Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya untuk Allah Swt yang telah mencurahkan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dalam
menyusun makalah ini yang berjudul OPERASI PLASTIK MENURUT ISLAM .
Salawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad Saw, dan
keluarganya juga para sahabatnya serta para pengikutnya sampai akhir zaman.
Makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan orang yang benar-benar mengerti
dalam bidang ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah
ikut membantu dalam penyusunan dan pengumpulan makalah ini. Tanpa bantuan
teman-teman semua tidak mungkin makalah ini bisa terselesaikan. Dalam
menyusun makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam isi,
bentuk maupun susunan kalimatnya Oleh karena itu kami tetap menerima dan
mengaharapkan kritik serta saran dari pembaca yang menuju ke arah kebaikan dan
kesempurnaan dalam makalah ini. Semoga apa yang penulis usahakan ini kiranya
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya, amin.

Sakra,12 oktober 2021

penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................... 1
D. Kegunaan penulisan.............................................................................. 1
E. Metode Penulisan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pngertian Operasi Plastik...................................................................... 3
B. Hukum Operasi Plastik ......................................................................... 4
1. Operasi Plastik Untuk Kecantikan ........................................................ 4
2. Operasi Plastik Untuk Pengobatan......................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 9
B. Saran...................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menjadi sosok yang tampan dan cantik sudah tentu menjadi
keinginan setiap orang, baik laki-laki atau perempuan. Terutama bagi
kaum perempuan. Betapa bahagianya seorang wanita bila ia mempunyai
hidung yang mancung, bulu mata yang lentik, kulit yang halus dan tubuh
yang mempesona. Apa lagi apa bila mendengar ada hadis yang
menerangkan bahwa “sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai hal-hal
yang indah”. Mungkin hadis inilah yang menjadi alasan atau dalil oleh
orang-orang yang melakukan berbagai macam cara agar tubuhnya terlihat
mempesona. Dalam hal ini mungkin seperti operasi plastik dan
sebagainya. Pada makalah ini, penulis akan membahas mengenai operasi
plastik dan hukum bagi yang melakukannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis menetapkan beberapa
rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud operasi plastik?
2. Bagaimana hukum melakukan operasi plastik?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari diadakannya pembahasan mengenai operasi plastik
dan ganti plastik adalah:
1. Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan operasi plastik.
2. Agar mengetahui bagaimana hukum melakukannya.
D. Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan makalah mengenai operasi plastik
adalah:
1. Bagi penulis pembahasan ini adalah wahana latihan pengembangan
pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan karya tulis ilmiah.

1
2. Dengan adanya pembahasan ini tentunya pembaca dan penulis akan
memperkaya ilmu pengetahuan khususnya tentang hukum operasi
plastik.

E. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan dalam pembuatan makalah ini ialah
dengan metode telaah kepustakaan, dengan menggunakan buku-buku
perpustakaan sebagai bahan referensi dan pencarian melalui internet yang
kemudian penulis simpulkan dalam bentuk makalah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Operasi Plastik


Operasi plastik atau dalam bahasa Arab disebut jirahah at-tajmil
adalah operasi bedah untuk memperbaiki penampilan satu anggota tubuh
yang nampak, atau untuk memperbaiki fungsinya, ketika anggota tubuh itu
berkurang, hilang, lepas, atau rusak. Sebagian ulama berpendapat bahwa
yang dimaksud dengan operasi plastik itu ada dua macam:
1. Untuk mengobati aib yang ada di badan, atau dikarenakan kejadian
yang menimpanya seperti kecelakaan, kebakaran atau yang lainya.
Maka operasi ini dimaksudkan untuk pengobatan.
2. Untuk mempercantik diri, yaitu dengan mencari bagian badan yang
dianggap mengganggu atau tidak nyaman untuk dilihat orang,
kemudian dilakukan operasi agar terlihat cantik sesuai yang ia
inginkan. Istilah yang kedua ini adalah untuk kecantikan dan
keindahan.
Pada zaman yang serba canggih ini, hampir segala sesuatu yang kita
inginkan dapat dipenuhi, termasuk wajah yang cantik, rupa yang menawan
dan tubuh yang indah, walaupun pada asalnya kita tidak mempunyainya.
Bahkan diperkirakan, satu dari lima wanita di Seoul melakukan beberapa
jenis operasi plastik untuk mempercantik wajahnya. Menurut informasi
yang penulis dapatkan beberapa orangtua di Seoul ada yang mendorong
anak-anaknya untuk melakukan operasi plastik, dan bahkan ada orangtua
yang memberikan hadiah kelulusan untuk anaknya berupa operasi kelopak
mata. Seorang warga Korea mengatakan "Setiap orang ingin menjadi lebih
cantik dan lebih cantik, dan beberapa orangtua tidak ingin anaknya
termasuk yang jelek," Dari keterangan tersebut dapat kita ketahui bahwa
betapa bangganya orangtua di Seol yang dapat memberikan hadiah operasi
plastik kepada anaknya agar terlihat cantik.
Selain operasi untuk kecantikan dalam dunia kesehatan juga dikenal
operasi untuk memperbaiki anggota tubuh yang mengalami cacat, seperti

