Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“ INDRA PENCIUMAN, INDRA PENGECAPAN DAN


INDRA PERABA“
( Dosen Pembimbing : Anita Dwi Agustina Sari, S.ST., M.Keb)

Disusun oleh :

1. Santini Yulce Nyeurmaha (17)


2. Silvia Putri Dewanti (18)
3. Vera Nur Mastika (19)

TINGKAT I A
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS
TULUNGAGUNG
Jl.Raya Tulungagung – Blitar Km.4 Sumbergempol telp. ( 0355) 331080
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan semesta alam. Atas
rahmat, taufik dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “ INDRA PENCIUMAN, INDRA PENGECAP DAN INDRA PERABA“, meskipun
jauh dari kesempurnaan, sehingga perlu adanya perbaikan-perbaikan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, demi
perbaikan.
Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis menyampaiakan terimakasih
sedalam-dalamnya kepada :
1. Ibu Anita Dwi Agustina Sari, S.ST., M.Keb yang telah banyak meluangkan waktu
dan tenagannya untuk membimbing penyusunan makalah ini menuju terselesainya
dan kesempurnaannya.
2. Teman-teman yang ikut berpartisipasi.
Walaupun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini, dengan ibarat tiada
gading tak retak, penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para
pembaca umumnya. Amin.

Tulungagung,

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL....................................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
A. Latar Belakang.....................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................
C. Tujuan..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA.................................................
A. Indra Pengecap (Lidah)........................................................................
B. Indra Pencium (Hidung).....................................................................
C. Indra Peraba (Kulit).............................................................................
BAB III PENUTUP.................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hidung adalah salah satu indera yang kita gunakan untuk dapat
mengenali suatu lingkungan sekitar dan juga aroma. Serabut-serabut pada
saraf penciuman itu terdapat pada bagian atas selaput lendir hidung. Fungsi
dari serabut-serabut olfaktori adalah untuk mendeteksi rangsang zat kimia
dalam bentuk gas di udara (kemoreseptor). Aktifnya indra pembau atau
penciuman di rangsang oleh gas yang terhirup oleh hidung. Indra pembau
tersebut sangat peka dan kepekaannya mudah hilang jika di hadapkan pada
bau yang sama dalam jangka waktu yang lama.
Lidah adalah salah satu panca indera yang mempunyai fungsi untuk
merasakan sebuah rangsangan rasa dari makanan atau minuman yang masuk
ke dalam mulut. Lidah akan merespon berbagai jenis makanan dan minuman
yang terdiri dari berbagai macam rasa seperti misalnya rasa manis, rasa
pahit, rasa asam dan rasa asin. Ada dua kelompok otot pada lidah, yaiut otot
intrinsik (melakukan sebuah gerakan halus) dan otot ekstrinsik (melakukan
sebuah gerakan kasar saat mengunyah dan menelan serta mengaitkan lidah
pada bagian sekitarnya). Indera Pengecap (Lidah) merupakan organ yang
tersusun atas otot. Prmukaan lidah banyak tonjolan kecil yang disebut
papilla lidah, memberi kesan lidah terkesan kasar. Pada papilla lidah terdapat
indra pengecap.
Bagian bagian Lidah Ada 3 bagian utama pada lidah, yaitu :
1. Ujung lidah peka terhadap rasa manis
2. Samping lidah peka terhadap rasa asin dan asam
3. Pangkal lidah peka terhadap rasa pahit
Sebagai alat indera peraba kulit terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan
luar (epidermis) dan lapisan dalam (endodermis). Lapisan luar terdiri atas
lapisan lusidium, lapisan korneum yang selalu mati dan mengelupas, lapisan
germinativum yang terus menerus membentuk sel-sel baru kea rah luar, dan
lapisan granulosum yang mengandung pigmen. Sedangkan lapisan dalam
terdiri atas jaringan lemak, kelenjar keringat, berbagai saraf penerima
rangsang untuk rasa nyeri, panas, dingin, sentuhan, dan tekanan (Suhardi,
2007).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari indra penciuman?
2. Apa pengertian dari indra pengecap?
3. Apa pengertian dari indra Peraba?
4. Bagaimana fungsi keseimbangan indra penciuman?
5. Bagaimana fungsi keseimbangan indra pengecap?
6. Bagaimana fungsi keseimbangan indra peraba?
C. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengerti tentang apa indra penciuman, indra
pengecap, indra peraba.
2. Mahasiswa dapat memahami dan mengindentifikasi tentang
kesemibangan indra penciuman, indra pengecap, dan indra peraba.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Indera Pengecap (Lidah)

1. Anatomi Indera Pengecap


Lidah terletak pada dasar mulut, pembuluh darah dan saraf masuk dan keluar
pada pangkalnya. Ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengangigi bawah.
Bagian bawah lidah disebut prenulum linguae, yaitu struktur ligamen halus yang
mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut.

2. Bagian-bagian lidah
Sebagian besar lidah tersusun atas otot rangkayang terlekat pada tulang
hyoideus, tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis.
Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik. Lidah
memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila.
Terdapat tiga jenis papila yaitu:
a. Papila filiformis berbentuk seperti benang halus.
b. Papila sirkumvalata berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang
lidah.
c. Papila fungiformis berbentuk seperti jamur.

Gambar Struktur lidah dan pembagian daerah perasanya


Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri daridua sel yaitu
sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor,sedangkan sel
penyokong berfungsi untuk menopang. Bagian-bagian lidah:
a. Bagian depan lidah, fungsinya untuk mengecap rasa manis.
b. Bagian pinggir lidah, fungsinya untuk mengecap rasa asin dan asam.
c. Bagian belakang/pangkal, fungsinya untuk mengecap rasa pahit.
Lidah memiliki kelenjar ludah, yang menghasilkan air ludah dan enzim
amilase(ptialin). Enzim ini berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat gula. Letak
kelenjar ludah yaitu: kelenjar ludah atas terdapat di belakang telinga, dan kelenjar ludah
bawah terdapat di bagian bawah lidah.
3. Cara Kerja Lidah
Makanan atau minuman yang telah berupa larutan di dalam mulut akan merangsang
ujung-ujung saraf pengecap. Oleh saraf pengecap, rangsangan rasa ini diteruskan ke pusat
saraf pengecap di otak. Selanjutnya, otak menanggapi rangsang tersebut sehingga kita dapat
merasakan rasa suatu jenis makanan atau minuman.
Kemampuan mengecap seseorang tergantung pada:
1. Faktor Individual, misalnya pada seseorang yang sedang sakit, maka kepekaan
mengecapnya akan berkurang.
2. Nilai Ambang, misalnya seseorang yang sudah terbiasa makan makanan yang asam, akan
lebih tinggi daripada orang yang tidak biasa makan asam. Nilai ambang ini tergantung dari
kebiasaan seseorang.
3. Konsentrasi, misalnya pada seseorang yang makan satu mangkok garam, lama kelamaan
tidak akan merasakan asin lagi seperti pertama kali memakan
4. Kelaianan pada lidah
1. Oral candidosis
Penyebabnya adalah jamur yang disebut candida albicans..gejalanya yaitu lidah akan
tampak tertutup lapisan putih yang dapat dikerok.
2. Atropic glossitis.
Lidah akan terlihat licin dan mengkilat baik seluruh bagianlidah maupun hanya
sebagian kecil. Penyebab yang paling sering biasanyaadalah kekurangan zat besi. Jadi
banyak ditemukan pada penderita anemia.
3. Geografic tongue.
Gejalanya yaitu lidah seperti peta, berpulau-pulau. Bagian pulau itu berwarna merah
dan lebih licin dan bila parah akan dikelilingi pita putih tebal.
4. Fissured tongue
Gejalanya yaitu lidah akan terlihat pecah-pecah.
5. Glossopyrosis.
Kelainan ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakitdan panas dan
terbakar tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan.Hal ini lebih
banyak disebabkan karena psikosomatis dibandingkan dengankelainan pada syaraf

4. Sensasi Pengecapan Utama

Pengecapan terutama berhubungan dengan fungsi dari kuncup rasa (tastebud) yang
terdapat didalam mulut. Akan tetapi presepsi pengecapan dipengaruhi juga oleh indera
penghidu, tekstur makanan dan makanan yang memberi sensasi nyeri akan
mempengaruhi pengalaman dalam pengecapan. Pengenalan bahan kimia spesifik yang
mampu merangsang berbagai reseptor pengecapan belum dapat diketahui semuanya.
Walaupun demikian penelitian telah mengenali 13 reseptor kimia yang ada pada sel
pengecap,yaitu 2 reseptor natrium, 2 reseptor kalium, 1 reseptor klorida, 1
reseptoradenosin, 1 reseptor inosin, 2 reseptor manis, 2 reseptor pahit, 1
reseptorglutamat, dan 1 reseptor ion hidrogen. Ketiga belas reseptor
tersebutdikumpulkan menjadi menjadi 5 katagori umum yang disebut sensasipengecap
utama:
a. Rasa Asam
Rasa asam disebabkan oleh asam, yakni karena konsentrasi ionhidrogen.Semakin
asaam suatu makanan , maka semakin kuat pula sensasiasam yang terbentuk.
b. Rasa Asin
Rasa asin dihasilkan dari garam yang terionisasi,terutama karenakonsentrasi ion
natrium.
c. Rasa Manis
Rasa manis tidak dibentuk dari satu zat kimia saja, beberapa zat kimia
yangmenyebabkan rasa manis mencakup gula, glikol, alkoohol, aldehid, keton,amida,
ester, asam amino, protein, asam sulfonat, asam halogenasi, danasam-asam organik
dari timah dan belirium.
d. Rasa Pahit
Rasa pahit hampir seluruhnya disebabkan oleh substansi organik. Golongan substansi
organik tersebut yaitu substansi organik rantai panjang yangmengandung nitrogen dan
substansi organik alkaloid.
e. Rasa Umami
Rasa umami adalah rasa kecap yang menyenangkan secara kualitatif. Didapatkan dari
makanan yang mengandung L-glutamat seperti pada ekstrak daging dan keju lama.

