Anda di halaman 1dari 6

Nilai – Nilai Budaya

Konsep Nilai Budaya

Theodorson dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai merupakan sesuatu yang
abstrak, yang dijadikan pedoman serta prinsip-prinsip umum dalam bertindak dan bertingkah
laku.1 Sedangkan Budaya itu diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia.

Menurut Koentjaraningrat, nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup


dalam alam pikiran sebahagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang mereka
anggap amat mulia.2

Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai budaya


merupakan sebuah konsep beruanglingkup luas yang hidup dalam alam pikiran sebahagian
besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup.3

Jadi, Nilai Budaya merupakan sesuatu yang bersifat abstrak, yang berjalan dan
berkembang dalam masyarakat lintas agama, suku, ras, dan status sosial di masyarakat.
Sehingga, Nilai – nilai budaya adalah nilai-nilai  yang disepakati oleh semua anggota
masyarakat, suku atau bangsa.

Nilai – Nilai Budaya

1. Cinta Kasih
Cinta mempunyai makna yang universal. Setiap insan mempunyai tanggapan tersendiri
tentang arti cinta. Cinta adalah sebuah ungkapan rasa sayang dan simpati kita kepada
seseorang. Jadi cinta kasih merupakan ungkapan perasaan yang didorong oleh suatu
kehendak dan diwujudkan dalam bentuk tingkah laku disertai rasa tanggung jawab dan
pertimbangan akal pikiran (rasional)
Bentuk-bentuk cinta kasih antara lain:
- Cinta kasih kepada sesama manusia
Cinta terhadap keluarga, terhadap teman, cinta akan negaranya (patriotisme),
dan lain-lain.
- Cinta kasih dalam ajaran agama
Dalam Islam, cinta seseorang haruslah berlandaskan kepengikutan (ittiba’) dan
ketaatan. Sebagaimana firman Allah SWT, “Jika kamu benar-benar mencintai
Allah, ikutilah aku (Rasulullah), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-
dosamu”. Kecintaan yang terekspresikan akan menjadi amal saleh bagi pelakunya.

1
Nurul Lailatil Faizah, Arisna Puspitasari, Ana Farida. Antropologi untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah Kelas X.2013.Hlm. 77
2
Ibid.
3
Ibid., Hlm. 79
2. Penderitaan
Berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan
atau menanggung. Derita artinya menanggunga atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. Sedangkan menurut KBBI, derita artinya menanggung (merasakan) sesuatu
yang tidak menyenangkan. Penderitaan juga bisa berarti sesuatu yang tidak diinginkan untuk
terjadi. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir, batin, atau gabungan dari keduanya.
Di antara bentuk atau wujud dari penderitaan antara lain:
- Kesedihan
Setiap kesedihan membawa tantangan tersendiri untuk dihadapi. Berikut
terdapat contoh musibah atau kesedihan yang dapat melahirkan reaksi berbeda-
beda:
a. Kehilangan orang tua
b. Keguguran
c. Kehilangan anak
- Siksaan
Penderitaan biasanya disebabkan oleh siksaan. Siksaan dapat dirasakan pada
badan atau jasmani, atau dapat berupa siksaan jiwa atau rohani, antara lain:
a. Kebimbangan, dialami ketika sesorang dihadapkan pada dua pilihan yang
berbeda, dan ia tidak bisa menentukan pilihan yang mana yang akan diambil.
b. Kesepian, berupa rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, hal ini akan terus ia
rasakan walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.
Adapun solusi nya adalah:
 Berfikir positif – ingat Allah, bahwasanya Allah menguji kita, tidak
melebihi batas kemampuan kita, berdoa dan lebih mendekatkan diri
kepada Allah agar hati tidak merasa kesepian.
 Sebagai homo socius, seseorang perlu kawan untuk menghilangkan
rasa kesepian.
 Perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan, sehingga rasa
kesepian tidak lagi memperoleh tempat yang menyita waktu dalam
dirinya.
c. Rasa Takut
Seseorang yang hidup dalam keadaan normal memiliki kemampuan
mengendalikan rasa takut. Tetapi apabila seseorang terus menerus berfikir
dengan subjek fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi.
Adapun penyakit ketakutan (Fobia) ada beberapa jenis, yaitu:
 Agorafobia – takut akan keramaian atau tempat terbuka, dapat
disembuhkan dengan cara terapi pemaparan.
 Fobia Spesifik – takut binatang, kegelapan, atau orang asing. Penderita
seringkali dapat mengatasinya dengan cara menghindari benda atau
keadaan yang ditakutinya.
 Fobia Sosial – kecemasan yang berlebihan sehingga mereka
menghindari situasi sosial atau menghadapinya dengan penuh tekanan.
- Kekalutan mental
Kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat
ketidakmampuan seseorang mengatasi persoalan hidup yang harus dijalaninya,
sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental:
a. Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri
b. Terjadinya konflik sosial-budaya
c. Pemahaman yang salah
- Rasa Sakit
Rasa yang tidak enak bagi penderita akibat menderita suatu penyakit, dapat
menyebabkan kegundahan hati dan perasaan. Rasa sakit ada yang bersifat
lahiriyah, dan batiniyah.
Rasa sakit yang bersifat batiniyah itu sangat berpengaruh pada jiwa dan
kehidupan seseorang. Apabila hati sakit, maka ia tidak dapat melakukan pekerjaan
dengan sempurna, ia kacau dan gelisah.

3. Keadilan
- Pengertian Keadilan
Menurut KBBI, kata adil berarti tidak berat sebelah atau tidak memihak atau
sewenang-wenang. Menurut Aristoteles, Keadilan adalah kelayakan dalam
tindakan manusia. Menurut pendapat yang lebih umum, keadilan adalah pengakuan
dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.
- Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati
nuraninya atau apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan.
- Kecurangan
Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama
pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar.  Curang atau kecurangan artinya
apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya.
- Pemulihan nama baik
Penjagaan nama baik erat kaitannya dengan tingkah laku dan perbuatan. Jadi,
apabila seseorang ingin memulihkan nama baiknya yang telah tercela, maka orang
tersebut akan bertobat dan meminta maaf.
- Pembalasan
Ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain, yang dapat berupa perbuatan yang
serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, atau tingkah laku yang
seimbang.

4. Pandangan Hidup
Pandangan Hidup dapat disebut sebagai falsafah hidup, bersifat kodrati yaitu sesuatu
yang pasti dimiliki oleh setiap manusia. Pandangan hidup juga bisa menentukan masa depan
seseorang, karena pandangan hidup dapat dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk
hidup di dunia.
Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu:
- Cita-cita
Menurut Kamus umum Bahasa Indonesia, cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan
yang selalu ada dalam pikiran. Dengan demikian, cita-cita merupakan pandangan
tentang masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang.
- Kebajikan
Kebajikan adalah perbuatan atau tingkah laku seseorang yang sesuai dengan suara
hatinya, suara hati masyarakat, dan hukum Tuhan.
- Usaha/perjuangan
Usaha/perjuangan merupakan kerja keras untuk mewujudkan cita-cita.
- Keyakinan/kepercayaan
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau
kekuasan Tuhan. Terdapat tiga aliran filsafat menurut Prof.Dr.Harun Nasution, yaitu:
1. Aliran Naturalisme. Kehidupan manusia dihubungkan dengan
kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi.
2. Aliran Intelektualisme, aliran yang didasari oleh logika/akal.
3. Aliran Gabungan merupakan gabungan antara kekuatan gaib dan
akal.

5. Tanggung Jawab
- Pengertian Tanggung jawab
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia memberikan definisi tanggung jawab sebagai
keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia
akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak.
- Macam-macam Tanggung jawab, yaitu:
a. Tanggungjawab terhadap diri sendiri
b. Tanggungjawab terhadap keluarga
c. Tanggungjawab terhadap Masyarakat
d. Tanggungjawab kepada bangsa/negara
- Pengabdian dan Pengorbanan
Pengabdian dan Pengorbanan juga merupakan wujud tanggung jawab seseorang.
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat, ataupun tenaga sebagai
perwujudan kesetiaan, cinta kasih-sayang, norma, atau satu ikatan dari semua itu dilakukan
dengan ikhlas.
Sedangkan pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan,
sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian yang mengandung
keikhlasan, tanpa pamrih. Perbedaan antara Pengabdian dan Pengorbanan tidak begitu jelas.
Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Pengorbanan merupakana akibat dari
Pengabdian.

6. Harapan
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan berarti manusia itu
mati dalam hidup. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri
sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa. Bila dibandingkan dengan cita-
cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada
umumnya perlu setinggi binar. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan:
a. Keduanya menyangkut masa depan yang belum terwujud.
b. Dengan adanya cita-cita maupun harapan, orang menginginkan hal yang lebih baik
atau meningkat.

Daftar Pustaka
Architects, Landriana. 2017. “Rangkuman Ilmu Budaya Dasar”,
https://ladrianarchitects.wordpress.com/2017/05/13/rangkuman-ilmu-budaya-dasar/,
diakses pada 09 November 2019 pukul 06.57.
Faizah, Nurul Lailatil. dkk. 2013. Antropologi untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah Kelas X. Waru-Sidoarjo: Horizon.
Ruky, Achmad S. 2017. “Budaya, Kebudayaan dan Nilai-Nilai Budaya”,
https://achmadruky.com/321/budaya-kebudayaan-dan-nilai-nilai-budaya/, diakses pada
31 Oktober 2019 pukul 21.07.
Surabaya, Tim Penyusun MKD UIN Sunan Ampel. 2019. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial
Dasar, Ilmu Budaya Dasar (IAD~ISD~IBD). Surabaya: UINSA Press.

Anda mungkin juga menyukai