Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH AQIDAH AKHLAK

AKHLAK KEPADA ALLAH SWT SWT DAN RASUL


SAW

OLEH :

KELOMPOK 3

1. ANNISA TRI UTAMI (12010527070)


2. ASHARI (12010517704)
3. INDAH SAPUTRI (12010520083)
4. JELITA (12010520072)
5. RAHMA ZAHRA OCTAVIA (12010522820)
6. RAHMAH AUSATHURAMADHANA (12010523302)
7. SUSILOWATI (12010527517)

KELAS 1B
DOSEN PENGAMPU : Dra. Hj. SARIAH, M.Pd
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita haturkan pada Allah SWT Swt, yang telah
memberikan nikmat dan rahmat kepada kita semua, sehingga kita mampu
menyelesaikan tugas pembuatan makalah Aqidah Akhlak ini, sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.

Dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari peran dan
sumbangsing pemikiran serta intervensi dari berbagai sumber. Kami juga
menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam penggerapan makalah ini terutama kepada dosen pengampu kami Ibu Dra.
Hj. Sariah,M.Pd dan yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Sehingga kami
mampu melaksanakan tugas mata kuliah ini.

Kami juga memohon maaf kepada semuanya apabila dalam makalah yang
kami buat ini, masih terdapat banyak sekali kekurangan-kekurangan, lebih-lebih
mengenai referensi. Untuk itu kami kelompok tiga sangat menunggu kritik
maupun saran dari semua pembaca agar kedepannya kami bisa membuat makalah
yang lebih baik lagi.

Tembilahan, 13 Desember 2020

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 4

A. Pengertian Akhlak ....................................................................................... 4


B. Akhlak Kepada Allah SWT ......................................................................... 6
C. Bentuk Akhlak Terhadap Allah SWT ....................................................... 10
D. Akhlak Kepada Rasulullah Saw ................................................................ 11
E. Bentuk Akhlak Terhadap Rasulullah Saw ................................................ 13

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan............................................................................................... 15

3.2 Saran ......................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam yang harus
dipegang oleh setiap muslim, menurut Abdullah Ibnu Umar, orang yang
paling dicintai dan paling dekat dengan Rasulullah SAW pada hari kiamat
adalah orang yang paling baik akhlaknya.
Rasulullah SAW di utus kedunia ini dengan tujuan
untuk menyempurnakan akhlak manusia, Nabi bersabda :

‫َخلَ ْق‬ ِ ِ ْ‫إِمَّنَا بعِث‬


ْ ‫ارم ْاِل‬
َ ‫ت ِلُتَمَم َم َك‬
ُ ُ

Artinya : “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak”. (HR.


Ahmad dan Baihaqi)

Hal yang dapat membedakan antara manusia dan hewan terletak


pada akhlaknya. Manusia yang tak berakhlak sama halnya dengan hewan,
hanya saja kelebihan manusia pandai dalam berkata-kata.

Saat ini, krisis akhlak terjadi kerena sebagian orang tidak mau lagi
mengamalkan tuntunan agama yang mengajarkan untuk berbuat baik dan
meninggalkan perbuatan maksiat. Berbagai fenomena yang terjadi sangat
mengkhawatirkan terkait dengan akhlak generasi penerus bangsa, fenomena
tersebut bisa kita simak berita yang dipublikasikan diberbagai media,
seringkali membuat kita miris mendengarnya, salah satu contoh merosotnya
akhlak manusia kepada Allah SWT SWT, banyak orang yang tidak
bersyukur atas kenikmatan yang Allah SWT berikan, marah akan taqdir
yang telah Allah SWT tetapkan, serta tidak melaksanakan segala perintah
dan larangan-Nya.

Krisis akhlak juga terjadi pada sesama manusia dan lingkungan


sekitar. Contohnya memudarnya sopan santun kepada guru dan orang tua,

1
nada bicara kepada orang tua disamakan dengan berbicara sesama mereka,
melontarkan kata-kata kotor kepada orang lain bahkan kepada orang tua
sendiri. Kurangnya Akhlak terhadap lingkungan juga terjadi saat ini,
diantaranya membuang sampah sembarangan, pembakaran hutan liar, dan
masih banyak lagi fenomena lainnya yang berakibat merusak lingkungan.