3
bibir sumbing, luka bakar, luka akibat kecelakaan, dan lain-lain. Operasi
semacam ini dapat diartikan sebagai operasi untuk menyembuhkan dan
bukan opersai untuk mempercantik diri. Sebagai contoh adalah operasi
bibir sumbing yang dilakukan oleh Jalinan Kasih yang bekerja sama
dengan Smile Train untuk menyelenggarakan kegiatan dengan tema
"Senyum Indonesia" berupa operasi gratis sumbing bibir dan sumbing
langit-langit bagi masyarakat tidak mampu.
B. Hukum Operasi Plastik
Dari pembahasan yang telah lalu dapat diketahui bahwa operasi
plastik dapat digolongkan menjadi dua bagian. Operasi plastik yang
bertujuan untuk mempercantik diri dan operasi plastik untuk pengobatan.
Berikut akan penulis paparkan mengenai hukum kedua operasi plastik
tersebut.
1. Operasi plastik untuk kecantikan
Mungkin ada sebagian orang yang mengatakan bahwa tidak ada
ruginya bagi Allah apabila kita mempercantik diri dengan melakukan
operasi plastik, bahkan ada sebuah hadis yang menjelaskan bahwa
Allah itu mencintai hal-hal yang indah, jadi tidak ada salahnya jika kita
melakukan operasi plastik dengan tujuan memperindah atau
mempercantik diri kita. Namun benarkan hal yang demikian itu
dibolehkan dalam Islam?.
Pada dasarnya segala sesuatu perbuatan yang kita lakukan
hukumnya adalah boleh, sebagaimana kaidah fikih,
“Hukum dasar segala yang ada itu dibolehkan sampai ada dalil yang
menunjukan keharaman.”
Islam membolehkan berhias atau mempercantik diri selama tidak
berlebihlebihan, sampai menjerumus kepada sikap mengubah ciptaan
Allah Swt. Sebab mengubah ciptaan Allah dipandang sebagai salah
satu ajakan setan. Sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an Surah an-
Nisa ayat 119 Allah Swt berfirman, “Akan aku suruh mereka (merubah
ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merubahnya. Barang siapa

4
yang menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka
sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata."
Pada dasarnya tatkala manusia dilahirkan, Allah telah memberi
segala sesuatu yang ia butuhkan seperti mata untuk melihat, hidung
untuk mencium, lidah untuk merasakan, telinga untuk mendengar, dan
lain-lain. Walaupun ada beberapa yang Allah berikan cobaan terhadap
dirinya lahir dalam keadaan yang kurang salah satu anggota tubuhnya.
Allah menciptakan semua makhluk ciptaannya termasuk manusia
tidaklah dalam keadaan yang sempurna. Yang dimaksud dengan tidak
sempurna ialah, sebagai contoh seorang lahir dengan hidung yang
pesek, wajah yang kurang cantik dan sebagainya. Dari sekian banyak
manusia tersebut, ada beberapa yang rasa syukurnya kurang, sehingga
hidung pesek yang telah Allah berikan ia rubah agar terlihat mancung.
Merubah agar terlihat mancung inilah yang tidak diperbolehkan dalam
Agama Islam.
Allah Swt berfirman dalam sebuah hadis qudsi, “Sesungguhnya
Aku menciptakan hamba-Ku dalam keadaan lurus (fitrah) semuanya,
kemudian setan mendatangi dan menggoda mereka sehingga
tenggelam dalam kesesatan dan jauh dari agamanya, dan setan
membuat mereka mengharamkan yang aku halalkan dan
memerintahkan mereka untuk menyekutukan-Ku yang tidak pernah
Aku perintahkan, dan setan memerintah mereka untuk merubah
ciptaan-Ku”. (H.R. Muslim)
Hadis di atas adalah sebuah peringatan bagi kita semua agar tidak
merubah ciptaan Allah dan mengharamkan hal-hal yang Allah
halalkan, juga sebaliknya agar kita tidak menghalalkan hal-hal yang
Allah haramkan. Melakukan operasi untuk tujuan mempercantik diri
adalah sebuah contoh menghalalkan apa yang telah Allah haramkan.
Sebab, itu termasuk dalam hal yang melampaui batas. Padahal Allah
Swt sangat membenci orang-orang yang melampaui batas,
sebagaimana firman-Nya dalam surah al-Maidah ayat 87, “Hai orang-
orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik

5
yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui
batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas”.
Dari ayat tersebut dapat dipahami, bahwa melakukan operasi
plastik dengan bertujuan untuk mempercantik diri hukumnya adalah
haram. Sebab itu termasuk hal-hal yang melampau batas. Keharaman
seorang yang melakukan operasi plastik dengan tujuan mempercantik
diri dapat kita qiyas-kan dengan keharaman seorang yang
menyambung rambutnya agar terlihat cantik. Rasulullah Saw bersabda,
“Sesungguhnya Rasulullah Saw melaknat wanita yang menyambung
rambut dan yang minta disambung rambutnya”. (H.R. Bukhari)
Dari ayat dan beberapa hadis di atas telah jelaslah bahwa hukum
bagi seorang yang melakukan operasi plastik dengan tujuan
mempercantik diri adalah haram.
2. Operasi plastik untuk pengobatan
Operasi plastik untuk pengobatan berbeda halnya dengan operasi
untuk kecantikan, sebab seorang yang mengalami cacat akibat luka
bakar, kecelakaan, atupun cacat bawaan dari lahir seperti bibir
sumbing merupakan salah satu penyakit yang perlu diobati. Rasulullah
Saw bersabda sebagaimana yang diriwayatkan oleh bukhari dari Abu
Hurairah r.a: “Tidaklah Allah menurunkan penyakit melainkan
menurunkan obat penyembuh untuknya.(H.R, Bukhari)
Dan juga hadis yang diriwayatkan imam Tirmidzi “Wahai hamba-
hamba Allah berobatlah kalian, karena sesungguhnya Allah tidak
menurunkan satu penyakit, kecuali menurunkan pula obatnya.”
Dari dua hadis di atas dapat dipahami bahwa segala penyakit yang
ada di dunia ini pasti ada obatnya. Timbul sebuah pertanyaan “Jika
seseorang mengalami luka bakar sehingga menyebabkan wajahnya
rusak dan tidak ada jalan lain untuk mengembalikan wajahnya seperti
semula, bolehkah seseorang melakukan operasi plastik dengan
bertujuan untuk mengembailkan bentuk wajahnya seperti semula?
Menurut yusuf al-Qardhawi Islam membolehkan operasi terhadap

6
bagian tubuh yang mengalami gangguan fungsional, baik karena
bawaan lahir, maupun akibat kecelakaan. Sedangkan operasi plastik
pada bagian tubuh yang tidak mengalami gangguan fungsional, hanya
bentuknya kurang sempurna atau ingin diperindah, seperti hidung yang
pesek kemudian dioperasi sehingga menjadi mancung, hukumnya
haram.
Penulis sangat setuju dengan pendapat al-Qardhawi yang
membolehkan seorang melakukan operasi karena mengalami gangguan
fungsional, baik karena bawaan lahir, maupun akibat kecelakaan.
Berdasarkan sebuah kaidah fikih, “Menolak kemudaratan dan menarik
kemaslahatan”.
Sebuah cacat, baik cacat bawaan lahir maupun cacat akaibat terjadi
kecelakkan seperti luka bakar merupakan sebuah kemudaratan. Sebab
apabila ia tetap dalam keadaannya, dikhawatirkan ia akan mengeluh
dan merasa tidak nyaman terhadap dirinya sendiri terlebih-lebih
terhadap agamanya. Padahal dalam Islam seseorang itu wajib menjaga
lima hal yakni memelihara agama (hifdzh al-din), memelihara jiwa
(hifzh al-nafs), memelihara akal (hifzh al-‘aql), memelihara keturunan
(hifzh al-nasl), dan memelihara harta (hifzh al-maal). Bahkan menurut
penulis, apabila ia mempunyai kemauan dan kesanggupan untuk
melakukan operasi agar anggota tubuhnya tersebut dapat kembali
sebagaimana mestinya maka hukumnya adalah wajib. Wajibnya itu
sama halnya dengan kewajiban seseorang untuk melakukan pernikahan
apabila ia mempunyai kemauan dan kemampuan untuk melakukan
pernikahan dan dikhawatirkan apabila tidak dilaksanakan pernikahan
tersebut akan tergelincir pada perbuatan zina.
Hal ini berdasarkan sebuah kaidah fikih,“Kemudaratan harus
dihilangkan”
Orang yang mengalami cacat, baik bawaan sejak lahir atau cacat
akibat kecelekaan adalah sebuah kemudaratan. Kemudaratan tersebut
tidak dapat dihilangkan kecuali dengan jalan melakukan operasi. Oleh
sebab itu operasi plastik dengan tujuan mengembailikan wajah

