Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi kelompok
tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang benar. Etika
berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan dengan kewajiban moral. Etika
berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan atau tidakan yang mempunyai prinsip benar
dan salah, serta prinsip moralitas karena etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang
dari kode etik berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik.
Autonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Praktek professional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak
klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya. Perawat yang mengikuti prinsip
autonomi menghargai hak klien untuk mengambil keputusan sendiri. Dengan menghargai hak
autonomi berarti perawat menyadari keunikan individu secara holistik. Setiap individu harus
memiliki kebebasan untuk memilih rencana mereka sendiri.

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari Autonomy
2. Untuk mengetahui prinsip etika keperawatan (autonomy)
3. Untuk mengetahui contoh tindakan otonomi
4. Untuk mengetahui contoh kasus

1
BAB 2
PEMBAHASAN

A.Pengertian Autonomy
Autonomi berasal dari bahasa latin, yaitu autos, yang berarti sendiri, dan nomos yang
berarti aturan. Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki
kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus
dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi
merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek
profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat
keputusan tentang perawatan dirinya. Contoh tindakan yang tidak memperhatikan
memperhatikan otonomi adalah:
1. Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka diberi tahu sebelumnya
2. Melakukan sesuatu tanpa memberi informasi relevan yang penting diketahui
klien dalam membuat suatu pilihan.
3. Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat gangguan atau
penyimpangan.
4. Tidak memberikan informasi yang lengkap walaupun klien menghendaki informasi
tersebut.
5. Memaksa klien memberi informasi tentang hal – hal yang mereka sudah tidak bersedia
menjelaskannya.
Autonomy berarti mengatur dirinya sendiri, prinsip moral ini sebagai dasar perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan cara menghargai pasien, bahwa pasien adalah
seorang yang mampu menentukan sesuatu bagi dirinya. Perawat harus melibatkan pasien dalam
membuat keputusan tentang asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien. Aplikasi prinsip
moral otonomi dalam asuhan keperawatan ini contohnya adalah seorang perawat apabila akan
menyuntik harus memberitahu untuk apa obat tersebut, prinsip otonomi ini dilanggar ketika
seorang perawat tidak menjelaskan suatu tindakan keperawatan yang akan dilakukannya, tidak
menawarkan pilihan misalnya memungkinkan suntikan atau injeksi bisa dilakukan di pantat
kanan atau kiri dan sebagainya. Perawat dalam hal ini telah bertindak sewenang-wenang pada
orang yang lemah. Hukum islam mengajarkan bahwa kita tidak boleh sewenang-wenang pada
kaum yang lemah, Allah ta’ala berfirman dalam Adh Dhuha 9-10, “ Adapun terhadap anak
yatim,maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang dan terhadap peminta-minta, maka
janganlah kamu menghardiknya. (Nawawi,1999). Demikianlah, orang miskin, yatim piatu dan
orang yang dalam kondisi sakit adalah orang yang lemah, sehingga apabila kita tidak
menghormati dan sewenang-wenang maka kita telah berbuat dzalim kepadanya.
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan
membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai
oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang
sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak

2
kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional
merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan
tentang perawatan dirinya.
Otonomi berarti kemampuan untuk menentukan sendiri dan mengatur diri sendiri.
Menghargai otonomi berarti menghargai manusia sebagai seseorang yang mempunyai harga
diri dan martabat yang mampu menentukan sesuatu bagi dirinya. Prinsip otonomi sangat
penting dalam keperawatan. Perawat harus menghargai harkat dan martabat manusia sebagai
individu yang dapat memutuskan hal yang terbaik bagi dirinya. Perawat harus melibatkan klien
untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan asuhan keperawatan
klien tersebut.
Autonomi berarti setiap individu harus memiliki kebebasan untuk memiliki kebebasan
untuk memilih rencana kehidupan dengan cara bermoral mereka sendiri. Prinsip otonomi
didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat
keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri.
Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai
persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.

Autonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan
diri. Praktek professional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam
membuat keputusan tentang perawatan dirinya. Prinsip otonomi mengarahkan perhatian moral
perawat pada penentuan secara berhati-hati tentang nilai klien. Autonomi dan individualisme
juga sangat relative secara kultural. Prinsip respek pada otnomi sekarang ini telah memperoleh
penekanan yang berlebihan, sebagian karena perawatan kesehatan tradisional menekankan
pada prinsip kemurahan hati. Ketika prinsip kemurahan hati ini (kewajiban untuk melakukan
yang baik bagi seseorang) mengalahkan otonomi klien,hasilnya adalah paternalism.
Paternalisme adalah melakukan apa yang dipercayai oleh para professional kesehatan untuk
kebaikan klien, kadang tanpa keputusan dari klien.

B.Prinsip Etika Keperawatan Otonomi (Autonomy)


Perawat yang mengikuti prinsip autonomi menghargai hak klien untuk mengambil
keputusan sendiri. Dengan menghargai hak autonomi berarti perawat menyadari keunikan
individu secara holistik. Setiap individu harus memiliki kebebasan untuk memilih rencana
mereka sendiri. Sebagai contoh, perawat memberikan inform consen tentang asuhan yang akan
diberikan, tujuan , manfaat dan prosedur tindakan. Sehingga, perawat semestinya tidak marah
saat keluarga menanyakan status kesehatan klien, karena itu merupakan kebebasan keluarga
untuk mengetahui semua tindakan yang akan dilakukan. Inform consent dilakukan saat
pengkajian, sebelum pengobatan, saat akan di obati dan setelah pengobatan.
Penting bagi perawat juga untuk memberikan health education dalam mendukung proses
penyembuhan klien.

3
C. Contoh Tindakan Ekonomi
a) Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka diberi tahu sebelumnya
b) Melakukan sesuatu tanpa memberi informasi relevan yang penting diketahui
klien dalam membuat suatu pilihan.
c) Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat gangguan atau
penyimpangan.
d) Tidak memberikan informasi yang lengakap walaupun klien menghendaki informasi
tersebut.
e) Memaksa klien memberi informasi tentang hal – hal yang mereka sudah tidak bersedia
menjelaskannya.

4
BAB 3
KASUS

Disebuah rumah sakit, terjadi sebuah pelanggaran yang dilakukan oleh perawat.
Dimana perawat tersebut melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan aturan yang diterapkan.
Sehingga perawat tersebut harus menanggung akibat dari perbuatan yang dilakukannya.
”Beginilah ceritanya” : Pada pagi hari tepatnya hari rabu di sebuah rumah sakit, seorang
perawat masuk ke ruangan 07. Tepatnya diruangan pasien yang bernama Risman Pakaya
(Iman), untuk melakukan tindakan keperawatan kepadanya. Akan tetapi sangat disayangkan
tindakan yang dilakukan sangat-sangat melanggar aturan. Dimana perawat memberikan obat
tanpa konfirmasi dokter yang berhak menentukan resep obat yang akan diberikan. Akhirnya
dengan tindakan yang dilakukannya, orang tua pasien menjadi bingung dan terheran-heran
terhadap tindakan yang dilakukan perawat tersebut. Kemudian orang tua pasien
memberitahukan hal ini kepada kepala ruangan di rumah sakit tersebut. Dan akhirnya kepala
ruangan memanggil perawat tersebut, dan pada akhirnya pasien langsung ditangani oleh dokter.
Akhirnya perawat pun mendapatkan sangsi atas tindakan yang dilakukannya tanpa memikirkan
akibat yang akan diterimanya.

