Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH “BAGAIMANA / MENGAPA MANUSIA BERTUHAN ”

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah : Agama Islam
Dosen Pengampu : Muh. Rosyid Ridho, S.Ag., M.S.I.

Disusun Oleh:

1. Indarwati Via Azzahra (E3121087)


2. Jamrud Luhur Wicaksono (E3121095)
3. Wahyu Purnomo Aji (E3121170)
4. Zildhan Haryo Attami (E3121177)

KELAS C

PROGRAM STUDI DEMOGRAFI DAN PENCATATAN SIPIL


SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2021
Daftar Isi

Daftar Isi ............................................................................................................................... 2

Kata Pengantar ...................................................................................................................... 3

BAB I Pendahuluan .............................................................................................................. 4

Latar Belakang .................................................................................................................. 4

A. Rumusan Masalah

B. Tujuan

C. Manfaat

BAB II Pembahasan .............................................................................................................. 5

1. Pengertian Manusia dan Pengertian Tuhan ................................................................. 6

2. Ciri Manusia Bertuhan Perbedaan Antara Manusia Bertuhan dan Manusia tak
Bertuhan ..................................................................................................................... 7

3. Manusia Sebagai Makhluk Bertuhan........................................................................... 8

4. Alasan Mengapa Manusia Memerlukan Spiritualitas .................................................. 9

5. Argumen Mengenai Cara Manusia Meyakini dan Mengimani Tuhan ........................ 10

BAB III PENUTUP ................................................................................................................


Kesimpulan……………………………………………………………………………..…….11

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………..…12

1
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat
waktu. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang

“Mengapa / Bagaimana Manusia Bertuhan” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para Mahasiswa Demografi dan Pencatatan
Sipil Kelas C. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca.
Meski demikian, kami menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam
penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata Bahasa maupun isi. Sehingga kami secara
terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca maupun dosen.

Surakarta, 05 Maret 2022

Kelompok 1

2
BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah, antara lain :
Al-insaan berarti suka, senang, jinak, ramah, atau makhluk yang sering lupa.
Al-naas berarti manusia (jama’).
Al-abd berarti manusia sebagai hamba Allah.

Manusia memiliki Kedudukan yang paling mulia.Tujuan utama diciptakannya manusia adalah
untuk beribadah kepada Allah, mendirikan khilafah. Sebagaimana Firman Allah yang terdapat
pada Qur’an surat Adz-Zariyat ayat 56:

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-
Ku.” (Qs. Adz-Zariyat: 56)

Manusia bisa menjadi mulia dan tinggi kedudukannya disisi Allah jika ia mampu menjaga
Akhlaknya kepada sesama manusia.Taat melaksanakan perintahkan Allah dan menjauhi apa
yang ia larangan merupakan hal yang utama

Bagimana manusia ber-Tuhan,dalam dunia ini, ada manusia yang ber-Tuhan tapi tidak
berAgama, begitu juga sebaliknya ada manusia yang ber-Agama tetapi tidak ber-Tuhan.
Sementara itu, dalam masalah ber-Tuhan dan ber-Agama menjadi masalah utama dalam
keimanan dan keislaman, keimanan kepada tuhan itu lah yang akan menjadi dasar orang dalam
memeluk Agama.

3
A. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Manusia Dan Tuhan ?


2. Apa Saja Ciri – Ciri, Tujuan Manusia Bertuhan dan Perbedaan Manusia Bertuhan
dan Manusia Tidak Bertuhan ?
3. Bagaimana Manusia Bertuhan?
4. Mengapa Manusia Memerlukan Spiritualitas ?
5. Bagaimana Cara Manusia Meyakini dan Mengimani Tuhan ?

B. Tujuan

Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, Tujuan Topic ini adalah :

1. Untuk Mengetahui Pengertian Manusia dan Tuhan


2. Untuk Mengetahui Ciri – Ciri, Tujuan Manusia Bertuhan dan Perbedaan
Manusia Bertuhan dan Manusia Tidak Bertuhan
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Manusia Bertuhan
4. Untuk Mengetahui Mengapa Manusia Memerlukan Spiritualitas
5. Untuk Mengetahui Cara Manusia Bisa Meyakini dan Mengimani Tuhan

C. Manfaat

Manfaat yang diharapkan melalui makalah ini adalah agar para pembaca mengatahui
Pentingnya manusia Bertuhan karena dalam ber-Agama, didalamnya memiliki aturan yang
membimbing manusia dalam keberaturan, dan ajaran Hidup.