Maka kedudukan akhlak dalam agama Islam ini sangat tinggi sekali.
Bahkan Nabi kita ShallAllah SWTu ‘Alaihi wa Sallam ketika ditanya
tentang apa yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga,
beliau mengatakan: “Bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlaklah dengan
akhlak yang baik.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Berdasarkan fenomena yang terjadi di atas, krisis akhlak yang


terjadi dimana-mana, bukan saja kurangnya sopan santun kepada sesama
manusia dan tidak menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga kepada sang
Khaliq yaitu Allah SWT SWT, maka dari itu penulis tertarik untuk menulis
artikel dengan judul “Akhlak kepada Allah SWT SWT, dan Rasulullah
SAW.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dituliskan rumusan


masalahnya sebagai berikut:

1. Apa pengertian Akhlak?


2. Mengapa seorang muslim harus berakhlak kepada Allah SWT
SWT?
3. Apa saja bentuk Akhlak kita terhadap Allah SWT SWT?
4. Mengapa seorang muslim harus juga berakhlak kepada Rasulullah
Saw?
5. Apa saja bentuk Akhlak kita terhadap Rasul saw?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian akhlak

2
2. Untuk mengetahui mengapa seorang muslim harus berakhlak
kepada Allah SWT
3. Untuk mengetahui apa saja bentuk akhlak kepada Allah SWT
4. Untuk mengertahui mengapa seorang muslim harus juga berakhlak
kepada Rasulullah saw
5. Untuk mengetahui apa saja bentuk akhlak kita terhadap Rasul saw

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak
Kata “khalaq“, artinya telah berbuat, menciptakan, atau mengambil
keputusanunutk bertindak. Secara termonologis, akhlak adalah tindakan
yang tercermin pada akhlak Allah SWT SWT., yang salah satunya
dinyatakan sebagai pencipta manusia dari segumpal darah; Allah SWT
SWT. Sebagai sumber pengetahuan yang melahirkan kecerdasan manusia,
pembebasan dari kebodohan, serta peletak dasar yang paling utama
dalampendidikan.
Selanjutnya, istilah akhlak sudah sangat akrab di tengah kehidupan
kita,mungkin hampir semua orang mengetahui arti kata “akhlak“ karena
perkataan akhlak selalu dikaitkan dengan tingkah laku manusia. Akan
tetapi, agar lebih jelas dan meyakinkan, kata “akhlak” masih perlu untuk
diartikan secara bahasa maupun istilah. Dengan demikian, pemahaman
terhadap kata “ akhlak” tidak sebatas kebiasaan praktis yang setiap hari kita
dengar, tetapi sekaligus dipahami secara filosofis, terutama makna
subtansialnya.
Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab, yaitu Jama’ dari kata
“khuluqun” yang secara linguistik diartikan dengan budi pekerti, perangai,
tingkah laku atau tabiat, tatakarma, sopan santun, adab, dan tindakan. Kata
“ akhlak “ juga berasal dari kata“khlaqa“ atau “khalqun“, artinya kejadian,
serta erat hubungannya dengan “Khaliq”.
Dengan demikian, secara terminnologis, pengertian akhlak adalah
tindakan yangberhubungan dengan tiga unsur yang sangat penting, yaitu
sebagai berikut:
1. Kognitif, yaitu pengetahuan dasar manusia melalui potensi
intelektualitasnya.
2. Afektif, yaitu pengembangan potensi akal manusia melalui upaya
menganalisisberbagai kejadian sebagai bagian dari pengembangan
ilmu pengetahuan.

4
3. Psikomotorik, yaitu pelaksanaan pemahaman rasional kedalam
bentuk perbuatanyang konkret.

Konsep akhlak dalam Al-Qur’an, salah satunya dapat diambil dari


pemahaman terhadap surat Al-Alaq ayat 1-5 yang secara tekstual
menyatakan perbuatan Allah SWT SWTdalam menciptakan manusia
sekaligus membebaskan manusia dari kebodohan (‘allamal insana malam
ya’lam).

