Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

AKHLAK TERHADAP ALLAH


DOSEN PENGAMPU : Dr. Miftah Wangsadanuredja, S.Pd.I,
M.Pd.I,

Oleh:
Kelompok 1

Ahmad Mauliyya Khoirul Fatihin 352210712


Aina Rizky Heandy Syahputra 352210668
Indra Kurniawan 352210656
Galyh Avrian Wijayanto 352210717

FAKULTAS TEKHNIK
JURUSAN TEKHNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS PELITA BANGSA


BEKASI

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi
tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam 2.
Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat
manusia dapat dikaji melalui berbagai sudut pandang. Islam
sebagai agama yang telah berkembang selama empat belas abad
lebih menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik itu
menyangkut ajaran dan pemikiran keagamaan maupun realitas
sosial, politik, ekonomi dan budaya. Dalam penyusunan tugas atau
materi ini, tidak sedikit hambatan yang Kami hadapi. Namun penulis
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi teratasi.Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas
Pelita Bangsa. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
dan jau dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya
meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di
masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................... 1

1.3 Tujuan........................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................ 2

2.1 Pengertian Akhlak Kepada Allah................................................................................ 2

2.2 Alasan Mengapa Seorang Muslim Harus Berakhlak Kepada Allah......................... 2

2.3 Akhlak Seorang Muslim Kepada Allah....................................................................... 3

2.4 Tauhid Salah Satu Akhlak Terpuji dan Utama Kepada Allah SWT........................... 4

2.5 Melaksanakan Perintah-Nya dan Menjauhi Larangan-Nya.....................5

2.6 Marifatullah...................................................6

BAB III PENUTUP............................................................................................... 7

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 7

3.2 Saran............................................................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akhlak merujuk kepada amalan, dan tingkah laku tulus yang tidak dibuat-buat yang
menjadi kebiasaan. Manakala menurut istilah Islam, akhlak ialah sikap keperibadian
manusia terhadap Allah, manusia, diri sendiri dan makhluk lain, sesuai dengan
suruhan dan larangan serta petunjuk Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW. Ini
bererti akhlak merujuk kepada seluruh perlakuan manusia sama ada berbentuk
lahiriah mahupun batiniah yang merangkumi aspek amal ibadat, percakapan,
perbuatan, pergaulan, komunikasi, kasih sayang dan sebagainya.
Dalam makalah ini yang di bahas adalah akhlak seorang muslim kepada Allah SWT.
Yaitu tentang bagaimana seharusnya perilaku seorang muslim tehadap Allah SWT.
Sehingga nantinya seorang muslim akan menjadi seorang yang berakhlak mulia
khususnya akhlak Kepada Allah SWT.
Adapun akhlak kepada Allah yaitu menjalankan segala perintahnya dan menjauhi
segala larangannya. Jadi seorang muslim itu hendaknya taat terhadap apa yang
diperintahkan oleh Tuhannya. Sehingga akhlak orang muslim kepada Allah yaitu
beriman dan taqwa kepada Allah SWT.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Akhlak kepada Allah?
2. Mengapa seorang muslim harus berakhlak kepada Allah?
3. Bagaimana seharusnya Akhlak seorang muslim kepada Allah?

1.3 Tujuan
1. Agar seluruh muslimin dan muslimat senantiasa mengetahui cara berakhlak
kepada Allah.
2. Agar masing-masing mahasiswa mampu berakhlak kepada allah SWT dengan
cara bertaqwa kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintahnya dan
menghentikan seluruh larangannya serta menerapkan sikap iklas dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akhlak Kepada Allah

Akhlak menurut bahasa yaitu berasal dari bahasa arab (‫ )اﺧﻼق‬jamak dari kata ‫ﺧﻠﻖ‬
yang berarti tingkah laku, perangai atau tabiat. Sedangkan menurut istilah; akhlak
adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan
tanpa dipikir dan direnung lagi. Dengan demikian akhlak pada hakikatnya adalah
sikap yang melekat pada diri mausia, sehingga manusia dapat melakuakannnya
tanpa berfikir (spontan).
Di samping itu akhlak juga dikenal dengan istilah moral dan etika. Moral berasal dari
bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan. Moral selalu dikaitkan dengan
ajaran baik buruk yang diterima umum atau masyarakat. Karena itu adat istiadat
masyarakat menjadi standar dalam menentukan baik dan buruknya. Menurut Kahar
Masyhur akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang
seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai khalik.
Sehingga akhlak kepada Allah dapat diartikan Segala sikap atau perbuatan manusia
yang dilakukan tanpa dengan berfikir lagi (spontan) yang memang seharusnya ada
pada diri manusia (sebagai hamba) kepada Allah SWT. (sebagai Kholiq).

