Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ALIRAN-ALIRAN DALAM KONSEP KETUHANAN


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu: Irfan Ramis, S.E., M.E.

Oleh:
M. Imam Alief Bastian (22171005)

EKONOMI SYARIAH
UNIVERSITAS COKROAMINOTA MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi kami dan pembaca pada umumnya.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Aliran-Aliran Dalam Konsep Ketuhanan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang berbagi aliran dalam konsep
ketuhanan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Irfan Ramis, S.E., M.E.,
selaku dosen pada bidang studi Pendidikan Agama Islam  yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 23 September 2021


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Deisme.................................................................................................. 2
B. Panteisme.............................................................................................. 4
C. Teisme................................................................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aliran dalam konsep ketuhanan berbeda dengan perkembangan konsep
kepercayaan kepada Tuhan. Kalau perkembangan konsep ketuhanan lebih
menekankan pada aspek sejarah dan perubahan yang terjadi dari satu fase ke
fase berikutnya, sedangkan dalam aliran tentang konsep ketuhanan tidak
dilihat dari aspek sejarah, tetapi hubungan Tuhan dengan dunia dan
makhluknya.
Dalam catatan sejarah yang ada terdapat bermacam-macam pandangan
mnusia tentang Tuhan, kali ini kami akan membahas tentang aliran-aliran:
 Deisme
 Panteisme
 Teisme
Parapenganut tiga aliran ini mereka semua sepakat tentang pemikiran
bahwa Tuhan sebagai zat pencipta. Namun demikian, mereka berbeda tentang
cara berada, aktivitas, dan hubungan Tuhan dengan alam dan manusia, mereka
mendapat pandangan-pandangan tersebut dari tokoh-tokoh mereka masing-
masing yang notabennya masing-masing dari mereka memiliki persepsi
masing-masing tentang Tuhan karena latar belakang mereka berbeda satu
sama lainnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan aliran Deisme?
2. Bagaimana deskripsi tentang aliran Panteisme?
3. Apa yang dimaksud dengan aliran Teisme?

1
BAB II
PEMBAHASAN
Hasil usaha manusia dalam mencapai kepuasan tentang konsep ketuhanan
dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yang masing-masing memiliki
pandangan yang berbeda tentang hubungan Tuhan dengan manusia dan alam.
Namun perbedaan-perbedaan tersebut dapat disatukan dalam satu kesatuan yang
meyakini bahwa yang menciptakan alam semesta ini adalah Tuhan.
Teisme, Deisme, Panteisme dan Panenteisme adalah kelompok-kelompok
dalam aliran ketuhanan yang selanjutnya akan kita bahas lebih jauh dan rinci agar
bisa memahami konsep-konsep tersebut sehingga bisa lebih menguatkan
keimanan kita dan menjadikan kita lebih mantap dalam melaksanakan perintah
agama. Dari hasil pemikiran yang beraneka ragam ini tentunya memiliki nilai
positif dan negatif sehingga yang positif bisa kita ambil dan aplikasikan dalam
kehidupan kita sehari-hari.

A. Deisme
Deisme adalah pandangan hidup atau ajaran yang mengakui adanya Tuhan
yang esa sebagai pencipta alam semesta, tetapi tidak mengakui agama karena
ajarannya didasarkan atas keyakinannya pada akal dan kenyataan hidup.
Pandangan yang umum oleh para deis adalah Tuhan menciptakan alam semesta
dan tidak campur tangan terhadap apa pun sejak itu. Sekilas ini mirip dengan
pandangan Ateis bahwa tidak ada tanda-tanda di mana Tuhan mempengaruhi
sedikit pun apa yang terjadi di dunia saat ini. Semua berjalan sesuai hukum sebab
akibat yang berlaku. Perbedaannya terletak pada Ateis melihat bahwa keberadaan
Tuhan pun tidak diperlukan untuk menjawab bagaimana alam semesta ini
bermula.[1]
Ciri-ciri kelompok Deisme antara lain :
- Tuhan transenden. Artinya Tuhan berada jauh di luar alam. Tuhan
menciptakan alam, namun setelah menciptakannya Ia tidak lagi
memperhatikan dan mengintervensi alam. Alam berjalan sesuai dengan
aturan-aturan  yang telah ditetapkan ketika proses penciptaan.

2
3

- Tuhan diibaratkan sebagai tukang jam yang sangat ahli. Setelah jam itu
selesai maka tidak lagi membutuhkan si pembuatnya lagi. Jam itu berjalan
sesuai dengan mekanisme yang tersusun dengan rapi. Apabila alam ini
mengalami kerusakan, alam tidak membutuhkan Tuhan untuk
memperbaikinya Karena alam sudah mempunyai mekanisme sendiri untuk
menjaga keseimbangan.
- Tidak menerima mu’jizat, wahyu dan do’a. Karena alam ini berjalan
sesuai mekanisme tertentu yang tidak berubah-ubah dan mekanisme
tersebut dibuat bersamaan dengan penciptaan alam maka tidak menerima
mu’jizat yang bertentangan dengan hukum alam. Begitu pula do’a dan
wahyu tidak lagi dibutuhkan karena semua yang terjadi di alam sudah
diatur.
- Manusia cukup dengan akal dalam mengurus kehidupan. Dengan akal,
manusia bisa mengetahui yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang
salah. 
Sebagian kaum Deis yakin bahwa Tuhan tidak melakukan intervensi
terhadap alam lewat kekuatan supranatural.  Ia Maha sempurna dan jauh dari
alam. Namun karena sebagian saja yang berpendapat demikian maka kaum deis
bisa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok diantaranya :
1. Tuhan telah menciptakan alam dan memprogramkan perjalanannya
sehingga ia tidak lagi terlibat dalam pengaturan alam. Dia tidak
menghiraukan apa yang akan terjadi atau yang telah terjadi setelah
penciptaan tersebut.
2. Tuhan terlibat dengan kejadian-kejadian yang berlangsung di alam. Tetapi
bukan dalam ranah moral. Manusia memiliki kebebasan dalam berbuat.
3. Tuhan mengatur alam sekaligus memerhatikan perbuatan manusia.
Kelompok ini juga meyakini tidak adanya kehidupan setelah mati.
4. Tuhan mengatur alam dan mengharapkan manusia mematuhi
hukum  moral yang berasal dari alam. Kelompok ini juga meyakini adanya
kehidupan setelah mati.[2]
Dari uraian diatas dapat kita lihat beberapa aspek positif yang terkandung
dalam kelompok Deisme diantaranya :
4

- Menonjolkan peranan akal dalam memahami masalah-masalah dalam


agama sehingga bisa mengkajinya secara lebih kritis. Dengan demikian
manusia terhindar dari taklid buta dan lebih mantap dalam beragama
karena ia beragama setelah melewati pemikiran panjang serta menemukan
dalil-dalil yang jelas dan kuat. Walaupun dalam hal ini ada beberapa
bagian dalam agama yang memang tidak bisa di lihat kebenarannya secara
akal saja melainkan dengan wahyu.
- Dengan akal manusia bisa membedakan antara yang benar dan yang salah.

Kelemahan dan kritikan terhadap aliran Deisme antara lain :


- Disatu sisi Deisme menolak adanya mu’jizat namun disisi lain menyatakan
bahwa alam diciptakan Tuhan dari tidak ada menjadi ada. Jika demikian
berarti deisme tidak konsisten dalam pernyataannya karena meragukan
kekuasaan Tuhan untuk menjadikan sebuah mu’jizat setelah sebelumnya
meyakini akan kekuasaanNya.
- Tuhan menciptakan alam tentunya bertujuan demi kebaikan makhluknya
jadi mustahil apabila Tuhan membiarkan makhluknya

C. Panteisme
Panteisme terdiri dari tiga kata, yaitu: pan yang berarti seluruh, teo yang
berarti tuhan, isme berarti paham. Jadi panteisme adalah paham yang meyakini
bahwa seluruh alam ini adalah Tuhan dan Tuhan adalah seluruh alam (God is all
and all is one).[3]
Ajaran yg menyamakan Tuhan dengan kekuatan-kekuatan dan hukum-
hukum alam semesta. Panteisme mulai terkenal sejak abad 17, ketika Baruch
Spinoza menulis Ethics. Di kemudian hari, konsep Tuhan yang ditawarkan
Spinoza bahwa satu satunya yang layak disebut Tuhan adalah Alam semesta itu
sendiri, dirujuk sebagai posisi kepercayaan Albert Einstein.[4]

Ciri-ciri yang dapat memudahkan kita dalam memahami kelompok


Panteisme antara lain adalah :
5

- Tuhan imanen. Artinya Tuhan dekat dengan alam, memperhatikan serta


mengatur alam.
- Seluruhnya adalah Tuhan. Mereka meyakini tentang kesatuan umum
antara Tuhan dan makhluknya. Mereka berfikir demikian karena ketika
lapar dan mereka makan maka yang menjadikan mereka kenyang adalah
makanan sehingga makanan adalah Tuhan, jadi alam ini adalah Tuhan.
- Tidak menerima mu’jizat.
- Tuhan impersonal. Artinya Tuhan tidak memiliki dzat khusus karena Ia
bersatu dengan alam.
- Yang dapat ditangkap panca indra adalah bagian dari Tuhan (manusia,
binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda mati). Dalam hal ini mereka
terlihat tidak konsisten karena pada dasarnya yang dapat ditangkap panca
indera adalah sesuatu yang semuanya berubah.
- Lawan Deisme.
- Tuhan esa, maha besar dan tidak berubah.
- Tuhan wujud hakiki sementara alam adalah ilusi.
- Mirip wihdatul wujud. Walaupun mirip dari segi kesatuan wujud namun
keduanya memiliki perbedaan. Dalam wihdatul wujud alam dan Tuhan
tidak identik sementara dalam Panteisme identik. Panteisme mengatakan
“pohon ini Tuhan” sementara wihdatul wujud mengatakan “dalam pohon
itu ada aspek ketuhanan”.[5]
- Cretio ex deo. Artinya alam tercipta dari Tuhan.

Kelompok Panteisme tidaklah berbeda dengan kelompok-kelompok lainnya.


Mereka juga memberikan sumbangsih pemikiran yang bisa diperhitungkan
diantaranya :
- Panteisme diakui menyumbangkan sebuah pemikiran menyeluruh tentang
sesuatu.
- Menekankan imanensi Tuhan sehingga Tuhan selalu dekat dengan
makhlukya. Hal yang demikian menjadikan manusia merasa diperhatikan
Tuhan sehingga berhati-hati dalam berbuat dan tidak melakukan perbuatan
yang jelek.
6

- Seseorang tidak bisa memberi batasan kepada Tuhan dengan bahasa


manusia yang terbatas.

Kelemahan kelompok ini adalah :


- Panteisme radikal menyatakan bahwa Tuhan tidaklah berubah dan semua
yang ada di alam ini adalah Tuhan. Lagi-lagi terjadi ketidak konsistenan
dalam pemikiran Panteisme. ini berarti alam adalah Tuhan sedangkan alam
sendiri sifatnya berubah.
- Panteisme meyakini bahwa alam ini adalah maya. Jika demikian maka
orang-orang Panteisme  akan mengabaikan aturan-aturan yang ada di alam
seperti rambu-rambu lalu lintas dan lain sebagainya.
- Jika Tuhan adalah alam dan alam adalah Tuhan maka tidak ada konsep
kejahatan dan keburukan dalam Panteisme

D. Teisme
Menurut kamus besar bahasa Indonesia Teisme adalah ilmu yang
mengajarkan adanya Tuhan. Mereka meyakini bahwa alam semesta ini diciptakan
oleh Tuhan maka pastinya Tuhan berbeda dengan ciptaannya seperti tukang mebel
yang berbeda dengan kursi dan meja yang merupakan hasil karya ciptanya.
Berikut pemaran singkat tentang ciri-ciri aliran Teisme yang bisa membuat
kita lebih mudah membedakan antar aliran yang satu dan lainnya, diantaranya:
- Tuhan transenden sekaligus imanen, artinya Tuhan jauh dari alam dan juga
berada di alam. Setelah menciptakan alam Tuhan tetap aktif dan mengatur
alam..
- Tuhan mendengar do’a manusia dan mengabulkannya. Ini adalah tanda
dari imanensi Tuhan.
- Meyakini kebenaran mu’jizat. Karena mereka meyakini bahwa Tuhan
adalah dzat yang kuasa menciptakan alam dari tiada maka adalah perkara
yang mudah bagi Tuhan dalam menciptakan mu’jizat yang penciptaannya
jauh lebih sederhana dari pada penciptaan alam.
- Tuhan adalah personal. Artinya mempercayai Tuhan dengan satu dzat
khusus.
7

- Tuhan dianalogikan seperti tukang kebun. Tukang kebun selalu dan pasti
menjaga serta mengurus kebunnya dan ia tidak akan membiarkan
kebunnya, karena pohon-pohon di dalamnya tidak akan tumbuh tanpa
campur tangan tukang kebun.
    
Tuhan secara dzat adalah transenden atau jauh dari alam namun secara
perbuatan adalah imanen yakni mengatur alam dan memerhatikan nasib
makhluknya. Ketiga agama samawi yakni Islam, Yahudi dan Kristen dianggap
sebagai agama yang menganut konsep Teisme walaupun ada perbedaan antara
Islam dan Yahudi yang meyakini adanya satu Tuhan dan Kristen dengan
trinitasnya.[6]
Walaupun Islam adalah bagian dari penganut Teisme namun dalam
ajarannya Islam tidak mengharuskan Tuhan transenden ataupun imanen karena itu
adalah hak prerogatif Tuhan. Dalam Islam sebagaimana yang tertulis dalam Al-
Qur’an sebagai pedoman hidup ummat Islam, Tuhan akan berbuat sesuai
kehendaknya. Bisa saja Tuhan transenden dan bisa saja Ia imanen.
Setelah memaparkan sedikit tentang Teisme kita bisa temukan beberapa
unsur positif yang terkandung dalam aliran tersebut diantaranya adalah :
- Memiliki suatu realitas tertinggi sehingga moral Teisme dapat
diidentifikasi dan diusut asalnya yaitu Tuhan. Berbeda dengan Ateisme
yang tidak memiliki kejelasan moral.[7]
- Menawarkan sebuah landasan yang kokoh yaitu dengan menegakkan
sebuah moral universal.
- Memposisikan manusia diposisi tertinggi sebagai makhluk ciptaan Tuhan
yang paling sempurna
- Memiliki suatu tujuan tertinggi dalam hidup dengan mempertegas
keberadaan manusia di muka bumi serta menawarkan kehidupan yang
abadi dengan demikian aliran ini membantah keyakinan kelompok
Nihilisme  yang menganggap bahwa hidup tidak bernilai.
Selain memiliki sumbangsih pemikiran yang bermanfaat Teisme tidak lepas
dari pada kritikan orang-orang yang tidak sepaham ataupun pihak masih merasa
skeptis dengan pandangan kelompok Teisme. Kritikan tersebut diantaranya :
8

- Freud mengatakan bahwa agama tidak lain adalah imajinasi sekelompok


orang tentang apa yang diinginkannya di dunia lalu mempersonifikasikan
imajinasinya tersebut dengan sesuatu yang abstrak.
- Karl Marx mewakili kelompok Materialisme mengatakan bahwa agama
tidak lain adalah tanda kelemahan untuk berlindung dari pihak-pihak yang
dianggapnya kuat. Agama hanya melahirkan Tuhan-tuhan yang sesuai
dengan kebutuhan setiap kelompok saja.
Kritikan dua tokoh diatas apabila kita lihat dari aspek sejarah disebabkan
oleh trauma sejarah yang pada waktu itu dirasakan oleh kaum kristiani. Agama
dianggap membangun sekat-sekat antar masyarakat dan sangat membatasi
penggunaan akal. Mereka beranggapan demikian dengan hanya melihat dari satu
sisi agama saja yaitu Kristen dengan tanpa melihat agama-agama lainnya. Maka
dari sini dapat dikatakan bahwa keputusan mereka dalam berkomentar terlalu
terburu-buru.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Deisme adalah suatu kelompok aliran kepercayaan yang meyakini bahwa
Tuhan adalah transenden artinya Tuhan jauh dari alam. Setelah
menciptakan alam Tuhan tidak lagi ikut campur di dalamnya karena Tuhan
telah menciptakan mekanisme alam bersamaan dengan penciptaan awal
alam sehingga alam tidak lagi membutuhkan Tuhan karena alam akan
berjalan sesuai mekanisme yang telah dibuat Tuhan.
2.  Penteisme adalah suatu aliran kepercayaan yang meyakini bahwa Tuhan
adalah imanen artinya Tuhan dekat dengan alam. Tuhan mengatur alam
dan alam adalah Tuhan sehingga terbentuk sebuah kesatuan umum antara
Tuhan dengan alam. Jadi segala sesuatu yang dapat ditangkap panca indra
adalah Tuhan dan Tuhan adalah wujud hakiki. Aliran ini juga mirip
konsep wihdatul wujud (kesatuan wujud).
3.  Teisme adalah aliran kepercayaan yang memilki konsep bahwa Tuhan
transenden sekaligus imanen artinya Tuhan jauh dari alam namun juga
dekat dengan alam. Dari sisi beradanya tuhan jauh dari alam namun dari
sisi hubungannya dengan alam sangatlah dekat serta menciptakan alam
dari tiada. Yang termasuk dalam kelompok ini diantaranya Islam, Kristen
dan Yahudi walaupun dalam Islam tidak mengharuskan Tuhan transenden
ataupun imanen karena yang demikin adalah hak prerogatif Tuhan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, Amsal, Filsafat Agama, Jakarta: Rajawali Pers, 2015.


httpsandabertanyaateismenjawab.wordpress.com20130811apa-itu-panteisme-apa-
itu-deisme.html
httpthedarkancokullujaba.blogspot.co.id201209konsep-ketuhanan.html.html
Pengertian Deisme, Pantheisme, dan Panentheisme _ DSvr2.html

[1] httpsandabertanyaateismenjawab.wordpress.com20130811apa-itu-
panteisme-apa-itu-deisme.html
[2] Amsal Bakhtiar, Filsafat Agama, (Jakarta: Rajawali Pers,2015),h.90.
[3] Ibid., h. 99-100.
[4] httpsandabertanyaateismenjawab.wordpress.com20130811apa-itu-
panteisme-apa-itu-deisme.html
[5] Amsal Bakhtiar, Filsafat Agama, (Jakarta: Rajawali Pers,2015),h.94.
[6] httpthedarkancokullujaba.blogspot.co.id201209konsep-ketuhanan.html.
[7] Pengertian Deisme, Pantheisme, dan Panentheisme _ DSvr2.html

Anda mungkin juga menyukai