Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BEDAH PLASTIK

MAKALAH
BEDAH PLASTIK

Dosen Pembimbing:

Drs. Karmin, MH.


Disusun Oleh :
1. Fadilah Abbas Saleh Pasallo

STIKES SAMARINDA

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya.
Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini sebagai tugas mata kuliah Agama.
Dalam penyusunan makalah yang berjudul Bedah Plastik ini, kami telah menyusun
makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Namun tentunya sebagai
manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan kami, semoga bisa
menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari Sebelumnya.
Tak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Drs. Karmin, MH selaku dosen Agama
kami, atas bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami. Sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insya-Allah sesuai yang kami
harapkan. Dan kami ucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan dan semua pihak yang terkait
dalam penyusunan makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan Manfaat dan pengetahuan bagi kita semuanya. Amin.

Daftar Isi

Halaman
Judul................................................................................................................................i

Kata Pengantar..............................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................;;;.......iii
BAB I
PENDAHULUAN.....1
1.1 Latar Belakang................1
1.3 Rumusan Masalah...............1
1.4 Tujuan..............................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN.......2
2.1 Pengertian Bedah Plastik.... .......................2
2.2 Jenis-jenis BedahPlastik..........................................................................................2
2.3 Bedah Plastik Menurut HukumIslam...............................................................3
Bab III
PENUTUP.....4
5.1 Kesimpulan...............................................................................................................8
5.2 Saran.........................................................................................................................8
Daftar Pustaka..............................................................................................................9

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Balakang
Di dalam masyarakat modern seperti di barat, kebutuhan dan aspirasi masyarakat
menempati kedudukan yang tinggi, sehingga berdasarkan itu, suatu produk hukum yang
baru dibuat. Dari sini dapat digambarkan bahwa apabila terjadi pergeseran nilai dalam
masyarakat, maka interpretasi terhadap hukum pun bisa berubah.
Masalah operasi plastik telah lama dipertimbangkan oleh kalangan kedokteran dan para
praktisi hukum di negara-negara barat. dan pandangan masyarakat tentang bedah plastik
berorientasi hanya pada masalah kecantikan (estetik), seperti sedot lemak,
memancungkan hidung, mengencangkan muka, dan lain sebagainya. Sesungguhnya,
ruang lingkup bedah plastik sangatlah luas. Tidak hanya masalah estetika, tetapi juga
rekonstruksi, seperti pada kasus-kasus luka bakar, trauma wajah pada kasus kecelakaan,
cacat bawaan lahir (congenital), seperti bibir sumbing, kelainan pada alat kelamin, serta
kelainan congenital lainnya. Namun bukan berarti nilai estetika tak diperhatikan.
1.2 Rumusan Masalah
A. Jenis-jenis Operasi Bedah Plastik?
B. Bedah Plastik Menurut Hukum Islam?

1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum : Tujuan Umum Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
mahasiswa terhadap Bedah Plastik khususnya pandangan agama terhadap tindakan bedah
plastik.Hal ini menjadi salah satu tanggung jawab bidan apabila sudah terjun dalam
masyarakat sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan dan pemberitahuan tentang
bedah plastik menurut pandangan agama khususnya sesuai dengan syariat islam demi
tercapai muslimat yang baik dan benar.
B.Tujuan Khusus : Khusus
1. Agar mahasiswa mampu mengetahui pengertian Bedah Plastik
2. Agar mahasiswa mampu mengetahui Macam-macam Bedah Plastik
3. Agar mahasiswa mengetahui Pandangan Agama terhadap Bedah Plastik di indonesia.
4. Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi tindakan Bedah Plastik yang sesuai
dengan syariat Agama Islam.

BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Bedah Plastik

Bedah plastik adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang bertujuan untuk merekonstruksi
atau memperbaiki bagian tubuh manusia melalui operasi kedokteran. Operasi plastik atau
dikenal dengan Plastic Surgery atau dalam bahasa arab Jirahah Tajmil adalah
bedah/operasi yang dilakukan untuk mempercantik atau memperbaiki satu bagian
didalam anggota badan, baik yang nampak atau tidak, dengan cara ditambah, dikurangi
atau dibuang, bertujuan untuk memperbaiki fungsi dan estetika (seni) tubuh. Bedah
plastik berasal dari kata Yunani Platikos yang berarti membentuk.

