Anda di halaman 1dari 10

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN

Dias Saputra1, Zahrotul Mufidah2

Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Email: diassaputra2308@gmail.com zahrotulmufidah059@gmail.com

Abstrak:

Partisipasi masyarakat dengan lembaga pendidikan merupakan seluruh proses


kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, disertai
pembinaan secara kontinu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya.
Khususnya masyarakat yang berkepentingan langsung dengan pendidikan. Simpati
masyarakat akan tumbuh melalui upaya-upaya sekolah dalam menjalin hubungan secara
insentif dan proaktif di samping membangun citra lembaga pendidikan yang baik. Partisipasi
adalah keterlibatan aktif dari seseorang, atau sekelompok orang (masyarakat) secara sadar
untuk berkontribusi secara sukarela dalam program pembangunan dan terlibat mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, monitoring sampai pada tahap evaluasi.

Kata kunci : Partisipasi, Masyarakat, Pendidikan

A. Pendahuluan
Pendidikan tidak bisa lahir tanpaadanya kemunculan sebuah komunitas
ataumasyarakat. Pendidikan dilakukan bertujuanbagi kemajuan, perubahan, dan
stabilitas sosialdari masyarakat. Pendidikan dilakukan tidaklain untuk kepentingan
sebuah masyarakat, baik di tingkat lokal, keluarga, daerah,provinsi, dan bangsa secara
keseluruhan.
Pendidikan menengahi masyarakat atau hubungan pendidikan dengan
masyarakat.Harus disadari bahwa masyarakat memilikiperanan yang sangat penting
terhadapkeberadaan, kelangsungan, bahkan kemajuan pendidikan. Setidaknya salah
satu parameter penentu nasib pendidikan adalah masyarakat. Bila ada pendidikan
yang maju, hampir bisa dipastikan salah satu faktor keberhasilan tersebut adalah
keterlibatan dan partisipasi masyarakat yang maksimal. Begitu pula sebaliknya, bila
1
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.
2
Ibid.
ada pendidikan yang bernasib memprihatinkan, salah satu penyebabnya bisa jadi
karena masyarakat enggan mendukung.
Kepercayaan masyarakat salah satukunci kemajuan lembaga pendidikan. Ketika
masyarakat memiliki kepercayaan terhadap lembaga pendidikan mereka akan
mendukung penuh terhadap jalannya pendidikan itu. Oleh karena itu, masyarakat
merupakan komponen strategis yang harus mendapat perhatian penuh oleh
pendidikan.
Masyarakat memiliki posisi ganda,yaitu sebagai objek dan sebagai subjek yang
keduanya memiliki makna fungsional bagi pengelolaan lembaga pendidikan. Ketika
lembaga pendidikan sedang melakukan promosi penerimaan calon siswa baru, maka
masyarakat merupakan objek yang mutlak dibutuhkan. Sementara itu, respons
masyarakat terhadap promosi itu menempatkan mereka sebagai subjek yang memiliki
kewenangan penuh untuk menerima atau menolaknya. Posisi masyarakat sebagai
subjek juga terjadi ketika mereka menjadi pengguna lulusan lembaga pendidikan.
Oleh karena itu, partisipasi dan hubungan yang baik dengan masyarakat harus
dikelola dengan baik.
Partisipasi masyarakat dengan lembaga pendidikan merupakan seluruh proses
kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh,
disertai. pembinaan secara kontinu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada
umumnya. Khususnya masyarakat yang berkepentingan langsung dengan pendidikan.
Simpati masyarakat akan tumbuh melalui upaya-upaya sekolah dalam menjalin
hubungan secara insentif dan proaktif di samping membangun citra lembaga
pendidikan yang baik.3

B. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi bisa diartikan sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam
interaksi sosial dalam situasi tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang bisa
berpartisipasi bila ia menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui
berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi,perasaan, kesetiaan,
kepatuhan dan tanggungjawab bersama.4
Pendidikan sebagai tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua, dan
masyarakat telah dimaklumi dan diterima oleh umum, walaupun penjabaran secara
3
Normina, Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan,(Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan
Volume 14 No.26 Oktober 2016), 71- 72.
4
Ibid, 73
operasional tidak mudah memperoleh kesepakatan di antara pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholders).Pada saat anak diserahkan ke sekolah dengan harapan
anak tersebut memperoleh pelayanan pendidikan bagi pertumbuhan dan
perkembangan mereka, sekolah diharapkan menyediakan dan memberikan layanan
yang terbaik buat mereka, sementara itu, kelompok-kelompok masyarakat dengan
ragam dan tingkatannya juga menghadirkan harapan-harapan serupa. Di samping itu,
pemerintah, atas nama Negara merumuskan kebijakan-kebijakan dan harapan-
harapan, ketentuan-ketentuan dan prosedur operasional pendidikan. Secara singkat
dapat dikatakan bahwa sekolah dirancang agar menyediakan pelayanan pendidikan
secara optimal bagi anak (siswa), masyarakat, agar tujuan pendidikan nasional yang
ditetapkan oleh pemerintah dapat terwujud.
Masyarakat adalah suatu perkumpulan atauy kesatuan masyarakat yang saling
berinteraksi satu dengan yang lain menurut suatu sistem moral tertentu dengan
sendirinya mempresentasikan makna beserta identitas bersama yang bersifat
kesinambungan dan saling terkait satu dengan yang lain.5
Banyaknya harapan dari berbagai kepentingan tadi menimbulkan permasalahan
penyediaan pelayanan yang efektif di sekolah. Sekolah akan mengalami kesulitan
mengakomodasikan berbagai tuntutan baik jenis dan kualifikasinya.Tanpa dukungan
pihak-pihak di luar sekolah, usaha mengakomodasikan berbagai harapan yang sarat
dengan kepentingan tersebut secara terpadu akan mendapatkan kesulitan. Hal
demikian akan mempengaruhi kualitas pelayanan pendidikan dari luar sekolah
(masyarakat) bagi pelayanan pendidikan di suatu sekolah yang saat ini sangat
diperlukan. Sekolah sebagai institusi sosial tumbuh dan berkembang oleh alasan-
alasan sosial dan di dalamnya memiliki komponen-komponen dan ciri sosial. Sekolah
dipengaruhi oleh dan mempengaruhi masyarakat penggunanya dalam batas-batas
relatif.
Boleh jadi yang pertama bahkan lebih dari yang kedua. Pengaruh sekolah akan
optimal terhadap masyarakat apabila keterlibatan masyarakat (partisipasi) masyarakat
dalam pendidikan di sekolah tersebut optimal. Partisipasi birokratik berupa
keterlibatan dalam mengambil keputusan, dukungan beraneka ragam kemudahan dan
peluang, dukungan jasa, dukungan financial yang kesemuanya akan berpengaruh pada
kualitas pelayanan

5
Koentjoroningrat, Pengantar Ilmu Antropologi. (Jakarta:Rinneka Cipta, 2000). hlm. 144-146
pendidikan dan kekuatan sekolah mengemban tugas yang dipikulnya.6
Pentingnya partisipasi dikemukakanoleh Conyers (1991; 154-155) sebagai
berikut:pertama, partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh
informasi menge-nai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakatsetempat, yang tanpa
kehadirannya programpembangunan serta proyek-proyek akan gagal;kedua, bahwa
masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jikamerasa
dilibatkan dalam proses persiapan danperencanaannya, karena mereka akan
lebihmengetahui seluk-beluk proyek tersebut danakan mempunyai rasa memiliki
terhadapproyek tersebut; ketiga, bahwa merupakansuatu hak demokrasi bila
masyarakatdilibatkan dalam pembangunan masyarakatmereka sendiri.

C. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Partisipasi Masyarakat dalam


Pendidikan
Masyarakat pada dasarnya cenderung berpartisipasi dalam pembangunan
pendidikan,tetapi di sisi lain tidak mudah untuk mengajakmasyarakat berpartisipasi.
Hambatan yangdialami oleh sekolah untuk mengajakpartisipasi masyarakat dalam
perbaikan mutupendidikan membuktikan, belum sepenuhnyadisadari sebagai
tanggung jawab bersama.Realitas tersebut menguatkan asumsisepenuhnya bahwa
partisipasi tidak mudahdiwujudkan, karena ada hambatan yangbersumber dari
pemerintah dan masyarakat.
faktor penghambat partisipasi dalam pendi- dikan muncul karena beberapa hal,
antara lain:
1. Budaya paternalism yang dianut oleh masyarakat menyulitkan untuk
melakukan diskusi secara terbuka.
2. Apatisme karena selama ini masyarakatjarang dilibatkan dalam
pembuatankeputusan oleh pemerintah daerah.
3. Tidak adanya kepercayaan masyarakatkepada pemerintah.
4. Hambatan kultural, yaitu masih adanyasebagian masyarakat yang
menganggapbahwa pendidikan formal bertentangandengan adat mereka,
misalnya saja padamasyarakat Samin yang menganggapbahwa orang yang
pintar hanya akanmembuat orang membodohi orang lain.

