Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keberaadaan teknologi modern sekarang ini sebenarnya sangat bermanfaat
bagi kehidupan manusia. Teknologi membuat pekerjaan manusia menjadi lebih
mudah. Demikian juga dalam dunia kedokteran. Saat ini telah banyak bermunculan
teknologi-teknologi di bidang kedokteran yang menggunakan alat-alat modern
sehingga memudahkan dalam melakukan praktek kedokteran. Hal tersebut dapat kita
lihat dari banyaknya praktek-praktek operasi plastik yang umumnya diminati kaum
wanita dan juga praktek transplantasi organ yang telah banyak dilakukan di berbagai
rumah sakit di seluruh Indonesia.
Banyak pro-kontra yang muncul mengenai hal tersebut di dalam masyarakat,
ada yang setuju dan tidak setuju dengan adanya praktek-praktek kedokteran tersebut.
Banyak pula pandangan-pandangan yang muncul mengenai hal tersebut. Salah
satunya yaitu dari segi agama. Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan
membahas mengenai “Operasi Plastik dan Transplantasi Organ Menurut Pandangan
Agama”. Bagaimana pandangan agama terhadap praktik-praktik kedokteran yang saat
ini hadir di dalam masyarakat, dan apakah sisi negatif dan positif dari praktik-praktik
tersebut
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan operasi plastik dan transplantasi organ ?
b. Bagaimana pandangan agama terhadap operasi plastik dan transplantasi organ ?
c. Apa saja yang merupakan dampak dari operasi plastik dan transplantasi organ ?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari operasi plastik dan transplantasi organ
b. Mengetahui motif melakukan operasi plastik dan transplantasi organ
c. Untuk mengetahui bagaimana pandangan agama terhadap operasi plastik dan
transplantasi organ
d. Untuk mengetahui dampak dari operasi plastik dan transplantasi organ

1
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui definisi,
macam dan pandangan bmasing – masing agama tentang operasi plastic dan
transplantasi organ serta mengetahui hukum – hukum dari masing – masing agama
yang ada di Indonesia.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari tiga bab utama. Bab I berisi
tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan
sistematika penulisan. Bab II merupakan bagian yang berisi penjelasan tentang
tinjauan pustaka, yang membahas materi/pokok bahasan. Bab III merupakan bagian
terakhir yang berisi kesimpulan, saran, serta daftar pustaka.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Operasi Plastik

1. Definisi
Operasi plastik (plastic surgery) atau dalam bahasa Arab disebut jirahah at-
tajmiladalah operasi bedah untuk memperbaiki penampilan salah satu anggota tubuh
yang nampak, atau untuk memperbaiki fungsinya, ketika anggota tubuh itu berkurang,
hilang/lepas, atau rusak. (Al-Mausu’ah at-Thibbiyah al-Haditsah, 3/454).
Bedah Plastik merupakan suatu cabang Ilmu Bedah yang mengerjakan operasi
Rekonstruksi dan Estetik. Istilah ”Plastik” sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu
plasticos yang berarti dapat diubah/dibentuk, bukan dengan menggunakan bahan dari
plastik, tetapi dengan menggunakan bahan dari tubuh sendiri (lemak, tulang rawan,
kulit, dll) atau bahan artificial (implant) seperti silikon padat untuk memancungkan
hidung atau silikon gel untuk membesarkan payudara.
Tindakan pembedahan ini dilakukan berdasarkan ilmu pengetahuan
kedokteran khususnya di bidang bedah plastik, sehingga pembedahan ini harus
dilakukan oleh seorang dokter spesialis bedah plastik.
Operasi plastik ini dapat dilakukan untuk mempercantik atau memperbaiki
anggota badan. Selain itu operasi plastik juga dilakukan dengan tujuan kesehatan,
misalnya pada kasus luka bakar, sehingga ada bagian tubuh yang rusak. Maka untuk
memperbaiki kerusakan tersebut dianjurkan melakukan operasi plastik.