Secara epistemologi atau istilah akhlak bisa diartikan berbagai


perspektif sesuai dengan para ahli tasawuf diantaranya :

1. Ibnu Maskawaih memberikan definisi sebagai berikut:

‫اعيَةٌ هلَاَ اِ ََل اَفْ َع ِاهلَا ِم ْن َغ ِْْي فِ ْك ٍر َوُرِويمٍة‬


ِ‫سد‬ ِ ً‫ح‬
َ ِ ‫ال للنم ْف‬ َ

Artinya:“Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk


melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran
(lebih dahulu)”.

2. Imam Al-Ghozali mengemukakan definisi Akhlak sebagai berikut:

‫ال بِ ُس ُه ْولٍَة‬
ُ ‫ص ُد ُر اََْلفْ َع‬ ٍ ِ ِ ‫اَ ْْلُلُق ِعبارةٌ عن هي ئَ ٍة ِِف النم ْف‬
ْ َ‫س َراس َخة َعْن َها ت‬ َْ ْ َ َ َ ُ
‫اج ٍة اِ ََل فِ ْك ٍر َوُرِويمٍة‬ ِ
َ ‫َويُ ْس ٍرم ْن َغ ِْْي َح‬

Artinya: “Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang
daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan
tidak memertrlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu)”.

Prof. Dr. Ahmad Amin memberikan definisi, bahwa yang


disebut akhlak “Adatul-Iradah” atau kehendak yang dibiasakan.
Definisi ini terdapat dalam suatu tulisannya yang berbunyi:

5
ِ ِ ِ
ْ ‫ض ُه ْم اْْلُلُ َق ِِبَنمهُ َع َادةُ اَْل َر َادة يَ ْع ِِن أَ من اِِْل َر َادةَ ا َذا ْاعتَ َاد‬
ً‫ت َشْيأ‬ ُ ‫ف بَ ْع‬
َ ‫َعَر‬

‫فَ َع َاد ُُتَا ِه َي الْ ُم َس مماةُ ِِب ْْلُلُ ِق‬

Artinya:“Sementara orang membuat definisi akhlak, bahwa yang


disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya bahwa
kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu
dinakamakan akhlak.”

Makna kata kehendak dan kata kebiasaan dalam penyataan


tersebut dapat diartikan bahwa kehendak adalah ketentuan dari
beberapa keinginan manusia setelah bimbang, sedang kebiasaan
ialah perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah melakukannya.
Masing-masing dari kehendak dan kebiasaan ini mempunyai
kekuatan, dan gabungan dari kekuatan dari kekuatan yang besar
inilah dinamakan Akhlak.

Sekalipun ketiga definisi akhlak diatas berbeda kata-katanya,


tetapi sebenarnya tidak berjauhan maksudnya, Bahkan berdekatan
artinya satu dengan yang lain. Sehingga Prof. Kh. Farid Ma’ruf
membuat kesimpulan tentang definisi akhlak ini sebagai
berikut:“Kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan
dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan
pikiran terlebih dahulu”.

B. Akhlak Kepada Allah SWT SWT

Akhlak kepada Alah SWT dapat diartikan sebagai sikap atau


perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk,
kepada Allah SWT sebagai Khaliq. Titik tolak akhlak terhadap Allah
SWT SWT adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan
Allah SWT. Dia memilki sifat-sfat terpuji; demikian agung sifat itu, yang
jangankan manusia, malaikat pun tidak akan mampu menjangkau hakikat-
Nya.

6
Substansi hidup manusia sebagai makhluk yang lemah dan tidak
dapat dilepaskan dari fitrahnya sebagai seorang hamba yang berkewajiban
untuk taat dan patuh kepada Alah SWT termaktub di dalam salah satu ayat
Al-Qur'an. yatu:

ِ ‫اِلنْس إِمَل لِي عب ُد‬ ِْ ‫وما خلَ ْقت‬


‫ون‬ ُ ْ َ َ ِْ ‫اْل من َو‬ ُ َ ََ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku " (QS. Adz Dzariyat: 56).

Al-Qur'an memerintahkan manusia untuk berserah kepada-Nya,


karena segala yang bersumber darinya adalah baik, benar, indah dan
sempurna. Salain menyadari kewajiban sebagai seorang hamba Allah SWT
SWT sebagai Dzat yang Maha Sempurna. poin lain yang juga harus
diamalkan sebagai perwujudan akhlak kepada Allah SWT SWT, di
antaranya adalah bertakwa kepada Alah SWT; bersyukur terhadap segala
sesuatu yang diberikan oleh-Nya, senantiasa melaksanakan serta menjauhi
laranganNya; dan bertaubat apabil melakukan kekhilafan.

Mengamalkan Akhlak kepada Allah SWT, selain merupakan bentuk


kerendahan diri sebagai seorang hamba, juga diperlukan untuk
mendapatkan ridhoNya. Alah SWT menjanjikan kehidupan yang baik bagi
hamba-hambaNya yang senantiasa melakukan amalan-amalan mulia dan
menjauhi segala larangan-Nya.

ِ ِ ِ ‫من ع ِمل‬
ُ ‫صاِلًا م ْن ذَ َك ٍر أ َْو أُنْثَ ٰى َوُه َو ُم ْؤم ٌن فَلَنُ ْحيِيَ نمهُ َحيَاةً طَيِمبَةً ۖ َولَنَ ْج ِزيَن‬
‫مه ْم‬ َ َ َ َْ
ْ ‫َجَرُه ْم ِِب‬
‫َح َس ِن َما َكانُوا يَ ْع َملُو َن‬ ْ‫أ‬
“Barang siapa mengerjakan kebajkan, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman. maka pasti akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An Nah: 97)

7
Akhlak kepada Allah SWT SWT dapat diartikan sebagai sikap atau
perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk,
kepada Allah SWT sebagai khaliq. Sekurang-kurangnya ada empat alasan
mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah SWT SWT.Pertama,
karena Allah SWT SWT –lah yang menciptakan manusia. Dia yang
menciptakan manusia dari air yang dikeluarkan dari tulang punggung dan
tulang rusuk, hal ini sebagaimana di firmankan Allah SWT dalam surat At-
Thariq ayat 5-7, sebagai berikut :

ِ ِ‫الَّتآئ‬
.‫ب‬ ِ ‫الص ْل‬ ٍ ‫خلِق ِمن م‬,‫اِل نْسا ُن ِم مم خلِق‬
ِ َْ‫ ََيْرج ِم ْن ب‬,‫آء َدافِ ٍق‬ ِ ِ
َ‫ب َو م‬ ُّ ‫ْي‬ ُُ ْ َ ُ َ ُ َ ْ ‫فَ ْليَ ْنظُر‬

Artinya : “Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia


diciptakan?. Dia diciptakan dari air (mani) yang terpancar. Yang terpancar
dari tulang sulbi (punggung) dan tulang dada”.

Maka dari itu kita sebagai umat islam harus tunduk dan patuh atas
segala perintah dan larangannya, karna Allah SWT-lah yang telah
menciptakan kita.

Kedua, karena Allah SWT SWT–lah yang telah memperlengkapkan


panca indera, berupa pendengaran, penglihatan, akal fikiran dan hati, serta
anggota badan yang kokoh dan sempurna kepada manusia. Allah SWT
SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 78 :

ِ ِ ِ
َ ْ‫َخَر َج ُك ْم م ْن بُطُْون أُم َها ت ُك ْم ََل تَ ْعلَ ُم ْو َن َشْيأَ َو َج َع َل لَ ُك ُم ال مس ْم َع َو ْاِلَب‬
‫صا َر‬ ْ ‫اَّللُ أ‬
‫َو م‬

‫َو ْاِلَفْئِ َدةَ لَ َعلم ُك ْم تَ ْش ُك ُرْو َن‬

Artinya : “Dan Allah SWT telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun dan Dia memberikan
kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur”

8
Bersyukurlah kepada Allah SWT karena telah diberikan
kenikmatan penglihatan dan pendengaran karna tidak semua orang
diberikan kenikmatan tersebut.