6
Abdul Hafiz dan Jumriadi, Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan: Studi pada Sekolah Menengah
KejuruanYayasan Pendidikan Kejuruan (SMK-YPK) Banjarbaru, (Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan:
Volume 7, Nomor 1, Mei 2017), 16.
5. Hambatan geografis, misalnya jauhnyalokasi sekolah yang diikuti oleh
tidakadanya fasilitas transportasi dan akses jalanyang mendukung untuk
mencapai sekolah.
6. Mahalnya biaya pendidikan, terutama padapendidikan tingkat atas dan
perguruantinggi.

Faktor yang mendorong partisipasimasyarakat dalam pendidikan, antara lain:

1. Pola pikir masyarakat yang semakin majuyang menganggap pendidikan


sangatpenting dan menganggap pendidikansebagai salah satu jalan untuk
memudahkanmereka dalam mencari pekerjaan.
2. Adanya stratifikasi sosial yang menempat- kan tingkat pendidikan tertentu
sebagai sebuah prestise dan salah satu penentustatus sosial pada suatu
masyarakat.
3. Pandangan masyarakat bahwa pendidikansebagai salah satu cara untuk
merubah nasibmenjadi lebih baik.
4. Fasilitas dan akses menuju sarana pendidik- an yang memadai, misalnya saja
sudahbanyak sekolah yang berada di pelosok desayang mudah dijangkau oleh
masyarakatyang tinggal di daerah terpencil.
5. Sosialisasi tentang pentingnya pendidikanyang terus dilakukan untuk
meningkatkanderajat kehidupan masyarakat.
6. Adanya program wajib belajar 9 tahun daripemerintah.
7. Adanya sekolah kejuruan yang membentuksiswa siap kerja setelah lulus, dan
siswajuga bisa melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi.
8. Program Biaya Operasional Sekolah (BOS),yang membantu meringankan
biaya pendi- dikan pada tingkat pendidikan mulai darisekolah dasar hingga
sekolah menengahpertama.
9. Pemerataan kesempatan untuk memperolehpendidikan sehingga semua lapisan
masyarakat sekarang ini sudah bisamengakses pendidikan, bukan hanya
darigolongan masyarakat saja yang bisamengakses pendidikan.
Pemerataanpendidikan diharapkan dapat memberikankesempatan yang sama
dalam memperolehpendidikan bagi semua usia sekolah.Strategi ini perlu
mendapat prioritas karenaternyata banyak anak-anak di Indonesia,terutama di
pedesaan masih banyak yangbelum mengenyam pendidikan, terutama
ditingkat SLTP. Pemerataan kesempatanberarti setiap warga negara
memilikikesempatan yang sama untuk memperolehpendidikan sebagaimana
diamanatkandalam UUD 1945 pasal 31 yang berbunyi”Tiap-tiap warga negara
berhak mendapatpengajaran”. Begitu pula dalam UU No. 20Tahun 2003
tentang Sistem PendidikanNasional yang tidak membedakan warganegara
menurut jenis kelamin, status sosialekonomi, agama, dan lokasi geografis.
10. Aksebilitas artinya setiap orang tanpamembedakan asal usulnya memiliki
akses(kesempatan masuk) yang sama ke dalampendidikan pada semua jenis,
jenjang,maupun jalur pendidikan. Adapun yangdimaksud dengan keadilan di
sini adalahperbedaan perlakuan pada peserta didiksesuai dengan kondisi
internal daneksternal. Secara moral-etis adalah adil danwajar apabila peserta
didik diperlakukanmenurut kemampuan, bakat dan minatnya.
11. Persepsi orangtua tentang pendidikan,Persepsi orangtua terhadap pendidikan
akanmempengaruhi aspirasi. Artinya, kemam- puan orangtua dalam melihat
pentingnyapendidikan akan berpengaruh pada harapandan tujuan untuk
keberhasilan pada masayang akan datang. Yang dimaksud aspirasidi sini
adalah keinginan, harapan, atau cita- cita orangtua terhadap tingkat pencapaia
pendidikan anak-anaknya.7

D. Peran Serta Masyarakat Dalam Pendidikan


Peran serta masyarakat dalam pendidikan merupakan sumbangan,
keikutsertaan, dan kontribusi masyarakat untuk menunjang upaya peningkatan mutu
atau kualitas suatu pendidikan. Pada saat ini perencanaan, pelaksanaan, dan
monitoring pendidikan banyak melibatkan peran masyarakat.
Kesadaran tentang betapa pentingnya pendidikan yang yang memberi harapan
dan kemungkinan yang lebih sempurna dan baik dimasa yang mendatang, yang dapat
mendorong berbagai upaya serta perhatian seluruh lapisan masyarakat, hal tersebutlah
yang melahirkan kesadaran peran serta masyarakat.8
Meningkatkan peran serta masyarakat sangatlah erah berkaitan dengan
berubahnya sudut pandsang masyarakat terhadap pendidikan. Tentunya bukanlah hal
yang sangat mudah untuk dilakukan dan dilaksanakan. Berikut peran serta masyarakat
dalam pendidikan:

7
Afifudin Hasan Basri, KapitaSelektaPendidikan, (CV. PustakaSetia, Bandung : 2012), 92.
8
Arief Budi Wuriyanto. Peran Serta Masyarakat, diakses 31 Januari 2013.
1. Peran serta dengan menggunakan jasa pelayanan yang telah disediakan ,
jenis ini merupakan jenis yang paling umum pada tingkatan masyarakat
sebab hanya memanfaatkan jasa untuk mendidik anak-anak mereka.
2. Peran serta masyarakat selanjutnya adalah dengan memberikan kontribusi
berupa bahan, dana, dan tenaga. Jenis ini masyarakat ikut berpartisipasi
dalam perawatan serta pembangunan fisik sekolah dengan menyumbang
tenaga, bahan, dan dana.
3. Peran sera masyarakat secara pasif, masyarakat dlam tingkatan ini
menyetujui dan menerima apa yang diputuskan oleh pihak sekolah
misalnya pihak sekolah meminta agar orang tua membayar iuran bagi
anaknya yang bersekolah dan orang tua menerima keputusan itu dengan
mematuhinya.
4. Peran masyarakat melalui adanya konsultasi, pada tingkat ini orang tua
atau wali murid datang kesekolah untung berkonsultasi terhadap masalah
pembelajaran anaknya.
5. Peran serta dalam pelayanan, orang tua, wali murid/masyarakat diharapkan
terlibat dalam kegiatan sekolah, mislanya orang tua atau masyarakat
terlibat dalam kegiatan sekolah misalnya orang tua atau masyarakat ikut
membantu dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, kegiatan
keagamaan, dsb.
6. Peran serta sebagai pelaksanaan kegiatan misalnya dnegan melakukan
penyuluhan kepada orang tua atau masyarakat penyuluhan yang dimaksut
adalah pentingnya pendidikan, masalah gizi, gender, dsb.
7. Peran serta dalam mengambil keputusan, orang tua/masyarakat dapat
terlibat dalam pembahasan maslah pendidikan baik dari akademis maupun
non akademis, serta ikut serta dalam rencana pengembangan pendidikan.9

Masyarakat bisa memahami fungsi untuk mengawasi dan membantu suatu


pendidikan yang menyangkut pengelolaan dan kegiatan pembelajaran. Dengan adanya
peran besar masyarakat tidak luput dari kewasapadaan, dan yang perlu diantisipasi
sebab dapat menimbulkan rancunya kepentingan antara madrasah, orang tua dan
masyarakat.untuk mencegah terjadi kerancuan kepebtibgab antar madrasah, orang tua
dan masyarakat maka lembaga pendidikan atau pemerintah daerah memerlukan
9
Rodliyah,St. Partisipasi masyarakatdalam pengambilan keputusan dan perencanaan di madrasah,
(yogyakarta: pustaka elajar 2013).hlm. 45-46
perumusan batasan-batasan peran atau pembagian tugas masing-masing unsur
pendidikan, orang tua, beserta masyarakat secara rinci, jelas, dan tegas,sehingga
diharapkan unsur tersebut dapat melaksanakan fungsi dan tugas masing masing dalam
pengelolaan pendidikan.10

HASIL

Berdasarkan Beberapa Penjelasan Diatas tentang partisipasi masyarakat dalam


pendidikan dapat diambil kesimpulan bahwa manusia adalah makluk sosial yang
mana manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia membutuhkan manusia yang lain
agar bisa hidup dengan partisipasi dan saling gotong royong manusia menjalin tali
silaturahmi yang baik antar sesama manusia.

Peran masyarakat bagi pendidikan sangatlah penting yang mana masyarakat


maupun pendidikan merupakan dua subjek yang tidak bisa terlepaskan yang mana
keduannya memiliki peran penting dalam menjalankan suatu manajemen pendidikan,
masyarakat sebagai objek utama yang difokuskan oleh pendidikan karena ketika
pendidikan melakukan pendaftaran penerimaan murid baru yang diharapkan
pendidikan yaitu masyarakat bersimpati dalam penerimaan murid baru dan juga
sebaliknya masyarakat sebisa mungkin memercayai lembaga pendidikan dan juga
menerima peraturan dnegan pendidikan yang anaknya ikuti agar tercapainnya suatu
keinginan agar generasi penerus bangsa memiliki pendidikan yang tinggi,
berpengetahuan, dan berfikir secara luas.

Tentunya membuat masyarakat percaya dengan suatu pendidikan merupakan


tantangan bagi lembaga pendidikan yang mana masyarakat ataupun wali murid
nantinya akan dikenai biaya-biaya pembelajaran maka dari itu selaku lembaga
pendidikan wajib menyediakan pembelajaran, sistem, dan tenaga pengajar yang
mumpuni agar masyarakat ataupun wali murid tertari dengan lembaga tersebut dan
serta andil dalam mendidik generasi penerus bangsa.

Membantunyya masyarakat bisa disimpulkan dengan bantuan dana yang mana


jika tidak adanyya dana maka pendidikan akan berjalan agak sulit dikarenakan murid
dan guru membuuhkan buku pelajaran agar menunjang pembelajaran peserta
didiknya, selanjutnya adalah tenaga tenaga yang dimaksut adalah ketika lembaga

10
Sanaky. Hujair AH. 2003, Paradigma Pendidikan Islam Membangun Masyarakat Madani Indonesia.
Yogyakarta : Safria Insani Press.
pendidikan mengadakan acar tertentu masyarakat bisa membantu memeriahkan acara
tersebut, selanjutnya adalah fikiran yang mana masyarakat juga bisa menyuarakan
pemikiran masyarakat masing-masing agar bagaimana tercapainnya suatu pendidikan
yang unggul.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil adalah suatu partisipasi masyarakat dalam


pendidikan sangatlah penting dan sangatlah saling melengkapi satu dengan yang lain
keduanya tidak bisa lepas yang mana msyarakat membutuhkan pendidikan yang layak
dan juga pendidikan membutuhkan masyarakat sebagai objek utama dalam
kelangsungan pembelajaran.

Kedua hal tersebut sebisa mungkin memilikikomunikasi yang baik dan jnagn
sampai terjadi salah komunikasi yang mana ketika pendidik melakukan penarikandana
untuk pembelian buku orang tua wali tidak mengetahui tentang hal tersebut.

Maka dari itu suatu lembaga pendidikan diharapkan selalu


mengkomunikasikan kepada masyarakat atau wali murid tentang angggaran-anggaran
yang akan dikeluarkan agar nasyarakat faham betul apa yang dilakukan manajemen
pendidikan tersebut.

Hal tersebut merupakan langkah awal agar terjalinnya komunikasi yang baik
antara pihak pendidikan dan pihak masyarakat dengan diadakanya kumpul bersama
diharapkan masyarakan dan pendidik menjalin hubungan silaturahmi yang baik,
dengan demikian peran masyarakat begitu sangat penting dalam pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hafiz dan Jumriadi, Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan: Studi


pada Sekolah Menengah KejuruanYayasan Pendidikan Kejuruan (SMK-YPK)
Banjarbaru, (Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 7, Nomor 1, Mei 2017)
Arief Budi Wuriyanto. Peran Serta Masyarakat, diakses 31 Januari 2013.
Afifudin Hasan Basri, KapitaSelektaPendidikan, (CV. PustakaSetia, Bandung :
2012)
Koentjoroningrat, Pengantar Ilmu Antropologi. (Jakarta:Rinneka Cipta, 2000).
Normina, Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan,(Ittihad Jurnal Kopertais
Wilayah XI Kalimantan Volume 14 No.26 Oktober 2016)
Rodliyah,St. Partisipasi masyarakatdalam pengambilan keputusan dan
perencanaan di madrasah, (yogyakarta: pustaka elajar 2013).
Sanaky. Hujair AH. 2003, Paradigma Pendidikan Islam Membangun
Masyarakat Madani Indonesia. Yogyakarta : Safria Insani Press.

Anda mungkin juga menyukai