2. Macam macam Operasi Plastik

Macam-macam operasi plastik di antaranya :

 Operasi perbaikan anggota tubuh,


Operasi perbaikan anggota tubuh yang dimaksudkan di sini adalah
operasi yang dilakukan dengan menggunakan teknologi kedokteran
untuk memperbaiki bagian-bagian anggota tubuh manusia, seperti
operasi wajah, operasi hidung, operasi payudara. Termasuk dalam
kategori ini adalah operasi selaput dara karena operasi ini bertujuan

3
untuk mengembalikan keperawanan seseorang wanita yang telah
pecah/hilang selaput daranya, serta operasi perbaikan atau
penyempurnaan organ/alat kelamin yang mengalami kelainan.
 Perubahan/pergantian kelamin.
operasi pergantian/perubahan kelamin adalah operasi yang dilakukan
dengan menggunakan teknologi kedokteran dengan tujuan untuk
perubahan atau pergantian alat kelamin seseorang baik dari jenis
kelamin laki-laki menjadi jenis kelamin perempuan maupun dari jenis
kelamin perempuan menjadi jenis kelamin laki-laki. Walaupun operasi
yang menggunakan teknologi kedokteran yang dikhususkan untuk
perbaikan organ/alat kelamin dan pergantian/perubahan alat kelamin
lebih dikenal dengan operasi kelamin dalam dunia kedokteran, namun
operasi kelamin juga termasuk dalam kategori operasi plastik dalam
arti luas.
3. Motif Pelaksanaan Operasi Plastik
Manusia merupakan makhluk yang tidak pernah puas terhadap satu hal saja.
Sifat ketidakpuasan manusia ini terjadi pada berbagai hal, termasuk keadaan fisiknya
sendiri. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa manusia dilahirkan dengan
kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Seperti halnya ada orang yang
dilahirkan dengan kondisi fisik yang sempurna namun dalam pikiran ada bagian-
bagian atau anggota tubuhnya yang kurang menarik sehingga menimbulkan
ketidakpuasan. Ada pula orang yang dilahirkan dengan kondisi fisik tidak sempurna
termasuk memiliki kelainan baik dengan organ kelamin ganda atau alat kelamin yang
tidak sempurna. Ketidakpuasan tersebut mendorong yang bersangkutan mencari
solusi yang dianggap dapat memecahkan masalahnya. Dalam hal ini operasi plastik
menjadi solusi atau alternatif yang tepat.

Orang yang tidak merasa percaya diri dengan hidung yang pesek, warna kulit
yang gelap/hitam, dagu yang tidak menarik, payudara yang tidak montok memandang
operasi plastik sebagai solusi terbaik. Ibu-ibu di kota-kota besar–terutama para artis
dan kalangan menengah ke atas telah menjadikan operasi plastik sebagai solusi
terbaik dalam menanggulangi problem fisik yang kurang menarik. Apalagi dunia artis
sangat mengandalkan daya tarik fisik. Sehingga melakukan operasi plastik merupakan
bagian dari upaya mempertahankan nilai jual sang artis. Walaupun yang bersangkutan

4
harus rela membayar mahal dari operasi plastik yang dijalaninya, namun hasil yang
diperolehnya melalui dunia entertaimen justru jauh lebih besar dari biaya yang
dikeluarkannya.

4. Dampak Operasi Plastik

 Dampak Positif  

Manusia sering mengalami peristiwa di luar keinginannya yang bisa


merugikan bahkan mengancam keselamatannya, seperti kasus penyiraman
air keras yang terjadi pada seorang wanita yang menyebabkan wajahnya
terkelupas dan tampak mengerikan. Oleh karena hal itu, ia membutuhkan
operasi plastik untuk mengembalikan kulitnya dan dilakukan selama
beberapa kali. Dalam kasus ini operasi plastik tentu memberi dampak
positif dalam kehidupan manusia. Operasi yang dijalani korban siraman
“air keras” tersebut bukan untuk kecantikan namun upaya penyelamatan
kelangsungan hidup yang bersangkutan.

Demikian pula dengan operasi plastik yang dilakukan untuk tujuan


kecantikan selama tidak mengarah kepada “merubah ciptaan Allah” pada
hakikatnya adalah baik. Misalnya operasi plastik terhadap bibir sumbing
tentu sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia agar yang bersangkutan
dapat memiliki rasa percaya diri. Demikian operasi plastik dapat
dipandang sebagai sebuah solusi yang dapat memberikan dampak positif.

 Dampak Negatif  
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era modem
sebenamya dimaksudkan untuk memberikan berbagai kemudahan dalam
kehidupan manusia modern. Keberadaan teknologi diharapkan dapat
memberikan kebaikan bagi manusia. Demikian pula dalam ilmu dan
teknologi kedokteran..
Perkembangan zaman di bidang sains dan teknologi telah ikut
mendorong terjadinya pergeseran kebutuhan hidup manusia yang
cenderung ekstrim. Sehingga keberadaan sains dan teknologi melahirkan
sebuah dilema dalam kehidupan manusia sebab pada satu sisi ilmu
pengetahuan (sains) dan teknologi memberikan kemudahan kepada

5
manusia namun di sisi lain sains dan teknologi juga dapat mengancam
kehidupan manusia dan kemanusiaan. Karena salah satu ciri masyarakat
modern yang paling menonjol adalah sikapnya yang sangat agresif
terhadap kemajuan. Didorong oleh berbagai prestasi yang dicapai oleh
ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat modern berusaha
mengabaikan etika, bahkan mengesampingkan peran serta Tuhan dalam
aktivitasnya.
Modernisme yang berporos pada rasionalitas harus diakui telah
mampu mengantarkan manusia pada berbagai prestasi kehidupan yang
belum pernah dicapai sebelumnya dalam sejarah umat manusia.
Salah satu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran modem
adalah operasi plastik baik melalui operasi selaput dara untuk
mengembalikan selaput dara yang hilang akibat perzinaan, maupun
operasi pergantian kelamin telah membawa implikasi serius dalam
kehidupan manusia.

5. Pandangan Agama terhadap Operasi Plastik

Pandangan Agama Hindu

Dalam ajaran agama hindu disebutkan dalam beberapa wahyunya yang


dituliskan di daun lontar yang berjumlah empat helai yaitu Yama Purwa Tattwam,
Yama Purana, dan Yama Tattmam. Dikatakan bahwa inti yang diuraikan di keempat
lontar itu berkenaan tentang pengertian asal tubuh manusia, setelah kematian dan
kewajiban menjaga tubuh yang merupakan pinjaman. Dalam ajaran agama hindu
disebutkan dengan jelas bahwa larangan untuk mengubah bentuk tubuh untuk alasan
apapun dilarang. Para pemeluknya juga diwajibkan untuk menjaga keutuhan tubuh
yang merupakan pinjaman.

Pandangan Agama Islam

Islam sesungguhnya memperbolekan umatnya untuk memperindah


penampilan bahkan Allah sendiri menyukai keindahan, selama tidak dalam konteks
merubah ciptaan Allah. Namun ada juga ulama hadits yang berpendapat bahwa tidak
boleh melakukan operasi plastik. Namun ada juga sebagian ulama yang berpendapat
bahwa memperbaiki dan memulihkan kembali fungsi organ yang rusak baik yang

6
merupakan bawaan atau karena adanya insiden dan hal-hal sejenisnya diperbolehkan
dalam islam. Namun jika operasi dimaksudkan untuk kesia-siaan seperti merubah
jenis kelamin maka Allah melarangnya dan hal ini juga telah ditegaskan dalam QS.
An Nisa 119.

Pandangan Agama Budha

Bedah plastik menurut pandangan ajaran Budha tidak masalah selama untuk tujuan
yang baik dan tidak untuk penipuan. Dalam ajaran agama Budha wanita yang
mengubah kelamin menjadi pria dilarang untuk menjadi bikkhu. Agama Budha tidak
melarang operasi plastik, namun jika tujuannya untuk mempercantik diri maka tidak
sesuai dengan ajaran Budha karena berarti telah muncul Lobha (keserakahan). Jika
bedah plastik itu berjalan baik maka hasilnya bagus, kita akan semakin melekat
padanya. Tetapi apabila bedah plastik itu tidak berjalan lancar maka hasilnya menjadi
buruk dari yang sebelumnya dan akan menimbulkan dosa.