Ketiga, karena Allah SWT SWT–lah yang menyediakan


berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup
manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan,
air, udara, binatang ternak dan lainnya. Firman Allah SWT dalam
surat Al-Jatsiyah ayat 12-13 :

‫ضلِ ِه َولَ َعلم ُك ْم‬ ِ


ْ َ‫ك فِْي ِه ِِب َْم ِرِهى َولتَ ْب تَ غُ ْوا ِم ْن ف‬ ِ ِ ‫م‬
َ ‫اَّللُ المذى َس مخَرلَ ُك ُم الْبَ ْحَر لتَ ْج ِر‬
ُ ‫ي الْ ُف ْل‬
ِ ِ ‫ وس مخرلَ ُكم ما ِِف ال مسماو‬, ‫تَ ْش ُكرو َن‬
َ ‫َجْي ًعا ِممْنهُ إِ من ِ ِْف ذَا ل‬
‫ك َِل َََي‬ َِ ‫ض‬
ِ ‫ات َوَما ِ ِْف ْاِل َْر‬ َ َ ْ ْ َ َ َ ُْ
.‫ٍت لمَِق ْوٍم يَتَ َف مك ُرْو َن‬

Artinya : “Allah SWT lah yang menundukkan laut untuk mu agar kapal-
kapal dapat berlayar di atasnya dengan perintah-Nya, dan agar kamu
bersyukur. Dan Dia menundukan apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari -Nya. Sungguh, dalam hal
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah SWT)
bagi orang-orang yang berfikir.

Allah SWT memberikan kenikmatan akal kepada manusia untuk


berpikir tentang tanda-tanda kebesaran Allah SWT, memperhatikan dan
merenungkan apa yang diciptakan dilangit dan dibumi.

Keempat, Allah SWT SWT–lah yang memuliakan manusia dengan


diberikannya kemampuan daratan dan lautan. Firman Allah SWT dalam
surat Al-Israa’ ayat 70 :

‫َولََق ْد َكمرْمنَا بَِِن ءَ َاد َم َو ََحَْلنَا ُه ْم ِ ِْف الَِْبم َوالْبَ ْه ِر َوَرَزقْ نَا ُه ْم ِمم َن الطميِبَا ِت َوفَ م‬
‫ض ْلنَا ُه ْم‬

ِ ‫تَ ْف‬
.‫ضْيلا‬
َ ‫َعلَى َكثِ ٍْْي ِمّم ْمن َخلَ ْقنَا‬

9
Artinya : “(70). Dan sungguh, Kami telah muliakan anak-anak cucu Adam
dan Kami angkut mereka di darat dan di laut dan Kami beri mereka rezeki
dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk
yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna”.

Dari uraian diatas, kita memang benar perlu untuk berakhlak kepada
Allah SWT SWT. Karena alasan-alasan di atas adalah tolak ukur yang tepat
dan terdapat perintah Allah SWT di dalamnya bahwa kita sebagai seorang
muslim memang diharuskan untuk berakhlak kepada Sang Pencipta.

C. Bentuk Akhlak Terhadap Allah SWT

Beberapa bentuk akhlak terhadap Allah SWT SWT, diantaranya:

1. Menaati segala perintah-Nya


Hal pertama yang harus dilakukan seorang muslim dalam
beretika kepada Allah SWT SWT adalah dengan mentaati segala
perintah-perintah–Nya. Allah SWT SWT–lah yang telah memberikan
segala-galanya pada hambanya.
2. Beribadah kepada Allah SWT
Melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembah-Nya sesuai
dengan perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan
ketundukkan terhadap perintah Allah SWT.
3. Berzikir kepada Allah SWT
Mengingat Allah SWT dalam berbagai kondisi, baik diucapkan
dengan mulut maupun dalam hati.
4. Berdo’a kepada Allah SWT
Memohon apa saja kepada Allah SWT. Do’a merupakan
inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan
ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan
Allah SWT terhadap segala sesuatu.
5. Tawakal
Tawakal untuk Allah SWT, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada
Allah SWT dan menunggu hasil kerja atau menunggu dari suatu

10
keadaan. Tawakal bukan berarti meninggalkan kerja dan usaha, dalam
surat Al-Mulk ayat 15 dijelaskan, bahwa manusia di syariatkan
berjalan di muka bumi utuk mencari rizki dengan berdagang, bertani
dan lain sebagainya.
6. Tawadhu untuk Allah SWT
Yaitu hati yang rendah di hadapan Allah SWT.
Mengakui bahwa kita adalah makhluk yang hina di hadapan Allah
SWT Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak jika hidup
dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan
pamrih dalam melakukan ibadah untuk Allah SWT.
7. Ridho terhadap ketentuan Allah SWT SWT
Etika berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim
terhadap Allah SWT SWT, adalah ridho terhadap segala ketentuan
yang telah Allah SWT berikan pada dirinya. Seperti ketika ia
dilahirkan baik dari keluarga yang berada maupun keluarga yang
kurang mampu, bentuk fisik yang Allah SWT SWT berikan padanya,
atau hal-hal lainnya. Karena pada hakekatnya, sikap seorang muslim
senantiasa yakin terhadap apaun yang Allah SWT SWT berikan
padanya. Baik yang berupa kebaikan, atau berupa keburukan.

