Prof.H.J.J.Leenen, Hukum kesehatan adalah semua peraturan hukum yang berhubungan langsung pada pemberian pelayanan kesehatan dan penerapanya pada hukum perdata, hukum administrasi dan hukum pidana.Arti peraturan disini tidak hanya mencakup pedoman internasional, hukum kebiasaan, hukum yurisprudensi, namun ilmu pengetahuan dan kepustakaan dapat juga merupakan sumber hukum. Prof. Van der Mijn, Hukum kesehatan dapat dirumuskan sebagai kumpulan pengaturan yang berkaitan dengan pemberian perawatan dan juga penerapannya kepada hukum perdata, hukum pidana dan hukum administrasi. Hukum medis yang mempelajari hubungan yuridis dimana dokter menjadi salah satu pihak, adalah bagian dari hukum kesehatan.Dari perumusan tersebut diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hukum kesehatan (gezondheidsrecht, health law) adalah lebih luas dari pada hukum medis (Medical law). Jika dilihat hukum kesehatan, maka ia meliputi : Hukum medis (Medical law) Hukum keperawatan (Nurse law) Hukum rumah sakit (Hospital law) Hukum pencemaran lingkungan (Environmental law) Hukum limbah .(dari industri, rumah tangga, dsb) Hukum polusi (bising, asap, debu, bau, gas yang mengandung racun) Hukum peralatan yang memakai X-ray (Cobalt, nuclear) Hukum keselamatan kerja Hukum dan peraturan peraturan lainnya yang ada kaitan langsung yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia. 2. Apa yang dimaksud dengan kaidah dasar moral? Moralitas adalah system nilai tentang bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai manusia.Sistem nilai ini tekandung dalam ajaran berbentuk petuah-petuah, nasehat, peraturan-peraturan, dan perintah semacamnya yang diwariskan secara turun temurun melalui agama, atau kebudayaan tertentu tentang bagaimana manusia harus hidup secara baik. Moralitas member manusia aturan atau petunjuk konkrit tentang bagaimana ia harus hidup, bagaimana ia harus bertindak dalam hidup ini sebagai manusia yang baik, dan bagaimana menghindai perilaku-perilaku yang tidak baik. Manusia menjadi manusia sebenarnya jika ia menjadi manusia yang etis. Manusia disebut etis ialah manusia yang secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan sosialnya, antara rohani dan jasmaninya, dan antara makhluk berdiri sendiri dengan khalik-nya.Dalam konsep etis, didirikan atas dasar kepercayaan bahwa kehidupan manusia secara keseluruhan adalah baik, pada dasarnya manusia adalah baik. 3. Sebutkan hak-hak pasien! Hak-hak pasien dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan itu diantaranya meliputi: Hak menerima atau menolak sebagian atau seluruh pertolongan (kecuali tak sadar, penyakit menular berat, gangguan jiwa berat). Hak atas rahasia pribadi (kecuali perintah UU, pengadilan, ijin ybs, kepentngan ybs, kepentingan masyarakat). Hak tuntut ganti rugi akibat salah atau kelalaian (kecuali tindakan penyelamatan nyawa atau cegah cacat). Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi: Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat 3. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain. Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis. Menolak tindakan medis. Mendapatkan isi rekam medis. Hak Pasien dalam UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 32 menyebutkan bahwa setiap pasien mempunyai hak sebagai berikut: Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi. Memperoleh pelayanan kesehatan bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi; Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di rumah sakit. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain (second opinion) yang memiliki Surat Ijin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar rumah sakit. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data- data medisnya. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya. Menggugat dan atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit itu diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Menurut UU No. 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan pasal 38 dalam praktik keperawatan, klien berhak : Mendapatkan informasi secara benar, jelas, dan jujur tentang tindakan keperawatan yang akan dilakukan Meminta pendapat perawat lain dan/atau tenaga kesehatan lainnya Mendapatkan pelayanan keperawatan sesuai dengan kode etik, standar pelayanan keperawatan, standar profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan peraturan perundang-undangan Memberi persetujuan atau penolakan tindakan keperawatan yang akan diterimanya. Memperoleh keterjagaan kesehatannya. Terkait rekam medis, Peraturan Menteri kesehatan No.269 tahun 2008 pasal 12 menyebutkan: Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan. Isi rekam medis merupakan milik pasien. Isi rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam bentuk ringkasan rekam medis. Ringkasan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diberikan, dicatat, atau dicopy oleh pasien atau orang yang diberi kuasa atau atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang berhak untuk itu. 4. Peraturan mana saja yang mengatur tentang hak-hak pasien? UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit UU No. 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan Peraturan Menteri kesehatan No.269 tahun 2008 tentang rekam medis 5. Apa kewajiban perawat sebagai tenaga kesehatan? Dalam UU No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, Untuk kewajiban perawat, diatur pada pasal 37, yaitu : Melengkapi sarana dan prasarana Pelayanan Keperawatan sesuai dengan standar Pelayanan Keperawatan dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan Memberikan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan kode etik, standar Pelayanan Keperawatan, standar profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan MerujukKlien yang tidak dapat ditangani kepada Perawat atau tenaga kesehatan lain yang lebih tepat sesuai dengan lingkup dan tingkat kompetensinya MendokumentasikanAsuhan Keperawatan sesuai dengan standar; memberikan informasi yang lengkap, jujur, benar, jelas, dan mudah dimengerti mengenai tindakan Keperawatan kepada Klien dan/atau keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya Melaksanakantindakan pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatan lain yang sesuai dengan kompetensi Perawat Melaksanakanpenugasan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah. 6. Peraturan mana saja yang mengatur tentang kewajiban perawat? UU No. 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan pada pasal 37 7. Apakah rahasia medik itu? Rahasia medic adalah segala sesuatu yang dianggap rahasia oleh pasien yang terungkap dalam hubungan medis dokter-pasien yang diungkapkan seara langsung oleh pasien (subjektif) maupun yang diketahui oleh dokter ketika melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang (objektif).Rahasia medis ini juga sering disebut dengan rahasia jabatan dokter yang timbul karena menjalankan tugas profesionalnya sebagai dokter.Rahasia medis merupakan hak pasien yang harus dilindungi dan dijunjung tinggi oleh setiap penyelenggara pelayanan kesehatan.Pelanggarana terhadap hak pasien ini merupakan suatu kejahatan yang dapat dimintai pertanggung jawaban hukum. Perlindungan terhadap hak rahasia medis ini dapat dilihat dalam peraturan perundang-undangan antara lain : UU no. 36 tahun 2009 tentang kesehatan pada pasal 57 yang mengatakan bahwa setiap orang berhak atas kondisi kesehatan pribadinya yang telah dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan. UU no 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran pasal 48 yang mengatakan bahwa setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktek kedokterannya wajib menyimpan rahasia kedokteran UU no. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit pada pada 32(i) menyatakan bahwa hak pasien untuk mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang di derita termasuk data-data medisnya. 8. Siapa saja yang wajib menjaga rahasia medic? Semua petugas penyelenggara pelayanan kesehatan. 9. Peraturan perundang-undangan mana yang mengatur tentang rahasia medic/rahasia jabatan? UU no. 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran pasal 46 ayat 1, setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medic UU no. 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran pasal 47 yang menyatakan bahwa isi rekam medis merupakan milik pasien, harus disimpan dan dijaga rahasianya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pasal 48: 1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran. 2) Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan. 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diatur dengan Peraturan Menteri. UU no. 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran pasal 52 yaitu dalam pelayanan pada praktik kedokteran pasien mempunyai hak mendapatkan isi rekam medis KODEKI pasal 7c bahwa seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien,dst. Pasal 11 seorang dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien bahkan juga setelah pasien itu meninggal. KODERSI pasal 4 bahwa Rumah Sakit harus memelihara semua catatan/arsip baik medic maupun non medic secara baik. Permenkes No. 269 tahun 2008 tentang rekam medis Pasal 10 ayat (2): Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan, dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal: a) untuk kepentingan kesehatan pasien; b) memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum atas perintah pengadilan; c) permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri; d) permintaan institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan; dan e) untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien. 10. Apa sanksinya bila kita membuka rahasia medik? Sanksi hukum menurut KUHP pasal 322, yaitu barang siapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang menurut jabatan atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dahulu ia diwajibkan untuk menyimpannya, dihukum dengan pidana perkara paling lama Sembilan bulan atau denda paling banyak Sembilan ribu rupiah. Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang yang tertentu, maka perbuatan itu hanya dituntut atas pengaduan orang tersebut. Sanksi hukum lain yaitu dengan KUH Perdata pasal 1365 yaitu setiap perbuatan melanggar hukum yang mengakibatkan kerugian bagi orang lain, mewajibkan orang yang karena kesalahannya menyebabkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut. 11. Apakah yang disebut dengan informed consent? Persetujuan tindakan medis (Informed Consent) adalah pernyataan persetujuan (consent) atau izin dari pasien yang diberikan dengan bebas, rasional, tanpa paksaan (voluntary) tentang tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan informasi yang cukup tentang tindakan kedokteran yang dimaksud. Persetujuan ini bisa dalam bentuk lisan maupun tertulis. Pada hakikatnya informed consent adalah suatu proses komunikasi antara dokter dan pasien tentang kesepakatan tindakan medis yang akan dilakukan dokter terhadap pasien (ada kegiatan penjelasan rinci oleh dokter), sehingga kesepakatan lisan pun sesungguhnya sudah cukup. Penandatanganan formulir Informed Consent secara tertulis hanya merupakan pengukuhan atas apa yang telah disepakati sebelumnya. Formulir ini juga merupakan suatu tanda bukti yang akan disimpan di dalam arsip rekam medis pasien (Guwandi J, 2004). 12. Hak – hak pasien yang mana yang dimaksud dalam informed consent? Berdasarkan Permenkes No. 290 tahun 2008 Tentang persetujuan tindakan kedokteran pasien berhak : Mendapatkan informasi secara benar, jelas, dan jujur tentang tindakan yang akan dilakukan, sekurang-kurangnya penjelasan mencakup diagnosis dan tata cara tindakan, tujuan tindakan, alternative tindakan lain dan resikonya, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, prognosis terhadap tindakan yang dilakukan dan perkiraan pembiayaan. Pasien berhak menyetujui dan menolak ataupun membatalkan tindakan yang akan diberikan 13. Peraturan perundang – undangan mana yang mengatur tentang informed consent? UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit UU No. 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan Peraturan Menteri kesehatan No.269 tahun 2008 tentang rekam medis Permenkes No. 290 tahun 2008 Tentang persetujuan tindakan kedokteran 14. Apa peran perawat dalam pelaksanaan informed consent? Memberikan penjelasan kembali jika pasien belum mengerti atas penjelasan dokter penanggung jawab pasien. 15. Ada berapa jenis informed consent? Informed consent lisan dan tertulis 16. Apa sanksinya bila tindakan medic invasif dilakukan tanpa informed consent? Berdasarkan Permenkes No. 290 tahun 2008 Tentang persetujuan tindakan kedokteran pasal 1, salah satunya menyebutkan bahwa Tindakan Invasif adalah suatu tindakan medis yang langsung dapat mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh pasien. Jika dilakukan tanpa inform consent maka seperti yang telah diatur dalam pasal 19 Permenkes No. 290 Tahun 2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran, dinyatakan terhadap dokter yang melakukan tindakan tanpa Informed Consent dapat dikenakan sanksi berupa teguran lisan, teguran tertulis sampai dengan pencabutan Surat Ijin Praktik. 17. Apakah dokter dapat mendelegasikan wewenang kepada perawat? Peraturan mana yang mengaturnya? Hal pelimpahan kewenangan dokter kepada perawat diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052/Menkes/Per/X/2011 tentang izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran namun tidak dijelaskan lebih rinci prosedur pelimpahan kewenangan dokter kepada perawat, hanya dijelaskan pelimpahan kewenangan itu harus tertulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelimpahan kewenangan dokter kepada perawat tidak dilakukan secara tertulis, tetapi dilakukan secara lisan dan lewat telpon, pelimpahan yang dilakukan secara tertulis menjadi bukti yang memiliki kekuatan hukum dalam hal pembuktian, dimana jika pada pelaksanaan tindakan yang diberikan terjadi kesalahan atau salah dalam instruksi maka tenaga kesehatan yang bersangkutan harus bertanggungjawab dan bertanggunggugat. 18. Bagaimana prosedur pendelegasian wewenang dari dokter ke perawat? Prosedur melalui lisan dan tulisan 19. Apa syarat pendelegasian wewenang dari dokter ke perawat? Syarat pendelegasian yaitu dokter harus mendelegasikan tugas sesuai dengan kemampuan dan wewenang perawat 20. Apa yang disebut dengan rekam medik? Dalam penjelasan UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 46 ayat (1), yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Permenkes Nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis menyatakan rekam Medis adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang pasien yang berisi identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis lain pada sarana pelayanan kesehatan untuk rawat jalan, rawat inap baik dikelola pemerintah maupun swasta. 21. Peraturan perundang – undangan mana saja yang mengatur tentang rekam medic? UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit UU No. 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan Peraturan Menteri kesehatan No.269 tahun 2008 tentang rekam medis Permenkes No. 290 tahun 2008 Tentang persetujuan tindakan kedokteran 22. Apa kewajiban tenaga kesehatan terhadap ketentuan rekam medic? Menjaga kerahasiaan rekam medic. 23. Apa manfaat rekam medic? Manfaat rekam medis berdasarkan Permenkes Nomor 269/MenKes/Per/III/2008, tentang Rekam Medis adalah sebagai berikut: 1) Pengobatan. Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien 2) Peningkatan Kualitas Pelayanan. Membuat Rekam Medis bagi penyelenggaraan praktik kedokteran dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal. 3) Pendidikan dan Penelitian. Rekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi. 4) Pembiayaan Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan kepada pasien 5) Statistik Kesehatan Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan, khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit- penyakit tertentu 6) Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik. 24. Apakah siswa perawat boleh mengisi rekam medic? Bisa, Namun Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa lainnya ditandatangani dan menjadi tanggung jawab dokter yang merawat atau oleh dokter yang membimbingnya.Pencatatan yang dibuat oleh residens harus diketahui oleh dokter pembimbingnya. 