Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

EUTHANASIA MENURUT ISLAM DAN MEDIS

Disusun oleh :

P17320320060 Inne Kirana Putri

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR


POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Euthanasia Menurut Islam
dan Medis” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
Mata kuliah Agama Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang euthanasia menurut islam dan medis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Suyud M.Ag selaku dosen Dari
Mata kuliah biomedik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I ....................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ............................................................................................... 3
A. Latar Belakang ........................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
C. Tujuan ......................................................................................................3
BAB II ..................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .................................................................................................4
A. Pengertian dan Macam macam euthanasia…………………………4
B. Pandangan Islam tentang euthanasia.................................................... 5
C. Euthanasia menurut medis .....................................................................7
BAB III.................................................................................................................... 9
PENUTUP ........................................................................................................... 9
A. Kesimpulan .............................................................................................. 9
B. Saran......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sering muncul kasus keluarga miskin yang menderita penyakit kronis, tapi
membiarkan penyakit itu menyebar keseleruh tubuhnya atau hanya sekedar berobat seadanya.
Tidak lain karena mereka tidak mempunyai biaya untuk berobat, jangankan untuk berobat
secara rutin ke dokter spesialis, untuk kebutuhan sehari-hari saja mereka kembang kempis.
Padahal jika di biarkan berlarut-larut penyakit itu akan semakin parah, apalagi kalau penyakit
yang di derita adalah penyakit yang membahayakan. Ia dalam posisi yang dilematis. Sebab,
jika di biarkan begitu saja kita kasihan, tapi jika di obati tidak ada harapan untuk
sembuh. Apalagi keluarga tidak banyak cukup uang untuk biaya pengobatan yang tinggi,
sementara penyakitnya sudah cukup akut.
Dalam saat seperti ini biasanya seorang dokter atas kesepakatan keluarga pasien, menempuh
jalan euthanesia. Oleh sebab itulah di sini saya akan membahas hukum tentang penggunaan
euthanasia menurut islam dan medis.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian euthanasia dan pembagiannya.
2. Bagaimana Pandangan islam tentang euthanasia.
3. Bagaimana pandangan eunthanasia menurut medis

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian euthanasia dan pembagiannya

2. Mengetahui padangan islam tentang euthanasia

3. Mengetahui eunthanasia menurut medis

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Macam Macam Euthansia

Euthanasia berasal dari bahasa Yunani, yaitu eu dan thanatos. Kata eu berarti baik,
dan thanatos berarti mati. Maksudnya adalah mengakhiri hidup dengan cara yang
mudah tanpa rasa sakit. Oleh karena itu Euthanasia sering disebut juga dengan mercy
killing, a good death, atau enjoy death (mati dengan tenang).
Secara etimologis Euthanasia berarti kematian dengan baik tanpa penderitaan, secara
bahasa di zaman kuno berarti kematian tenang tanpa penderitaan yang hebat.
Sedangkan dalam bahasa Arab dikenal dengan Qatlu Ar-Rahma atau Taysir Al-Maut
(mati secara baik )

Macam-macam euthansia
Secara garis besar Euthanasia dikelompokkan dalam empat kelompok, yaitu sebagai
berikut :

• Euthanasia aktif
Euthansia aktif adalah perbuatan yang dilakukan secara aktif oleh dokter untuk
mengakhiri hidup seorang (pasien) yang dilakukan secara medis. Biasanya
dilakukan dengan penggunaan obat-obatan yang bekerja cepat dan mematikan.
Euthanasia aktif terbagi menjadi dua golongan:
a. Euthanasia aktif langsung, yaitu cara pengakhiran kehidupan melalui tindakan
medis yang diperhitungkan akan langsung mengakhiri hidup pasien. Misalnya
dengan memberi tablet sianida atau suntikan zat yang segera mematikan.
b. Euthanasia aktif tidak langsung, yang menunjukkan bahwa tindakan medis yang
dilakukan tidak akan langsung mengakhiri hidup pasien, tetapi diketahui bahwa
risiko tindakan tersebut dapat mengakhiri hidup pasien. Misalnya, mencabut
oksigen atau alat bantu kehidupan lainnya.

4
• Euthanasia pasif
Euthansia pasif adalah perbuatan menghentikan atau mencabut segala tindakan
atau pengobatan yang perlu untuk mempertahankan hidup manusia, sehingga
pasien diperkirakan akan meninggal setelah tindakan pertolongan dihentikan.

• Euthanasia volunter
Euthanasia jenis ini adalah Penghentian tindakan pengobatan atau mempercepat
kematian atas permintaan sendiri.

• Euthanasia Involunter
Euthanasia involunter adalah jenis euthanasia yang dilakukan pada pasien dalam
keadaan tidak sadar yang tidak mungkin untuk menyampaikan keinginannya.
Dalam hal ini dianggap famili pasien yang bertanggung jawab atas penghentian
bantuan pengobatan. Perbuatan ini sulit dibedakan dengan perbuatan criminal.

B. Pandangan Islam Tentang Euthanasia

Eutanasia dalam ajaran Islam disebut qatl ar-rahmah atau taisîr al-maut (eutanasia),
yaitu suatu tindakan memudahkan kematian seseorang dengan sengaja tanpa
merasakan sakit, karena kasih sayang, dengan tujuan meringankan penderitaan si
sakit, baik dengan cara positif maupun negatif. Meskipun di dalam hukum Islam
belum ada kejelasan atau ketidakpastian dalam menentukan apakah euthanasia
termasuk jarimah (dosa) atau bukan. Namun dalam hal euthanasia aktif yang
dilakukan hanya berdasar inisiatif dokter sendiri tanpa adanya persetujuan dari pasien,
merupakan pembunuhan dan pelaku dimungkinkan untuk dihukum sesuai dengan
hukum jarimah yang ada.
Pendapat demikian didasarkan atas pertimbangan karena perbuatan itu telah
memenuhi syarat-syarat untuk dapat dilaksanakan dalam qishash (pemberian
hukuman), antara lain: Pembunuh adalah orang yang baligh ,sehat, berakal, ada
kesengajaan membunuh, Ikhtiyar (bebas dari paksaan), pembunuh bukan anggota
keluarga korban, dan jarimah dilakukan secara langsung.

5
Kehidupan dan kematian hanyalah Allah yang berhak menentukan. Penderitaan yang
dialami manusia apapun bentuknya, tidak dibenarkan seorangpun merenggut
kehidupan orang yang menderita tersebut khususnya melalui praktek euthanasia.
Islam menganjurkan untuk selalu bersabar dan berprasangka baik serta mendekatkan
diri kepada Allah SWT dalam menghadapi ujian kehidupan termasuk penyakit.
Nabi SAW bersabda:
“Jika seseorang dicintai Allah maka ia akan dihadapkan kepada cobaan yang
beragam”.
Jika manusia berputus asa dalam menghadapi penderitaan, maka Allah menjanjikan
jalan keluarnya dalam QS Az Zumar ayat 53 :

َ ُ‫ٱّلل َي ْغ ِف ُر ٱلذُّن‬
‫وب َج ِمي ًعا ۚ ِإنَّهُۥ‬ َ َّ ‫ٱّلل ۚ ِإ َّن‬
ِ َّ ‫طوا ِمن َّرحْ َم ِة‬ َ ‫ِى َّٱلذِينَ أَس َْرفُوا‬
ُ َ‫علَى أَنفُ ِس ِه ْم َل تَ ْقن‬ َ ‫قُ ْل َي ِع َباد‬
‫ٱلر ِحي ُم‬
َّ ‫ور‬ ُ ُ‫ه َُو ْٱلغَف‬

Artinya : “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari ramat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”.

Konsep euthanasia yang dirumuskan para ahli, sebenarnya ditemukan pula


larangannya dalam Al-Quran dan Hadits. Misalnya dalam Al-Qur’an pada QS. Al-
An’am ayat 151:

َ ْ‫شيْـًٔا ۖ َوبِ ْٱل َو ِل َدي ِْن إِح‬


‫سنًا ۖ َو َل تَ ْقتُلُوا أَ ْولَ َد ُكم ِم ْن‬ َ ‫علَ ْي ُك ْم ۖ أَ َّل ت ُ ْش ِر ُكوا بِ ِهۦ‬َ ‫قُ ْل تَعَالَ ْوا أَتْ ُل َما َح َّر َم َربُّ ُك ْم‬
‫س‬ َ ‫طنَ ۖ َو َل تَ ْقتُلُوا ٱلنَّ ْف‬
َ َ‫ظ َه َر ِم ْن َها َو َما ب‬ َ ‫ش َما‬ َ ‫إِ ْملَق ۖ نَّحْ نُ ن َْر ُزقُ ُك ْم َوإِيَّا ُه ْم ۖ َو َل تَ ْق َربُوا ْٱلف ََو ِح‬
‫صى ُكم بِ ِهۦ لَعَلَّ ُك ْم تَ ْع ِقلُو‬
َّ ‫ق ۚ ذَ ِل ُك ْم َو‬ِ ‫ٱّللُ ِإ َّل بِ ْٱل َح‬
َّ ‫ٱلَّتِى َح َّر َم‬

Artinya: ”Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah


(membunuhnya) melainkan dengan sesuatu sebab yang benar”. Membunuh disini
dapat diartikan membunuh dengan cara apapun termasuk membunuh dengan bantuan
orang lain seperti konsep euthanasia aktif. Pembunuhan yang dikecualikan dalam ayat
tersebut adalah pembunuhan yang dibenarkan seperti membunuh saat berperang
dalam melawan kaum kafir.