4
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia dan Tuhan

1. Pengertian Manusia

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk
lain.Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk
manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan
tinggi.

Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang
tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati,
dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah
hubungan timbal balik positif maupun negatif. Manusia adalah makhluk yang terbukti
berteknologi tinggi. Ini karena manusia memiliki perbandingan massa otak dengan massa tubuh
terbesar diantara semua makhluk yang ada di bumi. Walaupun ini bukanlah pengukuran yang
mutlak, namun perbandingan massa otak dengan tubuh manusia memang memberi kan
petunjuk dari segi intelektua lrelatif.

Dalam islam sendiripun Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah makhluk
paling sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainya, termasuk diantaranya Malaikat,
Jin, Iblis, Binatang, dan lain-lainnya

Manusia menurut pandangan Islam adalah makhluk Allah SWT yang memiliki unsur dan daya
materi yang memiliki jiwa dengan ciri-ciri berfikir,berakal, dan bertanggungjawab pada Allah
SWT yang diciptakan dengan memiliki akhlak. Secara terperinci,manusia merupakan Makhluk
yang Sempurna dan Mulia.baik dari wujud fisiknya maupun rohaninya.Manusia menjadi
makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dan mulia karena memiliki akal. Akal inilah yang
membedakan manusia dengan maklhuk lainnya.

5
2. Pengertian Tuhan

Tuhan dipahami sebagai zat Mahakuasa dan asas dari suatu kepercayaan.ada berbagai konsep
ketuhanan meliputi :

- Teisme, Tuhan merupakan pencipta sekaligus pengatur segala kejadian di alam semesta
- Deisme, Tuhan merupakan pencipta alam semesta, namun tidak ikut campur dalam
kejadian di alam semesta
- Panteisme, Tuhan merupakan alam semesta itu sendiri.

Sifat-sifat Tuhan berasal dari konsep ketuhanan yang berbeda-beda. Yang paling umum, di
antaranya adalah :

- Mahatahu (mengetahui segalanya),


- Mahakuasa (memiliki kekuasaan tak terbatas),
- Mahaada (hadir di mana pun),
- Mahamulia (mengandung segala sifat-sifat baik yang sempurna),
- Tak ada yang setara dengan-Nya, serta bersifat kekal abadi

Penganut monoteisme percaya bahwa Tuhan hanya ada satu, serta tidak berwujud (tanpa
materi), memiliki pribadi, sumber segala kewajiban moral, dan "hal terbesar yang dapat
direnungkan.

Dalam islam Allah (Islam) kata 'Allah' dalam kaligrafi. Dalam konsep Islam, Tuhan disebut
Allah ( bahasa Arab: ‫ ) هللا‬dan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang Nyata dan Esa.

Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi
semesta alam. Islam menitikberatkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha
Kuasa ( tauhid )

6
B. Ciri – Ciri, Tujuan Manusia Bertuhan, dan Perbedaan Manusia yang Bertuhan
dan Manusia tak Bertuhan Manusia berTuhan

Adapun ciri-ciri manusia yang ber Tuhan yaitu:

- Mengakui kebesaran dan keagungan Tuhan yang diwujudkan dengan berbagai cara.

- Menyadari bahwa dunia serta isinya adalah ciptaan Tuhan.

- Manusia dianugerahi akal dan budi yang dapat dikembangkan secara maksimal.

- Manusia memiliki keterbatasan yang kadang sukar dijelaskan.

Adapun tujuan manusia bertuhan

- Tempat untuk meminta Pertolongan


- Tempat untuk membuat hati tenang
- Mendapat perlindungan

Perbedaan Manusia yang Bertuhan dan Manusia tak Bertuhan Manusia berTuhan

Manusia diliputi rasa perikemanusiaan, keyakinan dan rasa persaudaraan. Manusia yang
tidak berTuhan adalah manusia yang selalu terbawa oleh nafsu-nafsu (nafsu pribadi) dan watak.
ada yang sangat mempercayai tentang adanya Tuhan hingga ke dasar hatinya, sehingga apabila
disebutkan nama-Nya hatinya akan bergetar. Ada juga yang hanya percaya saja tentang Tuhan,
tanpa adanya pemahaman yang benar tentang Tuhan mereka.

C. Bagaimana Manusia Bertuhan

Konsep Spiritualitas Sebagai Landasan Kebertuhanan Pada dasarnya hati manusia itu
bersifat Universal dengan catatan manusia itu telah mencapai titik fitrah (God Spot) dan
terbebas dari segala pradigma dan belenggu. Dalam keadan seperti ini manusia merasakan
ketenangan jiwa yang mendasari segala tingkah lakunya, menggunakan suara hati sebagai
penuntun hidup menuju sebuah kebenaran, dan semua itu bersumber dari yang maha kuasa
yaitu Allah. Sebagaimana Firnan Allah SWT dalam surat As Sajadah Ayat: 9 yang artinya:

7
“Kemudian dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan (perasaan) hati; (tetapi) kamu sedikit
sekali bersyukur”.

Ketika manusia mengakui bahwa Allah lah Tuhannya. Suara hati itu masih terus berjalan dan
masih bisa dirasakan hingga saat ini, kecuali hati yang tertutup. Sudah merupakan fitrah
manusia untuk memiliki rasa ketuhanan dan memiliki kebaikan hati nurani namun hal ini tidak
terjadi kepada orang yang hatinya telah tertutup.

Tuhan berada di dalam hati orang-orang suci. bila ingin mudah merasakan kehadiran Tuhan,
hendaknya berawal dari penyucian hati. Melalui penyucian hati, potensi roh akan semakin
menguat dan mengalahkan semua dorongan instingtif materialistis yang berlebihan (dalam
istilah agama disebut dengan hawā an-nafs). Ketika hati telah suci, maka jiwa manusia akan
menerima pancaran rahmat Tuhan sehingga darinya terpancar energi positif yang kemudian
mempengaruhi penilaian dan sikapnya.

D. Alasan Mengapa Manusia Memerlukan Spiritualitas

Alasan mengapa kita membutuhkan spiritualitas untuk tetap mampu mengerjakan


panggilan hidup di dunia ini.: Karena manusia adalah makhluk ciptaan yang terbatas, yang
memiliki kebebasan untuk memilih. Untuk menjaga integritas diri kita di tengah realita dunia
yang fana dan tak menentu. Karena kenikmatan yang dihadirkan oleh jabatan, harta dan
kekuasaan mudah menggiring kita memilih melakukan perbuatan-perbuatan amoral dan
penyalahgunaan wewenang, termasuk melanggar prinsip dan nilai-nilai yang kita yakini.
Integritas tanpa spiritualitas ibarat membangun rumah di atas tumpukan pasir di tepi pantai,
yang dapat roboh kapan saja akibat terpaan ombak laut.

Kita membutuhkan spiritualitas untuk mampu mempertahankan integritas di tengah dunia


yang penuh godaan yang menggiurkan. tidak saja membutuhkan bakat, kapasitas intelektual
dan kompetensi untuk memenuhi panggilan hidup . Namun harus memerlukan spiritualitas
yang akan menjaga diri manusia untuk tetap memilih cara-cara bermoral dan patut di tengah
aneka dinamika kehidupan yang tak menentu.
8
Iman, keyakinan yang melandasi nilai-nilai spiritualitas, mampu memenuhi panggilan hidup
sambil tetap menjaga keseimbangan antara kehidupan duniawi dan akhirat, sehingga tidak
terhanyut mengejar kebendaan dan materialisme yang berlebihan. Ketika hati nurani yang takut
akan Tuhan mulai merasuki kesadaran dan hasrat hidup , maka manusia memiliki kemampuan
untuk menempuh hidup dengan integritas.

Hidup dengan integritas berarti hidup dengan prinsip bahwa dengan atau tanpa kontrol dari
pihak lain, tetap berpegang teguh pada nilai-nilai yang diyakini. Artinya, integritas manusia
diukur dari apa yang sedang dipikirkan, katakan dan lakukan, bahkan pada saat
sendirian.Untuk mengendalikan dorongan ego dalam diri .Menyadarkan bahwa panggilan
hidup adalah anugerah pemberian dari Tuhan.Sarana untuk melatih kepekaan diri dalam
menggali makna kenyataan hidup.

E Cara Manusia Meyakini dan Mengimani Tuhan

Iman kepada allah merupakan sebuah kewajiban bagi pemeluk agama islam.Iman kepada
allah merupakan sebuah pondasi dimana kita akan menjalani dan mengikuti segala perintah
dan larangan yang telah disebutkan di dalam Al-quran dan Al-hadist. Dengan adanya iman
kepada Allah, kita dengan senantiasa berada di jalan yang lurus. Arti dari beriman kepada
allah yaitu dengan meyakini bahwa Allah itu ada dan mengikuti segala perintahmya dan
menjauhi larangannya.

Setiap orang memiliki tipe dan cara berbeda bagaimana dapat meyakini akan eksistensi Allah
SWT. Ada 3 tipe berbeda yang menyebabkan mengapa orang akan meyakini akan keberadaan
Allah. Diantaranya adalah:

Iman yang disebabkan oleh akal sehat


Orang akan beriman kepada Allah hanya dengan berfikir dengan menggunakan akal
sehatnya. Seperti mengenai manusia yang dari dulu hingga sekarang pasti ada penciptanya.
Manusia tidak mungkin dapat menciptakan dirinya sendiri. Seperti yang disebutkan pada
firman Allah:

9
Iman yang disebabkan oleh hukuman
Hukuman dapat membuat sebagian orang takut dan akhirnya beriman kepada Allah.
Hukuman yang diberikan ketika masih berada di dunia sampai panasnya api neraka dapat
membuat sebagian orang berfikir dua kali untuk tetap melakukan larangan-larangannya.

Iman yang disebabkan oleh logika


Sebagian orang menggunakan logikanya dalam berfikir. Mereka harus mempelajari
lebih dalam tentang islam dan mencari kebenaran atas pertanyaan-pertanyaan mereka. Seperti
tentang kebenaran isi Al-quran yang membantu para ilmuan untuk memecahkan
pertanyaanpertanyaan tentang alam semesta.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Tuhan dan manusia punya Hubungan yang saling berkaitan, Tuhan sebagai pencipta segala
sesuatu, orang-orang di dunia dan alam diciptakan. Tuhan tidak mentaati siapapun, tidak ada lagi
diatas Tuhan atau zat lain yang sebanding dengannya. Manusia tidak akan mampu membangun
relasi yang harmoni dengan tuhan apabila hidupnya lebih memprioritaskan kepentingan ragawi
dan bendawi. Oleh karena itu, sisi spritualis harus menjadi peran utama dalam kehidupan
manusia sehingga mampu merasakan kehadiran tuhan dalam setiap gerak dan sikapnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://manfaat.co.id/manfaat-agama-dalam-kehidupan-manusia
https://www.academia.edu/40704247/MANUSIA_DALAM_ISLAM_PENGERTIAN_M
ANUSIA_MENURUT_ISLAM
http://www.definisi-pengertian.com/2015/12/pengertian-manusia-definisi-
menurutahli.html
https://artikelislami27.blogspot.com/2015/02/pengertiantuhan.html#:~:text=Pengertian
%20Tuhan.%20Tuhan%20dipahami%20sebagai%20za
t%20Mahakuasa%20dan,sekaligus%20pengatur%20segala%20kejadian%20di%20ala
m%20semesta%20
https://www.bing.com/search?q=pengertian+tuhan+dalam+islam&qs=UT&pq=pengert
ian+tuhan+&sc=8-
17&cvid=EE76DB64637F49439AE3A1C01EB4F799&FORM=QBRE&sp=1
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam (slideshare.net)
https://id.scribd.com/document/371431495/Makalah-Bagaimana-Manusia-Bertuhan

12

Anda mungkin juga menyukai