25. Apa hubungan informed consent, rekam medic dan rahasia jabatan? Hubungan dalam Trilogi rahasia medis: 1) Persetujuan medis (informed Consent) 2) Rekam Medis 3) Rahasia Medis/Rahasia Jabatan Merupakan semua informasi objektif yang diberikan oleh pasien baik lisan maupun tulisan yang didokumentasikan dalam suatu rekam medis yang kemudian digunakan dokter untuk menetapkan diagnosis dan terapi. 26. Apakah yang disebut dengan malpraktik? Malpraktek dapat diartikan sebagai setiap tindakan media yang dilakukan oleh dokter atau oleh orang-orang dibawah pengawasannya, atau oleh penyedia jasa kesehatan yang dilakukan terhadap pasiennya, baik dalam hal diagnosis, terapeutik, atau manajemen penyakit, yang dilakukan secara melanggar hukum, kepatutan, kesusilaan, dan prinsip – prinsip professional, baik dilakukan dengan kesengajaan, atau ketidakhati- hatian, yang menyebabkan salah tindak, rasa sakit, luka, cacat, kematian, kerusakan pada tubuh dan jiwa, atau kerugian lainnya dari pasien dalam perawatannya, yang menyebabkan tenaga kesehatan harus bertanggung jawab baik secara administrasi atau secara perdata dan atau pidana (umbara citra, 2008). Malpractice is a special kind of negligence, and malpractice is negligence by a professional (New York Pattern Jury Instructions Civil, 2014) 27. Tindakan keperawatan mana saja yang dapat digolongkan malpraktik? Tindakan yang dilakukan secara melanggar hukum, kepatutan, kesusilaan, dan prinsip – prinsip professional, baik dilakukan dengan kesengajaan, atau ketidakhati-hatian, yang menyebabkan salah tindak, rasa sakit, luka, cacat, kematian, kerusakan pada tubuh dan jiwa, atau kerugian lainnya dari pasien dalam perawatannya. 28. Apa yang disebut kejadian tidak diharapkan (KTD)? Berikan contoh Adverse event atau kejadian tidak diharapkan (KTD) merupakan suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya (omission), dan bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien(KPP-RS,2008). Hubunganantara dokter dan pasiennya secara yuridis dapat dimasukkan ke dalam golongan kontrak.Suatu kontrak adalah pertemuan pikiran dari dua orang mengenai suatu hal.Pihak pertama mengikatkan diri untuk memberikan pelayanan, sedangkan pihak kedua menerima pemberian pelayanan tersebut. Pasien datang meminta kepada dokter untuk diberikan pelayanan pengobatan, sedang sang dokter menerima untuk memberikannya (Guwandi, 2003).Penentuan kapan hubungan dokter dan pasien terjadi adalah sangat penting karena pada saat itu sang dokter harus memenuhi kewajiban hukum dan timbullah tanggung jawab terhadap pasiennya. Pada umumnya di dalam banyak hal, mulainya hubungan tersebut sangat jelas dan nyata. Apabila seorang pasien meminta seorang dokter untuk mengobatinya dan sang dokter menerimanya, maka saat itu sudah dimulai hubungan kontrak antara dokter dengan pasien. Namun di dalam beberapa kasus, adalah sukar untuk menentukan saat dimulainya hubungan tersebut, misalnya dalam kasus seperti di bawah ini: Seorang pasien terbangun dari tidurnya sebelum pukul 05.00 pagi dengan keluhan sangat sakit pada dadanya.Ia berpakaian dan diantar istrinya ke rumah sakit. Ia harus berjalan tiga blok karena tidak ada taksi yang lewat. Setibanya di Instalasi Gawat Darurat dari suatu rumah sakit, istrinya memberitahukan kepada perawat bahwa suaminya dalam keadaan sangat sakit dan diduga mendapat serangan jantung dan meminta pertolongan dokter. Sang pasien memberitahukan kepada perawat tersebut bahwa ia anggota suatu asuransi (Hospital Insurance Plan). Mendengar keterangan demikian, sang perawat mengatakan bahwa rumah sakit ini tidak menerima pasien asuransi tersebut.Sang perawat menelpon seorang dokter yang berada di rumah sakit dan memberitahukan semua permasalahan tersebut kepadanya.Perawat itu kemudian menyerahkan telepon itu kepada pasien yang menguraikan sakitnya kepada dokter bersangkutan. Dokter tersebut mengatakan kepada pasien agar pasien pulang saja terlebih dahulu dan menunggu sampai kantor Hospital Insurance Plan itu buka dan menghubungkan dokternya ke pihak asuransi tersebut. Rumah sakit menolak untuk mengadakan pemeriksaan atau pengobatan lebih lanjut.Setibanya di