5
BAB 4
PENEGASAN KASUS

A. Wewenang sebagai peneliti keperawatan


Tugas perawat dalam penelitian keperawatan bertujuan mencari fakta / bukti baru
secara empiris, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keperawatan untuk
diaplikasikan dalam praktik keperawatan sehingga pelayanan keperawatan dapat dilaksanakan
secara efektif – efisien sesuai pengetahuan dan teknologi terkini.
Dalam menyelenggarakan tugasnya sebagai peneliti keperawatan, perawat
berwenang :
1) Melakukan penelitian sesuai dengan standar dan etika.
2) Menggunakan sumber daya pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan atas izin
pimpinan.
3) Menggunakan klien sebagai subjek penelitian sesuai dengan etika profesi dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
B. Pelanggaranya sebagai berikut :
1. Tidak memberikan informasi yang sebenarnya tentang keadaan pasien mengingat hak
pasien adalah mendapatkan informasi terbuka tentang status kesehatannya.
2. Memaksa pasien untuk menerima atau menyetujui satu tindakan medis dimana
sebenarnya hak pasien memberikan persetujuan atau penolakan terhadap tindakan
medis atas dirinya atau keluarganya.
3. Sengaja menimbulkan kerugian bagi pasien, contohnya : menjual obat dengan harga
tinggi padahal pasien sebenarnya tak membutuhkan obat tersebut.
4. Sengaja tidak memperhatikan keamanan dan kenyamanan pasien contoh : melindungi
bagian tubuh dengan selimut atau pakaian untuk menjaga privasi pasien, memasang
side rail (rail penyangga tempat tidur sehingga pasien jatuh ).
5. Salah memberikan therapy (obat) pada pasien yang beresiko menimbulkan relasi
negatif untuk pasien.
6. Membuka atau memberikan informasi medis ( jenis penyakit,penyebab dll) pasien
kepada orang lain yang tidak berkepentingan (selain tenaga medis yang menangani
pasien) hak pasien adalah mendapat privasi dirinya dan kerahasiaan medis dirinya.
7. Membedakan pasien atas dasar ras, keyakinan, umur dan faktor lain hak pasien adalah
mendapat perlakuan yang sama.
8. Menolak melakukan tindakan emergency yang akan membahayakan jiwa dikarenakan
jaminan pasien belum selesai.
9. Tidak melakukan dokumentasi pasien dengan benar, catat secara akurat objektif, dan
lengkap, tidak boleh ada penghapusan data ataupun tanpa paraf dan nama disamping
tulisannya.
10. Perawat melakukan tindakan kriminal : kekerasan pada pasien ringan hingga berat.
11. Perawat melakukan kecerobohan : meliputi memfitnah, mengekang kebebasan pasien
atau mengancam pasien.

6
Dari pelanggaran diatas perawat akan mendapatkan sanksi yang beragam dan
bermacam – macam dibawah ini adalah sanksi yang akan diberikan jika seorang perawat
melakukan kesalahan :
sanksi – sanksi yang akan diberikan :
Sanksi – sanksi akan diberikan setelah yang bersangkutan dinyatakan melanggar kode
etik keperawatan ”
sanksi I : Diberikan teguran secara lisan dan dilakukan pembinaan
sanksi II : Diberikan teguran secara tertulis dan dilakukan pembinaan
sanksi III : Diberikan sanksi hukuman (denda/penjara)
catatan : sanksi diberikan tergantung dari besarnya pelanggaran yang dilakukan

7
BAB 5
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap
seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.
Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam
membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
B. SARAN
Sebaiknya dalam melakukan tindakan keperawatan, seorang perawat harus bertindak
sesuai dengan prinsip etika tersebut.dalam menghadapi situasi yang memerlukan keputusan
untuk mengambil tindakan,seorang perawat harus mampu memberikan tindakan sesuai dengan
norma hukum yang berlaku

8
DAFTAR PUSTAKA

Priharjo Robert. Pengantar Etika Keperawatan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta, 2006


https://zulfiprint19.blogspot.co.id
Ismani Nila, SKm. Etika Keperawatan.Penerbit Widya Medika. Jakarta, 2001
Jumadi Gaffar La Ode, SKp. Pengantar Perawatan Professional
Penerbit Buku Kedokteran ECG Jakarta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Penerbit
Arkalola, Surabaya

Anda mungkin juga menyukai