6
Penderitapun tidak berhak mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri karena berputus asa
terhadap penyakit yang dideritanya.
Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam QS. An- Nisa ayat 29 yang berbunyi:

َ ً ‫أَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُوا َل تَأ ْ ُكلُوا أَ ْم َولَ ُكم بَ ْينَ ُكم بِ ْٱلبَ ِط ِل إِ َّل أَن تَ ُكونَ تِ َج َرة‬
‫عن ت ََراض ِمن ُك ْم ۚ َو َل تَ ْقتُلُوا‬
‫ٱّلل َكانَ ِب ُك ْم َر ِحي ًما‬ َ ُ‫أَنف‬
َ َّ ‫س ُك ْم ۚ ِإ َّن‬

Artinya: ”Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah Maha


Penyayang kepadamu”.

Jadi hukum Islam dalam menanggapi euthanasia secara umum ini memberikan suatu
konsep bahwa untuk menghindari terjadinya euthanasia, utamanya euthanasia aktif,
umat Islam diharapkan tetap berpegang teguh pada kepercayaannya yang memandang
segala musibah (termasuk penderita sakit) sebagai ketentuan yang datang dari Allah
SWT. Adapun ulama yang berpendapat bahwa penderita yang berpenyakit menular
dan membahayakan orang lain jika dibiarkan hidup, hendaknya dilakukan alternatif
tindakan lain selain euthanasia. Salah satunya adalah dengan mengisolasi penderita
tersebut agar tidak berinteraksi dengan orang lain selama pengobatannya. Jika
memang dokter menyatakan pasien tidak dapat disembuhkan dengan cara apapun,
hendaknya diserahkan kembali kepada keluarganya bukan dengan mengakhiri
hidupnya. Soal sakit, menderita dan tidak kunjung sembuh adalah qudratullah.
Mempercepat kematian tidak dibenarkan karena tugas dokter adalah menyembuhkan,
bukan membunuh.

C. Euthanasia Menurut Medis


Pada Pasal 344 KUHP dinyatakan: Barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas
permintaan orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan nyata dan sungguh-
sungguh, dihukum penjara selama-lamanya dua belas tahun.

Oleh karenanya, berdasarkan pasal itu, seorang dokter bisa dituntut penegak hukum,
apabila ia melakukan euthanasia, tak peduli jika itu adalah permintaan pasien atau
keluarganya.

Begitu juga dalam Kode Etik Kedokteran yang ditetapkan Menteri Kesehatan Nomor:
434/Men.Kes./SK/X/1983.
7
Pada Pasal 10 disebutkan: Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan
kewajibannya melindungi hidup makhluk insani. Pada bagian penjelasan dengan tegas
disebutkan bahwa naluri yang kuat pada setiap makhluk yang bernyawa, termasuk
manusia ialah mempertahankan hidupnya. Usaha untuk itu merupakan tugas seorang
dokter. Dokter harus berusaha memelihara dan mempertahankan hidup makhluk
insani, berarti bahwa baik menurut agama dan undang-undang Negara, maupun
menurut Etika Kedokteran, seorang dokter tidak dibolehkan:
A. Menggugurkan kandungan (abortus provocatus).
B. Mengakhiri hidup seseorang penderita, yang menurut ilmu dan pengalaman tidak
mungkin akan sembuh lagi (euthanasia).

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Menurut istilah kedokteran, euthanasia berarti tindakan agar kesakitan atau
penderitaan yang yang dialami seseorang yang akan meninggal diperingan.
Euthanasia juga berarti mempercepat kematian seseorang yang ada dalam kesakitan
dan penderitaan hebat menjelang kematiannya. Faktor penyebab euthanasia salah
satunya adalah faktor kemiskinan. Ayat Alquran dan Hadis-hadis di atas dengan jelas
menunjukkan bahwa bunuh diri itu dilarang keras oleh Islam dengan alasan apapun.

B. SARAN
Setelah kita membaca makalah ini, perlu kita sadari memang begitu pentingnya
mengetahui pengetahuan euthanasia. Selain dari pada itu, saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan karena saya masih dalam proses pembelajaran. Meskipun saya
menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan tetapi kenyataannya
masih banyak kekurangan yang harus saya perbaiki lagi. Oleh karena itu kritik dan
saran sangat saya harapkan untuk menjadi evaluasi saya untuk kedepannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://www.gresnews.com/berita/tips/83317-hukum-euthanasia-dan-kode-etik-kedokteran/

http://repository.uin-suska.ac.id/8679/4/BAB%20III.pdf

https://tafsirweb.com/#gsc.tab=0

file:///C:/Users/User/Downloads/1455-3916-2-PB%20(1).pdf

Anda mungkin juga menyukai