rumah, pasiennya jatuh di lantai dan meninggal dunia.Hakim pengadilan memutuskan bahwa sang dokter telah menerima pasien itu ketika ia mendengarkan tentang gejala-gejalanya via telepon dan bahwa ia tidak melanjutkan dengan diagnosisnya dan pemberian pengobatan lebih lanjut, sehingga sang dokter dianggap telah melakukan penelantaran (abandonment).Kasus seperti diatas merupakan kejadian tidak diharapkan (KTD) antara tindakan dokter terhadap pasien di rumah sakit yang disebabkan oleh faktor petugas, yaitu dokter yang melakukan penelantaran.Kejadian tersebut juga disebabkan oleh faktor kondisi pasien dan keinginan pasien untuk tetap menggunakan asuransinya. Contoh lain adalah pasien jatuh dari tempat tidur karena perawat lupa memasang restren/ pengaman tempat tidur. 29. Apa yang disebut kejadian nyaris cedera (KNC)? Berikan contoh Kejadian nyaris cedera (KNC) merupakan suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya di ambil (omission) yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak tejadi, yang disebabkan oleh karena keberuntungan, pencegahan, atau peringatan (KPP-RS,2008). contoh : Seorang pasien mendapatkan obat Antalgin , yang sebenarnya pasien mengetahui riwayatnya tersebut namun saat pasien memberitahu perawat bahwa ia alergi terhadap Antalgin , perawat seperti menganggap sepele dengan berkata : “Ya Pak, nanti dengan dokternya...”. Hasilnya adalah pasien pulang mendapat obat patent Antalgin karena dokter tidak mengetahui informasi tersebut dan pasien juga tidak tahu bahwa obat paten tersebut terkandung antalgin .Hanya karena keberuntungan obat tersebut tidak sampai terminum karena keluarga pasien ada yang mengetahuinya. 30. Apakah yang disebut dengan kelalaian? Berikan contoh Kelalaian ialah melakukan sesuatu dibawah standar yang ditetapkan oleh aturan atau hukum guna melindungi orang lain yang bertentangan dengan tindakan – tindakan yang tidak beralasan dan berisiko melakukan kesalahan Hanafiah dan Amir ( 1999 ). Kelalaian sering disebut sebagai culpa, yaitu kesalahan / kelalaian (negligence).Bila kesalahan dalam menjalankan profesi kesehatan disebut malpraktik, kalalaian dalam menjalankan profesi disebut Medical Negligence.Kedua-duanya sama-sama dapat berakibat kerugian pada pasien.Tolak ukur adanya Culpa adalah tindakan pelaku yang tidak memenuhi standar hati-hati yang wajar dan tidak membayangkan akibat dari perbuatannya. Kelalaian berat ( culpa lata, gross negligence ) yang dapat mencelakakan orang lain dan akibatnya sampai merenggut nyawa orang lain , dan ini sering berhubungan dengan pelanggaran hukum pidana. Kelalaian ringan ( culpa levis ) . sering berhubungan dengan pelanggaran dibidang pidana dan etik. Contoh kelalaian yaitu : Pada suatu waktu di Rumah Sakit terdapat suatu masalah dimana terjadi suatu kesalahan / kelalaian yang dilakukan oleh perawat ruangna yang sedang praktek diruangan tersebut.Kejadian itu merupakan suatu kesalahan yang secara tidak sengaja ada masalah yaitu suatu hari perawat Ayu mau melakukan injeksi pada pasien Indah, karena mendapat pesanan dari dokter Charlie. Pada saat sebelum memberikan obat kepada klien perawat Ayu terburu – buru mau mengambil obat di lemari obat kemudian dia tertabrak oleh pasien lain yang sedang belajar berjalan tetapi dia marah – marah dan memaki pasien tersebut dengan kata – kata kotor padahal ada perawat lain dan juga keluarga klien setelah itu dia langsung pergi untuk menginjeksi pasien Indah. Karena dia masih agak marah – marah dia tidak ingat untuk membaca dosis yang harus diberikan dalam satu kali suntikan.Setelah menyuntik perawat Ayu langsung pergi dan mau menulis laporan pada buku injeksi dia baru teringat bahwa dia tadi lupa / lalai membaca dengan teliti dosis yang harus diberikan. Setelah dicek perawat Ayu baru sadar bahwa dosis yang ia berikan adalah salah maka dia harus berupaya menutupi kesalahan dengan menulis pelaporan dengan dosis yang benar. Padahal sebenarnya dosis yang ia berikan salah, dan selah beberapa jam pasien tiba – tiba mengalami kejang. Setelah diperiksa tenyata klien keracunan obat. Kemudian kepala ruang mengecek siapa yang memberikan injeksi pada jam tersebut., ternyata perawat Ayu tidak mengakui bahwa dia telah salah dalam memberikan dosis. 