :
2.6. Paradigma Keperawatan
1. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan
norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan
pilihan.Menurut Leininger (1984) manusiamemiliki kecenderungan untuk
11
mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and
Davidhizar, 1995).
2. Sehat
3. Lingkungan
4. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya.
Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan individu sesuai dengan budaya klien.
12
BAB 3
ANALISA TEORI
3.1. Kelebihan
1. Teori ini bersifat komprehensif dan holistik yang dapat memberikan pengetahuan kepada
perawat dalam pemberian asuhan keperawatan dengan latar belakang budaya yang
berbeda.
2. Teori ini sangat berguna pada setiap kondisi perawatan untuk memaksimalkan
pelaksanaan model-model teori lainnya (teori Orem, King, Roy, dll).
3. Penggunaan teori ini dapat membatasi hambatan faktor budaya yang akan berdampak
terhadap pasien, staf keperawatan dan terhadap rumah sakit.
4. Penggunaan teori transcultural dapat membantu perawat untuk membuat keputusan yang
kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan.
5. Teori ini banyak digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan pengembangan praktek
keperawatan.
3.2. Kekurangan
1. Teori transcultural bersifat sangat luas sehingga tidak bisa berdiri sangat luas sehingga
tidak bisa berdiri sendiri dan hanya digunakan sebagai pendamping dari berbagai macam
konseptual model lainnya.
2. Teori transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam mengatasi masalah
keperawatan sehingga perlu dipadukan dengan model teori lainnya.
BAB 4
13
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan asuhan dipengaruhi oleh
elemen-elemen antara lain: struktur sosial seeperti tehnologi, kepercayaan dan faktor filosofi,
sistem sosial, nilai-nilai kultural, politik dan fakto-faktor legal, faktor-faktor ekonomi dan
faktor-faktor pendidikan.
Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa dan sejarah etnis,
masing-masing sistem ini nerupakan bagian struktur sosial. Pada setiap kelompok masyarakat
pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam masyarakat dan praktek-praktek yang
merupakan baggian integral dari aspek-aspek struktur sosial.
4.2. Saran
Kami menyadari bahwa kekurangan dalam makalah yang kami buat di atas merupakan
kelemahan dari pada kami, karena terbatasnya kemampuan kami untuk memperoleh data dan
informasi karena terbatasnya pengetahuan kami.
Jadi yang kamiharapkan kritik dan saran yang membangun agar kami dapat membuat
makalah yang lebih baik lagi.
Dengan segala pengharapan dan keterbukaan, kami menyampaikan rasa terima kasih
dengan setulus-tulusnya. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat membawa manfaat
kepada pembaca.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/afifah/material/transkulturalnursing.pdf. Diakses
pada tanggal 20/10/2017.
http://alamsyahcare.blogspot.co.id/2011/08/skema-sunrise-leininger.html. Diakses pada
tanggal 20/10/2017.
15