Pengklasifikasian operasi plastik adalah :


1. Mengobati cacat fisik (bersifat rekonstruktif), seperti disebabkan perang atau
kecelakaan lainnya yang bertujuan mengobati.
2. Memperindah apa yang telah ada (bersifat kosmetik), sebagai usaha mencari kepuasan
tersendiri dan menambah apa yang telah dikodratkan dan tujuannnya adalah agar nampak
lebih muda.
Semua jenis operasi yang dilakukan dibagian tubuh tidak disebut operasi plastik
walaupun operasi plastik itu bagian dari operasi. Operasi plastik adalah bagian dari
operasi lainnya. Dan operasi yang kebanyakan dilakukan di dalam ilmu kedokteran
adalah operasi medis saja. Dan operasi plastik ini juga hanya terjadi sebelum meninggal.
Pembedahan pada jasad yang sudah meninggal itu sendiri dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa bagian:
a) Pembedahan karena tindak kriminal atau lebih dikenal dengan nama otopsi. Yang
dilakukan pada tubuh seseorang yang sudah meninggal dan tidak mungkin mengetahui
sebab-sebab meninggalnya kecuali melalui proses otopsi tersebut.
b) Pembedahan yang dilakukan sebagai proses pembelajaran. Yaitu yang berlangsung di
fakultas-fakultas kedokteran dan bertujuan untuk memberi pemahaman terhadap
mahasiswa tentang organ manusia dan lainnya yang berkaitan dengan tubuh manusia. 2
c) Pembedahan yang dilakukan untuk mengetahui penyakit yang diderita seorang pasien
dimana penyakit tersebut adalah penyakit yang baru dan belum diketahui sebab-
sebabnya.

1.2 Jenis- jenis Bedah Plastik


1. Operasi Ghairu IkhtiyariyahYaitu suatu operasi yang bertujuan untuk mengobati
penyakit yang terjadi tanpa kekuasaan seseorang di dalam penyakit tersebut. Apakah
penyakit yang telah ada ketika seseorang baru lahir seperti bergabungnya jari tangan
atau kaki, bibir sumbing, tertutupnya lubang yang terbuka (hidung atau telinga,dll)
dan berbagai jenis penyakit lainnya yang terjadi tanpa dikehendaki. Operasi jenis ini
hanya bertujuan untuk mengobati penyakitdan pada nantinya akan menghasilkan
keindahan pada orang yang telah diobati. Dan keindahan itu hanya sebagai efek dari
operasi.
2. Operasi Ikhtiyariyah (yang sengaja dilakukan) Yaitu operasi yang dilakukan bukan
Karena alasan medis, namun mutlak hanya hasrat seseorang dalam memperindah diri
dan berlebih-lebihan didalam menafsirkan kata-kata indah itu. Mengobati cacat fisik
(bersifat rekonstruktif), seperti disebabkan perang atau kecelakaan lainnya yang
bertujuan mengobati. Operasi model ini terbagi kepada dua bagian yaitu :
A. Operasi yang merubah bentuk, misalnya seperti : Memperindah hidung, seperti
membuatnya lebih mancung, dan lain-lain -Memperindah dagu, dengan
meruncingkannya, dan lain-lain -Memperindah payudara dengan mengecilkannya
jika terlalu besar atau membesarkannya dengan suntik silicon atau dengan
menambah hormon untuk memontokkan payudara dengan berbagai cara yang telah
ditemukan. Memperindah kuping -Memperindah perut dengan menghilangkan lemak
atau bagian yang lebih dari tubuh .
B. Operasi yang mengawetkan umur, misalnya seperti : -Memperindah wajah dengan
menghilangkan kerutan yang ada dengan skaler atau alat lainnya -Memperindah kulit
dengan mengangkat lemak yang ada dan membentuk wajah dengan apa yang
dikehendaki -Memperindah kulit tangan dengan menghilangkan kerut seolah kulit
masih padat dan muda -Memperindah alis, baik dengan mencukurnya agar nampak
lebih muda. mungkin ini menurut penulis bagian-bagian yang sering kita temui dan
yang paling umum.

1.3 Bedah Plastik Menurut Hukum Islam

Dalam sebuah kaidah fiqih disebutkan bahwa:

Artinya: Asal segala sesuatu itu


dibolehkan sampai adanya daliL yangmengharamkannya.

Berdasarkan kaidah tersebut, maka apapun yang kita lakukan sebenarnya boleh kita
lakukan, dan selamanya boleh kita lakukan, hingga adanya dalil atau petunjuk yang
menyatakan haramnya melakukan sesuatu itu.[1] Oleh karena itu, operasi plastik
tampaknya mesti dilihat dari tujuannya. Ada yang melakukan operasi karena ingin lebih
cantik bagi perempuan atau lebih tampan bagi laki-laki, ada pula yang melakukan operasi
plastik karena menghilangkan bekas-bekas akibat kecelakaan, cacat seperti bibir sumbing
dan sebagainya. Permasalahan yang sering kita dapati, tidak sedikit di antara para
muslimah dan termasuk juga para muslim yang melakukan operasi dengan tujuan agar
lebih cantik atau lebih tampan.
A. Hukum melakukan Operasi Plastik dengan Tujuan untuk Kecantikan
Allah menyukai yang indah-indah dan Islam juga membolehkan seseorang untuk berhias
atau mempercantik diri selama tidak berlebih-lebihan, apalagi sampai mengubah ciptaan
Allah. Kalau kita pikir secara logika, apa ruginya Allah apabila ada yang melakukan
operasi kecantikan, sebab sesuatu yang telah baik diberikan Allah kemudian dilakukan
lagi upaya lain agar pemberian tersebut menjadi super lebih baik, tentunya kalau dipikir-
pikir Allah pasti senang, terlebih Allah juga menyukai hal-hal yang indah-indah.
Diriwayatkan dari Imam Bukhari dan Muslim Ra. dari Abdullah ibn Masud Ra.beliau
pernah berkata Allah melaknat wanita-wanita yang mentato dan yang meminta untuk
ditatokan, yang mencukur (menipiskan) alis dan yang meminta dicukur, yang mengikir
gigi supaya kelihatan cantik dan merubah ciptaan Allah. (H.R Bukhari)[ dari hadits ini,
dapat diambil sebuah dalil bahwa Allah Swt. melaknat mereka yang melakukan perkara
ini dan mengubah ciptaan-Nya. 3. Riwayat dari Ashabis Sunan Dari Asmaa, bahwa ada
seorang perempuan yang mendatangi Rasulullah Saw. dan berkata, Wahai Rasululllah,
dua orang anak perempuan ku akan menjadi pengantin, akan tetapi ia mengadu kepadaku
bahwa rambutnya rontok, apakah berdosa jika aku sambung rambutnya?, maka
Rasulullah pun menjawab, Sesungguhnya Allah melaknat perempuan yang
menyambung atau minta disambungkan (rambutnya) Hadits ini dengan jelas
mengatakan bahwa haram hukumnya bagi orang yang menyambung rambutnya atau
istilah sekrang dikenal dengan konde atau wig dan jauh dari rahmat Allah Swt. Qias
Untuk melengkapi pendapat ini,maka akan saya coba menggunakan qias dan akal.
Operasi plastik semacam ini tidak dibolehkan dengan meng-qias larangan Nabi Saw.
terhadap orang yang menyambung rambutnya, tattoo, mengikir (menjarangkan) gigi atau
apa saja yang berhubungan dengan perubahan terhadap apa yang telah diciptakan Allah
Swt. Segi Akal Secara akal kita akan menyangka bahwa orang itu kelihatannya indah dan
cantik akan tetapi, ia telah melakukan operasi plastik pada dirinya, perbuatan ini sama
dengan pemalsuan atau penipuan terhadap dirinya sendiri bahkan orang lain, adapun
hukumnya orang yang menipu adalah haram menurut syara. Begitu juga dengan bahaya
yang akan terjadi jika operasi itu gagal, bisa menambah kerusakan didalam tubuhnya dan
sedikit sekali berhasilnya, apapun caranya tetap membahayakan dirinya dan ini tidak
sesuai dengan hukum syara, sesuai dengan firman Allah yang berbunyi (wallahu
alam)Jangan bawa diri kalian dalam kerusakan.
1.Operasi plastik merubah ciptaan Allah Swt.
2.Adanya unsur pemalsuan dan penipuan.
3.Dari sisi lain, bahwa negatifnya lebih banyak dari manfaatnya, karena bahaya yang
