Anda di halaman 1dari 7

Prinsip Pemberdayaan Masyarakat dalam Pendidikan

I. Pendahuluan
Pendidikan sejatinya merupakan usaha yang dilakukan secara terus menerus untuk
memperoleh hasil yang optimal dari pendidikan itu sendiri. Hasil yang optimal tentunya dapat
diperoleh dengan aplikasi pendidikan yang tepat sesuai dengan berpegang pada prinsip-prinsip
pendidikan. Menurut Prof. Dr. N. Driyarkara empat prinsip pendidikan yaitu: humanisme,
humanisasi, humaniora dan humanitas.
Prinsip-prinsip pendidikan adalah panduan atau asas-asas yang dijadikan pedoman dalam
melaksanakan proses pendidikan. Indonesia memiliki lima prinsip pendidikan nasional, yaitu
prinsip demokratis berlandaskan hukum, prinsip keberagaman, prinsip keterpaduan, prinsip
kualitas, dan prinsip relevansi. Prinsip-prinsip ini dijadikan pedoman dalam melaksanakan
pendidikan nasional di Indonesia. Prinsip-prinsip pendidikan ini dapat diimplementasikan dalam
berbagai aspek pendidikan, seperti dalam proses pembelajaran, pengembangan kurikulum, dan
pengelolaan institusi pendidikan. Salah satu prinsip pendidikan yaitu pemberdayaan
masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat dalam pendidikan adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan, tenaga, kekuatan, atau kekuasaan masyarakat. Dalam
pelaksanaannya, pemberdayaan masyarakat harus berlandaskan prinsip-prinsip tertentu yaitu,
kesetaraan, partisipasi, kemandirian, kemitraan, pemerataan, pelestarian, keberlanjutan.
Dalam praktiknya, prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat ini dapat diimplementasikan
dalam berbagai aspek pendidikan, seperti dalam pengembangan kurikulum, pelaksanaan
program pembelajaran, dan pengelolaan institusi pendidikan. Dalam pengembangan kurikulum,
prinsip-prinsip ini dapat dijadikan acuan dalam menentukan materi pembelajaran yang relevan
dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sedangkan dalam pelaksanaan program
pembelajaran, prinsip-prinsip ini dapat diaplikasikan dalam merancang kegiatan pembelajaran
yang variatif dan menarik, serta memberikan tugas yang dapat mengaktifkan peserta didik.
Sedangkan dalam pengelolaan institusi pendidikan, prinsip-prinsip ini dapat dijadikan pedoman
dalam membangun lingkungan pendidikan yang inklusif dan menghargai keberagaman.
II. Definisi Pemberdayaan Masyarakat dalam
Pendidikan
Pemberdayaan masyarakat dalam bidang pendidikan merupakan suatu konsep
yang mendukung upaya penyediaan alat, pengetahuan, keterampilan dan
sumber daya yang dibutuhkan anggota masyarakat untuk berperan penting
dalam pengembangan dan perbaikan sistem pendidikan di lingkungannya.
Konsep ini berakar pada pemikiran bahwa pendidikan bukan hanya tanggung
jawab sekolah dan guru, namun juga tanggung jawab bersama yang
berdampak pada seluruh masyarakat. Pemberdayaan masyarakat di bidang
pendidikan bertujuan agar masyarakat lebih aktif dalam pengambilan
keputusan, perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan program pendidikan.
Termasuk melibatkan orang tua, siswa, dan masyarakat dalam proses
pembelajaran. Melalui partisipasi aktif, masyarakat dapat membantu
meningkatkan kurikulum sekolah, memantau kualitas pendidikan dan
mengembangkan sumber daya pengajaran.