1. Taste Bud dan Fungsinya


Taste bud terdiri atas kurang lebih sel epitel yang termodifikasi, beberapadiantaranya
yaitu sel penyokong (sel sustentakuler) dan yang lain disebutsel pengecap. Seperti terlihat
pada gambar ujung-ujung luar sel pengecaptersusun disekitar pori-pori pengecap yang sangat
kecil. Dari ujung setiapsel pengecap, beberapa rambut pengecap (mikrovili) akan menonjol
keluarmenuju pori-pori pengecap untuk mendekati rongga mulut,mikrovili dipermukaan
merupakan reseptor indera pengecapan.
Taste bud ditemukan pada tiga tipe papila lidah. Sebagian besar taste bud terletak
didinding saluran yang mengelilingi papila sirkumvalata, yang membentuk garis v
dipermukaan lidah posterior. Sejumlah taste bud lain terletak di papila fungiformis diatas
anterior lidah dan pada papila foliatayang terdapat di lipatan sepanjang lateral lidah. Taste
bud tambahanterletak pada palatum, pilar tonsil, epiglotis, dan esopagus proksimal. Pada
orang dewasa mempunyai 3000 sampai 10.000 taste bud dan bertambahnya usia fungsinya
semakin menurun.
a. Spesialitas taste bud
Setiap taste bud biasanya berespon terhadap satu dari lima rangsang pengecap
utama, bila substansi kecap berada dalam konsentrasi rendah, tapi pada
konsentrasi tinggi taste bud dapat di rangsang oleh dua atau lebih rangsang
pengecap utama.
b. Mekanisme perangsangan
Sel reseptor pengecap mempunyai muatan negatif dibagian dalam danpositif
di bagian luar. Pemberian suatu zat pada rambut pengecap akan menyebabkan
hilangnya potensial negatif, sehingga mengakibat kandepolarisasi. Perubahan ini
disebut potensial reseptor untuk pengecapan. Mekanisme reaksi untuk memulai
potensial reseptor adalah dengan pengikatan zat kimia kecap pada molekul
reseptor protein yangdekat atau menonjol melalui membran vilus. Hal ini akan
membuka kanalion , sehingga ion natrium yang bermuatan positif masuk dan
mendepolarisasi kenegatifan normal didalam sel. Selanjutnya zat kimia kecap
secara bertahap dibersihkan oleh saliva sehingga akan menghilangkan rangsangan.
Tipe protein reseptor disetiap vilus pengecapmenentukan tipe rasa yang akan
diterima. Untuk ion natrium dan hidrogenyang melepaskan sensasi rasa asin dan
asam, protein reseptor akanmembuka kanal spesifik pada membran sel kecap
dibagian apikal,dengancara mengaktifkan reseptor. Untuk sensasi rasa manis dan
pahit, bagianmolekul protein reseptor yang menonjol ke membran dibagian apikal
akan mengaktifkan substansi messenger transmiter didalam sel, dan akan
menyebabkan perubahan kimia untuk melepaskan sinyal pengecapan.
c. Pembentukan impuls saraf oleh taste bud
Pada pemberian rangsangan kecap yang pertama kali, kecepatan impulssaraf
taste bud akan meningkat sampai puncaknya dalam waktu beberapa detik,
kemudian akan beradaptasi dalam waktu beberapa detik berikutnya sampai
mencapai kadar yang lebih rendah dan setabil selama rangsangan masih ada.

5. Transmisi Sinyal Pengecap ke Sistem Saraf pusat


Impuls pengecapan dari dua per tiga anterior lidah mula-mula diteruskan
kesaraf lingualis, kemudian melalui korda timpani menuju nervus fasialis danmenuju
traktus solitarius di batang otak. Sensasi pengecapan dari papilasir kumvalata dan
dari posterior rongga mulut dan tenggorokan, akan ditransmisikan nervus
glasovaringeus juga ke traktus solitarius. Sinyal pengecap dari dasar lidah dan faring
ditransmisikan oleh nervus vagus danditeruskan juga ke traktus solitarius. Semua
serabut pengecap bersinaps dibatang otak bagian posterior nukleus traktus solitarius.
Dari traktus solitarius, sebagian besar impuls pengecapan kemudian ditransmisikan ke
batang otak itu sendiri ke nukleus salivatorius inferiordan superior dan akan
mentransmisikan sinyal ke glandula submandibularis, sublingualis dan parotis untuk
mengendalikan sekresisaliva.
6. Fungsi Lidah
a. Menunjukkan kondisi tubuh.
b. Membasahi makanan di dalam mulut
c. Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah
d. Mengecap atau merasakan makanan
e. Membolak-balik makanan
f. Menelan makanan
g. Mengontrol suara dan dalam mengucapkan kata-kata.
h. Selaput lidah manusia dapat digunakan sebagai indikator metabolismetubuh,terutama
kesehatan tubuh manusia.

