Anda di halaman 1dari 7

PAPER

Hak-Hak Pasien

Disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Keperawatan Dasar


Dosen Pembimbing: Bambang Edi Warsito, S.Kp, M.Kes

Disusun oleh:
1. Anandya Dewi Larasati Yunanto (22020115120006)
2. Cici Melati Nur Khanifa (22020115140065)
3. Dina Fitria Amalia (22020115120013)
4. Eko Joko Prasetyo (22020115130110)
5. Intan Susmita R (22020115140099)
6. Muliawati Nugrahaningtyas (22020115120047)
7. Nisriina Luthfiyah (22020115140061)
8. Riyantika Ayu Ramandhani (22020115120059)
9. Ressy Amalia Anjani (22020115120030)

Kelompok 3
Kelas A.15.1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2015
Hak dan Kewajiban Pasien

UUD 1945 yang telah diamandemen, secara jelas dalam pasal 28 H


menyebutkan, bahwa setiap warga negara berhak mendapat pelayanan kesehatan
yang layak. Dan terkait hak-hak pasien sendiri sudah diatur diantaranya dalam UU
No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, sebagian juga diatur dalam UU
Perlindungan Konsumen, UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, UU
No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, dan UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
Selain itu hak-hak pasien juga diangkat dalam Surat Edaran Direktorat
Jendral Pelayanan Medis Depkes RI No YM.02.04.3.5.2504 tentang Pedoman
Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan RS; serta Deklarasi Muktamar IDI
mengenai Hak dan Kewajiban pasien dan Dokter. Sementara untuk kewajiban
pasien diatur dalam UU Praktik Kedokteran dan UU Perlindungan Konsumen.
Hak Pasien memang harus diatur dalam rangka melindungi kepentingan
pasien yang seringkali tidak berdaya. Demikian juga hak tenaga medis diperlukan
untuk melindungi kemandirian profesi. Sementara kewajiban tenaga medis diatur
untuk mempertahankan keluhuran profesi dan melindungi masyarakat.

A. Hak dan Kewajiban Pasien Menurut Undang-Undang


Menurut ‘Declaration of Lisbon (1981): The Rights of the Patient”
disebutkan beberapa hak pasien, diantaranya hak memilih dokter, hak dirawat
dokter yang “bebas”, hak menerima atau menolak pengobatan setelah menerima
informasi, hak atas kerahasiaan, hak mati secara bermartabat, hak atas dukungan
moral atau spiritual. Dalam UU No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 53
menyebutkan beberapa hak pasien, yakni hak atas informasi, hak atas second
opinion, hak atas kerahasiaan, hak atas persetujuan tindakan medis, hak atas
masalah spiritual, dan hak atas ganti rugi.
Menurut UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, pada pasal 4-8
disebutkan setiap orang berhak atas kesehatan, akses atas sumber daya, pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau; menentukan sendiri pelayanan
kesehatan yang diperlukan, lingkungan yang sehat, info dan edukasi kesehatan
yang seimbang dan bertanggungjawab, dan informasi tentang data kesehatan
dirinya. Hak-hak pasien dalam UU No. 36 tahun 2009 itu di antaranya meliputi:

1. Hak menerima atau menolak sebagian atau seluruh pertolongan (kecuali tak
sadar, penyakit menular berat, gangguan jiwa berat).
2. Hak atas rahasia pribadi (kecuali perintah UU, pengadilan, ijin ybs,
kepentngan ybs, kepentingan masyarakat).
3. Hak tuntut ganti rugi akibat salah atau kelalaian (kecuali tindakan
penyelamatan nyawa atau cegah cacat).

Pada UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada


pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:

1. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana


dimaksud dalam pasal 45 ayat 3.
2. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain.
3. Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis.
4. Menolak tindakan medis.
5. Mendapatkan isi rekam medis.

Terkait rekam medis, Peraturan Menteri kesehatan No. 269 pasal 12


menyebutkan:

1. Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan.


2. Isi rekam medis merupakan milik pasien.
3. Isi rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam bentuk ringkasan
rekam medis.
4. Ringkasan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diberikan,
dicatat, atau dicopy oleh pasien atau orang yang diberi kuasa atau atas
persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang berhak untuk itu.
Hak Pasien dalam UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Pasal 32)
menyebutkan bahwa setiap pasien mempunyai hak sebagai berikut:

1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di


Rumah Sakit.
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
4. Memperoleh pelayanan kesehatan bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional.
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi;
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di rumah sakit.
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
(second opinion) yang memiliki Surat Ijin Praktik (SIP) baik di dalam maupun
di luar rumah sakit.
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-
data medisnya.
10. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
11. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan.
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama
hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
Rumah Sakit.
15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap
dirinya.
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya.
17. Menggugat dan atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit itu diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana.
18. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Selanjutnya apabila hak-haknya dilanggar, maka upaya hukum yang


tersedia bagi pasien adalah:

1. Mengajukan gugatan kepada pelaku usaha, baik kepada lembaga peradilan


umum maupun kepada lembaga yang secara khusus berwenang
menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha (Pasal 45
UUPK).
2. Melaporkan kepada polisi atau penyidik lainnya. Hal ini karena di setiap
undang-undang yang disebutkan di atas, terdapat ketentuan sanksi pidana atas
pelanggaran hak-hak pasien.

Sementara itu kewajiban pasien diatur diataranya dalam UU No. 29 Tahun


2004 tentang Praktik Kedokteran, terutama pasal 53 yang meliputi:

1. Memberi informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya.


2. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter dan dokter gigi.
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di saryankes.
4. Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

Terkait kewajiban pasien seperti disebut di atas, sebenarnya ada “pesan”


implisit terkait hal itu, diantaranya:
1. Masing-masing pihak, dalam hal ini pasien dan tenaga medis, harus selalu
memberi informasi yang tepat dan lengkap, baik sebelum maupun sesudah
tindakan (preventif/diagnostik/terapeutik/rehabilitatif).
2. Keputusan di tangan pasien, dokter mengadvokasi prosesnya (kecuali keadaan
darurat yang tak bisa ditunda).
3. Layanan medis harus sesuai kebutuhan medisnya.
DAFTAR PUSTAKA

Hertama, Ahmed. (n.d.). Hak dan Kewajiban Pasien Menurut Undang-Undang.


Diakses pada tanggal 01 Desember 2015 melalui
https://www.academia.edu/5284366/Hak_dan_Kewajiban_Pasien_Menurut
_Undang-Undang

Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). (2015). Hak Pasien dan Keluarga
pasien menurut KARS. Diakses pada tanggal 01 Desember 2015 melalui
http://dokumen.tips/documents/kars.html

n.d. (2010). Hak Pasien atas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit. Diakses pada
tanggal 30 November 2015 melalui
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl2431/hak-pasien-atas-
pelayanan-kesehatan-di-rumah-sakit

Sonarya, Aditya. (2013). Hak dan Kewajiban Pasien dan Dokter. Diakses pada
tanggal 01 Desember 2015 melalui https://prezi.com/kqfhxokwvr0n/hak-
dan-kewajiban-pasien-dan-dokter/

Anda mungkin juga menyukai