31. Siapa yang bertanggung jawab jika perawat yang bekerja di RS melakukan kelalaian? Perawat yang melakukan dan Rumah sakit tempat dia bekerja 32. Apa persyaratan registrasi perawat baru? Ijazah yang menunjukkan telah selesai menempuh pendidikan perawat dan Lulus uji kompetensi perawat Indonesia. 33. Apa yang dimaksud dengan uji kompetensi? Uji kompetensi adalah suatu proses untuk mengukur pengetahuan, ketrampilan, dan sikap tenaga kesehatan sesuai standar profesi perawat. Untuk menjamin setiap perawat memiliki kompetensi yang dipersyaratkan sebelum melaksanakan praktik pelayanan keperawatan, yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 1796 tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan. 34. Apa nama organisasi profesi untuk perawat? PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) 35. Apakah yang disebut corporate liability? Dalam hukum pidana, kewajiban perusahaan menentukan sejauh mana sebuah perusahaan sebagai badan hukum dapat bertanggung jawab atas tindakan dan kelalaian dari orang alami itu mempekerjakan. Hal ini kadang-kadang dianggap sebagai aspek kewajiban pengganti pidana, berbeda dari situasi di mana kata-kata dari pelanggaran hukum khusus menempel kewajiban untuk korporasi sebagai kepala sekolah atau kepala sekolah bersama dengan agen manusia. 36. Apakah yang dimaksud dengan res ipsa loquitur? Res ipsa loquitur dalam bahasa Inggris berarti the thing speaks for itself, terjemahan harfiahnya “benda tersebut yang berbicara”. Doktrin ini dalam hukum perdata hanya relevan dan berlaku untuk kasus perbuatan melawan hukum dalam bentuk kelalaian (negligence) dan tidak berlaku untuk perbuatan melawan hukum dalam bentuk “kesengajaan” atau “tanggung jawab mutlaq”.Doktrin ini merupakan doktrin pembuktian dalam hukum perdata yang membantu pihak korban (Penggugat) untuk membuktikan kasusnya.Di dalam pembuktian dalam hukum perdata, pihak yang mengajukan gugatan harus membuktikan kesalahan dari pelaku, jika merupakan kelalaian maupun kesengajaan.Pembuktian ini seringkali sangat menyulitkan korban untuk membuktikan bahwa terdapat kelalaian pelaku sehingga terjadi perbuatan melawan hukum yang merugikan korban.Menurut Munir Fuady (2002) pihak korban dari suatu perbuatan melawan hukum dalam bentuk kelalaian dalam kasus-kasus tertentu tidak perlu membuktikan adanya unsur kelalaian dari pihak pelaku, akan tetapi cukup dengan menunjukkan fakta yang terjadi dan menarik sendiri kesimpulan bahwa pihak pelaku kemungkinan besar melakukan perbuatan melawan hukum tersebut, bahkan tanpa perlu menununjukkan bagaimana pihak pelakunya berbuat sehingga menimbulkan perbuatan melawan hukum tersebut. Doktrin ini sebenarnya merupakan semacam bukti sirkumstansial (circumstantial evidence), yakni suatu bukti tentang fakta dari fakta-fakta mana suatu kesimpulan yang masuk akal ditarik. 37. Apakah yang dimaksud dengan volunti non fit injuria? Volenti iniuria non fit (atau injuria) (Latin: "untuk orang yang bersedia, cedera tidak dilakukan") adalah doktrin hukum umum yang menyatakan bahwa jika seseorang rela menempatkan diri mereka dalam posisi di mana bahaya mungkin timbul, mengetahui bahwa beberapa tingkat bahaya mungkin mengakibatkan, mereka tidak mampu membawa klaim terhadap pihak lain dalam perbuatan melawan hukum atau delik. Volenti hanya berlaku untuk risiko yang wajar orang akan menganggap mereka sebagai orang yang diasumsikan oleh tindakan mereka; sehingga petinju setuju untuk dipukul, dan cedera yang mungkin diharapkan dari dipukul, tapi tidak menyetujui (misalnya) lawannya mencolok dia dengan batang besi, atau meninju dia di luar hal yang biasa tinju. Volenti juga dikenal sebagai "asumsi sukarela risiko. 38. Apa artinya autonomy dalam pengambilan keputusan medic? Jelaskan! Autonomy adalah Hak / kewenangan yang diberi kepada seseorang bahkan masyarakat untuk mengurus dan mengatur kepentingan sendiri serta menurut prakarsanya sendiri.Dalam pelayanan kesehatan setelah diberi penjelasan tentang prosedur pengobatan dan tindakan sesuai kebutuhan pasien, pasien sepenuhnya dapat menentukan keputusan ya/tdk dalam menentukan pengobatan/tindakan untuk dirinya sendiri tanpa campur tangan dari siapapun. 