7. Warna Lidah
Kuning menandakan adanya infeksi bakteri, jika warna kuning menuju kehijauan
adanya infeksi bakteri akut. Merah menandakan aktivitas panas tubuh, jika hanya terdapat
pada ujung lidah berarti adanya panas pada jantung,jika terdapat pada sisi kanan
kirimenandakan adanya ganguan ginjal dan kandung empedu. Ungu berarti adanya
aktivitasstatis darah, darah tidak lancar dan ada gangguan. Biru menandakan adanya
aktivitas dinginyang menyebabkan statis darah
8. Bentuk Lidah
Tipis, jika bentuk lidah tipis dan berwarna pucat menandakan defisiensi (kekurangan )
darah yang berhubungan dengan hati semakin pucat semakin parah gangguan hati tebal,
sirkulasi darah tidak normal menandakan gangguan ginjal dan limpa kaku,
menandakanmasuk angin panjang, adanya aktivitas panas pada jantung retak, adanya
gangguan padalambung, limpa dan jantung. Kemampuan mengecap seseorang tergantung
pada:
a. Faktor Individual, misalnya pada seseorang yang sedang sakit, maka kepekaan
mengecapnya akan berkurang.
b. Nilai Ambang, misalnya seseorang yang sudah terbiasa makan makanan yang
asam,akan lebih tinggi daripada orang yang tidak biasa makan asam. Nilai ambang
ini tergantung dari kebiasaan seseorang.
c. Konsentrasi, misalnya pada seseorang yang makan satu mangkok garam,
lamakelamaan tidak akan merasakan asin lagi seperti pertama kali memakannya.
Ketidakmampuan seseorang untuk mengenali bau disebut sebagai anosmia,
sedangkan ketidakmampuan seseorang untuk mengenali rasa disebut ageusia

Adapun cara memelihara indera pengecap agar tetap berfungsi adalah sebagai berikut:
a. Jangan dibiasakan makan dan minum yang masih panas, karena akan
berpengaruhterhadap indera pengecap.
b. Menggosok gigi secara teratur untuk mengatasi terjadinya infeksi pada gigi.
c. Kurangi merokok bagi perokok berat agar tidak terjadi bercak-bercak putih pada
indera pengecap. Sebaiknya bagi perokok berhentilah merokok mulai dari sekarang
jika anda menghargai sebuah kesehatan dan menyayangi tubuh anda.

B. Indera Penciuman (Hidung)


Indra penciuman adalah indra yang digunakan untuk mengenali lingkungan
sekitaratau sesuatu aroma yang dihasilkan. Hidung merupakan indra pembau yang
peka tehadaprangsang berbentuk gas dan uap. Di dalam rongga hidung terdapat
sel-sel reseptor yangdilengkapi dengan rambut-rambut halus berselaput lender.
Pada waktu kamu mencium aromamakanan, zat berbau yang menguap dari
masakan tersebut terhirup bersama udara pernapasan. Kemudian larut bersama
selaput lender di dalam rongga hidung. Hal inimerangsang ujung sel saraf pembau
di didalam rongga hidung. Dari ujung sel saraf pembauini impuls akan diteruskan
ke otak. Setelah dari otak, kamu dapat mengatakan bahwamasakan tersebut
harum.
Fungsi indra pembau akan hilang jika terjadi penyumbatan rongga hidung
( misalnyaoleh polip atau tumor ) dan adanya infeksi pada reseptor pembau oleh
virus. Hilangnya fungsi indra penciuman ini disebut anosmia. ( Sumber : Ilmu
Pengetahuan Alam, djoko Arisworo,hal. 68 )
Menurut Roger Watson:
“Alat indra untuk merasakan cita rasa dari berbagai makanan dan untuk mengenali
lingkungan atau suatu aroma yang dihasilkan. Alat pencium terdapat dalam
rongga hidung dari ujung saraf, otak, nervus olfaktorius”. Reseptor pencium dan
pengecap keduanya adalah kemoreseptor yang dirangsang olehmolekul-molekul
dalam larutan dalam cairan hidung dan mulut. Akan tetapi, kedua indra inisecara
anatomis sangat berbeda reseptor pencium adalah reseptor jauh (teleseptor)
lintasan penciuman tidak mempunyai sambungan dalam talamus dan tidak
terdapat daerah proyeksidalam neokorteks untuk penciuman.
1. Anatomi indera penciuman.
a. Rongga hidung (nasal cavity)
Berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke tenggorokan menuju paruparu.
Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau. Indera
penciuman terletak pada rongga hidung. Di dalam rongga hidung terdapat rambut
rambut halus yang berfungsi untuk menyerap kotoran yang masuk melalui sistem
pernafasan, Selain itu,terdapat konka nasal superior, intermediet serta inferior. Pada
bagian konka nasal superior terdapat akar sel-sel dan jaringan syaraf penciuman
(nervusolfaktorius yang merupakan syaraf kranial pertama) yang berfungsi untuk
mendeteksi bau-bauan yang masuk melalui hirupan nafas. Fungsi sistem pembau
(sistem olfaction) adalah mengindikasikan molekul molekul kimia yang dilepaskan
di udara yang mengakibatkan bau. Molekul kimia di udara dapat dideteksi bila ia
masuk ke reseptor olfactory epithelia melalui proses penghirupan. Sistem Olfactory
Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak
reseptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip
komposisi (component principleRongga hidung ini di hubungkan dengan bagian
belakang tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita
yang di sebut dengan palate. Di rongga hidung bagian atas terdapat sel-sel reseptor
atau ujung-ujung saraf pembau. Ujung-ujung saraf pembau ini timbul bersama
dengan rambut-rambut halus pada selaput lendir yang berada di dalam
ronggahidung bagian atas. dapat membau dengan baik.
b. Mucous membrane
Berfungsi menghangatkan udara dan melembabkannya. Bagian ini membuat
mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu,bakteri, dan
partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru.

Kemampuan membau makhluk hidup tergantung pada :


a. Susunan rongga hidung. Bentuk concha dan septum nasi tempat reseptor pembau pada
masing-masing orang tidak sama. Contohnya pada orang yang berhidung mancung akan lebih
luas daripada yang berhidung pesek.
b. Variasi fisiologis Contohnya pada wanita, saat sebelum menstruasi atau pada saat hamil
muda akan menjadi sangat peka.
c. Spesies Pada spesies tertentu yang kemampuan survivalnya tergantung pada pembauan,
akan memiliki indera pembau yang lebih peka contohnya anjing.
d. Besarnya konsentrasi dari substansi yang berbau Misalnya skatol (bau busuk yang terdapat
pada kotoran atau faeces) memiliki konsentrasi yang kuat karena memiliki kemampuan
menguap yang tinggi. Bila konsentrasinya kuat maka baunya busuk, sebaliknya bila
konsentrasinya rendah akan menimbulkan bau yang berbeda (contohnya pada bunga yang
mengandung skatol dalam konsentrasi rendah maka baunya akan harum).

Anatomi dan fisiologi penafasan bagian atas yaitu:


1. Rongga Hidung.
Rongga hidung terdiri atas : (1) Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai
proteksi. (2) Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena
strukturnya yang berlapis. (3) Sel silia yang berperan untuk melemparkan benda asing ke luar
dalam usaha untuk membersihkan jalan napas. Bagian internal hidung adalah rongga
berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang
sempit, yang disebut septum.
2. Faring
Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang menghubungkan
nasal dan rongga mulut kepada laring pada dasar tengkorak.
3. Laring
Laring tersusun atas 9 Cartilago (6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar). Terbesar adalah
Kartilago thyroid yang berbentuk seperti kapal, bagian depannya mengalami penonjolan
membentuk “adam’s apple”, dan di dalam cartilago ini ada pita suara.
Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga
melindungi jalan napas bawah dari benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering
disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
a. Epiglotis : daun katup kartilago yang dapat menutup saat proses menelan.
b. Glotis
c. Kartilago Thyroid

2. Cara kerja hidung


Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di
udara.Di atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif
terhadapmolekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau
( smellreceptors). Reseptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika
partikel bau tertangkap oleh reseptor, sinyal akan di kirim ke the olfactory bulb
melalui sarafolfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di
proses olehotak, bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita, apakah itu
harumnya bau sate padang atau menyengat nya bau selokan.

3. Saraf indera penciuman


Saraf olfaktorius merupakan saraf sensorik penciuman. Saraf ini berasaldari
ujung saraf olfaktorius khusus (kemoreseptor) di membran atasrongga nasal yang
berada konka nasal superior. Pada setiap sisi septumnasal, serat saraf melalui lamina
kribriformis tulang etmoid ke bulbusolfaktorius dimana saraf ini saling berhubungan
dan bersinaps. Daribulbus berkas serat saraf membentuk traktus olfaktorius yang
melewatiarea olfaktorius ke lobus temporal pada tiap hemisfer, dimana
impulsdipersepsikan dan bau di persepsikan .

4. Fisiologi penciuman
Semua materi berbau mengeluarkan materi mudah menguap dimana
akandibawa ke hidung melalui udara yang terinhalasi dan bahkandengan konsentrasi
yang rendah saat terlarut di dalam mucus dapatmenstimuli kemoreseptor penciuman.
Udara yang masuk ke hidungdihangatkan dan aliran konveksi membawa putaran
udara yang terinspirasike atas rongga nasal. Membau memusatkan molekul yang
dapat menguapdi atas hidung. Hal ini meningkatkan jumlah reseptor olfaktori
yangterstimulasi sehinggan terjadi persepsi bau. Indera penciuman
dapatmempengaruhi selera makan, jika bau menyenangkan selera makan
akanmeningkat dan sebaliknya. Saat dibarengi dengan melihat makanan bauyang
meningkatkan selera makan, meningkatkan salivasi, dan menstimulisystem
pencernaan.
Indera penciuman dapat menciptakan memori yangbertahan lama, khusunya
jika bau itu khas misalnya bau rumah sakit ataubau makanan favorit atau makanan
yang tidak disukai. Inflamasi mukosahidung mencegah zat berbau menjangkau area
penciuman di hidungmenyebabkan hilangnya indera penciuman (anosmia)
contohnya : flu.

5. Kelainan pada hidung


Sebagai indra pembau, hidung dapat mengalami gangguan. Akibatnya,
kepekaanhidung menjadi berkurang atau bahkan tidak dapat mencium bau suatu
benda. Kelainan-kelainan pada hidung yaitu:
a. Angiofibroma Juvenil
adalah tumor jinak pada hidung bagian belakang atautenggorokan bagian atas
(nasofaring), yang mengandung pembuluh darah.Tumor ini paling sering
ditemukan pada anak-anak laki yang sedang mengalamimasa puber.
b. Papiloma Juvenil
adalah tumor jinak pada kotak suara (laring). Papilomadisebabkan oleh virus.
Papiloma bisa ditemukan pada anak usia 1 tahun.Papiloma bisa menyebabkan
suara serak, kadang cukup berat sehingga anaktidak dapat berbicara dan bisa
menyumbat saluran udara.
c. Rhinitis Allergica
adalah peradangan hidung karena alergi. Disebabkan olehadanya reaksi alergi
pada hidung yang ditimbulkan oleh masuknya substansiasing ke dalam saluran
tenggorokan.
d. Sinusitis
merupakan peradangan sinus, yaitu rongga-rongga dalam tulang yang
berhubungan dengan rongga hidung, yang gawat dan biasanya terjadi dalamwaktu
menahun (kronis).
e. Salesma dan influenza
merupakan infeksi pada alat pernapasan yang disebabkanolehvirus, dan
umumnya dapat menyebabkan batuk, pilek, sakit leher dankadang-kadang panas
atau sakit pada persendian.

f. Anosmia

adalah gangguan pada hidung berupa kehilangan kemampuan untukmembau.


Penyakit ini dapat terjadi karena beberapa hal, misalnya cidera atauinfeksi di dasar
kepala, keracunan timbel, kebanyakan merokok, atau tumor otak bagian depan.
Untuk mengatasi gangguan ini harus diketahui dulu penyebabnya.
6. Fisologi Penghidunga.
a. Perangsang reseptor
Reseptor-reseptor penciuman hanya memberi respon terhadap zat yang
bersentuhandengan epitel penciuman dan larut dalam lapisan mukus yang
tipis. Ambang penciumanuntuk berbagai zat representatif melukiskan
kepekaan yang menyolok dari reseptor penciuman terhadap beberapa zat.
Misalnya, metil merkaptan, yaitu zat yang memberi bauyang khas pada
bawang, dapat dicium pada konsentrasi yang kurang dari sepersatu
jutamiligram perliter udara. Apabila molekul berbau merangsang reseptor
maka timbulah potensial reseptor.
Satu teori mengemukakan bahwa molekul berbau menekan aktivitas
sistem enzimepitel dan menyebabkan perubahan pada reaksi-reaksi kimia.
Teori lain mengemukakan bahwa molekul berbau mengubah permukaan
sel-sel reseptor yang menyebabkan totallistriknya. Teori yang ketiga
mengemukakan bahwa molekul hanya mengubah permeabilitas Na dari
membran reseptor.
b. Mendengus
Bagian rongga hidung yang mengandung reptor pencium mendapat
fentilasi yang sangatsedikit. Sebagian besar udara biasanya bergerak
dengan tenang melalui bagian bawah ronggahidung pada setiap siklus
pernapasan. Jumlah udara yang mencapai bagian ini sangatmeningkat
dengan mendengus yaitu suatu gerakan yang menyertakan kontraksi
bagian bawahlubang.Hidung pada septum untuk membantu membiasakan
arus udara ke atas. Mendengusadalah respon semirefleks yang biasanya
terjadi apabila bau yang baru menarik perhatian.
c. Peranan serabut-serabut nyeri dalam hidung
Ujung-ujung telanjang dari banyak serabut nyeri N. trigeminus
ditemukan dalammembrana mukosa penciuman. Serabut-serabut ini
terangsang oleh zat-zat yang menyangat,dan perasaan menyengat
komponen yang timbul dari trigeminus merupakan komponen dari”bau”
yang khas dari zat seperti minyak permen, menthol, dan klor. Ujung -ujung
ini jugsa yang bertanggung jawab untuk menimbulkan refleks bersin,
mengeluarkan air mata,sesak nafas, dan respon refleks lainnya terhadap
iritan terhadap hidung
d. Adaptasi
Telah diketahui umumnya bahwa bila seseorang secara terus menerus
terkena bau yang paling tidak enakpun, persepsi dari bau itu menurun dan
akhirnya berhenti. Fenomena yangkadang-kadang berguna ini disebabkan
karena adaptasi yang agak cepat yang terjadi padasistem penciuman.
Adaptasi ini adalah spesifik untuk bau tertentu yang dicium, ambanguntuk
bau-bau lainnya tidak berubah. Adaptasi penciuman sebagian adalah
peristiwa sentral,tetapi juga karena perubahan pada reseptor.
C. INDRA PERABA
Sebagai alat indera peraba kulit terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan
luar(epidermis) dan lapisan dalam (endodermis). Lapisan luar terdiri atas lapisan
lusidium, lapisan korneum yang selalu mati dan mengelupas, lapisan
germinativum yang terus menerus membentuk sel-sel baru kea rah luar, dan
lapisan granulosum yang mengandung pigmen. Sedangkan lapisan dalam terdiri
atas jaringan lemak, kelenjar keringat, berbagai saraf penerima rangsang untuk
rasa nyeri, panas, dingin, sentuhan, dan tekanan (Suhardi, 2007).
Jaringan penyokong yang terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat
yang berwarna kuning merupakan penyusun utama dari bagian dermis. Kulit dapat
mengembang dikarenakan adanya serat kuning yang bersifat elastis/lentur.
Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk
kelenjar keringat dan akar rambut. Pembuluh darah yang membawakan makanan
dan oksigen, berhubungan dengan akar rambut dan berhubungan dengan serabut
saraf juga. Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut
sehingga pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut akan mengerut dan
rambut menjadi tegak (Anonim, 2000).
Salah satu cara kerja kulit yaitu menerima rangsang yang berupa
sentuhan panas, dingin, tekanan dan nyeri kemudian diteruskan melalui urat saraf
ke otak selanjutnya otak memproses rangsangan tersebut. Terdapat ujung-ujung
sarap peraba pada kulit yang disebut sebagai reseptor yang peka terhadap
rangsangan diantaranya yaitu badan meissner adalah berupa saraf peraba untuk
rangsang sentuhan, sedangkan saraf peraba untuk rangsang tekanan yaitu badan
pacini, badan krause merupakan saraf peraba untuk rangsang dingin, dan badan
rufini yaitu saraf peraba untuk rangsang panas dan ujung saraf bebas untuk
rangsang nyeri (Dasep, 2013).
Kulit berfungsi sebagai pelindung bagi tubuh dan penutup tahan air,
dimana kulit memiliki ujung saraf sensorik dan membantu dalam pengaturan
suhu. Fungsi penting kulit tidak hanya dalam diagnosis medis umum dan bedah,
tetapi juga sebagai indikasi berbagai penyakit. Pada umumnya suhu kulit normal
yaitu sekitar 32°C sampai 36°C (Gardner, et al., 1969). Seseorang dikatakan
menderita asterognosia apabila seseorang tersebut mengalami hambatan dalam
mengenali suatu objek melalui sentuhan, tetapi tidak ada kelainan intelektual
maupun dalam saraf-saraf sesnsorisnya. Kelainan ini berkaitan dengan
asomatognosia merupakan kegagalan dalam mengenali bagian tubuhnya sendiri.
Umumnya asomatognosia berkaitan dengan kerusakan hemisphere sebelah kanan.
Asomatognosia umumnya diikuti dengan anosognosia dan contralateral neglect
yaitu tendensi untuk tidak merespon stimuli yang kontralateral terhadap kerusakan
hemisphere sebelah kanan (Gunadarma, 2013).
Bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk diperhatikan dalam
perawatan kulit yaitu epidermis karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis.
Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal
terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki yaitu berukuran 1 milimeter dan
yang paling tipis terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut yaitu berukuran
0,1 milimeter. Keratinosit merupakan sel-sel epidermis (Pamungkas, 2011).
Salah satu dari beberapa jenis sensasi tubuh berupa sentuhan ringan,
nyeri, tekanan, temperatur, dan rasa posisi sendi dan otot yaitu sistem perabaan.
Sistem ini dikelompokkan ke dalam tiga jalur yang berbeda di sumsum tulang
belakang dan memiliki target yang berbeda di otak. Pertama disebut sentuhan
diskriminatif, yang meliputi sentuhan, tekanan, dan persepsi getaran, dan
memungkinkan kita
untuk membaca surat dengan ujung jari kita, atau menggambarkan bentuk dan
tekstur dari sebuah objek tanpa melihat itu. Pengelompokan kedua adalah rasa
sakit dan suhu, termasuk juga sensasi gatal dan menggelitik. Ketiga disebut
proprioception yaitu termasuk reseptor yang terjadi di bawah permukaan tubuh
seperti peregangan otot, posisi sendi, tendon ketegangan, dan lain-lain
(Anonim, 2013).

Permukaan kulit mengandung saraf-saraf yang memiliki bentuk dan


fungsi yang berbeda-beda. Ujung syaraf tersebut yaitu sebagai berikut:

a. Paccini merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan
berupa tekanan, letaknya disekitar akar rambut.
b. Ruffini merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan
panas.
c. Meisner merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap
sentuhan.
d. Krause merupakan ujung saraf yang peka terhadap rangsangan dingin.
e. Lempeng merkel berada dekat dengan permukaan kulit, peka terhadap
rangsang tekanan dan sentuhan ringan.
f. Ujung saraf yang tidak berselaput, peka terhadap rangsang berupa rasa nyeri.
(Anonim., 2013).

Menurut Soekarto (1981) proses penginderaan meliputi:


a. Penerimaan rangsangan (stimulus) pada sel-sel peka khusus pada indera
b. Terjadinya reaksi dalam sel-sel peka khusus pada reseptor (energi kimia)
c. Perubahan energi kimia menjadi energi listrik (impuls) pada sel saraf
d. Penghantaran energi listrik melalui urat saraf ke saraf pusat otak atau
sum-sum tulang belakang
e. Intrpretasi psikologis dalam saraf pusat
f. Kesadaran atau kesan psikologis
Menurut Pamungkas (2011) kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu
sebagai berikut:
1. Pelindung atau proteksi
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan tubuh di
sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh luar seperti luka dan
serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungidengan lapisan
tipis lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapatmenahan suhu tubuh,
menahan luka-luka kecil, mencegah zat kimia danbakteri masuk ke dalam
tubuh serta menghalau rangsangan fisik sepertisinar ultraviolet dari matahari.
2. Pengatur panas atau thermoregulasi
Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluhkapiler
serta melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf otonom.Tubuh yang
sehat memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheitatau sekitar 36,50C.
Ketika terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit
mengadakan penyesuaian seperlunya dalamfungsinya masing-masing.
Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulitsebagai organ antara tubuh dan
lingkungan, sedangkan panas akan hilangdengan penguapan keringat
3. Penerima rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yangberhubungan
dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dangetaran. Kulit
sebagai alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi.
4. Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar
keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat denganmembawa garam,
yodium dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkanmelalui kulit tidak saja
disalurkan melalui keringat tetapi juga melaluipenguapan air transepidermis
sebagai pembentukan keringat yang tidak disadari.
5. Penyimpanan yaitu kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak
6. Penyerapan terbatas Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat
yang larutdalam lemak dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat
padakrim muka dapat masuk melalui kulit dan mempengaruhi lapisan
kulitpada tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui
muarakandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit,
merembesmelalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah
kemudian keberbagai organ tubuh lainnya.
7. Penunjang penampilan Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan
kulit yang tampak halus putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan.
Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang
seperti kulit memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak
rambut.Menurut Soekarto (1981) bahan yang dapat dinilai dengan jari
(fingerfilling) berbentuk cairan seperti minyak, jelly seperti agar-agar dan
lem, tepung seperti tepung beras dan pati, dan lembaran seperti kertas dan
kain.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Alat indera adalah alat tubuh yang berguna untuk mengetahui keadaan
di luar tubuh. Indra merupakan ”jendela” bagi tubuh untuk mengenal dunia
luar sekitar kita. Alat indera adalah organ yang peka terhadap rangsangan
tertentu. Manusia mempunyai lima macam indra, antara lain Indra Pencium
dan Indra pengecap, hidung sebagai penerima rangsang bau berupa gas,
lidah sebagai penerima rangsang zat, Saraf ini akan menerima rangsang dari
luar tubuh. Kemudian, saraf mengirim rangsang itu ke otak. Saat rangsang
diterima otak dengan baik, maka kita dapat membau, mengecap.

SARAN
Setiap orang membutuhkan alat indera untuk bisa mengecap,
membau. Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan kelima alat indera
kita agar tetap sehat. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah
ilmu kita tentang alat indera.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/28714880/MAKALAH_PANCA_INDERA_pdf
https://www.academia.edu/9481244/MAKALAH_ANATOMI_FISIOLOGI_MANUSIA_PA
NCA_INDRA
https://www.academia.edu/9644455/MAKALAH_ALAT_INDRA
https://www.academia.edu/30142993/Indera_Penciuman_dan_Indera_Pengecap
https://caridokumen.com/download/laporan-uji-inderawi-indera-peraba-
_5a46e051b7d7bc7b7a24a2c6_pdf

Anda mungkin juga menyukai