7
sebagaimana asalnya hukumnya boleh sebagaimana kaidah fikih di
atas yang menjelaskan bahwa sebuah kemudaratan harus dihilangkan.
Dapat penulis tarik kesimpulan bahwa seorang yang mengalami cacat
seperti bibir sumbing, luka bakar dan luka akibat kecelakaan
merupakan sebuah cobaan yang Allah berikan kepadanya. Sehingga
apa bila ia berkeinginan melakukan operasi plastik dengan tujuan
untuk memperbaiki anggota tubuh yang cacat tersebut maka
dibolehkan, sebab operasi yang demikian dapat diartikan dengan obat.
Bahkan apabila ia mempunyai kemauan dan kemampuan, disamping
dikhawatirkan akan mengganggu aspek kehidupan dan agamanya
maka hukumnya dapat berubah menjadi wajib.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Operasi plastik atau dalam bahasa Arab disebut jirahah at-tajmil
adalah operasi bedah untuk memperbaiki penampilan satu anggota tubuh
yang nampak, atau untuk memperbaiki fungsinya, ketika anggota tubuh itu
berkurang, hilang, lepas, atau rusak. Secara garis besar dalam dunia
kedokteran operasi plastik dapat dibedakan menjadi dua bagian. Operasi
plastik yang bertujuan untuk merubah penampilan agar terlihat lebih
cantik atau tanpan, dan operasi plastik yang bertujuan untuk memperbaiki
atau mengobati bagian anggota tubuh yang mengalami cacat.
Dalam Islam hukum melakukan operasi dapat dilihat dari segi
maksud dan tujuannya. Apabila operasi yang dimaksudkan bertujuan agar
terlihat cantik ataupun tanpan, maka operasi tersebut dapat dikatakan
haram, sebab hal tersebut termasuk mempercantik diri dengan berlebihan
sampai mengubah apa yang telah Allah ciptakan. Operasi plastik dapat
dibenarkan dalam Islam apabila operasi tersebut bertujuan untuk
memperbaiki fungsi salah satu anggota tubuh atau mengobati seseorang
yang mengalami luka bakar agar bagian tubuh tersebut dapat kembali
sebagaimana mestinya.
B. Saran
Demikianlah yang dapat penulis sajikan mengenai hukum operasi
plastik. Namun, sebagai Mahasiswa yang mempunyai daya intelektual
yang tinggi alangkah lebih baiknya apabila kita lebih banyak membaca
literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah tersebut yang mudah-
mudahan diberikan kepahaman oleh Allah Swt sehingga kita tidak buta
terhadap hukum Allah.

9
10
DAFTAR PUSTAKA

Al-Bani, Muhammad Nashiruddin., Shahih Sunan At-Tirmidzi, alih bahasa


Fachrurazi, Jakarta Selatan, cet I 2006.
Al-Asqalani, Ibnu Hajar., Fathul Bari, alih bahasa Amirudin, Jakarta Selatan:
Pustaka Azam, Cet I 2008.
Al-Qurthubi, Imam., Tafsir Al-Qurthubi bagian I, alih bahasa Ahmad Khotib, cet I
Jakarta Selatan: Pustaka Azam, 2009.
Ghozali, Abdul Rahman., Fiqh Munakahat, Jakarta: Kencana, 2008.
Syar’i, H. Ahmad dkk., Pedoman Penulisan Skripsi, Palangka Raya: STAIN
Palangka Raya Press, cet I 2007.
Yanggo, Huzaimah Tahido., Masail Fiqhiyah: Kajian Hukum Islam Konteporer,
Bandung: Percetakan Angkasa, cet I 2005.
Http://klikbrc.klikbrc.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=100:op erasi-plastik-
bolehkah&catid=19:artikel-kesehatan
BEDAH PLASTIK MENURUT ISLAM

Oleh:

1. Baiq Lastri Zuhriah Astuti


2. Baiq Rumilang

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAMZAR MAMBEN


JURUSAN KEPERAWATAN STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022

Anda mungkin juga menyukai