Pandangan Agama Katholik

Menurut pandangan beberapa kitab maka dapat disimpulkan bahwa operasi plastik
diperbolehkan dalam agama katholik. Namun bedah plastik tidak diizinkan apabila
merusak kebaikan lebih besar dari pada apa yang dicapai seperti halnya
transgender/ganti jenis kelamin. Tanggapan tersebut memang bukan tanggapan yang
baku karena tidak ada dokumen Gereja Katholik yang secara tegas mengatur
mengenai bedah kosmetik.

2.2 Transplantasi Organ

1. Definisi

Transplatansi organ atau jarigan tubuh manusia merupakan tindakan medik


yang sangat bermanfaat bagi pasien dengan gangguan fungsi organ tubuh yang berat.
(hasilnya lebih memuaskan di bandingkan dengan terapi konservatif). Walaupun
transplatansi organ atau jaringan itu telah lama dikenal dan terus berkembang dalam
dunia kedokteran, namun tindakan medik ini tidak dapat dilakukan begitu saja, karena
masih harus mempertimbangkan dari segi non medik, yaitu segi agama, hukum,
budaya, etika dan moral.

2. Macam-macam Transplantasi Organ

7
 Autograft, yaitu pemindahan dari satu tempat ketempat lain dalam tubuh
itu sendiri.
 Allograft, yaitu pemindahan dari satu tubuh ke tubuh lain yang sama
spesiesnya.
 Isograft, yaitu pemindahan dari satu tubuh ke tubuh lain yang identik,
misalnya pada gambar identik.
 Xenograft, yaitu pemindahan dari satu tubuh ke tubuh lain yang tidak
sama spesiesnya.
3. Motif Melakukan Transplantasi Organ
Di perkembangan dunia modern ini banyak terjadi perubahan-perubahan
dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satunya seperti yang kita ketahui adalah di
bidang kedokteran yaitu transplantasi organ. Masyarakat maju tentunya sudah tidak
asing lagi dengan haal semacam ini. Bahkan di negara berkembang seperti Indonesia.
Praktik transplantasi organ telah banyak dilakukan oleh hampir seluruh rumah sakit
besar di wilayah Indonesia.
Motif utama dalam melakukan transplantasi organ pada umumnya aadalah
karena kebutuhan akan organ tersebut pada diri si pasien. Seperti misalnya jika terjadi
kerusakan pada kedua ginjal maka tentunya si pasien memerlukan transplantasi ginjal
dari orang lain.
Pendonor bisa berasal dari orang yang sudah meninggal maupun yang masih
hidup. Sekarang ini sedang marak kasus pendonoran organ tubuh karena alasan
ekonomi, terutama untuk memenuhi kebutuhan hidup yang kian lama kian meningkat.
Bahkan mereka tidak dibayar seperti semestinya yang harusnya mereka dapatkan dari
hasil penjualan organ tubuh mereka tetapi malah mendapatkan akibat negatif lain
karena kondisi kesehatan yang berubah akibat dilakukannya operasi transplantasi
organ yang kadangkala ilegal. Hal ini terjadi karena pada umumnya yang mau
mendonorkan organ tubuh adalah masyarakat ekonomi rendah yang secara
pengetahuan mengenai hal-hal jual-beli organ tentunya kurang.

4. Dampak Transplantasi Organ

 Dampak Positif

Dari sisi pasien, dampak positif yang di dapatkan adalah dengan adanya organ
baru yang tentunya masih bekerja.

8
Dari segi pendonor jika masih hidup, pendonor bisa mendapatkan uang dari
hasil transplantasi organ yang ia lakukan

 Dampak Negatif

Dari segi pasien, apabila organ yang baru ditransplantasikan tidak cocok
dengan tubuh si penerima maka bisa terjadi hal-hal yang tidak terduga bahkan
kematian apalagi jika organ yang ditransplantasikan adalah jantung.

Dari segi pendonor, apabila operasi yang dilakukan ilegal dan tidak sesuai
prosedur maka ada kemungkinan terjadinya hal-hal yangtidak diinginkan ke
depannya dalam kehidupan si pendonor, dan jika uang yang diterima si
pendonor tidak sesuai maka pendonor akan rugi.

5. Transpantasi Organ dalam Pandangan Agama

Transplantasi Organ dari Segi Agama Hindu


Menurut ajaran Hindu transplantasi organ tubuh dapat dibenarkan dengan
alasan, bahwa pengorbanan (yajna) kepada orang yang menderita, agar dia bebas dari
penderitaan dan dapat menikmati kesehatan dan kebahagiaan, jauh lebih penting,
utama, mulia dan luhur, dari keutuhan organ tubuh manusia yang telah meninggal.
Perbuatan ini harus dilakukan diatas prinsip yajna yaitu pengorbanan tulus iklas tanpa
pamrih dan bukan dilakukan untuk maksud mendapatkan keuntungan material. Alasan
yang lebih bersifat logis dijumpai dalam kitab Bhagawadgita II.22 sebagai berikut:
“Wasamsi jirnani yatha wihaya nawani grihnati naro’parani, tatha sarirani wihaya
jirnany anyani samyati nawani dehi” Artinya: seperti halnya seseorang mengenakan
pakaian baru dan membuka pakaian lama, begitu pula Sang Roh menerima badan-
badan jasmani yang baru, dengan meninggalkan badan-badan lama yang tiada
berguna.
Ajaran Hindu tidak melarang bahkan menganjurkan umatnya unutk
melaksanakan transplantasi organ tubuh dengan dasar yajna (pengorbanan tulus ikhlas
dan tanpa pamrih) untuk kesejahteraan dan kebahagiaan sesama umat manusia.
Demikian pandangan agama hindu terhadap transplantasi organ tubuh sebagai salah
satu bentuk pelaksanaan ajaran Panca Yajna terutama Manusia Yajna.

9
Transplantasi Organ dari Segi Agama Islam
 Transplantasi Organ Dari Donor Yang Masih Hidup.
Mendonorkan organ tunggal yang dapat mengakibatkan kematian si pendonor,
seperti mendonorkan jantung, hati dan otaknya. Hukumnya tidak
diperbolehkan,
Berdasarkan firman Allah SWT dalam Al – Qur‟an :
1) surat Al – Baqorah ayat 195
“dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan ”
2) An – Nisa ayat 29
“dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri ”
3) Al – Maidah ayat 2
“ dan jangan tolong – menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. “

 Transplantasi Organ dari Donor yang Sudah meninggal


Allah SWT telah mengharamkan pelanggaran terhadap kehormatan mayat
sebagaimana pelanggaran terhadap kehormatan orang hidup. Allah SWT
menetapkan pula bahwa menganiaya mayat sama saja dosanya dengan
menganiaya orang hidup. Diriwayatkan dari A‟isyah Ummul Mu‟minin RA
bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Memecahkan tulang mayat itu sama
dengan memecahkan tulang orang hidup.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan
Ibnu Hibban).
Imam Ahmad meriwayatkan dari Amar bin Hazm Al Anshari RA, dia
berkata,”Rasulullah pernah melihatku sedang bersandar pada sebuah kuburan.
Maka beliau lalu bersabda : “Janganlah kamu menyakiti penghuni kubur itu !”
Hadits-hadits di atas secara jelas menunjukkan bahwa mayat mempunyai
kehormatan sebagaimana orang hidup. Begitu pula melanggar kehormatan dan
menganiaya mayat adalah sama dengan melanggar kehormatan dan
menganiaya orang hidup.

Transplantasi Organ dari Segi Agama Budha


Dalam pengertian Budhis, seorang terlahir kembali dengan badan yang baru.
Oleh karena itu, pastilah organ tubuh yang telah didonorkan pada kehidupan yang
lampau tidak lagi berhubungan dengan tubuh dalam kehidupan yang sekarang.
Artinya, orang yang telah mendermakan anggota tubuh tertentu tetap akan terlahir

10
kembali dengan organ tubuh yang lengkap dan normal. Ia yang telah berdonor kornea
mata misalnya, tetap akan terlahir dengan mata normal, tidak buta. Malahan, karena
donor adalah salah satu bentuk karma baik, maka ketika seseorang berderma kornea
mata, dipercaya dalam kelahiran yang berikutnya, ia akan mempunyai mata lebih
indah dan sehat dari pada mata yang ia miliki dalam kehidupan saat ini.
Transplantasi Organ dari Segi Agama Kristen
Di alkitab tidak dituliskan mengenai mendonorkan organ tubuh, selama
niatnya tulus dan tujuannya kebaikan itu boleh-boleh saja terutama untuk membantu
kelangsungan hidup suatu nyawa (nyawa orang yang membutuhkan donor organ),
bukan karena mendonorkan untuk mendapatkan imbalan materi/uang untuk si
pendonor organ. Akan lebih baik lagi bila si pendonor sudah mati dari pada saat si
pendonor belum mati, karena saat masih hidup organ tubuh itu bagaimanapun penting
artinya, sedangkan saat sudah mati tidak dibutuhkan tubuh.
Transplantasi Organ dari Segi Agama Katolik
Gereja menganjurkan untuk mendonorkan organ tubuh sekalipun jantung, asal
saja pedonor sudah benar-benar mati artinya bukan mati secara medis yaitu otak yang
mati, seperti koma, vegetative state atau kematian medis lainnya.

Bila donor tidak menuntut pedonor harus mati, seperti donor darah, sumsum,
ginjal, kulit, mata, rambut, lengan, jari, kaki atau urat nadi, tulang maka dianjurkan
untuk melakukannya. Sedangkan menjadi donor mati seperti jantung atau bagian
tubuh lainnya dimana donor tidak bisa hidup tanpa adanya organ tersebut, maka wajib
untuk dinyatakan mati oleh ajaran GK. Kematian klinis atau medis bukan mati
sepenuhnya menurut gereja, jadi harus menunggu sampai si donor benar-benar mati
untuk diambil organnya, dan ini bukti tidak ada halangan dalam pengambilan organ.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Operasi plastik (plastic surgery) atau dalam bahasa Arab disebut jirahah at-tajmiladalah
operasi bedah untuk memperbaiki penampilan salah satu anggota tubuh yang nampak, atau
untuk memperbaiki fungsinya, ketika anggota tubuh itu berkurang, hilang/lepas, atau rusak.
Sedangkan transplatansi organ atau jarigan tubuh manusia merupakan tindakan medik yang
sangat bermanfaat bagi pasien dengan gangguan fungsi organ tubuh yang berat. (hasilnya
lebih memuaskan di bandingkan dengan terapi konservatif). Keduanya mempunyai dampak
positif dan negatif dan juga motif yang berbeda dalam melakukannya.

Dari makalah yang kami susun ini dapat dilihat bahwa setiap agama mempunyai
pandangan berbeda mengenai hal tersebut walaupun ada beberapa yang memiliki pandangan
sama terhadap kedua hal tersebut. Namun demikian kita tetap harus menghormati pandangan
setiap agama, karena pada dasarnya setiap agama pasti memikirkan kebaikan umatnya.

3.2 Saran
1. Terdapat dampak positif dan tidak sedikit pula dampak negatif yang ditimbulkan oleh
praktik operasi plastik dan transplantasi organ, maka dari itu penulis menyarankan
dalam hal ini alangkah lebih bijaksana apabila pihak-pihak yang terlibat melakukan
kajian dan pemikiran mendalam terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk
melakukan tindakan tersebut.

2. Kita harus menghormati pandangan dari masing-masing agama mengenai praktik


operasi plastik dan transplantasi organ karena pada dasarnya setiap agama pasti
memikirkan kebaikan umatnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

1
Zuhroni. 2003. Islam untuk Disiplin Ilmu Kesehatan dan Kedokteran 2. Jakarta : Depag RI.
2
Ejournal.willimhaveyou.files.wordpress.com/2014/01/transplantasi-organ-dan-bedah-
mayat.pdf. diakses pada tanggal 21 September 2016 pada pukul 15.20 WIB
3
Ejournal.muhsinhar.staff.umy.ac.id/hukum-operasi-plastik/.diakses pada tanggal 21
September 2016 pada pukul 16.00 WIB
4
Ejournal.tahkimjurnalsyariah.wordpress.com/2014/04/08/la-jamaa-4/pdf.diakses pada
tanggal 25 September 2016 pada pukul 13.44 WIB

13

Anda mungkin juga menyukai