D. Akhlak Kepada Rasulullah Saw


Selain berakhlak kepada Allah SWT SWT, kita juga sebagai umat
muslim di haruskan untuk berakhlak kepada Nabi Muhammad SAW.
Karena dari beliaulah kita banyak mendapatkan warisan yang bisa kita
wariskan lagi turun-menurun ke anak cucu kita.
Mencintai Rasulullah adalah wajib dan termasuk bagian dari iman.
Semua orang Islam mengimani bahwa Rasulullah adalah hamba Allah SWT
dan utusan-Nya. Makna mengimani ajaran Rasulullah SAW adalah
menjalankan ajarannya, menaati perintahnya. Ahlus sunnah mencintai
Rasulullah SAW dan mengagungkannya sebagaimana para sahabat beliau
mencintai beliau lebih dari kecintaan mereka kepada diri mereka sendiri
dan keluarga mereka.

11
Sebagimana sabda Rasulullah saw, yang artinya, ”Tidak beriman
salah seorang diantara kamu, sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada
dirinya sendiri, orang tuanya, anaknya dan manusia semuanya, (HR.
Bukhari Muslim).
Allah SWT Swt juga berfirman :
ِِ ِ ِ ِ ِ ٌ ‫لََق ْد جآء ُكم رس‬
َ ‫يص َعلَْي ُكم بِٱلْ ُم ْؤمن‬
‫ْي‬ ٌ ‫ول مم ْن أَن ُفس ُك ْم َع ِز ٌيز َعلَْيه َما َعنت ُّْم َح ِر‬ َُ ْ َ َ
‫وف مرِح ٌيم‬
ٌ ُ‫َرء‬
“Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat
rasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat mengingink an
(keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap
orang – orang yang beriman.” (Q.S. at-taubah : 128)

Iman kepada para nabi merupakan salah satu butir dalam rukun iman.
Sebagai umat islam, tentu kita wajib beriman kepada Rasulullah saw.
beserta risalah yang dibawanya. Untuk memupuk keimanan ini, kita perlu
mengetahui dan mempelajari sejarah hidup beliau, sehingga dari situ kita
dapat memetik banyak pelajaran dan hikmah.

Rasulullah adalah penutup para nabi dan rasul, serta utusan Allah
SWT kepada seluruh umat manusia. Beliau adalah hamba yang tidak boleh
disembah, dan rasul yang tidak boleh didustakan. Beliau adalah sebaik-baik
makhluk, makhluk paling mulia dihadapan Allah SWT, derajatnya paling
tinggi, dan kedudukannya paling dekat oleh Allah SWT.Beliau diutus
kepada manusia dan jin dengan membawa kebenaran dan petunjuk, yang
diutus oleh Allah SWT sebagi rahmat bagi alam semesta.Sebagaimana
firman Allah SWT :

ِ ِ
َ ‫اك إِمَل َر َْحَةً ل ْل َعالَم‬
‫ْي‬ َ َ‫َوَما أ َْر َس ْلن‬
“Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi
rahmad bagi seluruh alam” (Q.S. Al-Anbiyaa’ : 107).

12
Allah SWT menurunkan kitab-Nya kepadanya mengamanahkan
kepadanya atas agama-Nya, dan menugaskannya untuk menyampaikan
risalah-Nya. Allah SWT telah melindunginya dari kesalahan dalam
menyampaikan risalah itu. Allah SWT ta’ala mendukung nabi-Nya dengan
mukzizat-mukzizat yang nyata dan ayat-ayat yang jelas, memperbanyak
makan untuk beliau, memperbanyak air. Dan beliau mengabarkan sebagian
perkara ghaib.

E. Bentuk Akhlak Terhadap Rasul SAW


Beberapa bentuk akhlak terhadap Rasulullah Saw, diantaranya:
1. Menghidupkan Sunnah
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda
yang menerangkan bahwa, kita sebagai umat muslim diperintahkan
untuk menghidupkan sunah-sunah yang telah beliau wariskan.
“Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-
sunnahku, kemudian diamalkan oleh manusia, maka dia akan
mendapatkan (pahala) seperti pahala orang-orang yang
mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikit
pun.” (HR Ibnu Majah)
2. Taat
“Hai orang-orang yg beriman taatilah Allah SWT dan taatilah
Rasul-Nya dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah hal itu
kepada Allah SWT dan Rasul-Nya jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah SWT dan hari akhir. Yang demikian itu lebih utama
dan lebih baik akibatnya.”
3. Selalu bershalawat
Membaca Selawat harus disertai dengan niat dan dengan sikap
hormat kepada Nabi Muhammad SAW. Orang yang membaca
shalawat untuk Nabi hendaknya disertai dengan niat dan didasari
rasa cinta kepada beliau dengan tujuan untuk memuliakan dan
menghormati beliau.

13
Dalam penjelasan hadits (Akhbar Al-Hadits) disebutkan
bahwa apabila seseorang membaca shalawat tidak disertai dengan
niat dan perasaan hormat kepada Nabi SAW, maka timbangannya
tidak lebih berat ketimbang selembar sayap. Nabi SAW bersabda :
“Sesungguhnya sahnya amal itu tergantung niatnya”.Ada tiga
perkara yang timbangannya tidak lebih berat dari pada selembar
sayap, yaitu:

1. Shalat yang tidak disertai dengan tunduk dan khusyuk.


2. Dzikir dengan tidak sadar. Allah SWT SWT tidak akan
menerima amal orang yang hatinya tidak sadar.
3. Membaca Shalawat untuk Nabi Muhammad SAW tidak
disertai dengan niat dan rasa hormat.
4. Mencintai Keluarga Nabi
Rasulullah SAW bersabda, “Wahai manusia sesungguhnya
aku tinggalkan dua perkara yang besar untuk kalian, yang pertama
adalah Kitabullah (Al-Quran) dan yang kedua adalah Ithrati
(Keturunan) Ahlulbaitku. Barangsiapa yang berpegang teguh kepada
keduanya, maka tidak akan tersesat selamanya hingga bertemu
denganku di telaga al-Haudh.” (HR. Muslim dalam Kitabnya Sahih
juz. 2, Tirmidzi, Ahmad, Thabrani dan dishahihkan oleh
Nashiruddin Al-Albany dalam kitabnya Silsilah Al-Hadits Al-
Shahihah).

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kajian tentang akhlak kepada Allah SWT dan Rasulullah
merupakan kajian yang sangat penting. Karena jatuh bangunnya suatu
bangsa ataupun masyarakat tergantung pada bagimana akhlak manusia.
Seseorang yang berakhlak mulia akan memenuhi kewajiban terhadap
dirinya, memberikan hak kepada yang berhak, dia akan melaksanakan
kewajibannya terhadap Allah SWT dan terhadap Rasulullah. Oleh karena
itu, secara tidak langsung berakhlak kepada Allah SWT dan Rasulullah
dapat mewujudkan kehidupan yang sejahtera dan harmonis didunia ini, dan
menjadi kunci kebahagiaan abadi di akhirat kelak.

B. Saran
Kita selaku manusia beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah
tentunya harus paham, mengerti dan mengimplementasikan bagaimana kita
berakhlak kepada Allah SWT dan Rasulullah yang seharusnya kita lakukan
selaku hamba dan umatnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/313431618/Akhlak-Kepada-Allah SWT-Dan-
Rasulnya
https://jambidaily.com/2020/06/10/akhlak-kepada-Allah SWT-swt-
rasulullah-saw-
manusia-dan-lingkungan/
http://ockym.blogspot.com/2012/12/makalah-pengertian-akhlak.html?m=1
https://jambidaily.com/2020/06/10/akhlak-kepada-Allah SWT-swt-
rasulullah-saw-manusia-dan-lingkungan/

16

Anda mungkin juga menyukai