Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA DALAM

PROSES DAKWAH

Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kulia “Psikologi Dakwah”

Dosen pengampu :
Teguh Ansori, S. Sos.I., M.E.

Di susun oleh kelompok 2/PAI 6 N :

1. Dias Saputra (201200442)


2. Zuhrufa L.Z.A (201200439)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

FEBRUARI 2023

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikologi terdiri dari dua kata yang mempunyai arti. psikologi ini
merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang jiwa. perhatian pada psikologi
terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan
dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-
pengalaman mereka sendiri. perilaku merupakan perwujudan dari adanya kebutuhan.
perilaku dikatakan wajar apabila ada penyesuaian diri yang harus
diselaraskan dengan peran manusia sebagai individu, social, dan berketuhanan.
perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan,
naik sepeda, dll. untuk aktivitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misal kaki yang
satu diletakkan pada kaki yang lain. jika seseorang duduk diam dengan sebuah buku
ditangannya, ia dikatakan sedang berperilaku ia sedang membaca, sekalipun
pengamatan dari luar sangat minimal, sebenarnya perilaku ada dibalik tirai tubuh,
didalam tubuh manusia itu sendiri. perilaku terdiri dari aktivitas- aktivitas yang
berlangsung, baik didalam maupun diluar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja ciri-ciri dari perilaku manusia ?
2. Apa saja yang menjadi faktor penggerak tingkah laku ?
3. Bagaimana motivasi yang membentuk suatu perilaku ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri dari perilaku manusia
2. Untuk mengetahui faktor penggerak tingkah laku manusia
3. Untuk mengetahui motivasi yang membentuk perilaku

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ciri ciri perilaku manusia


1. Prilaku motorik
perilaku motorik adalah segala perilaku individu yang diwujudkan dalam
bentuk gerakan atau perbuatan jasmaniah seperti berjalan, berlari, duduk,
melompat, menari, menulis, dan sebagainya. Perilaku motorik ini pada umumnya
dapat diamati dengan segera karena nampak secara fisik. Perilaku motorik ada
yang disadari dan ada yang tidak disadari. Perilaku motorik yang disadari terjadi
apabila berada dalam kendali pusat kesadaran melalui syaraf-syaraf motorik.
Sedangkan perilaku motorik yang tidak disadari disebut reflex yang terjadi diluar
kendali pusat kesadaran atau tidak dalam peritintah otak.
2. Perilaku kognitif
Perilaku kognitif merupakan perilaku yang berhubungan dengan bagaimana
individu mengenali alam lingkungan sekitarnya. Perilaku kognitif terjadi dalam
bentuk sebagai berikut:
a. Pendriaan: proses mengenali lingkungan dengan menggunakan alat dria, seperti
mata untuk penglihatan. Telinga untuk pendengaran, hidung untuk penciuman,
lidah untuk pengecapan, dan kulit untuk perabaan.
b. Pengamatan (persepsi) : yaitu proses mnegenal lingkungan dengan memberi
makna terhadap rangsangan yang diterima oleh alat dria berdasarkna tanggapan
yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya.
c. Mengingat : yaitu proses mengenali lingkungan dalam bentuk pengungkapan
informasi atau tanggapan yang telah tersimpan dalam memori baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
d. Imajinasi (famtasi) : yaitu proses mengenali lingkungan dengan membangun
satu konstruksi berdasarkan gambaran yang diperkirakan atau fantasi.
e. Berpikir : yaitu proses mengenali lingkungan menggunakan daya nalar secara
abstrak dana kompleks dengan manipulasi konsep-konsep yang telah dikuasai.

Perilaku kognitif tersebut ada yang tampak keluar karena disertai gerakan
motorik, tetapi ada juga yang tidak tampak karerna aktivitas motorik nya sangat
halus atau sedikit sekali.

3
3. Perilaku konatif
Perilaku konatif adalah perilaku yang berkenaan dengan dorongan dari
dalam untuk melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan atau kehidupan
individu.contoh perilaku konatif antara lain harapan, kehendak, kemauan,
keinginan, cita-cita, nafsu, motif, sikap, dsb. Perilaku konatif ini merupakan
aktivitas internal atau beradadalam diri individu, oleh karena itu hanya dapat
diamati melalui manifestasinya dalam beberapa bentuk tindakan tertentu. Misalnya
seorang mahasiswa yang memiliki keinginan untuk lulus ujian dengan nilai baik
akan Nampak dari tindakannya seperti rajin kuliah, banyak membaca buku,
mengerjakan tugas, aktif dalam diskusi, dsb.
4. perilaku afektif
Perilaku afektif merupakan perilaku yang mengandung atau manifestasi
perasaan atau emosi yang bersumber dari keadaan “stirred up” atau getaran
didalam diri sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu. Misalnya tatkala seorang
anak melihat binatang yang dipersepsi sebagai sesuatu yang mengancam dirinya,
maka akan terjadi getaran berupa takut yang kemudian menyebabkan anak itu
menangis. Perilaku sebagai manifestasi getaran itulah yang disebut emosi atau
perasaan tertentu seperti senang, nikamt, gembira, sedih, cinta, takut, marah, benci,
dsb. Perilaku afektif yang disebut perasaan adalah apabila hanya dihayatai oleh
individu yang bersangkutan dan tidak disertai dengan bentuk perilaku yang
Nampak sehingga tidak dapat diamati. Sedangkan emosi adalah getaran yang
disertai dengan berbagai bentuk ekspresi jasmaniah sehingga dapat diamati oleh
orang lain. Misalnya seorang individu yang sedang marah karena tersinggung oleh
suatu ucapan, maka akan Nampak dalam bentuk ucapan yang keras, mengepalkan
tangan, wajahnya memerah, dsb.1
B. Faktor penggerak tingah laku
Dalam kehidupan sehari hari di jumpai perilaku orang yanga terkadang
susah di pahami, misalnya ada orang sedang mempunyai kebutuhan ia bertingkah laku
lemah lembut dan sangat memelas, pada saat tidak butuh mereka cuek dan tidak
peduli sama sekali. Psikologi terkadang kebih menekankan faktor faktor personal
dalam menganalisis fenomena, tetapi psikologi sosial sudah barang tentu lebih
menekankan pada faktor berpengaruh yang datang dari luar individu yakni faktor

1
Mohamad Surya, Psikologi Guru, Bandung: Alfabeta, 2014, hlm. 13-14.

4
situasioanal dan faktor sosial. Sebenarnya tingkah laku manusia dipengaruhi oleh
berbagai faktor, faktor personal dan faktor situasional, faktor biologis dan faktor sosio
psikologis.
1. Faktor personal ( Biologis ) Pendapat bahwa motif biologis sangat dominan dalam
mempengaruhi tingkah laku manusia terutama di anut oleh teori psikoanalisanya
Frued, karena pada dasarnya memang mahluk biologis yang mempunyai sahwat
atau keinginan. Motif biologis di bagi dua 1. Makan minum dan istirahat 2.
Kebutuhan seksual.
2. Faktor sosio psikologis Faktor sosio psikologis adalah faktor karakteristik yang di
sebabkan oleh proses sosial yang dialamai oleh setiap orang, dan karakter ini
mempengaruhi tingkah lakunya (faktor ini bersifat efektif, koknitif dan konatif
kebiasaan, kemauan bertindak antara lain :
a. Motif ingin tahu
b. Motif kompetensi (kemampuan).
c. Motif cinta.
d. Motif harga diri.
e. Kebutuhan akan nilai ( tidak putus asa dan makna hidup optimis).
f. Kebutuhan akan pemenuhan diri ( meningkatkan kwalitas).
g. Sikap, Kecendrungan bertindak.
h. Emosi, kegoncangan organism yang disertai oleh gejala kesadaran.
i. Kepercayaan, bahwa sesuatu itu benar atau salah.
j. Kebiasaan, perilaku yang berlangsung secara otomatis.
k. Kemauan, kemauan kuat dan kurang, kaitanya dengan tindakan.
3. Faktor situasional (bola di lapangan di tendang, di masjid di ambil).
4. Menurut teori psikologi faktor situasioanal yang mempengaruhi tingkah laku dapat
terbagi menjadi dua kelompok :
a. Aspek obyektif dari lingkungan itu sendiri, secara umum bahwa orang batak
suka berbicara keras meski berdua saja, hal ini di pengaruhi oleh lingkungan
pantai, sehingga suara manusia bersaing dengan ombak.
Aspek lingkungan yang mempengaruhi manusia terbagi menjadi 7 bagian:
1) Aspek ekologis.Lingkungan pantai yang gemuruh.
Aspek arsitektur, Ruang dapat mempengaruhi pola komunikasi orang yang
ada di dalamnya.
2) Aspek waktu, waktu belajar siang dan pagi tentu tidak sama.
5
3) Aspek seting, (suasana Prilaku.) Pidato di masjid dan musholla.
4) berbeda Aspek.
5) teknologi Aspek sosial.
b. lingkungan psiko sosial Perilaku orang yang berada dalam pesantren dan bukan
pesantren tidak sama, karena keduanya berbeda lingkungan.2
C. Motivasi Yang Membentuk Perilaku
1. Pengertian Mitivasi
Menurut para ahli psikologi, motivasi berasal dari bahasa Inggris yakni
motivation, yang berarti dorongan untuk melakukan suatu pekerjaan (The main
motivation for working).3 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, motivasi adalah
dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak untuk melakukan
suatu tindakan dengan tujuan tertentu.4 Sedangkan pengertian lain motivasi adalah
keseluruhan dorongan, keinginan, kebutuhan, dan daya yang sejenis yang
mengarahkan perilaku. Motivasi juga diartikan suatu variabel penyelang yang
digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu di dalam organisme. Yang
membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkahlaku
menuju satu sasaran.5
Menurut James O. Whittar memberikan pengertian secara umum mengenai
istilah ”motivasi” di bidang psikologi. Ia menyatakan bahwa motivasi adalah atau
keadaan yang mengaktifkan kondisi-kondisi atau memberikan dorongan kepada
makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi
tersebut.6
2. Pengubahan Perilaku
Pengubahan perilaku adalah suatu bidang psikologi yang berkaitan dengan
analisa dan pengubahan perilaku manusia. Analisa artinya mengidentifikasi
hubungan fungsional antara lingkungan dengan perilaku tertentu untuk memahami
alasan suatu perilaku terjadi. Pengubahan berarti mengembangkan dan
mengimplementasikan prosedur pengubahan perilaku untuk membantu orang
merubah perilakunya (merubah peristiwa-peristiwa lingkungan yang
mempengaruhi perilaku)
2
Rahmat Jalaluddin, Psikologi Momunikasi, Bandung: RemajaKarya 1986.
3
M.Dawam Rahardjo. Pesantren dan Pembaharuanuan (Jakarta: LP3 ES, 1974), hlm. 62.
4
Departemen Pendidikan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm. 756.
5
Abdul Mujib, Jusub Mudzakir. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam (Jakarta: PT Grafindo Persada,
2002), hlm. 243.
6
Wasti Soemanto. Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006), hlm. 205

6
Pengubahan perilaku adalah penerapan yang terencana dan sistematis dari
prinsip belajar yang telah ditetapkan untuk mengubah perilaku maladaptif. Perilaku
maladaptif adalah perilaku yang mempunyai ciri sebagai berikut: menimbulkan
akibat yang tidak menyenangkan bagi pelaku maupun lingkungannya, tidak sesuai
dengan peranan dan fungsi individu pelakunya, tidak sesuai dengan stimulus yang
dimunculkan oleh lingkungannya.
3. Keterkaitan antara motivasi dengan pengubahan perilaku
Motivasi merupakan suatu tenaga yang terdapat dalam diri manusia yang
menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasi tingkah laku (Perilaku). Perilaku
ini timbul karena adanya dorongan faktor internal dan faktor eksternal. Perilaku
dipandang sebagai reaksi atau respons terhadap suatu stimulus.
Woodhworth mengungkapkan bahwa perilaku terjadi karena adanya
motivasi atau dorongan (drive) yang mengarahkan individu untuk bertindak sesuai
dengan kepentingan Dorongan diaktifkan oleh adanya kebutuhan (need), dalam arti
kebutuhan membangkitkan dorongan, dan dorongan ini pada akhirnya
mengaktifkan atau memunculkan mekanisme atau tujuan yang ingin dicapai.
Karena tanpa dorongan tadi tidak akan ada suatu kekuatan yang mengarahkan
individu pada suatu mekanisme timbulnya perilaku. perilaku.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa motivasi sebagai penyebab dari timbulnya
perilaku menurut konsep Woodworth mempunyai 3 (tiga) karakteristik, yaitu:
a. Intensitas; menyangkut lemah dan kuatnya dorongan sehingga menyebabkan
individu berperilaku tertentu.
b. Pemberi arah; mengarahkan individu dalam menghindari atau melakukan suatu
perilaku tertentu.
c. Persistensi atau kecenderungan untuk mengulang perilaku secara terus menerus.