Pemberdayaan masyarakat juga memberikan anggota masyarakat akses


terhadap informasi pendidikan yang relevan dan komprehensif,
memungkinkan mereka membuat keputusan berdasarkan informasi dan bukti.
Hal ini dapat mencakup pelatihan orang tua untuk membantu anak-anak
mereka belajar, mendukung guru, atau bahkan membantu membangun
infrastruktur fisik yang mendukung proses pembelajaran. Selain itu, hak
pendidikan lokal juga fokus pada penyelesaian permasalahan lokal yang dapat
mempengaruhi akses terhadap kualitas pendidikan, seperti masalah
transportasi, kesehatan, atau keselamatan. Dengan cara ini, masyarakat dapat
bekerja sama untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut dan
menciptakan lingkungan yang baik untuk pendidikan yang efektif seperti
menekankan pada pengembangan kepribadian masyarakat secara holistik.

Pengembangan kepribadian masyarakat secara holistik merupakan


sarana pemberdayaan masyarakat yang sangat penting melalui pendidikan. Ini
mencakup aspek fisik, mental, sosial dan spiritual individu. Pendekatan ini
tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar pendidikan, tetapi juga untuk
memberdayakan masyarakat agar aktif, mandiri, dan memiliki pemahaman
yang mendalam tentang nilai-nilai sosial. Dalam pengembangan karakter
individu, pendidikan memang memegang peranan yang besar. Sekolah harus
menjadi tempat di mana individu memperoleh tidak hanya pengetahuan
akademis, namun juga keterampilan sosial, moral dan etika. Guru harus
mengajar tidak hanya untuk ujian, tetapi juga untuk kehidupan. Selain itu,
kerjasama antara sekolah, keluarga dan masyarakat juga terkoordinasi. Semua
anggota harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang akan
mendorong pertumbuhan penuh setiap individu. Inisiatif seperti program
pendidikan, kegiatan ekstrakurikuler dan pelatihan keterampilan sosial dapat
membantu menciptakan manusia-manusia yang energik dan penuh kasih
sayang. Maka dari itu pengembangan kepribadian masyarakat secara holistik
adalah hal yang sangat penting dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat di
pendidikan.

III. Implementasi Prinsip Pemberdayaan


Pemberdayaan masyarakat dalam pendidikan dapat dilakukan melalui beberapa langkah:
1. Partisipasi aktif: Masyarakat harus diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan pendidikan, seperti perencanaan kurikulum, pemilihan guru, atau
perencanaan program sekolah.
2. Keterbukaan informasi: Informasi mengenai program pendidikan, anggaran, dan hasil
pendidikan harus tersedia untuk masyarakat secara transparan sehingga mereka dapat
memahami dan mengawasi proses pendidikan.
3. Pendidikan yang relevan: Pendidikan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
masyarakat, mencakup kurikulum yang relevan dengan budaya dan lingkungan mereka.
4. Pengembangan keterampilan: Masyarakat perlu diberikan pelatihan dan pendidikan tentang
bagaimana mereka dapat berperan aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan, seperti
menjadi guru sukarela atau membentuk kelompok pengawas pendidikan.
5. Kolaborasi: Kerjasama antara sekolah, pemerintah, dan masyarakat sangat penting dalam
upaya pemberdayaan. Mereka dapat bekerja sama dalam pengembangan program, alokasi
sumber daya, dan evaluasi pendidikan.
6. Evaluasi berkelanjutan: Masyarakat harus terlibat dalam proses evaluasi pendidikan secara
berkala untuk memastikan bahwa program-program pendidikan memenuhi kebutuhan dan
harapan mereka.
Penerapan prinsip-prinsip ini akan membantu memperkuat peran masyarakat dalam
pendidikan dan meningkatkan relevansi serta kualitas pendidikan di komunitas mereka.