39. Apa artinya beneficence? Berikan contoh! Beneficence adalah kewajiban perawat untuk melakukan hal yang terbaik dan tidak membahayakan pasien, contoh setiap perawat harus dapat merawat dan memperlakukan klien dengan baik dan benar 40. Sebutkan tindakan perawat yang dapat dikategorikan tindak pidana? Pasien usia lanjut mengalami disorientasi pada saat berada di ruang perawatan. Perawat tidak membuat rencana keperawatan guna memantau dan mempertahankan keamanan pasien dengan memasang penghalang tempat tidur.Sebagai akibat disorientasi, pasien kemudian terjatuh dari tempat tidur pada waktu malam hari dan pasien mengalami patah tulang tungkai.Dari kasus diatas, perawat telah melanggar etika keperawatan yang telah dituangkan dalam kode etik keperawatan yang disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia dalam Musyawarah Nasionalnya di Jakarta pada tanggal 29 Nopember 1989 khususnya pada Bab I, pasal 1, yang menjelaskan tanggung jawab perawat terhadap klien (individu, keluarga dan masyarakat).dimana perawat tersebut tidak melaksanakan tanggung jawabnya terhadap klien dengan tidak membuat rencana keperawatan guna memantau dan mempertahankan kemanan pasien dengan tidak memasang penghalang tempat tidur.Selain itu perawat tersebut juga melanggar bab II pasal V,yang bunyinya Mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien dalam melaksanakan tugas, serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalih-tugaskan tanggung jawab yang ada hubungan dengan keperawatan dimana ia tidak mengutamakan keselamatan kliennya sehingga mengakibatkan kliennya terjatuh dari tempat tidur dan mengalami patah tungkai.Disamping itu perawat juga tidak melaksanakan kewajibannya sebagai perawat dalam hal memberikan pelayanan/asuhan sesuai standar profesi/batas kewenangan.Dari kasus tersebut perawat telah melakukan kelalaian yang mengakibatkan kerugian seperti patah tulang tungkai sehingga bisa dikategorikan sebagai malpraktek yang termasuk ke dalam criminal malpractice bersifat neglegence yang dapat dijerat hukum antara lain : 1) Pasal-pasal 359 sampai dengan 361 KUHP, pasal-pasal karena lalai menyebabkan mati atau luka-luka berat. Pasal 359 KUHP, karena kelalaian menyebabkan orang mati: Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan mati-nya orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun. 2) Pasal 360 KUHP, karena kelalaian menyebakan luka berat: Ayat (1) Barang siapa karena kealpaannya menyebakan orang lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun. Ayat (2) Barang siapa karena kealpaannya menyebabkan orang lain luka-luka sedemikian rupa sehinga menimbulkan penyakit atau alangan menjalankan pekerjaan, jabatan atau pencaharian selama waktu tertentu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda paling tinggi tiga ratus rupiah. 3) Pasal 361 KUHP, karena kelalaian dalam melakukan jabatan atau pekerjaan (misalnya: dokter, bidan, apoteker, sopir, masinis dan Iain-lain) apabila melalaikan peraturan-peraturan pekerjaannya hingga mengakibatkan mati atau luka berat, maka mendapat hukuman yang lebih berat pula. Pasal 361 KUHP menyatakan: Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau pencaharian, maka pidana ditambah dengan pertiga, dan yang bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencaharian dalam mana dilakukan kejahatan dan hakim dapat memerintahkan supaya putusnya diumumkan. Pertanggung jawaban didepan hukum pada criminal malpractice adalah bersifat individual/personal dan oleh sebab itu tidak dapat dialihkan kepada orang lain atau kepada rumah sakit/sarana kesehatan.Selain pasal tersebut diatas, perawat tersebut juga telah melanggar Pasal 54 : a) Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam melaksanakan profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin. b) Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) ditentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan.