Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PERAN MASYARAKAT
DALAM MANAJEMEN
PENDIDIKAN ISLAM Resna Rahmadani
22.861.300.29
Pendahuluan

Pendidikan dan masyarakat saling keterkaitan, untuk mengembangkan pendidikan diperlukan partisipasi
dari masyarakat. Masyarakat dalam konteks ini berperan sebagai subjek atau pelaku pendidikan, tanpa
adanya kesadaran masyarakat akan pendidikan, maka negara tidak akan berkembang, kita akan tergantung
pada orang atau negara lain yang jauh lebih berkembang dari kita, maka dari itu peranan masyarakat
terhadap pendidikan sangat berpengaruh untuk perkembangan wilayah atau negaranya sendiri, melalui
pendidikan masyarakat dapat memperoleh ilmu yang dapat ia manfaatkan di dalam kehidupan untuk
kesejahteraan bersama.
LANDASAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Diantara dasar-dasar yang menjadi landasan peranan


masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan
islam adalah:
1. Tanggung jawab individu Masyarakat
2. UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tentang peran
serta masyarakat dalam dunia pendidikan. Pasal 54 dan 56 Undang Undang Nomor 20
Tahun 2003 menyatakan bahwa:
a. Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok,
keluarga, organisasi profesi pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan.
b. Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil
pendidikan.
c. Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi
perencanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan dan
komite sekolah/madrasah.
d. Dewan Pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan
mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan
tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada tingkat nasional, provinsi
dan kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan hirarkhie.
e. Komite sekolah/madrasah, sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam
peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan
tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
Bentuk-bentuk Peran Serta
Masyarakat Dalam Pendidikan

Dalam Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 1992 BAB III pasal 4 peran serta /
partisipasi masyarakat dapat berbentuk:
1. Pendirian dan penyelenggaraan satuan pendidikan pada jalur pendidikan
sekolah atau jalur pendidikan luar sekolah, pada semua jenis pendidikan
kecuali pendidikan kedinasan, dan pada semua jenjang pendidikan di jalur
pendidikan sekolah;
2. Pengadaan dan pemberian bantuan tenaga kependidikan untuk
melaksanakan atau membantu melaksanakan pengajaran, pembimbingan
dan/atau pelatihan peserta didik;
3. Pengadaan dan pemberian bantuan tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan
kegiatan belajar-mengajar dan/atau penelitian dan pengembangan;
4. Pengadaan dan pemberian bantuan tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan
kegiatan belajar-mengajar dan/atau penelitian dan pengembangan;
5. Pengadaan dana dan pemberian bantuan yang dapat berupa wakaf, hibah,
sumbangan, pinjaman, beasiswa, dan bentuk lain yang sejenis;
6.Pengadaan dan pemberian bantuan ruangan, gedung, dan tanah untuk melaksanakan
kegiatan belajar-mengajar;
7.Pengadaan dan pemberian bantuan buku pelajaran dan peralatan pendidikan untuk
melaksanakan kegiatan belajar-mengajar;
8.Pemberian kesempatan untuk magang dan/atau latihan kerja;
9.Pemberian bantuan manajemen bagi penyelenggaraan satuan pendidikan dan
pengembangan pendidikan nasional;
10.Pemberian pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan penentuan kebijaksanaan
dan/atau penyelenggaraan pengembangan Pendidikan;
11. Pemberian bantuan dan kerjasama dalam kegiatan penelitian dan pengembangan;
12.Keikutsertaan dalam program pendidikan dan/atau penelitian yang diselenggarakan oleh
Pemerintah di dalam dan/atau di luar negeri.

Dengan demikian, partisipasi menuntut adanya pemahaman yang sama atau objektivasi dari
sekolah dan orang tua dalam tujuan sekolah. Artinya, tidak cukup dipahami oleh sekolah
bahwa partisipasi sebagai bagian yang penting bagi keberhasilan sekolah dalam
meningkatkan mutu, karena tujuan mutu menjadi sulit diperoleh jika pemahaman dalam
dunia intersubjektif (siswa, orang tua, dan guru) menunjukkan kesenjangann pengetahuan
tentang mutu.
Tujuan partisipasi juga memberi peluang secara luas peran masyarakat dalam bidang
pendidikan ini sekaligus menunjukkan bahwa Negara bukan satu-satunya penyelenggara
pendidikan.
Bentuk partisipatif yaitu dalam Manajemen
Berbasis Sekolah, partisipasi orang tua dalam
program mutu, komite sekolah, pembiayaan
sekolah, mengatasi problem anak, partisipasi
dalam disiplin sekolah, partisipasi edukatif dalam
perspektif siswa dan partisipasi guru dalam
resiliensi sekolah. Bentuk-bentuk partisipasi yang
terjadi pada satuan pendidikan dan masalah yang
dihadapi oleh sekolah yang secara umum
dideskripsikan sebagai berikut:
Hambatan Dalam Mengikutsertakan Masyarakat Dalam
Pendidikan

Dari pihak pemerintah, kendala yang muncul dapat berupa:


1. Lemahnya komitmen politik para pengambil keputusan didaerah untuk secara
sungguh-sungguh melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan yang
menyangkut pelayanan public.
2. Lemahnya dukungan SDM yang dapat diandalkan untuk mengimplementasikan
strategi peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelayanan public.
3. Rendahnya kemampuan lembaga legislative dalam mengaktualisasikan
kepentingan masyarakat.
4. Lemahnya dukungan angggaran, karena kegiatan partisipasi public sering kali
hanya dilihat sebagai proyek, maka pemerintah tidak menjalankan dana secara
berkelanjutan.
Hambatan Dalam Mengikutsertakan Masyarakat Dalam
Pendidikan

Sedangkan pihak masyarakat, kendala partisipasi muncul karena beberapa hal,


antara lain:
1. Budaya paternalism yang dianut oleh masyarakat menyulitkan untuk melakukan
diskusi secara terbuka.
2. Apatisme karena selama ini masyarakat jarang dilibatkan dalam pembuatan
keputusan oleh pemerintah daerah.
3. Tidak adanya trust masyarakat kepada pemerintah.
Peran serta masyarakat di dalam pemberdayaan dan peningkatan pendidikan
keagamaan dapat disusun sebagai berikut;
Pertama; peningkatan dan peran serta terhadap masyarakat di dalam proses
pemberdayaan manajemenpendidikan yakni peningkatan dalam pengembangan
manajemen lebih accountable, dari dalam segi pendanaan maupun didalam
organisasi yang adadalam pendidikan itu sendiri.
Kedua, peningkatandan peran dalam masyarakat di dalam pengembangan
manajemen organisasi pendidikan yang berkualitas serta berkeunggulan, yang
terdapat pada saatnyaakan menjadikan perkembangan madrasah dan lembaga-
lembaga pendidikan Islam lainnya menjadi “centers of exellence “ yang
menghasilkan pendidik dengan berbagai berparadigma
keilmuan“komprehensif”, yakni pengetahuansecara umum dan
pengetahuankeagamaan, serta imtaq.
Ketiga; peningkatanperan di masyarakat di dalam mengatur pengelolaan
sumber belajar yang lain yang dapat pada kelompok masyarakat,sehingga
dengan system pendidikan keIslaman tidak terpisah, bahkan menjadi bagian
integral dari dalam masyarakat muslim secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai