Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MODEL KEPERAWATAN

LEININGER

KELOMPOK 4

 HETY ASMITA
 WAHYU HARDIANTO
 NUR PURNAMA OLGA
 NINIK LESTARI
 ANDIKA PUTRA ISKANDAR
 ARYATI FEBRIANI
 YUSRIANI AHMAD

AKPER UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER

T.A 2017/2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulisan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Menurut Teori Madeleine
Leiniger Dapat Diselesaikan.

Shalawat beriring salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah Saw, keluarga, para sahabat
dan orang-orang yang istiqamah di jalan-Nya hingga akhir hayat.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang keperawatan, yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh kelompok
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari individual maupun yang datang dari
luar. Namun penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari tuhan akhirnya makalah ini
dapat diselesaikan.

Team kelompok juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah
membimbing kami agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami mohon untuk saran dan kritikannya
supaya kedepannya akan lebih baik dari sebelumnya.

KOLAKA, 10 MARET 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang .............................................................................................................

Tujuan ..........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Konsep Teori Madeleine Leininger ........................................................


B. Hubungan Model dan Paradigm Keperawatan .....................................................
C. Hubungan Teori Model Leininger dengan Konsep Caring
D. Hubungan Teori Model Leininger dengan Konsep Holims
E. Hubungan Teori Model Leininger dengan Konsep Humanims
F. Kelebihan dan Kekurangan Teori Transcultural dari Leininger

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Banyak model konseptual dan teori yang telah dikembangkan para ahli keperawatan,
dimana teori dan model konseptual merupakan suatu cara untuk memandang, menilai
situasi kerja yang menjadi petunjuk bagi perawat dalam mendapatkan informasi untuk
menjadikan perawat peka terhadap apa yang terjadi dan apa yamg harus dilakukan.
Teori-teori keperawatan juga digunakan dalam prakti,penelitian dan proses belajar-
mengajardalam bidang keperawatan sehingga perlu deperkenalkan,disaji dan
dikembangkan untuk memperkuat profesi keperawatan. Perawat perlu memiliki latar
belakang pengetahuan baik secara teoritis maupun empiris terhadap teori-teori
keperawatan yang ada, sehingga perawat dapat memahami dan mengaplikasikan teori-
teori tersebut.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan yang ada adalah teori keperawatan yang
dikembangkan oleh Madeleine Leininger yang lebih di kenal dengan teori “trans
Cultural”.

B. TUJUAN
Tujuan ditulis makalah ini antara lain untuk meningkatkan pengetahuan tentang
Teori Model Keperawatan Madeleine Leiniger serta dapat menaplikasikannya dalam
praktik keperawatan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Madeleine Leininger (13 Juli 1925 di Sutton , Nebraska, Amerika Serikat ) adalah
perintis teori keperawatan , pertama kali diterbitkan pada tahun 1961 [1] . kontribusi nya
untuk teori keperawatan melibatkan diskusi tentang apa itu peduli. Terutama, ia
mengembangkan konsep keperawatan transkultural , membawa peran faktor budaya
dalam praktek keperawatan ke dalam diskusi tentang bagaimana terbaik hadir untuk
mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan .

Dr Madeleine Leininger memegang gelar akademis berikut dan judul:

1. PhD – Doctor of Philosophy (cultural and social Anthropology) PhD – Doctor


ofPhilosophy (Antropologi budaya dan sosial).
2. LHD – Doctor of Human Sciences LHD – Dokter Ilmu Pengetahuan Manusia
3. DS – Doctor of Science DS – Dokter Sains
4. RN – Registered Nurse RN – Perawat Terdaftar
5. CTN – Certified Transcultural Nurse CTN – Perawat Transcultural Bersertifikat
6. FRCNA – Fellow of the Royal College of Nursing in Australia FRCNA – Fellow
dari Royal College of Nursing di Australia
7. FAAN – Fellow American Academy of Nursing FAAN – Fellow American
Academy of Nursing
Leininger Madeline adalah seorang antropolog perawat perintis. Menjabat dekan
dari University of Washington, Sekolah Keperawatan pada tahun 1969, dia tetap dalam
posisi itu sampai 1974. janji nya mengikuti perjalanan ke New Guinea pada tahun 1960
yang membuka matanya untuk kebutuhan perawat untuk memahami ‘pasien dan latar
belakang budaya mereka dalam rangka untuk menyediakan perawatan. Dia dianggap
oleh beberapa orang sebagai “Margaret Mead keperawatan” dan diakui di seluruh dunia
sebagai pendiri keperawatan transkultural, sebuah program yang dia menciptakan di
Sekolah pada tahun 1974.
Dia telah menulis atau menyunting 27 buku dan mendirikan Journal of Transcultural
Perawatan untuk mendukung penelitian Transcultural Keperawatan Society, yang ia
mulai tahun 1974.
Teman-halaman web Leininger Dr sekarang diletakkan di forum diskusi. Dr
Leininger telah menyediakan download dan jawaban atas berbagai pertanyaan
umum. Dewan pengguna didorong untuk mengirim pertanyaan untuk forum diskusi
tentang keperawatan transkultural, teori, dan risetnya. Dr Leininger senang membantu
mahasiswa dan dia menanggapi pertanyaan sebagai izin waktunya. Dewan pengguna
juga didorong untuk merespon satu sama lain.
Dr Leininger telah menyediakan bahan berikut yang dapat didownload pada forum
diskusi: Enabler Sunrise (Sunrise Model), Paket Informasi tentang Dr Leininger,
Informasi tentang Leininger’s 2005 Dr Awards Terobosan dan Beasiswa, Surat Terbuka
untuk Perawat dengan Informasi Kontak.

Madeleine Leininger adalah pendiri gerakan Transcultural Keperawatan di seluruh


dunia Dia tetap sebagai salah satu penulis paling produktif keperawatan dan otoritas
terkemuka di seluruh dunia dalam bidang perawatan budaya.

Pendidikan Madeliene M. Leininger :

1. Tahun 1948 lulus dari St. Anthony·s School of Nursing, Denver, CO.
2. Tahun 1950 mendapat BSN dari Benedictine College, Atchison, KS.M.
3. Tahun 1953 memperoleh MSc Keperawatan dari Catholic University, Washington,
DC.
4. Tahun 1965 mendapat gelar PhD dalam Antropology dari University of Washington,
Seattle.

B. Konsep Teori Medeleine Leininger


Teori Leininger adalah untuk menyediakan langkah-langkah perawatan yang selaras
dengan individu atau kelompok budaya kepercayaan, praktik, dan nilai-nilai. Pada tahun
1960-an diamenciptakan budaya kongruen perawatan jangka panjang, yang merupakan
tujuan utama transkultural keperawatan praktek. Budaya perawatan sebangun adalah
mungkin bila tindakan terjadi dalam hubungan perawat-klien (Leininger, 1981).
Leininger mengembangkan istilah baru untuk prinsip dasar teorinya. Ini definisi dan
prinsip-prinsip istilah kunci untuk memahami teori tersebut. Di bawah ini adalah
ringkasan dasar prinsip yang penting untuk memahami teori Leininger :
1. Care adalah untuk membantu orang lain dengan kebutuhan nyata atau diantisipasi
dalam upaya untuk memperbaiki kondisi manusia yang menjadi perhatian atau untuk
menghadapi kematian.
2. Merawat adalah tindakan atau kegiatan diarahkan memberikan perawatan.
3. Budaya mengacu pada belajar, berbagi, dan dipancarkan nilai-nilai,
keyakinan, norma, dan kehidupan dari individu tertentu atau kelompok yang
membimbing mereka berpikir, keputusan, tindakan, dan cara berpola hidup.
4. Perawatan Budaya mengacu pada beberapa aspek budaya yang mempengaruhi
seseorang atau kelompok untuk meningkatkan kondisi manusia atau untuk
menangani penyakit atau kematian.
5. Keragaman budaya peduli merujuk pada perbedaan dalam makna, nilai, pantas
tidaknya perawatan di dalam atau di antara kelompok-kelompok orang yang
berbeda.
6. Universalitas peduli Budaya mengacu pada perawatan umum atau arti serupa yang
jelas di antara banyak budaya.
7. Keperawatan adalah profesi yang dipelajari dengan disiplin terfokus dengan
perawatan fenomena.
8. Worldview mengacu pada cara orang cenderung untuk melihat dunia atau alam
semesta dalam menciptakan pandangan pribadi tentang hidup.
9. Budaya dan dimensi struktur sosial termasuk faktor yang berhubungan dengan
agama, struktur sosial, politik / badan hukum, ekonomi, pola pendidikan-terns,
penggunaan teknologi, nilai-nilai budaya, dan ethnohistory yang di-fluence
tanggapan budaya manusia dalam konteks budaya.
10. Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan budaya dan
dihargai oleh budaya yang ditunjuk.
11. Pelestarian budaya perawatan atau pemeliharaan mengacu pada kegiatan pelayanan
keperawatan yang membantu orang dari budaya tertentu untuk menyimpan dan
menggunakan inti kebudayaan nilai perawatan terkait dengan masalah kesehatan
atau kondisi.
12. Budaya akomodasi perawatan atau negosiasi merujuk kepada tindakan keperawatan
kreatifyang membantu orang-orang dari budaya tertentu beradaptasi dengan atau
bernegosiasi dengan lain- ers dalam kesehatan masyarakat dalam upaya untuk
mencapai tujuan bersama dari hasil kesehatan yang optimal untuk klien dari budaya
yang ditunjuk. Memahami Kerja Theorists Perawat.
13. Budaya perawatan restrukturisasi mengacu pada tindakan terapi yang diambil oleh
budaya perawat yang kompeten atau keluarga. Tindakan ini memungkinkan atau
sebagai klien untuk mengubah perilaku kesehatan pribadi terhadap
menguntungkan hasil sementara menghormati nilai-nilai budaya klien.

Leininger mengusulkan bahwa ada tiga modus untuk membimbing penilaian asuhan
keperawatan, keputusan, atau tindakan untuk memberikan perawatan yang tepat,
bermanfaat, dan bermakna yaitu :
1. Pelestarian dan / atau pemeliharaan
2. Akomodasi dan / atau negosiasi
3. Re-pola dan / atau restrukturisasi

Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan care dipengaruhi oleh
elemen-elemen berikut yaitu : Struktur sosial seperti teknologi, kepercayaan dan factor
filosofi, sistem sosial, nilai-nilai cultural, politik dan factor-faktor legal, factor-faktor
ekonomi, dan factor-faktor pendidikan. Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks
lingkungan, bahasa dan sejarah etnis, masing-masing sistem ini merupakan bagian
struktur sosial. Pada setiap kelompok masyarakat; pelayanan kesehatan, pola-pola yang
ada dalam masyarakat dan praktek-praktek. Yang merupakan bagian integral dari aspek-
aspek struktur sosial (Leininger dan MC Farland 2002). Dalam model Sunrisenya
Leininger menampilkan visualisasi hubungan antara beberapa konsep yang disignifikan.

Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger sebagai bentuk tindakan dari
asuhan) merupakan inti dari idenya tentang keperawatan. Memberikan asuhan
merupakan jantung dari keperawatan. Tindakan membantu didefinisikan sebagai prilaku
yang mendukung.

Menurut Leininger bantuan semacam itu baru dapat benar-benar efektif jika latar
belakang budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan pemberian
asuhan selalu dikaitkan dengan budaya.
Beberapa inti dari model teorinya :

1. Asuhan membantu, mendukung atau membuat seorang atau kelompok yang


memiliki kebutuhan nyata agar mampu memperbaiki jalan hidup dan kondisinya.
2. Budaya diekspresikan sebagai norma-norma dan nilai-nilai kelompok tertentu.
3. Asuhan transkultural perawat secara sadar mempelajari norma-norma dan nilai-nilai
dan cara hidup budaya tertentu dalam rangka memberikan bantuan dan dukungan
dengan tujuan untuk membantu individu mempertahankan tingkat kesejahteraanya.
4. Diversitas asuhan cultural, Keanekaragaman asuhan kultural mengakui adanya
variasi dan rentang kemungkinan tindakan dalam hal memberikan bantuan dan
dukungan.
5. Universalitas asuhan kultural merujuk pada persamaan atau karakteristik universal,
dalam hal memberikan bantuan dan dukungan

C. Hubungan Model Dan Paradigma Keperawatan


1. Manusia
Manusia adalah individu atau kelompok yamg memiliki nilai-nilai dan norma-
norma yang diyakini dan berguna untuk menentukan pilihan serta melakukan
tindakan. Menurut Leininger, manusia memiliki kecenderungan untuk
mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun ia berada.
2. Kesehatan
Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan secara
kultural memiliki nilai dan praktek serta merefleksikan kemampuan individu
maupun kelompok untuk menampilkan kegiatan budaya mereka sehari-hari,
keuntungan dan pola hidup.
3. Lingkungan
Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau
pengalaman-pengalaman yang memberikan arti bagi perilaku manusia, interpretasi,
dan interaksi sosial dalam lingkungan fisik, ekologi, sosial politik, dan atau susunan
kebudayaan.
4. Keperawatan
Keperawatan mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik dan profesi
keilmuan serta disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan fenomena perawatan
manusia yang bertujuan untuk membantu, memberikan dukungan, menfasilitasi, atau
memampukan individu maupun kelompok untuk memperoleh kesehatan mereka
dalam cara yang menguntungkan yang berdasarkan pada kebudayaan atau untuk
menolong orang-orang agar mampu menghadapi rintangan dan kematian.

D. Hubungan Teori Model Leininger dengan Konsep Caring


Caring adalah bentuk perhatian kepada orang lain, berpusat kepada orang lain,
menghargai harga diri dan kemanusiaan , berusaha mencegah terjadi suatu yang buruk,
serta memberi perhatian dan cinta. Caring adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam
memberikan dukungan kepada individu secara utuh,. Caring dalam keperawatan adalah
fenomena transkultural dimana perawat berinteraksi dengan klien, staf dan kelompok
lain.
Tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa ”care” adalah cocok dan masuk akal
terhadap kebutuhan klien dan realita yang ada.Leininger meyakini bahwa “ perilaku
caring dan praktiknya secara unik membedakan keperawatan terhadap kontribusi dari
disiplin ilmu yang lain.”

Alasan utama untuk mempelajari caring adalah :

1. Konsep ”care” muncul secara kritis pada pertumbuhan manusia, perkembangan


manusia, dan kemampuan bertahan pada makhluk hidup.
2. Untuk secara eksplisit mengerti secara menyeluruh aturan-aturan pemberi pelayanan
dan penerima pelayanan pada kultur yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan secara kultural.
3. ”Care” adalah studi untuk memenuhi kebutuhan yang esensial untuk proses
penyembuhan, perbaikan dan untuk bertahan pada manusia dan kelompok sepanjang
waktu.
4. Profesi keperawatan telah mempelajari ”care” secara terbatas tetapi secara sistematis
dari persfektif kultural dan telah melupakan aspek-aspek epistemology dan ontology
yg berlandaskan pada pengetahuan keperawatan.

Leininger percaya bahwa tujuan teori ini adalah untuk memberikan pelayanan yang
berbasis pada kultur. Dia percaya bahwa perawat harus bekerja dengan prinsip ”care”
dan pemahaman yang dalam mengenai ”care” sehingga culture‟s care, nilai-nilai,
keyakinan, dan pola hidup memberikan landasan yang realiabel dan akurat untuk
perencanaan dan implementasi yang efektif terhadap pelayanan pada kultur tertentu. Dia
meyakini bahwa seorang perawat tidak dapat memisahkan cara pandangan dunia,
struktur sosial dan keyakinan kultur ( orang biasa dan profesional) terhadap kesehatan,
kesejahteraan , sakit, atau pelayanan saat bekerja dalam suatu kelompok masyarakat
tertentu, karena faktor-faktor ini saling berhubungan satu sama lain. Struktur sosial
seperti kepercayaan, politik, ekonomi dan kekeluargaaan adalah kekuatan signifikan
yang berdampak pada ”care” dan mempengaruhi kesejahteraan dan kondisi sakit.

E. Hubungan Teori Model Leininger dengan Konsep Holism


Holistic artinya menyeluruh. Perawat perlu melakukan asuhan keperawatan secara
menyeluruh/ holistic care, hal ini dikarenakan objek keperawatan adalah manusia yang
merupakan indivcidu yang utuh sehingga dengan asuhan keperawatan terhadap individu
harus dilakukan secara menyeluruh dan holistic.
Pada asuhan holistic maupun menyeluruh individu diperlakukan secara utuh sebagai
individu/ manusia, perbedaan asuhan keperawatan menyeluruh berfokus memadukan
berbagai praktek dan ilmu pengetahuan kedalam satu kesatuan asuhan. Sedangkan
asuhan holistic berfokus pada memadukan sentiment kepedulian ( sentiment of care) dan
praktek perawatan ke dalam hubungan personal-profesional antara perawat dan pasien
yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan pasien sebagai individu yang utuh.
Leininger dengan teori modelnya telah dengan jelas memaparkan bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan pada klien atau kelompok harus mengikutsertakan
individu/kelompok secara keseluruhan termasuk aspek bio-psiko-sosio-spiritual dengan
menitikberatkan konsep terapi pada kondisi kultural klien.

F. Hubungan Teori Model Leininger dengan Konsep Humanism


Filosofi (Watson 1979, 1989, 1988) mendefinisikan hasil dari aktifitas keperawatan
yang berhubungan dengan aspek humanistic dari kehidupan. Tindakan keperawatan
mengacu kepada pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia.
Intervensi keperawatan diberikan dengan proses perawatan manusia.
Perawatan manusia membutuhkan perawat yang memahami prilaku dan respon
manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual maupun yang potensial, kebutuhan
manusia dan bagaimana cara berespon kepada orang lain dan memahami kekurangan dan
kelebihan klien dan keluarganya, sekaligus pemahaman kepada dirinya sendiri.
Selain itu perawat memberikan kenyamanan dan perhatian serta empati kepada klien
dan keluarganya, asuhan keperawatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yang
digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien (Watson,
1987).
Hubungan dari teori Leininger dan konsep humanism ini bahwa memberikan
pelayanan kesehatan pada klien dengan memandang klien sebagai invidu sebagai
personal lengkap dengan fungsinya.

G. Kelebihan dan Kekurangan Teori Transcultural dari Leininger


1. Kelebihan :
a. Teori ini bersifat komprehensif dan holistik yang dapat
memberikan pengetahuan kepada perawat dalam pemberian asuhan dengan latar
belakang budaya yang berbeda.
b. Teori ini sangat berguna pada setiap kondisi perawatan untuk memaksimalkan
pelaksanaan model-model teori lainnya (teori Orem, King, Roy, dll).
c. Penggunakan teori ini dapat mengatasi hambatan faktor budaya yang akan
berdampak terhadap pasien, staf keperawatan dan terhadap rumah sakit.
d. Penggunanan teori transcultural dapat membantu perawat untuk membuat
keputusan yang kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan.
e. Teori ini banyak digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan pengembangan
praktek keperawatan .

2. Kelemahan :
a. Teori transcultural bersifat sangat luas sehingga tidak bisa berdiri
sendiri dan hanya digunakan sebagai pendamping dari berbagai macam
konseptual model lainnya.
b. Teori transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam mengatasi
masalah keperawatan sehingga perlu dipadukan dengan model teori lainnya.
Akhirnya, menurut Leininger, tujuan studi praktek pelayanan kesehatan
transkultural adalah meningkatkan pemahaman atas tingkah laku manusia dalam
kaitan dengan kesehatannya. Dengan mengidentifikasi praktek kesehatan dalam
berbagai budaya (kultur) baik dimasa lalu maupun zaman sekarang, akan
terkumpul persamaan-persamaan, sehingga kombinasi pengetahuan tentang pola
praktek transkultural dengan kemajuan teknologi dapat menyebabkan makin
sempurnanya pelayanan perawatan dan kesehatan orang banyak dari berbagai
kultur.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan asuhan dipengaruhi
oleh elemen-elemen antara lain : struktur sosial seeperti tehnologi, kepercayaan dan
faktor filosofi, sistem sosial, nilai-nilai kultural, politik dan fakto-faktor legal, faktor-
faktor ekonomi dan faktor-faktor pendidikan.
Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa dan sejarah etnis,
masing-masing sistem ini nerupakan bagian struktur sosial. Pada setiap kelompok
masyarakat : pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam masyarakat dan praktek-
praktek yang merupakan baggian integral dari aspek-aspek struktur sosial.
Dalam model sunrisenya Leineinger menampilkan visualisasi hubungan antara
berbagai konsep yang signifikan. Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger
sebagai bentuk tindakan dari asuhan) merupakan inti dari idenya tentang keperawatan.
Memberikan asuhan merupakan jantung dari keperawatan.
Tindakan membantu didefinisikan sebagai perilaku yang mendukung. Menurut
Leineinger bantuan semacam ini baru dapat benar-benar efektif jika latar belakang
budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan pemberian asuhan
selalu dikaitkan dengan budaya.

B. SARAN
1. Penerapan teori Leinienger diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu
antropologi agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik.
2. Pelaksanaan teori leininger memerlukan pengabungan dari teori keperawatan yang
lain yang terkait seperti teori adaptasi, self care, dll

EMAIL IBU : rosaninaim.80@gmail.com


DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, S.Kep, Ners, Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta

www.google_teorikeperawatanleininger.com

http://renal-mumar.blogspot.com/2012/04/teori-keperawatan-madeleine-leininger.htm

leininger Madeleine diambil pada 10 Oktober 2006 dari


http://en.wikipedia.org/wiki/madeleine-leininger.

The basic concepts of trancultural nursing. Diambil pada 10 Oktober 2006 dari
http://www.cultulrediversity.org/thirdwrld.htm

Anda mungkin juga menyukai