OLEH :
KELOMPOK 3
KELAS 1B
DOSEN PENGAMPU : Dra. Hj. SARIAH, M.Pd
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kita haturkan pada Allah SWT Swt, yang telah
memberikan nikmat dan rahmat kepada kita semua, sehingga kita mampu
menyelesaikan tugas pembuatan makalah Aqidah Akhlak ini, sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari peran dan
sumbangsing pemikiran serta intervensi dari berbagai sumber. Kami juga
menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam penggerapan makalah ini terutama kepada dosen pengampu kami Ibu Dra.
Hj. Sariah,M.Pd dan yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Sehingga kami
mampu melaksanakan tugas mata kuliah ini.
Kami juga memohon maaf kepada semuanya apabila dalam makalah yang
kami buat ini, masih terdapat banyak sekali kekurangan-kekurangan, lebih-lebih
mengenai referensi. Untuk itu kami kelompok tiga sangat menunggu kritik
maupun saran dari semua pembaca agar kedepannya kami bisa membuat makalah
yang lebih baik lagi.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam yang harus
dipegang oleh setiap muslim, menurut Abdullah Ibnu Umar, orang yang
paling dicintai dan paling dekat dengan Rasulullah SAW pada hari kiamat
adalah orang yang paling baik akhlaknya.
Rasulullah SAW di utus kedunia ini dengan tujuan
untuk menyempurnakan akhlak manusia, Nabi bersabda :
Saat ini, krisis akhlak terjadi kerena sebagian orang tidak mau lagi
mengamalkan tuntunan agama yang mengajarkan untuk berbuat baik dan
meninggalkan perbuatan maksiat. Berbagai fenomena yang terjadi sangat
mengkhawatirkan terkait dengan akhlak generasi penerus bangsa, fenomena
tersebut bisa kita simak berita yang dipublikasikan diberbagai media,
seringkali membuat kita miris mendengarnya, salah satu contoh merosotnya
akhlak manusia kepada Allah SWT SWT, banyak orang yang tidak
bersyukur atas kenikmatan yang Allah SWT berikan, marah akan taqdir
yang telah Allah SWT tetapkan, serta tidak melaksanakan segala perintah
dan larangan-Nya.
1
nada bicara kepada orang tua disamakan dengan berbicara sesama mereka,
melontarkan kata-kata kotor kepada orang lain bahkan kepada orang tua
sendiri. Kurangnya Akhlak terhadap lingkungan juga terjadi saat ini,
diantaranya membuang sampah sembarangan, pembakaran hutan liar, dan
masih banyak lagi fenomena lainnya yang berakibat merusak lingkungan.
Maka kedudukan akhlak dalam agama Islam ini sangat tinggi sekali.
Bahkan Nabi kita ShallAllah SWTu ‘Alaihi wa Sallam ketika ditanya
tentang apa yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga,
beliau mengatakan: “Bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlaklah dengan
akhlak yang baik.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian akhlak
2
2. Untuk mengetahui mengapa seorang muslim harus berakhlak
kepada Allah SWT
3. Untuk mengetahui apa saja bentuk akhlak kepada Allah SWT
4. Untuk mengertahui mengapa seorang muslim harus juga berakhlak
kepada Rasulullah saw
5. Untuk mengetahui apa saja bentuk akhlak kita terhadap Rasul saw
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak
Kata “khalaq“, artinya telah berbuat, menciptakan, atau mengambil
keputusanunutk bertindak. Secara termonologis, akhlak adalah tindakan
yang tercermin pada akhlak Allah SWT SWT., yang salah satunya
dinyatakan sebagai pencipta manusia dari segumpal darah; Allah SWT
SWT. Sebagai sumber pengetahuan yang melahirkan kecerdasan manusia,
pembebasan dari kebodohan, serta peletak dasar yang paling utama
dalampendidikan.
Selanjutnya, istilah akhlak sudah sangat akrab di tengah kehidupan
kita,mungkin hampir semua orang mengetahui arti kata “akhlak“ karena
perkataan akhlak selalu dikaitkan dengan tingkah laku manusia. Akan
tetapi, agar lebih jelas dan meyakinkan, kata “akhlak” masih perlu untuk
diartikan secara bahasa maupun istilah. Dengan demikian, pemahaman
terhadap kata “ akhlak” tidak sebatas kebiasaan praktis yang setiap hari kita
dengar, tetapi sekaligus dipahami secara filosofis, terutama makna
subtansialnya.
Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab, yaitu Jama’ dari kata
“khuluqun” yang secara linguistik diartikan dengan budi pekerti, perangai,
tingkah laku atau tabiat, tatakarma, sopan santun, adab, dan tindakan. Kata
“ akhlak “ juga berasal dari kata“khlaqa“ atau “khalqun“, artinya kejadian,
serta erat hubungannya dengan “Khaliq”.
Dengan demikian, secara terminnologis, pengertian akhlak adalah
tindakan yangberhubungan dengan tiga unsur yang sangat penting, yaitu
sebagai berikut:
1. Kognitif, yaitu pengetahuan dasar manusia melalui potensi
intelektualitasnya.
2. Afektif, yaitu pengembangan potensi akal manusia melalui upaya
menganalisisberbagai kejadian sebagai bagian dari pengembangan
ilmu pengetahuan.
4
3. Psikomotorik, yaitu pelaksanaan pemahaman rasional kedalam
bentuk perbuatanyang konkret.
ال بِ ُس ُه ْولٍَة
ُ ص ُد ُر اََْلفْ َع ٍ ِ ِ اَ ْْلُلُق ِعبارةٌ عن هي ئَ ٍة ِِف النم ْف
ْ َس َراس َخة َعْن َها ت َْ ْ َ َ َ ُ
اج ٍة اِ ََل فِ ْك ٍر َوُرِويمٍة ِ
َ َويُ ْس ٍرم ْن َغ ِْْي َح
Artinya: “Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang
daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan
tidak memertrlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu)”.
5
ِ ِ ِ
ْ ض ُه ْم اْْلُلُ َق ِِبَنمهُ َع َادةُ اَْل َر َادة يَ ْع ِِن أَ من اِِْل َر َادةَ ا َذا ْاعتَ َاد
ًت َشْيأ ُ ف بَ ْع
َ َعَر
6
Substansi hidup manusia sebagai makhluk yang lemah dan tidak
dapat dilepaskan dari fitrahnya sebagai seorang hamba yang berkewajiban
untuk taat dan patuh kepada Alah SWT termaktub di dalam salah satu ayat
Al-Qur'an. yatu:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku " (QS. Adz Dzariyat: 56).
ِ ِ ِ من ع ِمل
ُ صاِلًا م ْن ذَ َك ٍر أ َْو أُنْثَ ٰى َوُه َو ُم ْؤم ٌن فَلَنُ ْحيِيَ نمهُ َحيَاةً طَيِمبَةً ۖ َولَنَ ْج ِزيَن
مه ْم َ َ َ َْ
ْ َجَرُه ْم ِِب
َح َس ِن َما َكانُوا يَ ْع َملُو َن ْأ
“Barang siapa mengerjakan kebajkan, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman. maka pasti akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An Nah: 97)
7
Akhlak kepada Allah SWT SWT dapat diartikan sebagai sikap atau
perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk,
kepada Allah SWT sebagai khaliq. Sekurang-kurangnya ada empat alasan
mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah SWT SWT.Pertama,
karena Allah SWT SWT –lah yang menciptakan manusia. Dia yang
menciptakan manusia dari air yang dikeluarkan dari tulang punggung dan
tulang rusuk, hal ini sebagaimana di firmankan Allah SWT dalam surat At-
Thariq ayat 5-7, sebagai berikut :
ِ ِالَّتآئ
.ب ِ الص ْل ٍ خلِق ِمن م,اِل نْسا ُن ِم مم خلِق
ِ َْ ََيْرج ِم ْن ب,آء َدافِ ٍق ِ ِ
َب َو م ُّ ْي ُُ ْ َ ُ َ ُ َ ْ فَ ْليَ ْنظُر
Maka dari itu kita sebagai umat islam harus tunduk dan patuh atas
segala perintah dan larangannya, karna Allah SWT-lah yang telah
menciptakan kita.
ِ ِ ِ
َ َْخَر َج ُك ْم م ْن بُطُْون أُم َها ت ُك ْم ََل تَ ْعلَ ُم ْو َن َشْيأَ َو َج َع َل لَ ُك ُم ال مس ْم َع َو ْاِلَب
صا َر ْ اَّللُ أ
َو م
Artinya : “Dan Allah SWT telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun dan Dia memberikan
kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur”
8
Bersyukurlah kepada Allah SWT karena telah diberikan
kenikmatan penglihatan dan pendengaran karna tidak semua orang
diberikan kenikmatan tersebut.
Artinya : “Allah SWT lah yang menundukkan laut untuk mu agar kapal-
kapal dapat berlayar di atasnya dengan perintah-Nya, dan agar kamu
bersyukur. Dan Dia menundukan apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari -Nya. Sungguh, dalam hal
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah SWT)
bagi orang-orang yang berfikir.
َولََق ْد َكمرْمنَا بَِِن ءَ َاد َم َو ََحَْلنَا ُه ْم ِ ِْف الَِْبم َوالْبَ ْه ِر َوَرَزقْ نَا ُه ْم ِمم َن الطميِبَا ِت َوفَ م
ض ْلنَا ُه ْم
ِ تَ ْف
.ضْيلا
َ َعلَى َكثِ ٍْْي ِمّم ْمن َخلَ ْقنَا
9
Artinya : “(70). Dan sungguh, Kami telah muliakan anak-anak cucu Adam
dan Kami angkut mereka di darat dan di laut dan Kami beri mereka rezeki
dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk
yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna”.
Dari uraian diatas, kita memang benar perlu untuk berakhlak kepada
Allah SWT SWT. Karena alasan-alasan di atas adalah tolak ukur yang tepat
dan terdapat perintah Allah SWT di dalamnya bahwa kita sebagai seorang
muslim memang diharuskan untuk berakhlak kepada Sang Pencipta.
10
keadaan. Tawakal bukan berarti meninggalkan kerja dan usaha, dalam
surat Al-Mulk ayat 15 dijelaskan, bahwa manusia di syariatkan
berjalan di muka bumi utuk mencari rizki dengan berdagang, bertani
dan lain sebagainya.
6. Tawadhu untuk Allah SWT
Yaitu hati yang rendah di hadapan Allah SWT.
Mengakui bahwa kita adalah makhluk yang hina di hadapan Allah
SWT Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak jika hidup
dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan
pamrih dalam melakukan ibadah untuk Allah SWT.
7. Ridho terhadap ketentuan Allah SWT SWT
Etika berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim
terhadap Allah SWT SWT, adalah ridho terhadap segala ketentuan
yang telah Allah SWT berikan pada dirinya. Seperti ketika ia
dilahirkan baik dari keluarga yang berada maupun keluarga yang
kurang mampu, bentuk fisik yang Allah SWT SWT berikan padanya,
atau hal-hal lainnya. Karena pada hakekatnya, sikap seorang muslim
senantiasa yakin terhadap apaun yang Allah SWT SWT berikan
padanya. Baik yang berupa kebaikan, atau berupa keburukan.
11
Sebagimana sabda Rasulullah saw, yang artinya, ”Tidak beriman
salah seorang diantara kamu, sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada
dirinya sendiri, orang tuanya, anaknya dan manusia semuanya, (HR.
Bukhari Muslim).
Allah SWT Swt juga berfirman :
ِِ ِ ِ ِ ِ ٌ لََق ْد جآء ُكم رس
َ يص َعلَْي ُكم بِٱلْ ُم ْؤمن
ْي ٌ ول مم ْن أَن ُفس ُك ْم َع ِز ٌيز َعلَْيه َما َعنت ُّْم َح ِر َُ ْ َ َ
وف مرِح ٌيم
ٌ َُرء
“Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat
rasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat mengingink an
(keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap
orang – orang yang beriman.” (Q.S. at-taubah : 128)
Iman kepada para nabi merupakan salah satu butir dalam rukun iman.
Sebagai umat islam, tentu kita wajib beriman kepada Rasulullah saw.
beserta risalah yang dibawanya. Untuk memupuk keimanan ini, kita perlu
mengetahui dan mempelajari sejarah hidup beliau, sehingga dari situ kita
dapat memetik banyak pelajaran dan hikmah.
Rasulullah adalah penutup para nabi dan rasul, serta utusan Allah
SWT kepada seluruh umat manusia. Beliau adalah hamba yang tidak boleh
disembah, dan rasul yang tidak boleh didustakan. Beliau adalah sebaik-baik
makhluk, makhluk paling mulia dihadapan Allah SWT, derajatnya paling
tinggi, dan kedudukannya paling dekat oleh Allah SWT.Beliau diutus
kepada manusia dan jin dengan membawa kebenaran dan petunjuk, yang
diutus oleh Allah SWT sebagi rahmat bagi alam semesta.Sebagaimana
firman Allah SWT :
ِ ِ
َ اك إِمَل َر َْحَةً ل ْل َعالَم
ْي َ ََوَما أ َْر َس ْلن
“Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi
rahmad bagi seluruh alam” (Q.S. Al-Anbiyaa’ : 107).
12
Allah SWT menurunkan kitab-Nya kepadanya mengamanahkan
kepadanya atas agama-Nya, dan menugaskannya untuk menyampaikan
risalah-Nya. Allah SWT telah melindunginya dari kesalahan dalam
menyampaikan risalah itu. Allah SWT ta’ala mendukung nabi-Nya dengan
mukzizat-mukzizat yang nyata dan ayat-ayat yang jelas, memperbanyak
makan untuk beliau, memperbanyak air. Dan beliau mengabarkan sebagian
perkara ghaib.
13
Dalam penjelasan hadits (Akhbar Al-Hadits) disebutkan
bahwa apabila seseorang membaca shalawat tidak disertai dengan
niat dan perasaan hormat kepada Nabi SAW, maka timbangannya
tidak lebih berat ketimbang selembar sayap. Nabi SAW bersabda :
“Sesungguhnya sahnya amal itu tergantung niatnya”.Ada tiga
perkara yang timbangannya tidak lebih berat dari pada selembar
sayap, yaitu:
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kajian tentang akhlak kepada Allah SWT dan Rasulullah
merupakan kajian yang sangat penting. Karena jatuh bangunnya suatu
bangsa ataupun masyarakat tergantung pada bagimana akhlak manusia.
Seseorang yang berakhlak mulia akan memenuhi kewajiban terhadap
dirinya, memberikan hak kepada yang berhak, dia akan melaksanakan
kewajibannya terhadap Allah SWT dan terhadap Rasulullah. Oleh karena
itu, secara tidak langsung berakhlak kepada Allah SWT dan Rasulullah
dapat mewujudkan kehidupan yang sejahtera dan harmonis didunia ini, dan
menjadi kunci kebahagiaan abadi di akhirat kelak.
B. Saran
Kita selaku manusia beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah
tentunya harus paham, mengerti dan mengimplementasikan bagaimana kita
berakhlak kepada Allah SWT dan Rasulullah yang seharusnya kita lakukan
selaku hamba dan umatnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/313431618/Akhlak-Kepada-Allah SWT-Dan-
Rasulnya
https://jambidaily.com/2020/06/10/akhlak-kepada-Allah SWT-swt-
rasulullah-saw-
manusia-dan-lingkungan/
http://ockym.blogspot.com/2012/12/makalah-pengertian-akhlak.html?m=1
https://jambidaily.com/2020/06/10/akhlak-kepada-Allah SWT-swt-
rasulullah-saw-manusia-dan-lingkungan/
16