Anda di halaman 1dari 6

Landasan Pendidikan dan Pelajaran

Demokrasi Pendidikan

Ihsantin Nazih Afifah


2306070036

PENDIDIKAN OLAHRAGA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
A. Latar Belakang
Menurut Ki Hajar Dewantara, mendidik dan mengajar adalah proses
memanusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan manusia dan segala aspek
kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani dan rohani. Selanjutnya merujuk pada
Undang-Undang Dasar Indonesia pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik supaya menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratif serta bertanggung jawab.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk
mencerdaskan manusia baik dengan pembentukan karakter, moralitas, Kesehatan fisik
dan mental, kreativitas, kemandirian, dan kewarganegaraan yang demokratis dan
bertanggung jawab.
Dalam praktiknya untuk mencapai tujuan pendidikan, Indonesia tentu
mengalami permasalahan yang tentunya perlu diperhatikan dan dikaji kembali. Hal ini
disebabkan oleh berbagai faktor yang tidak dapat dianggap remeh. Dikutip dari
JurnalPost.com Sejak tahun 1947 hingga saat ini, sistem pendidikan Indonesia telah
mengganti kurikulum sebanyak 11 kali. Hal ini dikarenakan Kementrian Pendidikan
yang selalu berubah dan menganggap bahwa kurikulum yang sedang berjalan tidak
efektif bagi pendidikan di Indonesia. Selanjutnya, berdasarkan Indeks Pengembangan
Pendidikan yang dilaporkan oleh UNESCO pada tahun 2011, Indonesia menduduki
peringkat ke-69 dalam pengembangan pendidikannya. Kementrian Pendidikan juga
menyatakan bahwa 4 anak putus sekolah setiap menitnya. Kualitas guru di Indonesia
yang dianggap kurang dan tidak merata juga menyebabkan menurunnya pendidikan di
Indonesai. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak yang perlu diberbaiki dalam
sistem pendidikan untuk kedepannya.
Demokrasi merupakan peran penting dalam pendidikan dan memberikan dasar
prinsip-prinsip dan praktik yang mendukung pengembangan sistem pendidikan yang
adil, inklusif dan berorientasi pada hak asasi manusia. Beberapa hal yang menjadi
poin penting demokrasi dalam pendidikan antara lain ; akses pendidikan yang merata,
kebebasan berpendapat, kualitas pendidikan yang meningkat, pendidikan hak asasi
manusia, pemahaman nilai-nilai demokratis, dan sebagainya. Meski dalam
perjalanannya beberapa hal tersebut belum sepenuhnya tercapai, maka perlu adanya
pengkajian kembali dari pemerintah untuk menyelesaikan masalah tersebut.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah ditulis, dapat dianalisi permasalahan
mengenai demokrasi pendidikan di Indonesia antara lain :
1. Kurangnya partisipasi Masyarakat dalam pengambilan keputusan dan
pelaksanaan program pendidikan. Masyarakat belum sepenuhnya
dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan terkait kebijakan
pendidikan, sehingga keputusan yang diambil cenderung tidak
mencerminkan kebutuhan dan aspirassi Masyarakat (Shiddiq, 2019).
2. Kesenjangan akses pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan.
Masyarakat di daerah terpencil dan pedalaman sering tidak memiliki akses
yang sama terhadap layanan pendidikan, sehingga mereka tidak dapat
berpartisipasi secara penuh dalam sistem pendidikan (Kurniawati, 2022).
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menganalisis permasalahan
yang ada di Indonesia terkait dengan permasalahan demokrasi pendidikan.
D. Teori
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘demos’ yang berarti rakyat dan
‘cratos’ yang berarti pemerintah. Demokrasi dapat diartikan sebagai kekuasaan yang
berasal dari rakyat.
Demokrasi pendidikan menurut John Dewey dan Muhammad Athiyah Al-
Abrasyi (Lichandra & Sobarna, 2022), John Dewey memiliki pandangan yang
mengutamakan kebebasan individu dalam pembelajaran. John Dewey berpendapat
bahwa peendidikan harus menjadi pengalaman yang bermakna bagi anak, dimana
mereka aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan memiliki kebebasan untuk
berekspresi dan menyampaikan pendapat mereka. Ia juga menekankan pentingnya
komunikasi aktif antara pendidik dan peserta didik dalam menciptakan lingkungan
belajar yang demokratis. Sedangkan demokrasi pendidikan menurut Muhammad
Athiyah Al-Abrasyi adalah pendekatan pendidikan yang mengutamakan prinsip
kebebasan, persamaan, dan kesempatan yang sama dalam pembelajaran. Al-Abrasyi
berpendapat bahwa pendidikan harus menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, di mana
setiap individu memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
berkualitas tanpa diskriminasi.
Demokrasi dalam pendidikan juga memiliki peran penting dalam menciptakan
lingkungan belajar yang baik, partisipatif, dan adil. Berikut adalah beberapa peran
demokrasi dalam pendidikan (Maulana, n.d.) :
1. Memberikan kesempatan yang sama: Demokrasi pendidikan memastikan
bahwa setiap individu memiliki hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang berkualitas tanpa diskriminasi. Hal ini mencakup
kesempatan yang sama bagi semua peserta didik untuk mengakses
pendidikan, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya
mereka.
2. Mendorong partisipasi aktif: Demokrasi pendidikan mendorong partisipasi
aktif dari semua stakeholder pendidikan, termasuk siswa, guru, orang tua,
dan masyarakat. Partisipasi ini melibatkan mereka dalam pengambilan
keputusan, perencanaan kurikulum, dan evaluasi program pendidikan.
Dengan demikian, pendidikan menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan
dan aspirasi masyarakat.
3. Membangun keterampilan demokrasi: Melalui pendidikan yang
demokratis, peserta didik diajarkan keterampilan dan nilai-nilai demokrasi,
seperti kebebasan berpendapat, menghargai perbedaan, kerjasama, dan
pengambilan keputusan yang adil. Hal ini membantu mereka menjadi
warga negara yang aktif, kritis, dan bertanggung jawab dalam masyarakat
demokratis.
4. Menciptakan lingkungan belajar inklusif: Demokrasi pendidikan
mendorong inklusi dan penghargaan terhadap keberagaman. Setiap
individu dihargai dan diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam
proses pembelajaran, tanpa diskriminasi atau pemisahan berdasarkan
perbedaan sosial, budaya, atau kemampuan.
Prinsip-prinsip pendidikan (Maunah;, 2009), terdapat prinsip demokrasi antara
lain ; a. Hak asasi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan, b. Kesempatan
yang sama bagi warga negara untuk memperoleh pendidikan, c. Hak dan kesempatan
atas dasar kemampuan mereka.
Prinsip-prinsip demokrasi pendidikan sangat dipengaruhi oleh konteks sosial
dan budaya di mana mereka diimplementasikan. Perbedaan alam pikiran, sifat, dan
jenis masyarakat dalam masyarakat yang berbeda akan memengaruhi bagaimana
demokrasi pendidikan diterapkan dan diinterpretasikan. Sebagai contoh, masyarakat
agraris mungkin memiliki nilai-nilai dan tradisi yang berbeda dengan masyarakat
metropolitan dan modern, dan karena itu, pendekatan pendidikan yang demokratis
mungkin perlu disesuaikan dengan konteks local (Guci et al., 2022). Artinya sangat
penting memahami bahwa demokrasi pendidikan harus relevan dengan realitas sosial
dan budaya dimana mereka diimplementasikan. Ini berarti bahwa pendekatan
pendidikan yang demokratis harus mempertimbangkan nilai-nilai kebutuhan, dan
harapan Masyarakat setempat. Prinsip-prinsip demokrasi pendidikan harus diadaptasi
agar sesuai dengan karakteristik dan tuntutan Masyarakat yang beragam. Dengan
demikian, demokrasi pendidikan menjadi alat yang lebih efektif untuk menciptakan
pendidikan yang inklusif, relevan, dan berdaya guna dalam berbagai konteks sosial
dan budaya.
Peran atau partisipasi Masyarakat dalam demokrasi pendidikan merupakan hal
sangat penting. Partisipasi masyarakat dalam lembaga pendidikan adalah sebuah
proses yang terencana dan sungguh-sungguh, serta melibatkan upaya yang
berkelanjutan untuk memperoleh dukungan masyarakat, terutama mereka yang secara
langsung terlibat dalam dunia pendidikan. Dukungan masyarakat ini akan tumbuh
ketika sekolah dengan tekun menjalin hubungan yang insentif dan proaktif, sambil
juga membangun reputasi sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas
(Pendahuluan, 2016). Partisipasi Masyarakat dalam demokrasi Masyarakat dapat
berupa ;
a. Pengawasan dan Evaluasi: Masyarakat dapat berperan sebagai pengawas
pendidikan dengan mengawasi pelaksanaan program pendidikan,
memeriksa akuntabilitas sekolah, dan mengevaluasi kualitas pendidikan
yang disediakan.
b. Monitoring Kualitas Pendidikan: Masyarakat dapat membantu memantau
kualitas pendidikan dengan memberikan masukan dan umpan balik tentang
kualitas pengajaran, kurikulum, dan lingkungan sekolah.
c. Kemitraan Sekolah-Masyarakat: Masyarakat dapat berkolaborasi dengan
sekolah untuk meningkatkan lingkungan belajar. Hal ini mencakup
memberikan dukungan dalam penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan, seperti perpustakaan, fasilitas olahraga, atau sumber daya
teknologi.
d. Konseling dan Dukungan Sosial: Masyarakat dapat memberikan dukungan
sosial dan layanan konseling kepada siswa, terutama dalam hal kesehatan
mental dan kesejahteraan.
E. Simpulan
Kesimpulan dari kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan dan pelaksanaan program pendidikan adalah bahwa hal ini dapat
menghambat efektivitas dan keberlanjutan program pendidikan. Partisipasi
masyarakat sangat penting dalam memastikan bahwa kebijakan dan program
pendidikan yang diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan dan harapan
masyarakat. Salah satu solusi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pengambilan keputusan dan pelaksanaan program pendidikan adalah dengan
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam sistem pendidikan. Pemerintah
dan lembaga pendidikan perlu secara aktif melibatkan masyarakat dalam proses
perencanaan, implementasi, dan evaluasi program pendidikan. Hal ini dapat dilakukan
melalui forum-forum partisipatif, konsultasi publik, dan mekanisme umpan balik yang
terbuka. Selain itu, penting juga untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya peran mereka dalam pendidikan. Pendidikan
masyarakat tentang hak-hak dan tanggung jawab mereka dalam pendidikan dapat
dilakukan melalui kampanye sosial, pelatihan, dan penyediaan informasi yang mudah
diakses.
Sedangkan untuk kesenjangan akses pendidikan antara daerah perkotaan dan
pedesaan adalah bahwa perbedaan infrastruktur, sumber daya, dan aksesibilitas dapat
menghambat kesempatan pendidikan yang adil dan merata bagi semua individu.
Kesenjangan ini dapat mempengaruhi kualitas pendidikan dan peluang yang tersedia
bagi siswa di daerah pedesaan. Salah satu solusi untuk mengatasi kesenjangan akses
pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan adalah:
1. Peningkatan infrastruktur pendidikan: Pemerintah perlu mengalokasikan
sumber daya yang cukup untuk membangun dan memperbaiki
infrastruktur pendidikan di daerah pedesaan. Hal ini termasuk
pembangunan sekolah, perbaikan sarana dan prasarana, serta penyediaan
akses internet dan teknologi pendidikan yang memadai.
2. Program beasiswa dan bantuan finansial: Pemerintah dapat memberikan
program beasiswa dan bantuan finansial kepada siswa di daerah pedesaan
untuk membantu mereka mengatasi hambatan ekonomi dalam mengakses
pendidikan. Ini dapat mencakup bantuan biaya sekolah, transportasi, dan
perlengkapan pendidikan.
3. Pelatihan dan peningkatan kualitas guru: Guru di daerah pedesaan perlu
mendapatkan pelatihan dan dukungan yang memadai untuk meningkatkan
kualitas pengajaran. Program pengembangan profesional dan kolaborasi
antar guru dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan di daerah
pedesaan.
4. Peningkatan akses informasi dan teknologi: Pemerintah dapat bekerja
sama dengan lembaga swasta dan masyarakat untuk menyediakan akses
internet dan teknologi pendidikan di daerah pedesaan. Ini akan membantu
siswa dan guru mendapatkan akses ke sumber daya pendidikan yang lebih
luas dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
5. Pemberdayaan masyarakat lokal: Melibatkan masyarakat lokal dalam
pengambilan keputusan yang terkait dengan sistem pendidikan yang akan
berjalan.
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnalpost.com/fakta-fakta-tentang-pendidikan-di-indonesia/42544/
https://www.gramedia.com/literasi/tujuan-dan-fungsi-pendidikan-di-indonesia/
Guci, S. S., Firman, F., & Ahmad, R. (2022). Penerapan Demokrasi Pendidikan:
Kepemimpinan Guru dalam Membentuk Karakter Siswa. Keguruan, 10(2), 57–61.
https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/Keguruan/article/view/6453
Kurniawati, F. N. A. (2022). Meninjau Permasalahan Rendahnya Kualitas Pendidikan Di
Indonesia Dan Solusi. Academy of Education Journal, 13(1), 1–13.
https://doi.org/10.47200/aoej.v13i1.765
Lichandra, F., & Sobarna, A. (2022). Konsep Demokrasi Pendidikan dalam Pemikiran John
Dewey dan Muhammad Athiyah Al-Abrasyi. Bandung Conference Series: Islamic
Education, 2(2), 215–222. https://doi.org/10.29313/bcsied.v2i2.2772
Maulana, V. (n.d.). Demokrasi dalam Bidang Pendidikan Vingki Maulana Putri Institut Ilmu
Kesehatan Surya Mitra Husada Indonesia. 4.
Maunah;, B. (2009). Ilmu Pendidikan / Binti Maunah.
//senayan.iain-palangkaraya.ac.id/index.php?p=show_detail&id=9819&keywords=
Pendahuluan, A. (2016). 874-2405-1-Pb. 14(26), 71–85.
Shiddiq, M. (2019). Masalah Pendidikan di Indonesia dan Solusinya. Berpendidikan.Com,
May 2006, 1. https://www.berpendidikan.com/2019/10/masalah-pendidikan-di-
indonesia-dan-solusinya.html

Anda mungkin juga menyukai