Pandangan lain dikemukakan oleh Hull yang menegaskan bahwa perilaku


seseorang dipengaruhi oleh motivasi atau dorongan oleh kepentingan mengadakan
pemenuhan atau pemuasan terhadap kebutuhan yang ada pada diri individu. Lebih
lanjut dijelaskan bahwa perilaku muncul tidak semata-mata karena dorongan yang
bermula dari kebutuhan individu saja, tetapi juga karena adanya faktor belajar.
Faktor dorongan ini dikonsepsikan sebagai kumpulan energi yang dapat
mengaktifkan tingkah laku atau sebagai motivasional faktor, dimana timbulnya
perilaku menurut Hull adalah fungsi dari tiga hal yaitu: kekuatan dari dorongan

7
yang ada pada individu, kebiasaan yang didapat dari hasil belajar; serta interaksi
antara keduanya.

Berdasarkan uraian di atas, baik konsep yang dikemukakan Woodhworth


maupun Hull menjelaskan bahwa motivasi berkaitan erat dengan perilaku.
Motivasi merupakan suatu konstruk yang dimulai dari adanya need atau kebutuhan
pada diri individu dalam bentuk energi aktif yang menyebabkan timbulnya
dorongan dengan intensitas tertentu yang berfungsi mengaktifkan, memberi arah,
dan membuat persisten (berulang-ulang) dari suatu perilaku untuk memenuhi
kebutuhan yang menjadi penyebab timbulnya dorongan itu sendiri.

Berdasarkan sifatnya perilaku dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu


perilaku yang bersifat normatif dan perilaku yang bersifat subjektif. Yang di
maksud dengan perilaku yang bersifat normatif yaitu perilaku yang diharapkan
orang lain dan motivasi untuk bertindak sesuai dengan harapan normatif tersebut
membentuk norma subjektif dalam individu. Keyakinan yang mendasari norma
subjektif yang dimiliki individu disebut sebagai keyakinan normatif. Individu
memiliki keyakinan bahwa individu atau kelompok tertentu akan menerima atau
tidak menerima tindakan yang dilakukannya. Apabila individu meyakini apa yang
menjadi norma kelompok, maka ia akan mematuhi dan membentuk perilaku yang
sesuai dengan kelompoknya.

Dapat disimpulkan, bahwa norma kelompok inilah yang membentuk norma


subjektif dalam diri individu, yang akhirnya akan membentuk perilakunya. Kontrol
perilaku merupakan keyakinan tentang ada atau tidaknya faktor-faktor yang
memfasilitasi dan menghalangi performansi perilaku individu. Kontrol perilaku
ditentukan oleh pengalaman masa lalu dan perkiraan individu mengenai seberapa
sulit atau mudahnya untuk melakukan perilaku yang bersangkutan. Keyakinan ini
didasari oleh pengalaman terdahulu tentang perilaku tersebut, yang dipengaruhi
oleh informasi dari orang lain, misalnya dari pengalaman orang-orang yang
dikenal/teman-teman.

Kontrol perilaku ini sangat penting artinya ketika rasa percaya diri
seseorang sedang berada dalam kondisi lemah. Menurut teori perilaku berencana,
keyakinan-keyakinan berpengaruh pada sikap terhadap perilaku tertentu, pada
norma-norma subjektif, dan pada kontrol perilaku yang dihayati. Ketiga komponen
ini berinteraksi dan menjadi determinan bagi intensi yang pada gilirannya akan

8
menentukan apakah perilaku yang bersangkutan akan dilakukan atau tidak
Motivasi merupakan suatu tenaga yang terdapat dalam diri manusia yang
menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasi tingkah laku (Perilaku). Perilaku
ini timbul karena adanya dorongan faktor internal dan faktor eksternal. Perilaku
dipandang sebagai reaksi atau respons terhadap suatu stimulus. Woodhworth
mengungkapkan bahwa perilaku terjadi karena adanya motivasi atau dorongan
(drive) yang mengarahkan individu untuk bertindak sesuai dengan kepentingan
atau tujuan yang ingin dicapai. Karena tanpa dorongan tadi tidak akan ada suatu
kekuatan yang mengarahkan individu pada suatu mekanisme timbulnya perilaku.
Dorongan diaktifkan oleh adanya kebutuhan (need), dalam arti kebutuhan
membangkitkan dorongan, dan dorongan ini pada akhirnya mengaktifkan atau
memunculkan mekanisme perilaku. Lebih lanjut dijelaskan bahwa motivasi sebagai
penyebab dari timbulnya perilaku menurut konsep Woodworth mempunyai 3 (tiga)
karakteristik, yaitu:

1) Intensitas; menyangkut lemah dan kuatnya dorongan sehingga menyebabkan


individu berperilaku tertentu
2) Pemberi arah; mengarahkan individu dalam menghindari atau melakukan
suatu perilaku tertentu
3) Persistensi atau kecenderungan untuk mengulang perilaku secara terus
menerus.
Dengan kata lain, jika ketiga hal tersebut lemah, maka motivasi tak akan
mampu menimbulkan perilaku. Pandangan lain dikemukakan oleh Hull yang
menegaskan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh motivasi atau dorongan
oleh kepentingan mengadakan pemenuhan atau pemuasan terhadap kebutuhan
yang ada pada diri individu. Lebih lanjut dijelaskan bahwa perilaku muncul tidak
semata-mata karena dorongan yang bermula dari kebutuhan individu saja, tetapi
juga karena adanya faktor belajar. Faktor dorongan ini dikonsepsikan sebagai
kumpulan energi yang dapat mengaktifkan tingkah laku atau sebagai motivasional
faktor, dimana timbulnya perilaku menurut Hull adalah fungsi dari tiga hal yaitu:
kekuatan dari dorongan yang ada pada individu; kebiasaan yang didapat dari hasil
belajar serta interaksi antara keduanya.7

7
Lis Yulianti Syafrida Siregar, motivasi sebagai pengubahan perilaku, forum PAEDAGOGIK: Vol. 11,
No. 2 (2020, hlm 95

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ciri-ciri dari perilaku manusia itu ada perilaku motorik, perilaku kognitif,
perilaku konatif, dan yang terakhir perilaku afektif.

Psikologi terkadang kebih menekankan faktor faktor personal dalam


menganalisis fenomena, tetapi psikologi sosial sudah barang tentu lebih menekankan
pada faktor berpengaruh yang datang dari luar individu yakni faktor situasioanal dan
faktor sosial. Sebenarnya tingkah laku manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor,
faktor personal dan faktor situasional, faktor biologis dan faktor sosio psikologis.
Berdasarkan uraian di atas, baik konsep yang dikemukakan Woodhworth
maupun Hull menjelaskan bahwa motivasi berkaitan erat dengan perilaku. Motivasi
merupakan suatu konstruk yang dimulai dari adanya need atau kebutuhan pada diri
individu dalam bentuk energi aktif yang menyebabkan timbulnya dorongan dengan
intensitas tertentu yang berfungsi mengaktifkan, memberi arah, dan membuat
persisten (berulang-ulang) dari suatu perilaku untuk memenuhi kebutuhan yang
menjadi penyebab timbulnya dorongan itu sendiri.

10
DAFTAR PUSTAKA

Syafrida Siregar, Lis Yulianti. motivasi sebagai pengubahan perilaku, forum


PAEDAGOGIK: Vol. 11, No. 2

Raharjo, M Dawam. Pesantren dan Pembaharuan, Jakarta: LP3ES, 1974.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
2001

Mujib, Abdul, Jusub Mudzakir. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2002

Soemanto, Wasti. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2006

Jalaluddin, Rahmat. Psikologi Momunikasi, Bandung: RemajaKarya 1986.

Surya, Mohamad. Psikologi Guru, Bandung: Alfabeta, 2014

11

Anda mungkin juga menyukai