IV. Tantangan dalam Menerapkan Prinsip


Pemberdayaan Masyarakat dalam Pendidikan
Menerapkan prinsip pemberdayaan masyarakat dalam pendidikan adalah upaya yang berharga
untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Namun banyak kendala yang muncul dalam proses ini.
Pertama, persoalan mengenai infrastruktur. Banyak masyarakat, terutama yang tinggal di
pedesaan atau perkotaan, tidak memiliki akses terhadap fasilitas pendidikan yang memadai.
Fasilitas dan sumber daya yang memadai, seperti sekolah, buku pelajaran, dan alat
pembelajaran sering kali tidak tersedia. Hal ini dapat menghambat upaya untuk mendukung
masyarakat dan pendidikan. Kedua, kurangnya pelatihan guru di negara ini merupakan masalah
besar. Dalam dukungan masyarakat, kolaborasi penting antara guru, orang tua dan masyarakat.
Namun, mereka mungkin tidak memiliki pemahaman penuh tentang bagaimana menerapkan
prinsip-prinsip keberlanjutan dalam proses pembelajaran. Pelatihan yang tidak memadai dapat
menyebabkan kesulitan dalam mengidentifikasi kebutuhan dan kemampuan masyarakat.

Selain itu, hambatan budaya dan sosial juga dapat menjadi kendala. Beberapa masyarakat
mungkin memiliki norma dan nilai yang tidak sesuai dengan prinsip pemberdayaan, seperti
ketidaksetaraan gender atau diskriminasi terhadap kelompok tertentu. Mengubah sikap dan
perilaku masyarakat membutuhkan waktu dan cara yang halus. Ketimpangan dalam
kesempatan pendidikan juga merupakan masalah lain. Anak-anak dari keluarga kurang mampu
atau minoritas seringkali mengalami kesulitan mendapatkan pendidikan yang baik. Untuk
melaksanakan pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan, penting untuk memastikan
bahwa semua masyarakat mempunyai kesempatan yang sama. Terakhir, faktor politik dan
administratif dapat menjadi kendala. Birokrasi, korupsi dan sikap apatis dapat melemahkan
upaya untuk menjaga akuntabilitas masyarakat terhadap pendidikan. Proses pengambilan
keputusan yang tidak jelas dapat merugikan masyarakat dan menghambat partisipasinya.

Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut pemerintah dan lembaga terkait harus


fokus pada peningkatan akses pendidikan, termasuk membangun fasilitas pendidikan yang
lebih baik dan membantu keluarga miskin. Selain itu, perlu juga dilakukan upaya untuk
menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan. Seringkali, budaya dan norma sosial
menjadi penghambat motivasi anak untuk belajar. Program penyadaran dan penyadaran yang
efektif diperlukan agar masyarakat memahami dampak positif pendidikan bagi masa depan
mereka. Serta, perlunya dilakukan pelatihan dan pengembangan terhadap guru, penyesuaian
kurikulum sekolah untuk memastikan pendidikan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan yang terjadi saat ini.

Pemberdayaan masyarakat juga mencakup partisipasi dalam pengambilan keputusan


terkait pendidikan. Namun, masyarakat sering kali kurang memiliki pengetahuan atau
keterampilan untuk berpartisipasi. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan keterampilan
literasi dan kepemimpinan di masyarakat, sehingga dapat berperan penting dalam
pengembangan dan pengelolaan sistem pendidikan. Untuk mengatasi kendala tersebut,
kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan dan masyarakat sangat penting.
Membangun kemitraan yang kuat dan berkelanjutan dapat membantu menciptakan lingkungan
pembelajaran yang inklusif, kompetitif, dan berkelanjutan. Menyadari pentingnya dukungan
masyarakat dalam pendidikan harus menjadi pusat upaya untuk menciptakan perubahan positif
dalam sistem pendidikan dan masyarakat secara keseluruhan.

V. Implementasi Prinsip Pemberdayaan Masyarakat


dalam Era Digital
1.Virtual Reality
Teknologi yang satu ini terbukti canggih karena mampu menghadirkan dunia nyata ke dalam
imajinasi. Dalam memanfaatkan virtual reality, maka siswa bisa berimajinasi seperti halnya
melihat kehidupan di dunia nyata.
2. Augmented Reality
Media pembelajaran digital selanjutnya yaitu augmented reality. Metode pembelajaran satu ini
berupa teknologi yang mampu menyatukan lingkungan dua dimensi ataupun tiga dimensi ke
dalam satu tempat.
Konsep Merdeka Belajar merupakan inovasi dalam sistem pendidikan di Indonesia yang dibuat
oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek)
Indonesia.
Konsep Merdeka Belajar, konsep bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada siswa dalam
menentukan jalur belajar yang sesuai dengan minat dan bakat mereka, sehingga siswa dapat
lebih berkembang secara optimal dan meraih prestasi yang lebih baik.
Untuk dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar, perlu dikaji bahwa siswa harus memiliki
keteladanan sehingga mampu menghargai guru yang sedang mengajar di depan kelas.
Beberapa hal penting yang harus selalu dikomunikasikan, diantaranya :
a) Membangun religiusitas dengan membuat peserta didik merasa nyaman dengan nilai-nilai
kebenaran dan ketauhidan, dan keagamaan
b) Membantu peserta didik memahami perubahan yang mereka jalani dan menawarkan
alternatif solusi untuk menghadapinya
c) Menceritakan kisah inspiratif yang memotivasi peserta didik untuk lebih peduli pada diri
mereka sendiri dan orang di sekitar untuk meningkatkan empati dan motivasi untuk berprestasi
serta berkontribusi.

VI. Kesimpulan
Pendidikan harus mengupayakan hasil yang optimal dengan berpegang pada prinsip-prinsip
tertentu, seperti humanisme dan kesetaraan. Pemberdayaan masyarakat dalam pendidikan
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, kekuatan, dan partisipasi masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat menekankan pada prinsip-prinsip seperti kesetaraan, partisipasi,
kemandirian, kemitraan, dan keberlanjutan. Prinsip-prinsip ini dapat diterapkan dalam berbagai
aspek pendidikan, termasuk pengembangan kurikulum, program pengajaran, dan manajemen
lembaga pendidikan. Dalam hal ini kita juga menyoroti tantangan dalam menerapkan
pemberdayaan masyarakat, seperti kurangnya infrastruktur, pelatihan guru yang tidak
memadai, hambatan budaya dan sosial, serta faktor politik dan administratif. Ini menunjukkan
bahwa meningkatkan akses ke pendidikan, meningkatkan kesadaran tentang pentingnya
pendidikan, meningkatkan partisipasi masyarakat, dan membangun kemitraan yang kuat dapat
membantu mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Selain itu, implementasi pemberdayaan
masyarakat di era digital melalui metode seperti virtual reality dan augmented reality.
Pentingnya pemberdayaan masyarakat di dalam bidang pendidikan ini sangat diperlukan karena
melihat situasi dan belum ratanya sistem pendidikan sekolah-sekolah yang ada di Indonesia.
Maka dari itu, kita perlu membuat rancangan pendidikan yang dapat menunjang dan
mendorong agar sistem pendidikan di Indonesia lebih baik lagi dengan cara membuat
kurikulum yang sesuai dengan kemajuan zaman dan mengetahui kapasitas dan cara belajar dari
masing-masing peserta didik dengan begitu kita bisa memperbaiki sistem pendidikan dan
kualitas pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik dan sumber daya manusia di Indonesia
dapat terbentuk menjadi sumber daya yang unggul dan cerdas dalam hal apapun.
Referensi

Haris, A. 2014. Memahami Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat. Makassar: Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat. Vol XIII, No. 02.

Rohmah, N. 2019. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Lembaga Sosial dan Pendidikan. Jurnal Pendidikan
Nonformal, Vol 14.

https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pemberdayaan+masyarakat+dalam+pendidikan&oq=#d=gs_qabs&t=16992418
62721&u=%23p%3D3LTNS1amzYAJ, diakses pada tanggal 6 November 2023 pukul 09.00 WIB.

https://aceh.tribunnews.com/amp/2023/04/17/konsep-merdeka-belajar-di-era-digital, diakses
pada tanggal 6 November 2023 pukul 20.30 WIB
https://www.kompasiana.com/amp/rifa00505/63cc1c1f08a8b536a41dfef4/dedikasi-guru-
berkompetensi-kreatif-dan-inovatif-di-era-digital-bagaimana-implementasinya-saat-
pembelajaran, diakses pada tanggal 6 November 2023 pukul 19.50 WIB

Anda mungkin juga menyukai