akan terjadi sangat besar apabila operasi itu gagal, bisa menyebabkan kerusakan anggota
badan bahkan kematian.
Kebanyakan ulama hadits berpendapat bahwa tidak boleh melakukan operasi ini
dengan dalil diantaranya sebagai berikut: Allah berfirman (Allah telah melaknatnya.
setan berkata, sungguh akan kutarik bagian yang ditentukan dari hamba-hamabaMu. dan
sungguh akan kusesatkan mereka, dan akan kubangkitlan angan-angan kosong mereka,
dan aku suruh mereka memotong telinga binatang ternak lalu mereka benar-benar
memotongnya, dan aku akan suruh mereka (merobah ciptaan Allah), lalu mereka benar-
benar merobahnya. dan barangsiapa yang menjadikan setan sebagai pelindung maka
sungguh dia telah merugi dengan kerugian yang nyata [Q.S An-Nisaa ayat118-119]
Ayat ini menjelaskan kepada kita dengan konteks celaan dan haramnya melakukan
pengubahan pada diri yang telah diciptakan Allah dengan sebaik-baik penciptaan.
Persoalan inilah yang perlu kita sadari bahwa tidak semua yang dilakukan manusia
yang menurut manusia baik adalah baik pula dalam pandangan Allah. Merubah bentuk
salah satu anggota tubuh yang berbeda dari apa yang diberikan Allah, dalam logika
manusia dipandang baik, karena akan lebih cantik, tampan dan menarik.
Asalnya kulit yang diberikan Allah hitam kemudian dirubah menjadi putih atau
warna lainnya. Asalnya hidung yang diberikan Allah pesek kemudian dirubah menjadi
mancung dan sebagainya. Namun demikian, apa yang dilakukan sebenarnya merupakan
tindakan yang tidak percaya dengan pemberian Allah dan dapat dikatakan sebagai bentuk
penghinaan terhadap Allah.
Oleh karena itu merubah ciptaan atau pemberian Allah sebagaimana dideskripsikan
di atas sebenarnya bertentangan dengan kodrat dan iradat Allah. Seharusnya manusia
menyadari bahwa apapun yang diciptakan Allah di dunia ini bukan merupakan hal yang
sia-sia (lihat Q.S. al-Baqarah ayat 26): Artinya: Sesungguhnya Allah tiada segan
membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. adapun orang-
orang yang beriman, Maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan
mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan Ini
untuk perumpamaan?." dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah,
dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. dan tidak
ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik,
Menurut pandangan manusia atau seseorang yang melakukan operasi bahwa salah
satu anggota tubuhnya kurang menarik, sehingga ia pun berkeinginan untuk merubahnya
melalui operasi. Padahal dalam pandangan Allah pemberian-Nya itu yang dipandang
manusia kurang menarik, sebenarnya memiliki manfaat yang luar biasa, hanya saja ia
tidak mengetahui dan menyadarinya. Mestinya manusia dapat bersyukur terhadap apa
yang diberikan Allah dan memberdayakan pemberian tersebut dengan baik.
Selain itu, apabila persoalan di atas dikembalikan kepada sumber hukum Islam yaitu
Alquran, maka Alquran telah secara jelas menyatakan orang yang merubah ciptaan-Nya
adalah orang yang mengikuti jalan dan ajakan syaithan. Dari Qs An-Nissa ayat 119 ayat
tersebut dapat dipahami, bahwa melakukan operasi plastik, yang hanya bertujuan
mempercantik diri termasuk perbuatan syetan yang dilaknat Allah. Contohnya, operasi
untuk memperindah bentuk hidung, dagu, buah dada, atau operasi untuk menghilangkan
kerutan-kerutan tanda tua di wajah, dan sebagainya. Persoalan ini apabila dilihat dari
kaidah yang disebutkan sebelumnya bahwa operasi plastik dengan tujuan untuk
mempercantik [jirahah at-tajmil], maka hukumnya adalah haram.

B. Operasi Plastik untuk Memperbaiki Cacat atau Akibat Kecelakaan


Yaitu suatu operasi yang bertujuan untuk mengobati penyakit yang terjadi tanpa
kekuasaan seseorang di dalam penyakit tersebut. Apakah penyakit yang telah ada ketika
seseorang baru lahir seperti bergabungnya jari tangan atau kaki, bibir sumbing,
tertutupnya lubang yang terbuka (hidung atau telinga,dll) dan berbagai jenis penyakit
lainnya yang terjadi tanpa dikehendaki. Operasi jenis ini hanya bertujuan untuk
mengobati penyakitdan pada nantinya akan menghasilkan keindahan pada orang yang
telah diobati. Dan keindahan itu hanya sebagai efek dari operasi dan ini dibolehkan di
dalam syariat islam. Alasan operasi ini dibolehkan adalah sesuai sesuai dengan hadits
yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwasannya Nabi Muhammad Saw bersabda :
Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan pula obatnya (shahih Bukhari
halaman 204 jilid 2, bab pengobatan).
Selain itu juga terdapat hadits dari Usmah bin Syaiik berkata, Seorang arab badui
bertanya kepada Rasulullah SAW Wahai Rasulullah apakah kami harus berobat dari
suatu penyakit?. Rasulullah SAW berkata : Benar, wahai hamba Allah berobatlah
karena Allah tidak menciptakan suatu penyakit melainkan ada obatnya, dan kecuali satu
penyakit. Lalu orang badui bertanya :Penyakit apa wahai Rasulullah?. Rasul berkata :
Tua(Turmudzi hal 383 jilid 4 hadits ke 2038). Dua hadits tersebut menunjukan bahwa
setiap penyakit yang diberikan Allah SWT memiliki obatnya maka hendakmya seseorang
yang sakit berobat dari segala penyakit yang menimpa agar bisa sehat seperti sedia kala
dan dapat melakukan berbagai aktivitas serta agar tidak menular kepada orang lain
sehingga ulama Hanafi mengatakan bahwa pengobatan melalui suntikan itu dibolehkan.
Tiada beda pula bagi laki-laki dan perempuan (syarah fathul qadir hal.500 jilid 8).
Juga dikatakan bahwa tindakan diperbolehkan menggunakan benda yang haram
untuk berobat seperti Khamar (miras) dan sejenisnya kecuali telah diusahakan namun
tidak ada lagi obat lain yang lebih sesuai dan hanya pada khamar itu saja obatnya
(darurat). Hukum melakukan operasi plastik dengan tujuan untuk memperbaiki cacat
yang dibawa sejak lahir (al-uyub al-khalqiyyah) seperti bibir sumbing, atau cacat yang
datang kemudian (al-uyub at-thari`ah) akibat kecelakaan, kebakaran, atau semisalnya,
seperti wajah yang rusak akibat kebakaran/kecelakaan, maka dapat dikategorikan sebagai
mubah atau dibolehkan melakukan operasi tersebut.
Dalam ushul fikih, cacat atau akibat kecelakaan dapat dikategorikan sebagai mudharat
atau disebut kemudaratan. Kemudaratan mengakibatkan ketidakbaikan yang akhirnya
membuat orang yang mengalami kemudaratan ini tidak merasa nyaman beragama. Oleh
karena itu, Islam memang bukan agama yang memudah-mudahkan sesuatu, tetapi bukan
pula agama yang mempersulit. Kemudaratan mesti dihilangkan atau setidaknya
menguranginya melalui operasi plastik.
Bolehnya menghilangkan kemudaratan berupa cacat sejak lahir atau cacat akibat
kecelakaan adalah berdasarkan kaidah fikih yang berbunyi:
Artinya: Kemudaratan itu mesti dihilangkan,

Sehingga operasi plastik pun legal dilakukan dengan ketentuan sesuai dengan tujuan yang
disebutkan. Selain itu, bolehnya melakukan operasi plastik adalah berdasarkan
keumuman (amm) dalil yang menganjurkan untuk berobat (at-tadawiy). Nabi SAW
bersabda:

Artinya: Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, kecuali Allah menurunkan pula
obatnya. (HR Bukhari).[10]
Dalam hadits yang lain Nabi SAW bersabda pula:


