Abstrak:
A. Pendahuluan
Pendidikan tidak bisa lahir tanpaadanya kemunculan sebuah komunitas
ataumasyarakat. Pendidikan dilakukan bertujuanbagi kemajuan, perubahan, dan
stabilitas sosialdari masyarakat. Pendidikan dilakukan tidaklain untuk kepentingan
sebuah masyarakat, baik di tingkat lokal, keluarga, daerah,provinsi, dan bangsa secara
keseluruhan.
Pendidikan menengahi masyarakat atau hubungan pendidikan dengan
masyarakat.Harus disadari bahwa masyarakat memilikiperanan yang sangat penting
terhadapkeberadaan, kelangsungan, bahkan kemajuan pendidikan. Setidaknya salah
satu parameter penentu nasib pendidikan adalah masyarakat. Bila ada pendidikan
yang maju, hampir bisa dipastikan salah satu faktor keberhasilan tersebut adalah
keterlibatan dan partisipasi masyarakat yang maksimal. Begitu pula sebaliknya, bila
1
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.
2
Ibid.
ada pendidikan yang bernasib memprihatinkan, salah satu penyebabnya bisa jadi
karena masyarakat enggan mendukung.
Kepercayaan masyarakat salah satukunci kemajuan lembaga pendidikan. Ketika
masyarakat memiliki kepercayaan terhadap lembaga pendidikan mereka akan
mendukung penuh terhadap jalannya pendidikan itu. Oleh karena itu, masyarakat
merupakan komponen strategis yang harus mendapat perhatian penuh oleh
pendidikan.
Masyarakat memiliki posisi ganda,yaitu sebagai objek dan sebagai subjek yang
keduanya memiliki makna fungsional bagi pengelolaan lembaga pendidikan. Ketika
lembaga pendidikan sedang melakukan promosi penerimaan calon siswa baru, maka
masyarakat merupakan objek yang mutlak dibutuhkan. Sementara itu, respons
masyarakat terhadap promosi itu menempatkan mereka sebagai subjek yang memiliki
kewenangan penuh untuk menerima atau menolaknya. Posisi masyarakat sebagai
subjek juga terjadi ketika mereka menjadi pengguna lulusan lembaga pendidikan.
Oleh karena itu, partisipasi dan hubungan yang baik dengan masyarakat harus
dikelola dengan baik.
Partisipasi masyarakat dengan lembaga pendidikan merupakan seluruh proses
kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh,
disertai. pembinaan secara kontinu untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada
umumnya. Khususnya masyarakat yang berkepentingan langsung dengan pendidikan.
Simpati masyarakat akan tumbuh melalui upaya-upaya sekolah dalam menjalin
hubungan secara insentif dan proaktif di samping membangun citra lembaga
pendidikan yang baik.3
B. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi bisa diartikan sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam
interaksi sosial dalam situasi tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang bisa
berpartisipasi bila ia menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui
berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi,perasaan, kesetiaan,
kepatuhan dan tanggungjawab bersama.4
Pendidikan sebagai tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua, dan
masyarakat telah dimaklumi dan diterima oleh umum, walaupun penjabaran secara
3
Normina, Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan,(Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan
Volume 14 No.26 Oktober 2016), 71- 72.
4
Ibid, 73
operasional tidak mudah memperoleh kesepakatan di antara pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholders).Pada saat anak diserahkan ke sekolah dengan harapan
anak tersebut memperoleh pelayanan pendidikan bagi pertumbuhan dan
perkembangan mereka, sekolah diharapkan menyediakan dan memberikan layanan
yang terbaik buat mereka, sementara itu, kelompok-kelompok masyarakat dengan
ragam dan tingkatannya juga menghadirkan harapan-harapan serupa. Di samping itu,
pemerintah, atas nama Negara merumuskan kebijakan-kebijakan dan harapan-
harapan, ketentuan-ketentuan dan prosedur operasional pendidikan. Secara singkat
dapat dikatakan bahwa sekolah dirancang agar menyediakan pelayanan pendidikan
secara optimal bagi anak (siswa), masyarakat, agar tujuan pendidikan nasional yang
ditetapkan oleh pemerintah dapat terwujud.
Masyarakat adalah suatu perkumpulan atauy kesatuan masyarakat yang saling
berinteraksi satu dengan yang lain menurut suatu sistem moral tertentu dengan
sendirinya mempresentasikan makna beserta identitas bersama yang bersifat
kesinambungan dan saling terkait satu dengan yang lain.5
Banyaknya harapan dari berbagai kepentingan tadi menimbulkan permasalahan
penyediaan pelayanan yang efektif di sekolah. Sekolah akan mengalami kesulitan
mengakomodasikan berbagai tuntutan baik jenis dan kualifikasinya.Tanpa dukungan
pihak-pihak di luar sekolah, usaha mengakomodasikan berbagai harapan yang sarat
dengan kepentingan tersebut secara terpadu akan mendapatkan kesulitan. Hal
demikian akan mempengaruhi kualitas pelayanan pendidikan dari luar sekolah
(masyarakat) bagi pelayanan pendidikan di suatu sekolah yang saat ini sangat
diperlukan. Sekolah sebagai institusi sosial tumbuh dan berkembang oleh alasan-
alasan sosial dan di dalamnya memiliki komponen-komponen dan ciri sosial. Sekolah
dipengaruhi oleh dan mempengaruhi masyarakat penggunanya dalam batas-batas
relatif.
Boleh jadi yang pertama bahkan lebih dari yang kedua. Pengaruh sekolah akan
optimal terhadap masyarakat apabila keterlibatan masyarakat (partisipasi) masyarakat
dalam pendidikan di sekolah tersebut optimal. Partisipasi birokratik berupa
keterlibatan dalam mengambil keputusan, dukungan beraneka ragam kemudahan dan
peluang, dukungan jasa, dukungan financial yang kesemuanya akan berpengaruh pada
kualitas pelayanan
5
Koentjoroningrat, Pengantar Ilmu Antropologi. (Jakarta:Rinneka Cipta, 2000). hlm. 144-146
pendidikan dan kekuatan sekolah mengemban tugas yang dipikulnya.6
Pentingnya partisipasi dikemukakanoleh Conyers (1991; 154-155) sebagai
berikut:pertama, partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh
informasi menge-nai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakatsetempat, yang tanpa
kehadirannya programpembangunan serta proyek-proyek akan gagal;kedua, bahwa
masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jikamerasa
dilibatkan dalam proses persiapan danperencanaannya, karena mereka akan
lebihmengetahui seluk-beluk proyek tersebut danakan mempunyai rasa memiliki
terhadapproyek tersebut; ketiga, bahwa merupakansuatu hak demokrasi bila
masyarakatdilibatkan dalam pembangunan masyarakatmereka sendiri.
6
Abdul Hafiz dan Jumriadi, Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan: Studi pada Sekolah Menengah
KejuruanYayasan Pendidikan Kejuruan (SMK-YPK) Banjarbaru, (Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan:
Volume 7, Nomor 1, Mei 2017), 16.
5. Hambatan geografis, misalnya jauhnyalokasi sekolah yang diikuti oleh
tidakadanya fasilitas transportasi dan akses jalanyang mendukung untuk
mencapai sekolah.
6. Mahalnya biaya pendidikan, terutama padapendidikan tingkat atas dan
perguruantinggi.
7
Afifudin Hasan Basri, KapitaSelektaPendidikan, (CV. PustakaSetia, Bandung : 2012), 92.
8
Arief Budi Wuriyanto. Peran Serta Masyarakat, diakses 31 Januari 2013.
1. Peran serta dengan menggunakan jasa pelayanan yang telah disediakan ,
jenis ini merupakan jenis yang paling umum pada tingkatan masyarakat
sebab hanya memanfaatkan jasa untuk mendidik anak-anak mereka.
2. Peran serta masyarakat selanjutnya adalah dengan memberikan kontribusi
berupa bahan, dana, dan tenaga. Jenis ini masyarakat ikut berpartisipasi
dalam perawatan serta pembangunan fisik sekolah dengan menyumbang
tenaga, bahan, dan dana.
3. Peran sera masyarakat secara pasif, masyarakat dlam tingkatan ini
menyetujui dan menerima apa yang diputuskan oleh pihak sekolah
misalnya pihak sekolah meminta agar orang tua membayar iuran bagi
anaknya yang bersekolah dan orang tua menerima keputusan itu dengan
mematuhinya.
4. Peran masyarakat melalui adanya konsultasi, pada tingkat ini orang tua
atau wali murid datang kesekolah untung berkonsultasi terhadap masalah
pembelajaran anaknya.
5. Peran serta dalam pelayanan, orang tua, wali murid/masyarakat diharapkan
terlibat dalam kegiatan sekolah, mislanya orang tua atau masyarakat
terlibat dalam kegiatan sekolah misalnya orang tua atau masyarakat ikut
membantu dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, kegiatan
keagamaan, dsb.
6. Peran serta sebagai pelaksanaan kegiatan misalnya dnegan melakukan
penyuluhan kepada orang tua atau masyarakat penyuluhan yang dimaksut
adalah pentingnya pendidikan, masalah gizi, gender, dsb.
7. Peran serta dalam mengambil keputusan, orang tua/masyarakat dapat
terlibat dalam pembahasan maslah pendidikan baik dari akademis maupun
non akademis, serta ikut serta dalam rencana pengembangan pendidikan.9
HASIL
10
Sanaky. Hujair AH. 2003, Paradigma Pendidikan Islam Membangun Masyarakat Madani Indonesia.
Yogyakarta : Safria Insani Press.
pendidikan mengadakan acar tertentu masyarakat bisa membantu memeriahkan acara
tersebut, selanjutnya adalah fikiran yang mana masyarakat juga bisa menyuarakan
pemikiran masyarakat masing-masing agar bagaimana tercapainnya suatu pendidikan
yang unggul.
KESIMPULAN
Kedua hal tersebut sebisa mungkin memilikikomunikasi yang baik dan jnagn
sampai terjadi salah komunikasi yang mana ketika pendidik melakukan penarikandana
untuk pembelian buku orang tua wali tidak mengetahui tentang hal tersebut.
Hal tersebut merupakan langkah awal agar terjalinnya komunikasi yang baik
antara pihak pendidikan dan pihak masyarakat dengan diadakanya kumpul bersama
diharapkan masyarakan dan pendidik menjalin hubungan silaturahmi yang baik,
dengan demikian peran masyarakat begitu sangat penting dalam pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA