Anda di halaman 1dari 12

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

Dosen : Dr. H. Andi Abdul Hamzah, Lc., M.A

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

 Widiasari_B021211011
 Hainun Awalia_B021211021
 Muhammad Fawwaz Aswir_B021211028
 Muhammad Asrul_B021211031

KELAS HAN A

UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayahnya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Konsep Ketuhanan dalam Islam” Ucapan terima kasih dan rasa hormat disampaikan
kepada seluruh pihak yang telah membantu baik moril maupun materil, terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Andi Abdul Hamzah, Lc., M.A selaku Dosen Pendidikan Agama Islam kelas
HAN A
2. Semua pihak yang telah membantu terselesainya penulisan makalah ini.
Semoga jasa yang telah diberikan dalam menyusun makalah ini akan mendapat balasan kebaikan dari
Allah SWT. Dengan segenap kemampuan penulis telah berupaya menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya.Namun dengan segala kerendahan hati penulis merasa makalah ini jauh dari
sempurna, oleh karenanya kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan.Penulis juga
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca makalah ini.

Makassar,27 Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... ii
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................. 2
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tuhan Dalam Islam .............................................................................................. 4
2.2 Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan ........................................................................... 5
2.3 Tuhan dalam Islam .................................................................................................................. 6
2.4 Bukti –Bukti Adanya Tuhan ................................................................................................... 7
2.5 Ketuhanan Sebagai Landasan Pelaksanaan Ajaran Islam Yang Damai ................................. 8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 10


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makalah ini merupakan pemenuhan tugas Pendidikan Agama Islam yang memang harus terpenuhi
sebagai nilai tambahan yang sudah ditentukan oleh pengajar. Disamping itu, makalah ini sangat
bermanfaat bagi pembaca karena pada makalah ini sedikit/banyaknya terdapat ilmu yang dapat
diambil sebagai pengetahuan atau wawasan. Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang
diberikan kesempurnaan dibandingkan makhluk lain, maka dari itu ada beberapa manusia yang
memang menggunakan akalnya untuk mengkaji hal-hal yang belum ada sebagai rasa keingintahuan
seperti halnya pada makalah ini juga akan mengkaji yaitu diantaranya tentang hakikat Ketuhuanan
dalam Islam, keimanan dan ketakwaan, yang berisi dari berbagai sumber, agar makalah ini ada nilai
banding dengan makalah lain. Dengan izin Allah, dalam makalah ini kami akan menjelaskan dan
membahas tentang Konsep Ketuhanan dalam Islam.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa Pengertian Tuhan Dalam Islam?
1.2.2 Bagaimana Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan?
1.2.3 Bagaimana Tuhan dalam Islam?
1.2.4 Apa Saja Bukti –Bukti Adanya Tuhan?
1.2.5 Mengapa Ketuhanan Sebagai Landasan Pelaksanaan Ajaran Islam Yang Damai?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk Mengetahui Pengertian Tuhan Dalam Islam
1.3.2 Untuk Mengetahui Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan
1.3.3 Untuk Mengetahui Tuhan dalam Islam
1.3.4 Untuk Mengetahui Bukti –Bukti Adanya Tuhan
1.3.5 Untuk Mengetahui Ketuhanan Sebagai Landasan Pelaksanaan Ajaran Islam Yang
Damai
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tuhan Dalam Islam


Dalam konsep Islam, Tuhan disebut Allah(bahasa Arab: l) dan diyakini sebagai Zat Maha
Tinggi Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi,
Penentu Takdir dan Hakim bagi semesta alam.
Islam menitikberatkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa
(tauhid),Dia itu wahid dan Esa (ahad), Maha Pengasih dan Maha Kuasa.
Menurut Al Quran terdapat 99 Nama Allah (asma'ul husna artinya: "nama-nama yang paling
baik") yang mengingatkan setiap sifat-sifat Tuhan yang berbeda. Semua nama tersebut
mengacu pada Allah, nama Tuhan Maha Tinggi dan Maha Luas. Di antara 99 nama Allah
tersebut, yang paling terkenal dan paling sering digunakan adalah "Maha Pengasih" (ar
rahman) dan "Maha Penyayang" (ar rahim).

2.2 Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan


1. Pemikiran Barat
Dalam literatur sejarah agama, dikenal teori evolusionisme, yaitu teori yg menyatakan adanya proses
dari kepercayaan yang amat sederhana, lama kelamaan meningkat menjadi sempurna. Teori tsb mula-
mula dikemukakan oleh Max Muller, kemudian dikemukakan oleh EB Taylor, Robertson Smith,
Lubbock dan Jevens. Proses perkembangan pemikiran tenteng Tuhan menurut teori evolusionisme
adalah :
a. Dinamisme
Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitif telah mengakui adanya kekuatan yang berpengaruh
dlm kehidupan. Mula-mula sesuatu yang berpengaruh tersebut ditunjukkan pada benda. Setiap benda
mempunyai pengaruh pada manusia, ada yang berpengaruh positif dan ada pula yang berpengruh
negatif.
b. Animisme
Disamping kepercayaan dinamisme, masyarakat primitif juga mempercayai adanya peran roh dalam
hidupnya. Setiap benda yg dianggap benda baik mempunyai roh. Oleh masyarakat primitif, roh
dipercayai sbg suatu yg aktif sekalipun bendanya telah mati.
c. Politeisme
Kepercayaan dinamisme dan dinamisme lama-lama tidak memberikan kepuasan, krn terlalu banyak
yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh yg lebih dari yang lain kemudian disebut dewa. Dewa
mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu sesuai dengan bidangnya.
d. Henoteisme
Satu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan. Namun manusia masih mengakui
Tuhan (ilah) bangsa lain. Kepercayaan satu Tuhan untuk satu bangsa disebut dengan Henoteime
(Tuhan tingkat Nasional).
e. Monoteisme
Dalam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan, satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat
internasional. Bentuk monoteisme ditinjau dari filsafat Ketuhanan terbagi dalam 3 paham yaitu :
deisme, panteisme dan teisme. Evolusioner dlm kepercayaan thd Tuhan sebagaimana dinyatakan oleh
Max Muller dan EB.Taylor (1877), ditentang oleh Andrew Lang (1898) yang menekankan adanya
monoteisme dlm masyarakat primitif. Dia mengemukakan bahwa orang-orang yang berbudaya rendah
juga sama monoteismenya dengan orang-orang Kristen.

2. Pemikiran Umat Islam


Pemikiran terhadap Tuhan yang melahirkan Ilmu Tauhid, Ilmu Kalam, Ilmu Ushuluddin dikalangan
umat islam, timbul sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW. Secara garis besar, ada aliran yang
bersifat liberal, tradisional, dan ada pula yang bersifat di antara keduanya. Aliran tersebut adalah:
a. Mu’tazilah
Aliran ini merupakan kaum rasionalis dikalangan muslim, serta menekankan pemakaian akal pikiran
dalam memahami semua ajaran dan keimanan dalam islam. Orang islam yang berbuat dosa besar,
tidak kafir dan tidak mukmin. Ia berada dalam posisi mukmin dan kafir (manzilah bainal manzilatain).
Mu’tazilah lahir sebegai pecahan dari kelompok Qadariah, sedang Qadariah adalah pecahan dari
Khawarij.
b. Qadariah
Aliran ini berpendapat bahwa manusia mempunyai kebasan dalam berkehendak dan berbuat.
c. Jabariah
Aliran ini merupakan pecahan dari Murji’ah berteori bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan
dalam berkehendak dan berbuat. Semua tingkah laku manusia ditentukan dan dipaksa oleh Tuhan.
d. Asy’ariyah dan Maturidiyah
Kelompok yang mengambil jalan tengah antara Qadariyah dan Jabbariyah. Yakni manusia memiliki
potensi untuk berusaha dan Tuhan menentukan takdirnya, maka manusia wajib berusaha (ikhtiar)
semaksimal mungkin dan Tuhanlah yang menentukan hasilnya.
2.3 Tuhan dalam Islam
Konsep Ketuhanan dapat diartikan sebagai kecintaan, pemujaan atau sesuatu yang dianggap penting
oleh manusia terhadap sesuatu hal (baik abstrak maupun konkret). Eksistensi atau keberadaan Allah
disampaikan oleh Rasul melalui wahyu kepada manusia, tetapi yang diperoleh melalui proses
pemikiran atau perenungan.
Informasi melalui wahyu tentang keimanan kepada Allah dapat dibawa dalam kutipan di bawah ini:

a. Surat Al-Anbiya’ : 25 yang artinya “Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu,
melainkan Kami wahyukan kepadaNya, bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah, maka sembahlah
olehmu sekalian akan Aku”. Sejak diutusnya Nabi Adam AS sampai Muhammad Saw Rasul terakhir.
Ajaran Islam yang tAllah Swt wahyukan kepada para utusanNya adalah Tauhidullah atau
monotheisine murni. Sedangkan lafadz kalimat tauhid itu adalah laa ilaha illa Allah. Ada perbedaan
ajaran tentang Tuhan yang ada asalnya dari agama wahyu. Hal semacam itu disebabkan manusia
mengubah ajaran tersebut. Dan hal seperti itu termasuk kebohongan yang besar (dhulmun’adhim).

b. Surat Al-Maidah : 72 “Dan Al masih berkata; Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu, sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka Allah pasti mengharamkan
baginya surga dan tempatnya adalah neraka”.

c. Surat Al-Baqarah : 163 “ Dan Tuhamu adalah Tuhan yang Maha Esa, tidak ada Tuhan kecuali Dia
yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang”.

Ayat-ayat di atas menegaskan bahwa Allah Swt adalah Tuhan yang mutlak keesaannya. Lafadz Allah
swt adalah isim jamid, personal nama, atau isim a’dham yang tidak dapat diterjemahkan, digantikan
atau disejajarkan dengan yang lain. Seseorang yang telah mengaku Islam dan telah mengikrarkan
kalimat Syahadat Laa ilaha illa Allah (tidak ada Tuhan selain Allah) berate telah memiliki keyakinan
yang benar, yaitu monoteisme murni/monoteisme mutlak. Sebagai konsekuensianya, ia harus
menempatkan Allah Swt sebagai prioritas utama dalam setiap aktivitas kehidupan.
2.4 Bukti –Bukti Adanya Tuhan
1. Pandingan Ibu Rusyd tentang Argumentasi Wujud Tuhan
Ibnu Rusyd banyak memberikan arugumcn rasional mengenai wujud Tuhan, termasuk buku-
buku pendukung yang memberikan penjelasan pemikiran Ibnu Rusyd dalam mengeksplorasi
argumentasi mengenal wujud Tuhan.

a. Dalil ‘Inayah (pemeliharaan), Dalil ini berpijak pada tujuan segala sesuatu dalam
keutamaan manusia. Bila kita perhatikan alam ini, maka akan kita ketahui bahwa apa yang
ada di dalamnya sangat sesuai dengan kehidupan manusia dan makhluk-makhluk lainnya,
persesuaian ini tidak terjadi secara kebetulan, namun menunjukkan adanya penciptaan yang
amat rapih dan teratur yang berdasar pada ilmu dan kebijaksanaan, sebagaimana yang
diisyaratkan oleh ilmu pengetahuan modern". Persesuaian antara siang dan malam, adanya
bulan dan matahari, sesuai dengan keberadaan manusia dan tujuan pemeliharaan Tuhan
terhadap segala sesuata (ciptaan-Nya). Persesuaian setiap makhluk halk pergantian,
perlawanan, perjodohan dan apapun jenisnya itu ada yang menghendaki dengan tujuan
pemeliharaan terhadap alam itu sendiri, yang Maha menghendaki itulah Tuhan.
Firman Tuhan :