2.2 Alasan Mengapa Seorang Muslim Harus Berakhlak Kepada Allah

Seorang muslim yang baik itu memang diharuskan berakhlak yang baik kepada Allah
SWT. Karena kita sebagai manusia itu diciptakan atas kehendak-Nya, sehingga
alangkah baiknya kita bersikap santun (berakhlak) kepada sang Kholliq sebagai rasa
syukrur kita.Menurut Kahar Mashyur , Sekurang-kurangnya ada empat alasan
mengapa manusia perlu beakhlak kepada Allah. Yaitu:
1. Karena Allah-lah yang mencipatakan manusia. Dia yang menciptakan manusia
dari air yang ditumpahkan keluar dari tulang punggung dan tulang rusuk hal ini
sebagai mana di firmankan oleh Allah dalam surat at-Thariq ayat 5-7. sebagai berikut:
yang artinya : (5) "Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia
diciptakan?, (6). Dia tercipta dari air yang terpancar, (7). yang terpancar dari tulang
sulbi dan tulang dada. (at-Tariq:5-7).
2. Allah-lah yang telah memberikan perlengkapan panca indera, berupa pendengaran,
penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari, disamping anggota badan yang kokoh
dan sempurna kepada manusia. Firman Allah dalam surat, an-Nahl ayat, 78. yang
Artinya: "Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati,
agar kamu bersyukur. ( Q.S an-Nahal : 78)
3. Karena Allah-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang
diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan lainnya. Firman Allah dalam
surat al-Jatsiyah ayat 12-13. yang Artinya (13) "Allah-lah yang menundukkan lautan
untuk kamu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya, supaya
kamu dapat mencari sebagian dari karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu
bersyukur. (13), "Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari pada Nya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kamu yang
berpikir.(Q.S al-Jatsiyah :12-13 ).
4. Allah-lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan,
daratan dan lautan. Firman Allah dalam surat Al-Israa' ayat, 70.yang Artinya: "Dan
sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak cucu Adam, Kami angkut mereka dari
daratan dan lautan, Kami beri mereka dari rizki yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan. (Q.S al-Israa : 70).

2.3 Akhlak Seorang Muslim Kepada Allah

Kita sebagai umat islam memang selayaknya harus berakhlak baik kepada Allah
karena Allah lah yang telah menyempurnakan kita sebagai manusia yang sempurna.
Untuk itu akhlak kepada Allah itu harus yang baik-baik jangan akhlak yang buruk.
Seperti kalau kita sedang diberi nikmat, kita harus bersyukur kepada Allah.
Adapun contoh Akhlak kepada Allah itu antara lain:
1. Taqwa kepada Allah SWT.
Definisi taqwa adalah memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala
Perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
2. Cinta kepada Allah SWT.
Definisi cinta yaitu kesadaran diri, perasaan jiwa dan dorongan hati yang
menyebabkan seseorang terpaut hatinya kepada apa yang dicintainya dengan penuh
semangat dan rasa kasih sayang.
3. Ikhlas
Definisinya yaitu semata-mata mengharap ridlo Allah. Jadi segala apa yang kita
lakukan itu semata-mata hanya mengharap ridho Allah SWT.
4. Khauf dan raja’
Khauf yaitu kegalauan hati membayangkan sesuatu yang tidak disukai yang akan
menimpanya, atau membayangkan hilangnya sesuatu yang disukainya. Raja’ yaitu
memautkan hati pada sesuatu yang disukai.
5. Bersyukrur terhadap nikmat yang diberikan Allah
Syukur yaitu memuji sang pemberi nikmat atas kebaikan yang telah dilakukannya.
Syukurny seorang h amba berkisar atas tiga hal, yang jika ketigany tidak berkumpul
maka tidaklah dinamakann syukur. Tiga hal itu yaitu mengakui nikmat dalam batin,
membicaraknnya secara lahir, dan menjadikannya sebagai sarana taat kepada Allah.
6. Muraqobah
Dalam hal ini, Muraqabah diartikan bahwa kita itu selalu berada dalam pengawasan
Allah SWT.
7. Taubat
Taubat berarti kembali, yaitu kembali dari sesuatu yang buruk ke sesuatu yang baik.
8. Berbaik sangka kepada Allah SWT.
Maksudnya kita sebagai umat yang diciptakan oleh Allah, hendaknya khusnudzon,
jangan suudzon, karena apa yangakan diberikan oleh Allah itu pasti bak bagi kita.
9. Bertawakal kepada Allah SWT.
Bertawakal yaitu kita berserah diri kepada Allah. Setelah kita memohon kepada Allah
hendaknya kita berrusaha, bukan hanya diam diri untuk memenuhi do’a kita. Itu yang
dimaksud dengan tawakal.
10. Senantiasa mengingat Allah SWT.
Salah satu akhlak yang baik kepada Allah yaitu kita selalu mengingat Allah dalam
keadaan apapun, baik dalam keadaan susah maupun senang.
11. Memikirkan keindahan ciptaan Allah SWT.
Yaitu kita dianjurkan untuk melakukan Tadzabur Alam, memikirkan tentang
bagaimana kita diciptakan, dan lain-lain yang berkaitan dengan ciptaan Allah yang
lain, supaya kita dapat merasakan keagungan Allah SWT. Sehingga kita dapat
berakhlak yang baik kepada Allah.
12. Melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah SWT.
Sebagai hamba Allah yang baik hendaknya kita melakukan Amar ma’ruf,
13. Menjauhi apa yang dilarang Allah SWT.
Sebagai hamba Allah yang baik hendaknya kita Nahi Munkar.

2.4 Tauhid Salah Satu Akhlak Terpuji dan Utama Kepada Allah SWT

1. Pengertian
Tauhid dalam bahasa artinya menjadikan sesuatu esa. Yang dimaksud disini adalah
mempercayai bahwa Allah itu esa. Sedangkan secara istilah ilmu Tauhid ialah ilmu
yang membahas segala kepercayaan-kepercayaan yang diambil dari dalil dalil
keyakinan dan hukum-hukum di dalam Islam termasuk hukum mempercayakan Allah
itu esa.
2. Pembagian Tauhid
Tauhid yang didakwahkan oleh para rasul dan diturunkan kitab-kitab karenanya ada
dua:
- Pertama: Tauhid dalam pengenalan dan penetapan, dan dinamakan dengan Tauhid
Rububiyah dan Tauhid Asma dan Sifat. Yaitu menetapkan hakekat zat Allah SWT dan
mentauhidkan (mengesakan) Allah SWT dengan asma (nama), sifat, dan perbuatan-
Nya.
Pengertiannya: seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT sematalah
yang Menciptakan, Memiliki, Membolak-balikan, Mengatur alam ini, yang sempurna
pada zat, Asma dan Sifat-sifat, serta perbuatan-Nya, Yang Maha Mengetahui segala
sesuatu, Yang Meliputi segala sesuatu, di Tangan-Nya kerajaan, dan Dia Maha Kuasa
atas segala sesuatu. Allah SWT mempunyai asma’ (nama-nama) yang indah dan
sifat yang tinggi:
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia lah Yang Maha Mendengar
lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syura’:11)
- Kedua: Tauhid dalam tujuan dan permintaan/permohonan, dinamakan tauhid
uluhiyah dan ibadah, yaitu mengesakan Allah SWT dengan semua jenis ibadah,
seperti: doa, shalat, takut, mengharap, dan lain-lain.
Pengertiannya: Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT saja yang
memiliki hak uluhiyah terhadap semua makhlukNya. Hanya Allah SWT yang berhak
untuk disembah, bukan yang lain. Karena itu tidak diperbolehkan untuk memberikan
salah satu dari jenis ibadah seperti: berdoa, shalat, meminta tolong, tawakkal, takut,
mengharap, menyembelih, bernazar dan semisalnya melainkan hanya untuk Allah
SWT. Siapa yang memalingkan sebagian dari ibadah ini kepada selain Allah SWT
maka dia adalah seorang musyrik lagi kafir. Firman Allah SWT:
“Siapa menyembah ilah yang lain selain Allah SWT, padahal tidak ada suatu dalilpun
baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Rabbnya.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tidak akan beruntung.” (QS. Al-
Mukminun:117)
3. Keistimewaan tauhid
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pula hadits dari Itbant bahwa Rasulullah
bersabda:
“Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang orang yang mengucapkan
dengan ikhlas dan hanya mengharapkan (pahala melihat) wajah Allah”.
Dengan mengamalkan tauhid dengan sebenar-benarnya dapat menyebabkan masuk
surga tanpa hisab, seperti firman Allah:
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi
patuh kepada Allah dan hanif (berpegang teguh pada kebenaran), dan sekalikali ia
bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan).” (QS. An Nahl:
120).
Dengan tauhid membuat kita takut kepada syirik. Diriwayatkan dalam suatu hadits,
bahwa Rasulullah bersabda:
“Sesuatu yang paling aku khawatirkan dari kamu kalian adalah perbuatan syirik kecil,
kemudian beliau ditanya tentang itu, dan beliaupun menjawab: yaitu riya.” (HR.
Ahmad, Thabrani dan Abu Dawud).
Karena Allah berfirman:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya”. (QS.
An Nisa’: 48).

2.5 Melaksanakan Perintah-Nya dan Menjauhi Larangan-Nya

melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya, atau yg sering biasa kita


dengar dengan istilah takwa,Takwa menurut bahasa adalah menjaga diri atau berhati
-hati. Sedangkan menurut istilah syari’at, takwa diartikan seorang hamba menjadikan
sebuah benteng bagi dirinya untuk melindunginya dari kemurkaan Allah dan siksa-
Nya. Benteng tersebut ialah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.Menurut Imam Al Hafizh Ibnu Rajab berkata, termasuk takwa yang
sempurna adalah melaksanakan seluruh kewajiban dan meninggalkan segala bentuk
keharaman dan syubhat lalu disertai dengan melaksanakan amalan Sunnah dan
meninggalkan yang makruh, itulah derajat takwa yang sempurna.
Apapun arti dan definisi dari Takwa, secara prinsip yang harus dijadikan sebagai
dasar seseorang bertakwa adalah ketika ia mampu secara ikhlas mengerjakan
segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya, maka
itulah arti takwa yang mungkin bisa kita pahami. Secara definisi arti takwa memang
hanya terdiri dari beberapa kalimat saja, tetapi pada tataran impelementasi, arti
takwa tidak sesederhana yang kita bayangkan, takwa merupakan sebuah
komplekasitas dari seluruh tindakan dan amal perbuatan seseorang dalam
beribadah kepada Allah.
Takwa sesungguhnya adalah ketika kita bersungguh-sungguh menjauhi seluruh dosa,
baik yang besar maupun yang kecil. Dan bersungguh-sungguh melakukan seluruh
bentuk keta’atan, baik yang wajib maupun yang sunah dengan semampunya, dengan
harapan semoga ibadah Sunnah yang kita lakukan dapat menutupi kekurangan yang
ada pada saat melakukan kewajiban, dan menjauhi dosa-dosa kecil sebagai benteng
yang kuat antara seorang hamba dengan dosa-dosa besar.

2.6 Marifatullah

ma'rifatullah sendiri berasal kata a'rofa, ya'rifu yang artinya mengenal. Jadi dapat
disimpulkan bahwa ma'rifatullah merupakan upaya manusia untuk lebih mengenal
Allah dengan tujuan meningkatkan iman dan ketakwaaannya.
Makna ma'rifatullah juga bisa berarti sebagai jalan yang mengantarkan manusia
untuk lebih mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.Mengenal Allah SWT atau
ma'rifatullah dapat dilakukan dengan cara mengetahui nama-nama-Nya yang Maha
Indah melalui Asmaul Husna dan memahami maknanya. Kemudian seorang muslim
berma'rifat dengan mengetahui sifat-sifat Allah yang Maha Sempurna seperti yang
dijelaskan dalam ayat-ayat al-Qur’an dan hadis-hadis sahih dari Rasulullah Salallaahu
‘alaihi wa sallam. Dalam surah Al-Baqarah ayat 255 atau dikenal dengan ayat kursi
dijelaskan bahwa Allah, Tuhan yang patut disembah dan tidak ada sembahan lainnya
selain Dia. Allah Mahahidup, Maha Kekal, dan memiliki semua makna kehidupan
yang sempurna, Yang terus menerus mengurus makhluk-Nya. Tidak seperti manusia,
Allah tidak mengantuk dan tidak pula tidur, sebab keduanya adalah sifat kekurangan
yang membuat-Nya tidak mampu mengurus makhluk-Nya. Milik-Nya apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi. Dia Yang menciptakan, memelihara, memiliki, dan
bertindak terhadap semua itu. Allah Maha Mengetahui apa yang ada di hadapan
makhluk ciptaan-Nya; manusia, yakni apa saja yang sedang dan akan terjadi, dan apa
yang di belakang mereka, yakni sesuatu yang telah berlalu. Allah mengetahui apa
yang mereka lakukan dan rencanakan, baik yang berkaitan dengan masa kini, masa
lampau, atau masa depan. Kursi-Nya, Allah yaitu kekuasaan, ilmu, atau kursi tempat
kedua kaki Tuhan (yang tidak diketahui hakikatnya kecuali oleh Allah) berpijak,
sangat luas, meliputi langit dan bumi. Allah Mahatinggi zat dan sifat-sifat-Nya jika
dibanding makhluk-makhlukNya, Mahabesar dengan segala keagungan dan
kekuasaan-Nya.
Ayat Kursi merupakan ayat teragung dalam Al-Qur'an karena mencakup nama-nama
dan sifat-sifat Allah yang menunjukkan kesempurnaan zat, ilmu, kekuasaan, dan
keagungan-Nya. Berikut bacaan lengkap Ayat Kursi dan artinya:

ُ‫ﺸَﻔﻊ‬ ۡ ‫ى َﻳ‬ ۡ ‫ﻦ َذا اَّﻟِﺬ‬ۡ ‫ض ؕ َﻣ‬ ِ ‫ت َوَﻣﺎ ِﻓﻰ اۡﻟَﺎۡر‬ ِ ‫ﺴٰﻤٰﻮ‬َّ ‫ﺳَﻨٌﺔ َّوَﻟﺎ َﻧۡﻮٌم ؕ َﻟٗﻪ َﻣﺎ ِﻓﻰ اﻟ‬
ِ ‫ﺧُﺬٗه‬ُ ‫ى اۡﻟَﻘُّﻴۡﻮُۚم  َﻟﺎ َﺗۡﺎ‬
ُّ ‫ﺢـ‬ َ ‫ﻫَﻮ اۡﻟ‬
ُ ‫اﻟّٰﻠُﻪ َﻟۤﺎ ِاٰﻟَﻪ ِاَّﻟﺎ‬
‫ﺳُّﻴُﻪ‬ِ ‫ﺳَﻊ ُﻛۡﺮ‬ ِ ‫ﺷٓﺎَء ۚ َو‬ َ ‫ﻋۡﻠِﻤٖۤﻪ ِاَّﻟﺎ ِﺑَﻤﺎ‬
ِ ‫ﻦ‬
ۡ ‫ﻰٍء ِّﻣ‬ۡ ‫ﺸ‬
َ ‫ن ِﺑ‬َ ‫ﻄۡﻮ‬
ُ ‫ﺤۡﻴ‬
ِ ‫ﻢ ۚ َوَﻟﺎ ُﻳ‬ ۡ ‫ﺧۡﻠَﻔُﻬ‬
َ ‫ﻢ َوَﻣﺎ‬
ۡ ‫ﻦ َاۡﻳِﺪۡﻳِﻬ‬
َ ‫ﻢ َﻣﺎ َﺑۡﻴ‬ ُ ‫ﻋۡﻨَﺪۤٗه ِاَّﻟﺎ ِﺑِﺎۡذِﻧٖﻪ ؕ َﻳۡﻌَﻠ‬ ِ
ُ‫ﻈۡﻴﻢ‬ ِ ‫ﻰ اۡﻟَﻌ‬ُّ ‫ﻫَﻮ اۡﻟَﻌِﻠ‬ُ ‫ﻈُﻬَﻤﺎ ۚ َو‬ ُ ‫ﺣۡﻔ‬ ِ ‫يــُٔـۡوُدٗه‬
َ ‫ض ۚ َوَﻟﺎ‬ َ ‫ت َواۡﻟَﺎۡر‬
ِ ‫ﺴٰﻤٰﻮ‬
َّ ‫اﻟ‬

Allahu laaa ilaaha illaa Huwal Haiyul Qaiyuum; laa taakhuzuhuu sinatunw wa laa
nawm; lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ard; man zal lazii yashfa'u indahuuu illaa
bi-iznih; ya'lamu maa baina aydiihim wa mww khalfahum wa laa yuhiituuna bishai'im
min 'ilmihi illa bimasya' wa si'a kursiyyuhussamawati wal ardh walaa yauduhu
khifzuhuma wa huwal 'aliyyul 'azhiim.

Artinya: "Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus
mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya
tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di
belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya
melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak
merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar." (QS. Al-
Baqarah: 255).

Ma'rifatullah dapat diraih dengan berbagai cara, mulai dari mengenal Asmaul Husna
hingga memahami segala bentuk makhluk ciptaan Allah SWT.
Dengan ber-ma'rifatullah, maka seorang muslim dapat menyadari tentang betapa
besarnya kekuasaan Allah terhadap seluruh makhluk yang terdapat di bumi dan alam
semesta ini.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Seorang muslim itu harus berahlak baik kepada Allah SWT. Karena kita
sebagai manusia yang di ciptakan oleh Allah dan untuk menyembah kepada Allah,
sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya dan tidaklah Kami (Allah) ciptakan jin
dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.
Dalam melaksanakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah, terutama
melaksanakan ibadah-ibadah pokok, seperti shalat, zakat, puasa, haji, haruslah
menjaga kebersihan badan dan pakaian, lahir dan batin dengan penuh keikhlasan.
Tentu yang tersebut bersumber kepada al-Qur'an yang harus dipelajari dan dipelihara
kemurnianya dan pelestarianya oleh umat Islam
Adapun akhlak kepada Allah itu antara lain
1.Taqwa kepada Allah SWT.
2.Cinta kepada Allah SWT.
3.Ikhlas kepada Allah SWT.
4.Khauf dan raja’ terhadap Allah SWT.
5.Bersyukrur terhadap nikmat yang diberikan Allah SWT.
6.Muraqobah
7.Taubat kepada Allah SWT.
8.Berbaik sangka kepada Allah SWT.
9.Bertawakal kepada Allah SWT.
10.Senantiasa mengingat Allah SWT.
11.Memikirkan keindahan ciptaan Allah SWT.
12.Melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah SWT.
13.Menjauhi apa yang dilarang Allah SWT.

3.2 SARAN
Demi perbaikan mutu pembuatan makalah dikemudian hari maka
kami sebagai penulis berharap berbagai kritik serta saran dari seluruh
pembaca yang bersifat membangun dan bisa memotivasi mahasiswa
supaya mengetahui cara berakhlak kepada Allah dengan cara bertaqwa
dan menerapkan sifat iklas dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/self-publishing/2097837-
khauf-dan-raja/
http://hisbulah.blogspot.com/2011/03/akhlak-seorang-muslim-kepada-
allah-swt.html
Ilyas,Yunahar, Dr.H,Lc,MA, Kuliah Akhlak, Yogyakarta: Lembaga
Pengkajian dan Pengamalan Islam. 2007
lyas,Yunahar, Dr.H,Lc,MA, Kuliah Akhlak, Yogyakarta: Lembaga
Pengkajian dan Pengamalan Islam. 2007
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahannya,
Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur;An, 1983
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahannya,
Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur;An, 1983
Mashyur, Kahar, Membina Moral Dan Akhlak
rs. H. Ambo Asse, M.Ag. 2003. Al-Akhlak al-Karimah Dar al-Hikmah wa al
-Ulum.Makassar: Berkah Utami.

Anda mungkin juga menyukai