Artinya: Wahai hamba-hamba Allah berobatlah kalian, karena sesungguhnya Allah tidak
menurunkan satu penyakit, kecuali menurunkan pula obatnya. (HR Tirmidzi).[11]
Dalam ushul fikih disebutkan bahwa selama tidak ada dalil yang mengkhususkan dalil
umum, maka selama itu pula dalil umum dapat diamalkan. Hadis di atas dipandang
sebagai hadis yang umum, dan dapat diamalkan atau dapat dijadikan hujjah, karena tidak
ditemukan adanya dalil yang mengkhususkannya.[12] Bahkan dalam kondisi tertentu
dibolehkan bagi seseorang untuk mengobati penyakitnya walaupun harus memindahkan
bagian tubuhnya kepada bagian yang lain. Jika bagian yang cacat tersebut akan membawa
kepada penyakit yang telah membahayakan, baik itu amputasi atau pemindahan bagian
tubuh, karena ditakutkan jika itu tidak dilakukan maka akan membahayakan nyawa
seseorang dan allah sendiri mengingatkan manusia agar jangan mencampakkan dirinya ke
dalam jurang kehancuran bahkan kematian (Al-baqarah ayat 195, Annisa : 29). Para ahli
fikih membolehkan seseorang memasang gigi palsu namun mereka berbeda pendapat
pada hal menggunakan gigi palsu yang terbuat dari emas. Di dalam kitab hidayah hal.61
jilid 4 disebutkan, bahwa dilarang menggunakan gigi palsu dari emas. Namun boleh
dengan perak. Ini adalah pendapat Imam Hanafi dan Muhammad bahkan berkata bahwa
tidak apa-apa menggunakan gigi emas. Nabi Muhammad SAW membolehkan
menggunakan emas jika itu adalah suatu keharusan karena kritis dan darurat. Menindik
telinga anak perempuan dibolehkan (kitab ikhtiyar maushuly hal.122 jilid 30) karena
dengan menindik telinga tersebut dapat menambah keindahan. Selanjutnya disebutkan
bahwa operasi di dalam model ini tidak menyebabkan meroboh ciptaan Allah dengan
semena-mena dimana meroboh ciptaan itu diharamkan oleh Allah karena operasi ini
sangat perlu dilakukan dengan kondisi yang mendesak, maka diperbolehkan. Imam
Nabawi dari Madzhab Syafii ketika mensyarah hadits Ibnu Masud tentang perkataan
orang yang meregangkan gigi untuk keindahan maknanya adalah dia meregangakan gigi
itu tidak karena sakit namun hanya untuk mempercantik diri dan ini menunjuki bahwa
operasi untuk mengobati cacat tentu dibolehkan. Operasi yang demikian itu tidak
menjadikan alasan mempercantik diri sebagai landasan pertama namun kecantikan yang
dihasilkan dari operasi tersebut hanya sebagai hasil luar biasa saja. Kemudian operasi
model ini juga tidak bermaksud meroboh ciptaan Allah dengan sengaja. Namun sebagai
sarana berobat saja. Maka oleh karena itu berdasarkan dalildalil yang telah kami sebutkan
maka operasi semacam ini dibolehkan oleh syariat.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari uraian materi yang telah diungkapkan pada halaman sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa operasi plastik boleh dilakukan apabila bertujuan untuk
memperbaiki cacat sejak lahir seperti bibir sumbing, atau cacat yang datang kemudian
akibat kecelakaan, kebakaran, atau semisalnya, seperti wajah yang rusak akibat
kebakaran/kecelakaan. Sedangkan operasi plastik yang bertujuan untuk mempercantik
diri dengan sengaja merubah ciptaan ALLAH diharamkan karena merupakan salah satu
bentuk penyamaran yang bertentangan dengan syariat ISLAM.
3.2 Saran
Dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang di
masyarakat indonesia, kita harus mengadakan adanya suatu promosi kesehatan, salah
satunya berupa penyuluhan. Perawat berperan untuk menjelaskan apa yang sebenarnya
harus dilakukan oleh masyarakat jika menghadapi bedah plastik atau lingkungan sekitar
agar dapat sesuai dengan syariat islam. Penulis menyarankan bagi pembaca agar dapat
memahami pengertian operasi plastik, macam-macamnya, serta mengetahui hukum-
hukumnya dalam agama Islam.
Bagi pembaca dan mahasiswa lain yang ingin mengetahui dan memahami lebih dalam
lagi mengenai materi ini, maka dapat menjadikan makalah ini sebagai referensi. Penulis
juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
-Http://blog.re.or.id/operasi-face-off.html 2.

-http://tugasbidan2008.blogspot.com/2008/12/makalah-bedah-plastik-besertahuku
m.html 3. http://www.wanita-wanita.com/dampak-operasi-plastik//

-Bustanul Arifin, dan M. Atho Mudzar, Permasalahan Fiqih Kontemporer dalam


Keluarga Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 2002

-http://sukriyanahcute.blogspot.com/2012/03/makalah-opresi-plastik.html

-Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah: Kapita Selekta Islam, Jakarta: PT Toko Gunung
Agung, 1997.
-Yevita, 2012, Pandangan Agama Terhadap Masalah dan Tindakan,

-http://yevitadiaries.wordpress.com/2012/04/07/pandangan-agama-terhadap-masal
ah-dan-tindakan/ , 11122012 jam 10.10

-Yusuf Qardhawi, Fatwa-fatwa Kontemporer: Jilid 2. Jakarta: Gema


Insani Press, 1995.

Anda mungkin juga menyukai