‫ مهندا األرض جعل الم‬: ‫ أونادا والحبال‬-

"Bukankah kami Telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?Dan gunung-gunung sebagai
pasak?" (QS. An-Naba : 6-7)

b. Dalil Ikhtira’ (Penciptaan), Dalil ini didasarkan pada fenomena ciptaan Tuhan. haik
makhluk hidup maupun benda mati, seperti halnya berbagai jenis hewan dan tumbuh-
tumbuhan. Dalil ini disandarkan pada dua pokok, pertama sesungguhnya setiap sesuatu itu
adalah diciptakan, seperti halnya hewan dan tumbuh-tumbuhan, firman Tchim wt;

‫له اجتمعوا ولو ذبابا خلقوا لن هللا دون من تدعوت الذين إن له فاستمعوا مثل ضرب الناس بأنها‬، ‫ال شيئا الذبات يشليم وإن‬
‫ والمطلوت الطالب ضعف منه يستنقذوه‬-

"Hai manusia, Telah dibuat perumpamaan. Maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu.
Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan
seekor lalatpun walaupun mereka bersatu menciptakannya dan jika lalat itu merampas
sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu lemahlah yang
menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah” (Q.S Al-Haj : 73)

Kedua bahwa setiap ciptaan (pasti) ada yang menciptakan. Dari kedua dasar ini dapat
disimpulkan bahwa setiap ciptaan pasti ada yang menciptakan, maka barang siapa yang ingin
mengetahui wujud Tuhan secara nyata harus mengetahui ciptaan, sehingga mengetahui
pencipta itu sendiri secara nyata"

c. Dalil harakah (Gerak), dalil ini berasal dari idea Aristoteles tetang al-Muharrik al-awwal,
apa argumen ini Ibnu Rusyd memandangnya sebagai dalil yang meyakinkan tentang adanya
Tuhan, dalil ini menjelaskan bahwa gerak ini tidak tetap dalam suatu keadaan namun
senantiasa berubah Dalil harakah menyatakan bahwa alam semesta ini bergerak dengan satu
gerak yang abadi, dan gerakan ini mengandung adanya penggerak pertama yang bukan
berupa henda, yaitu Tulun. Gerak ini bersifat qadim dan kekal. Disebut qadim dinisbatkan
pada penggerak pertama yakni, Tuhan, dan dikatakan kekal, bahwa gerak tidak hanya
ditafsirkan secara harfiyah, artinya termasuk dalam gerak ini adalah setiap perubahan alam,
baik secara organik maupun non organik. termasuk evolusi dan perpindahan sebagai jenis
dari gerak itu sendiri.

2.5 Ketuhanan Sebagai Landasan Pelaksanaan Ajaran Islam Yang Damai


Pembahasan tentang spiritualitas tidak pernah bisa dilepaskan dari pembahasan tentang Tuhan. Hal itu
mengingat spirit yang dalam bahasa al-Qur’an sering disebut roh, merupakan anugrah Tuhan yang
diletakan dalam diri manusia. Adayanya roh atau spirit membuat manusia mengenal Tuhan dan dapat
merasakan nikmatya patu pada sesuatu yang dianggap suci.
Dalam prespektif Islam “spirit” sering didiskripsikan sebagai jowa yang halus yang ditiupkan oleh
Tuhan ke dalam diri manusia atau sering disebut dengan istilah roh. Roh merupakan fitrah manusia
yang dnegan roh manusia mampu berhubungan dengan Tuhan sebgaai kebenaran sejati. Roh menuurt
Islam adalah suci, karena Ia adalah karunia ilahi yang dipancarkan dari zat Tuhan. Roh bersemayam
di dalam hati (qalb) sehingga dari hati memancarkan keinganan, kemampuan dan perasaan. Salah satu
pengaruh roh dalam diri manusia adalah adanya potensi untuk mengenal yang baik dan buruk. Dengan
roh, manusia bisa mengetahui bahwa seharusnya Ia mengikuti dan menjalankan hal-hal yang baik dan
meninggalkan yang buruk. Dalam prespektif Islam manusia diciptakan seagai makhluk sempurna.
Kesempurnaan manusia ditandai dengan kesiapan untuk berbakti kepada Tuhan karena dalam dirinya
telah ditiupkan salah satu tajjali Tuhan yaitu roh. Ketika manusia masih menjaga dan memelihara
fitrahnya itu, manusia hidup dekat dengan Tuhan. Namun, karena godaan materi maka manusia
sedikit demi sedikit mulai kehilangan nuansa spiritual dan kehilangan superioritas roh sebagai
penggerak kehidupan manusia dalam koridor visi ilahi. Agar manusia konsisten dalam kebaikan maka
manusia dituntut untuk membangun relasi yang baik dengan Tuhan. Untuk membangun realsi yang
harmonis adan damai dengan Tuhan maka harus mampu memperkuat sisi spiritualitas dalam
kehidupan manusia sehingga Ia mampu merasakan kehadiran Tuhan dalams etiap gerak dan sikapnya,
sehingga akan dapat melihat segala sesuatu sesui visi Tuhan (ilahi).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah menyelesaikan makalah ini, kami dapat menyimpulkan bahwa konsep Ketuhanan dapat
diartikan sebagai kecintaan, pemujaan atau sesuatu yang dianggap penting oleh manusia terhadap
sesuatu hal (baik abstrak maupun konkret). Dan sebagai seorang muslim kita perlu dan butuh untuk
memahami konsep ketuhanan dalam islam agar menjadikan kita pribadi yang senantiasa lebih
mencintai dan rela berkorban demi agama Allah,dimana Tuhan merupakan dzat yang ada dan esa.
Tuhan merupakan pencipta (Khaliq) bagi alam semesta termasuk manusia. Pembuktian terhadap
keberadaan Tuhan dapat di buktikan melalui pendekatan psyikologis, sosiologis, filosofis dan
theologis. Ilmu yang mempelajari tentang Ketuhanan disebut dengan Ilmu Kalam orang yang
mempelajarinya disebut Mutakalim, dalam tradisi keilmuan Kristen/Barat disebut ilmu Theologi.
Pembahasan tentang spiritualitas tidak pernah bisa dilepaskan dari pembahasan tentang Tuhan. Hal itu
mengingat spirit yang dalam bahasa al-Qur’an sering disebut roh, merupakan anugrah Tuhan yang
diletakan dalam diri manusia. Adayanya roh atau spirit membuat manusia mengenal Tuhan dan dapat
merasakan nikmatya patuh pada sesuatu yang dianggap suci (Tuhan).
DAFTAR PUSTAKA

Mu’amar, M. Arfan and Hidayat, Moh. Charis and Huda, Sholihul and Amin,
Ruhul and Mas’udi, Maulana and Mujib, Abd. (2020) MODUL KULIAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Project Report. PPAIK (Pusat Pengkajian
Al-Islam KeMuhammadiyahan) Universitas Muhammadiyah Surabaya,
Surabaya Jawa Timur.

Nuryandi, Filsafat Ketuhanan dalam Islam, diakses pada


<http://www.nuryandi.com/2012/06/filsafat- ketuhanan - dalam -islam.html >

Wikipedia,PengertianTuhan Dalam Islam,diakses pada


<https://id.m.wikipedia.org/wiki/Allah_(Islam)>

Anda mungkin juga menyukai