Anda di halaman 1dari 10

NAMA : ALFIN YAHYA ALIM

NIM : 832422016

KELAS :A

JURUSAN : PENDIDIKAN KEPELATIHANA OLAHRAGA

UTS/UAS : PENGANTAR PENDIDIKAN

SOAL:

1. Pendidikan merupakan proses pemberdayaan dan pembudayaan manusia.


a.Bagaimana pendapat anda, berikan alasan secara teori maupun
praktis, dan apakah landasan hukumnya kemukakan (Tulis referensinya).

JAWABAN:
 Menurut Saya Pendidikan merupakan proses pemberdayaan dan pembudayaan
manusia yang penting. Alasan teoritisnya meliputi pengembangan potensi,
pemahaman mendalam, peningkatan kritis, dan pemberdayaan sosial. Alasan
praktisnya termasuk peningkatan kualitas hidup, inovasi dan pembangunan, serta
peningkatan kesadaran dan toleransi. Landasan hukum pendidikan berbeda di
setiap negara, termasuk di Indonesia.
 Para ahli pendidikan telah memberikan landasan filosofis dan teoritis yang
penting dalam pemahaman dan pengembangan pendidikan. Mereka menekankan
pentingnya pembelajaran aktif, kolaboratif, dan berpusat pada siswa untuk
mempromosikan pengembangan kognitif, sosial, dan emosional yang holistik.
(SUMBER:John Dewey, Lev Vygotsky, dan Jean Piaget).
2. Pendidikan dalam era refprmasi membangun masyarakat madani.
A) Apa arti masyarakat madani, apa saja ciri-ciri masyarakat madani (Tulis referensinya)
JAWABAN:
 Masyarakat Madani merujuk pada konsep masyarakat yang berlandaskan pada
prinsip-prinsip demokrasi, partisipasi aktif warga negara, supremasi hukum,
kebebasan sipil, dan persamaan hak.
 Ciri-ciri masyarakat madani dapat berbeda-beda menurut para ahli yang berbeda.
Namun, berikut adalah beberapa ciri umum yang sering dikaitkan dengan konsep
masyarakat madani:
a) Partisipasi aktif: Masyarakat madani melibatkan partisipasi aktif warga negara
dalam proses pengambilan keputusan dan pembangunan masyarakat.
Partisipasi ini dapat dilakukan melalui mekanisme demokrasi, seperti
pemilihan umum, debat terbuka, konsultasi publik, dan organisasi masyarakat
sipil.
b) Kehidupan berdasarkan hukum: Masyarakat madani diatur oleh supremasi
hukum, di mana hukum menjadi landasan utama dalam mengatur tindakan
dan hubungan antarwarga. Hukum dianggap adil, objektif, dan berlaku untuk
semua warga negara tanpa pandang bulu.
c) Kebebasan sipil: Masyarakat madani menjamin kebebasan individu dalam
menyampaikan pendapat, mengemukakan ide, beragama, berserikat, dan
berorganisasi tanpa ada tekanan atau intimidasi dari pihak lain atau
pemerintah.
d) Keterbukaan dan inklusivitas: Masyarakat madani mendorong keterbukaan
dalam mengakomodasi keragaman pendapat, suku, agama, dan budaya.
Semua warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan
mendapatkan akses yang adil terhadap sumber daya dan kehidupan
masyarakat.
e) Akuntabilitas dan transparansi: Masyarakat madani menuntut akuntabilitas
dari pemerintah dan lembaga publik. Pemerintah harus bertanggung jawab
kepada warga negara dan menjalankan tugasnya secara transparan, tanpa
korupsi, nepotisme, atau penyalahgunaan kekuasaan.
f) Keadilan sosial: Masyarakat madani menekankan pentingnya keadilan sosial
dan pemerataan dalam distribusi sumber daya. Tidak ada diskriminasi
berdasarkan suku, agama, gender, atau faktor lainnya, dan semua warga
negara memiliki kesempatan yang adil untuk mencapai kesejahteraan.
(Abdurrahman Wahid.)
3. Berikut ini merupakan tantangan internal pendidikan di Indonesia
(1) masalah kesatuan bangsa,
(2) demokratisasi,
(3) desentralisasi Pendidikan
(4) peningkatan kualitas (mutu) pendidikan. Jelaskan secara rinci satu persatu
tantangan tersebut, bagaimana solusinya. (Tulis referensinya)
JAWABAN:
 Masalah Kesatuan Bangsa.
Rasa kesatuan bangsa melalui pendidikan tampaknya gagal. Tidak mungkin
peserta didik dituntut melaksanakan nilai-nilai moral sementara dia melihat
dengan mata kasat penyelewengan-penyelewengan moral tanpa ditindak yang
dilakukan oleh pemerintah dan para penegak hukum baik di lingkungan
masyarakat, bangsa, dan negara. Pemerintah dan pemimpin yang korup tentunya
tidak dapat mengharapkan para peserta didik melaksanakan nilai-nilai yang baik.
Apalagi ditambah dengan tidak adanya supremasi hukum sehingga para peserta
didik tidak dapat melihat dimana sebenarnya adanhya kepastian hukum.
Nilai-nilai kesatuan bangsa hanya dapat ditanamkan dan berbuah di dalam
proses pendidikan apabila peserta didik menghayati kesatuan antara apa yang
diajarkan dan apa yang diperbuat oleh para orang tua dan para pemimpin. Solusi
terbaik untuk mengatasi masalah kesatuan bangsa adalah dengan menanamkan
dan memiliki rasa bangga menjadi orang Indonesia. Rasa bangga menjadi orang
Indonesia berarti bangga dengan kebudayaan Indonesia.
 Demokratisasi
Kehidupan demokrasi adalah kehidupan yang menghargai akan potensi individu
yaitu individu yang berbeda dan individu yang mau hidup bersama.Dengan
demikian segala jenis homogenisasi masyarakat yaitu menyamaratakan anggota
masyarakat adalah bertentangan denga prinsip-prinsip hidup demokrasi.Termasuk
di dalamnya pengakuan terhadap hak asasi manusia.Dalam bidang pendidikan
semua warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan
yang baik, juga mempunyai kewajiban yang sama untuk membangun pendidikan
nasional yang berkualitas.
Demokrasi bukan hanya masalah prosedur atau susunan pemerintahan, tetapi
demokrasi adalah terutama merupakan nilai-nilai.Nilai-nilai tersebut tidak lain
ialah nilai-nilai yang mengakui akan kehormatan atau martabat manusia (human
dignity).Oleh sebab itu pula proses pendidikan nasional dapat dirumuskan sebagai
proses hominisasi dan proses humanisasi.Pendidikan bukan hanya sekedar
menghidupi peserta didik tetapi juga mengembangkannya sebagai manusia
(human being).Pendidikan nasional bukanlah bertujuan untuk melahirkan robot-
robot yang hanya menerima petunjuk dan restu dari atas, tetapi pendidikan yang
mengembangkan pribadi-pribadi yang kreatif, kritis, dan produktif
 Desentralisasi
Konsep dari desentralisasi ialah segala bentuk kehidupan di masyarakat
ditentukan oleh penguasa sehingga mengakibatkan kehidupan demokrasi tidak
berkembang. Konsekuensi dari kehidupan demokrasi ialah partisipasi dari rakyat.
Desentralisasi kekuasaan yang menitikberatkan kepada partisipasi rakyat banyak
memerlukan persiapan-persiapan yang matang antara lain tersedianyatenaga-
tenaga terampil dalam jumlah dan kualitas yang tinggi, pemberdayaan lembaga-
lembaga sosial (social institution) di daerah sebagai tempat partisipasi nyata dari
rakyat di dalam mengatur kehidupannya termasuk penyelenggaraan pendidikan
dan kebudayaan miliknya. Desentralisasi penyelenggaraan pendidikan dan
kebudayaan di daerah akan memberikan implikasi langsung di dalam penyusunan
dan penentuan kurikulum yang dewasa ini sangat sentralis dan sangat
memberatkan peserta didik. Itulah beberapa kesulitan desentralisasi.
Oleh sebab itu kunci pokok di dalam pelaksanaan desentralisasi ialah partisipasi
penuh anggota masyarakat (grass root). Hanya dengan demikian dapat
dikembangkan anggota masyarakat yang mandiri, yang dapat berprestasi bagi
kemajuan masyarakatnya yang lebih luas tingkat provinsi dan antar provinsi atau
masyarakat nasional.Hal ini secara teknis di bidang pendidikan dapat diatur
melalui penyusunan kurikulum nasional yang berisi petunjuk-petunjuk dasar saja,
kemudian diberikan isi yang nyata di dalam kurikulum yang dilaksanakan di
masing-masing daerah otonom.
 Peningkatan Kualitas (mutu)
Pendidikan Dari berbagai unsur penyelenggaraan pendidikan dapat diketahui
betapa sulitnya peningkatan kualitas pendidikan dengan sarana yuang terbatas,
dana pendidikan yang minim, penghargaan kepada profesi guru yang sangat
rendah, dan terbatasnya berbagai sarana penunjang pendidikan lainnya. Kunci
utama di dalam peningkatan kualitas pendidikan ialah mutu para gurunya.
Sehingga bukan hanya diperlukan suatu reformasi mendasar dari pendidikan guru
tetapi sejalan dengan penghargaan yang wajar terhadap profesi guru sebagaimana
di negara-negara industri maju lainnya. Hanya dengan peningkatan mutu serta
penghargaan yang layak terhadap profesi guru dapat dibangun suatu sistem
pendidikan yang menunjang lahirnya masyarakat demokrasi, masyarakat yang
berdisiplin, masyarakat yang bersatu penuh toleransi dan penuh pengertian, serta
yang dapat bekerjasama.(SUMBER : Jurnal.untan.ac.id)
4. Pendidikan sebagai suatu sistem dituntut pengelolaan (manajemen) yang
baik melalui peningkatan manajemen mutu.Berikan penjelasan mengapa pendidikan
sistem dikatakan sebagai suatu sistem, dari segi. “proses” ada banyak faktor yang perlu
diketahui (difahami) oleh pengelola pendidikan dalam upaya manajemen mutu.
Kemukakan faktor-faktor tersebut. (Tulis referensinya)
JAWABAN:
 Pendidikan sebagai suatu sistem dapat dikatakan demikian karena melibatkan
berbagai komponen dan proses yang saling terkait dan saling memengaruhi.
Sistem pendidikan terdiri dari berbagai elemen seperti siswa, guru, kurikulum,
metode pengajaran, sarana dan prasarana, serta kebijakan pendidikan. Setiap
elemen tersebut memiliki peran dan fungsi tertentu dalam mencapai tujuan
pendidikan yang diinginkan. Salah satu aspek penting dalam pengelolaan
pendidikan adalah manajemen mutu. Manajemen mutu pendidikan bertujuan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan mengelola dan memperbaiki
proses-proses yang ada di dalam sistem pendidikan. Dalam upaya tersebut,
terdapat beberapa faktor yang perlu diketahui dan dipahami oleh pengelola
pendidikan, antara lain:
a) Standar Mutu Pendidikan: Pengelola pendidikan perlu memahami standar
mutu pendidikan yang berlaku di negara atau wilayah mereka. Standar mutu
ini mencakup indikator-indikator yang digunakan untuk menilai kualitas
pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil.
b) Penilaian dan Evaluasi: Pengelola pendidikan perlu memahami teknik dan
metode penilaian serta evaluasi yang efektif untuk mengukur dan memonitor
mutu pendidikan. Ini meliputi penggunaan instrumen penilaian yang valid dan
reliabel, pengumpulan data yang akurat, dan analisis yang komprehensif
c) Peningkatan Kompetensi Guru: Guru memiliki peran sentral dalam
pendidikan. Pengelola pendidikan perlu memperhatikan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap peningkatan kompetensi guru, seperti pelatihan dan
pengembangan profesional yang relevan, dukungan dalam penggunaan
metode pembelajaran yang inovatif, dan pengakuan terhadap kinerja yang
baik.
d) Keterlibatan Stakeholder: Pendidikan melibatkan berbagai stakeholder,
termasuk siswa, orang tua, masyarakat, dan lembaga pendidikan lainnya.
Pengelola pendidikan perlu memahami pentingnya keterlibatan aktif semua
pihak tersebut dalam mengelola dan meningkatkan mutu pendidikan.
e) Manajemen Sumber Daya: Pengelola pendidikan perlu mengelola sumber
daya yang ada, baik itu sumber daya manusia, anggaran, sarana dan prasarana,
maupun teknologi pendidikan. Penggunaan sumber daya yang efektif dan
efisien akan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.(SUMBER: Bush,
T., & Bell, L. (2015). The principles of educational leadership & management.
SAGE Publications.)
5. Guru dituntut profesional dal;am jabatan/tugasnya. Anda kemukakan ciri atau
persyaratan guru yang dikatakan profesional (boleh dari pendapat para ahli,
dari hasil penelitian Diknas, dari NEA (Nation Education Assosiation) atau
dari buku-buku lain) (Tulis referensinya)
JAWABAN:
 Seorang guru yang dikatakan profesional memiliki beberapa ciri atau persyaratan
yang dapat diidentifikasi berdasarkan pendapat para ahli, hasil penelitian dari
Departemen Pendidikan Nasional, atau dari National Education Association
(NEA). Berikut adalah beberapa ciri atau persyaratan tersebut:
a) Kualifikasi akademik dan sertifikasi: Seorang guru profesional harus memiliki
kualifikasi akademik yang memadai dalam bidang pendidikan. Mereka harus
memiliki gelar sarjana pendidikan atau bidang terkait, serta sertifikasi atau
lisensi yang diperlukan untuk mengajar dalam yurisdiksi mereka.(Referensi:
Departemen Pendidikan Nasional (2008). Pedoman Standar Nasional
Pendidikan)
b) Pengetahuan mendalam tentang subjek yang diajarkan: Seorang guru
profesional harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang subjek yang
diajarkan. Mereka harus memiliki pengetahuan terkini dan mendalam dalam
disiplin ilmu yang mereka ajarkan, serta mampu mengintegrasikan
pengetahuan ini dalam pembelajaran mereka.(Referensi: Shulman, L. S.
(1986). Those who understand: Knowledge growth in teaching)
c) Keterampilan pedagogis: Seorang guru profesional harus memiliki
keterampilan pedagogis yang efektif. Mereka harus mampu merencanakan
dan menyampaikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa,
menggunakan strategi pengajaran yang efektif, mengelola kelas dengan baik,
dan memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa.(Referensi:
Darling-Hammond, L. (2017). Teacher education around the world: What can
we learn from international practice).
d) Kemampuan mengelola kelas: Seorang guru profesional harus memiliki
kemampuan untuk mengelola kelas dengan efektif. Mereka harus mampu
menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif, menjaga disiplin,
dan mendorong partisipasi aktif dari semua siswa.(Referensi: Emmer, E. T., &
Stough, L. M. (2001). Classroom management: A critical part of educational
psychology, with implications for teacher education)
e) Keterlibatan dalam pengembangan profesional: Seorang guru profesional
harus terlibat dalam pengembangan profesional yang berkelanjutan. Mereka
harus selalu mencari kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan mereka melalui kegiatan seperti pelatihan, workshop, membaca
jurnal pendidikan, atau berpartisipasi dalam komunitas pembelajaran
profesional. (Referensi: National Education Association (NEA) (2019). Guide
to Professional Growth).
f) Etika profesional: Seorang guru profesional harus memiliki etika profesional
yang tinggi. Mereka harus menghormati hak-hak siswa, menjaga kerahasiaan
informasi pribadi siswa, dan bertindak dengan integritas dan kejujuran dalam
hubungan dengan siswa, rekan kerja, dan orang tua siswa. Referensi: National
Education Association (NEA) (2020). Code of Ethics.
6. Unsur-unsur pendidikan terdiri dari peserta didik, pendidik, interaksi edukatif antara peserta didik
dan pendidik, materi/ isi pendidikan (kurikulum), konteks yang mempengaruhi pendidikan, alat
dan metode, perbuatan pendidik, dan evaluasi dan tujuan pendidikan. Uraikan dan antara unsur
yang satu dengan yang lainnya (Tulis referensinya)
JAWABAN:
 Unsur-unsur pendidikan yang disebutkan terdiri dari:
a) Peserta Didik: Merujuk pada individu atau kelompok yang sedang menjalani
proses pendidikan. Mereka adalah penerima langsung dari pendidikan dan
berperan aktif dalam pembelajaran. Peserta didik dapat mencakup siswa,
mahasiswa, atau individu yang mengikuti program pendidikan formal atau
nonformal
b) Pendidik: Merupakan individu atau kelompok yang bertanggung jawab dalam
memberikan instruksi, membimbing, dan memfasilitasi proses pembelajaran
peserta didik. Pendidik dapat mencakup guru, dosen, pelatih, mentor, atau
fasilitator pendidikan lainnya.
c) Interaksi Edukatif antara Peserta Didik dan Pendik: Merupakan hubungan
timbal balik antara peserta didik dan pendidik yang melibatkan proses transfer
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai. Interaksi ini dapat terjadi dalam
bentuk diskusi, tanya jawab, pemberian umpan balik, serta kegiatan
kolaboratif lainnya.
d) Materi/Isi Pendidikan (Kurikulum): Merupakan konten atau bahan ajar yang
disampaikan kepada peserta didik. Kurikulum mencakup komponen
pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan sikap yang ingin dicapai melalui
proses pendidikan. Kurikulum dapat dirujuk dari kurikulum nasional,
kurikulum sekolah, atau kurikulum khusus untuk program pendidikan tertentu.
e) Konteks yang Mempengaruhi Pendidikan: Merupakan faktor-faktor eksternal
yang mempengaruhi proses pendidikan, seperti budaya, sosial, ekonomi,
politik, dan lingkungan fisik. Konteks ini dapat memengaruhi kebijakan
pendidikan, praktik pengajaran, dan persepsi terhadap pendidikan.
f) Alat dan Metode: Merupakan teknik, strategi, atau media yang digunakan
dalam proses pembelajaran. Alat dan metode pendidikan mencakup
penggunaan buku teks, media audiovisual, teknologi informasi dan
komunikasi (TIK), percobaan laboratorium, permainan pendidikan, dan
berbagai pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik.
g) Perbuatan Pendidik: Merujuk pada tindakan, perilaku, dan praktik yang
dilakukan oleh pendidik dalam membimbing dan mendukung peserta didik.
Perbuatan pendidik mencakup penyampaian materi, pengelolaan kelas,
pengawasan, pemberian umpan balik, dan interaksi sosial dengan peserta
didik.
h) Evaluasi dan Tujuan Pendidikan: Evaluasi merupakan proses untuk mengukur
kemajuan, pencapaian, dan pemahaman peserta didik. Tujuan pendidikan
merujuk pada hasil yang ingin dicapai dalam proses pendidikan. Evaluasi dan
tujuan pendidikan saling terkait, di mana hasil evaluasi dapat digunakan untuk
mengevaluasi pencapaian tujuan pendidikan dan menginformasikan proses
pembelajaran selanjutnya.(SUMBER: Muslich, M)
7. Sistem pendidikan terdiri dari beberapa komponen yang terdiri dari input, prosess, output,
enviromental, dan, outcomes. Komponen-komponen tersebut mempunyai fungsi tertentu yang
menjalankan sebuah fungsi struktur mencapai tujuan sistem tersebut.Hubungkan semua sisten
pendidikan secara lengkap (Tulis referensinya).
JAWABAN:
 Input (Masukan):
Komponen input dalam sistem pendidikan mencakup semua faktor dan sumber
daya yang memasuki sistem untuk mendukung proses pembelajaran. Ini termasuk
siswa, guru, kurikulum, bahan ajar, teknologi pendidikan, dan lingkungan
pembelajaran. Input ini berperan dalam menyediakan fondasi untuk proses
pendidikan.(Referensi:UNESCO. (2004). Education for All Global Monitoring
Report 2003/4: Gender and Education for All - The Leap to Equality. United
Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).
 Process (Proses):
Komponen proses dalam sistem pendidikan melibatkan interaksi antara guru,
siswa, dan bahan ajar dalam lingkungan pembelajaran. Proses ini meliputi metode
pengajaran, strategi pembelajaran, penilaian, dan interaksi sosial dalam kelas.
Tujuan utama dari komponen ini adalah untuk mendorong pemahaman dan
perkembangan siswa.(Referensi:Ormrod, J. E. (2016). Educational Psychology:
Developing Learners. Pearson).
 Output (Keluaran):
Komponen output dalam sistem pendidikan adalah hasil atau produk dari proses
pembelajaran. Ini mencakup prestasi akademik siswa, pengembangan
keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang diperoleh selama proses pendidikan.
Keluaran ini mencerminkan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai.
(Referensi:Creemers, B. P., & Kyriakides, L. (2010). Improving Quality in
Education: Dynamic Approaches to School Improvement. Routledge)
 Environment (Lingkungan):
Komponen lingkungan dalam sistem pendidikan merujuk pada semua faktor
eksternal yang mempengaruhi proses pembelajaran. Ini mencakup faktor sosial,
budaya, politik, ekonomi, dan fisik yang ada di sekitar siswa dan sekolah.
Lingkungan ini dapat berdampak pada efektivitas dan kualitas pendidikan.
(Referensi:Barron, B. (2006). Interest and self-sustained learning as catalysts of
development: A learning ecology perspective. Human Development, 49(4), 193-
224).
 Outcomes (Hasil):
Komponen hasil dalam sistem pendidikan adalah tujuan akhir dari proses
pendidikan. Ini mencakup prestasi akademik siswa, kesiapan karir, pengembangan
kepribadian, keterampilan sosial, dan kontribusi positif terhadap masyarakat.
Hasil ini menunjukkan dampak jangka panjang dari pendidikan terhadap individu
dan masyarakat.(Referensi:Hanushek, E. A., & Woessmann, L. (2015). The
Knowledge Capital of Nations: Education and the Economics of Growth. MIT
Press).
8. Aliran pendidikan adalah pemikiran- pemikiran yang membawa pembaharuan dalam
dunia pendidikan pemikiran tersebut berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan,
yakni pemikiran-pemikiran terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh
pemikir berikutnya, sehingga timbul pemikiran yang baru.
a.Apa yang dimaksud dengan aliran pendidikan modern?.Apa saja aliran pendidikan yang
berkembang di Indonesia? (Tulis referensinya).
JAWABAN:
 Aliran pendidikan modern merujuk pada sekelompok pemikiran dan pendekatan
yang muncul dalam konteks pendidikan pada abad ke-20 dan ke-21. Aliran-aliran
ini umumnya menggabungkan gagasan dan konsep-konsep baru yang
mencerminkan perkembangan sosial, budaya, dan teknologi di era modern.
Tujuan utama dari aliran pendidikan modern adalah meningkatkan efektivitas dan
relevansi proses pendidikan serta mempersiapkan siswa untuk menghadapi
tuntutan zaman yang terus berubah. Di Indonesia, beberapa aliran pendidikan
yang berkembang meliputi:
a) Aliran Pendidikan Progresivisme: Aliran ini menekankan pentingnya
pembelajaran yang aktif, kolaboratif, dan relevan dengan kehidupan nyata
siswa. Pemikiran progresivisme muncul dari pemikiran John Dewey, yang
menganggap pendidikan harus fokus pada pengalaman nyata dan penerapan
praktis pengetahuan.(Referensi: Dewey, J. (1916). Democracy and Education.
The Free Press.)
b) Aliran Pendidikan Konstruktivisme: Aliran ini menekankan pada peran aktif
siswa dalam konstruksi pengetahuan dan pemahaman mereka sendiri.
Pemikiran konstruktivisme muncul dari karya-karya Jean Piaget dan Lev
Vygotsky, yang menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses aktif di mana
siswa membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan dan
rekan sebaya.(Referensi: Piaget, J. (1977). The Development of Thought:
Equilibration of Cognitive Structures. Viking Press).
c) Aliran Pendidikan Humanistik: Aliran ini menekankan pada perkembangan
pribadi dan potensi siswa secara menyeluruh. Pemikiran humanistik berakar
dari pemikiran Carl Rogers dan Abraham Maslow, yang menekankan
pentingnya hubungan antara guru dan siswa, penghargaan terhadap keunikan
individu, dan penekanan pada kebutuhan psikologis dan emosional siswa.
(Referensi: Maslow, A. H. (1970). Motivation and Personality. Harper &
Row).
d) Aliran Pendidikan Kritis: Aliran ini menekankan pada pemahaman kritis
terhadap realitas sosial dan kritis terhadap ketidakadilan serta ketimpangan
dalam pendidikan dan masyarakat. Pemikiran kritis pendidikan muncul dari
pemikiran Paulo Freire, yang memperjuangkan pendidikan sebagai alat
pembebasan dan pemberdayaan.(Referensi: Freire, P. (1970).
9. .Masalah apa yang sulit diatasi bangsa Indonesia dibidang pendidikan? Apa saja yang
perlu ditingkatkan dari pendidikan di Indonesia? (Tulis referensinya).
JAWABAN:
 Masalah yang sulit diatasi oleh bangsa Indonesia dalam bidang pendidikan antara
lain:
a) Ketimpangan Pendidikan: Ketimpangan pendidikan masih menjadi masalah
serius di Indonesia. Ada kesenjangan yang signifikan antara pendidikan di
daerah perkotaan dan pedesaan, serta antara pulau-pulau yang berbeda. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan infrastruktur, ketersediaan fasilitas pendidikan,
dan kurangnya aksesibilitas terhadap pendidikan berkualitas.
b) Kualitas Guru: Kualitas guru di Indonesia masih menjadi tantangan utama.
Meskipun telah ada upaya untuk meningkatkan kualifikasi guru, masih
terdapat kesenjangan dalam pengetahuan dan keterampilan antara guru di
daerah perkotaan dan pedesaan. Dibutuhkan program pelatihan dan
pengembangan profesional yang berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas
guru di seluruh negeri.
c) Kurikulum yang Tidak Relevan: Kurikulum pendidikan di Indonesia sering
kali dianggap tidak relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan perkembangan
global. Terdapat kebutuhan yang mendesak untuk memperbarui kurikulum
agar lebih menekankan pada keterampilan abad ke-21, seperti keterampilan
komunikasi, pemecahan masalah, kreativitas, dan pemikiran kritis.
d) Keterbatasan Sumber Daya: Banyak sekolah di Indonesia menghadapi
keterbatasan sumber daya yang signifikan, termasuk fasilitas fisik yang
kurang memadai, buku teks yang terbatas, dan teknologi pendidikan yang
terbatas. Hal ini mempengaruhi pengalaman belajar siswa dan kesempatan
mereka untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
e) Rendahnya Tingkat Partisipasi: Masih terdapat sejumlah besar anak-anak di
Indonesia yang tidak mengenyam pendidikan formal. Faktor-faktor seperti
kemiskinan, jarak geografis, budaya, dan peran gender masih menjadi kendala
dalam meningkatkan tingkat partisipasi pendidikan di seluruh negara.
 Untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia, beberapa hal yang perlu
ditingkatkan antara lain:
a) Investasi dalam Infrastruktur Pendidikan: Pemerintah perlu meningkatkan
investasi dalam infrastruktur pendidikan, termasuk pembangunan sekolah
yang memadai, laboratorium, perpustakaan, dan akses internet yang
terjangkau. Ini akan meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif bagi
siswa dan guru.
b) Pelatihan dan Pengembangan Guru: Diperlukan program pelatihan dan
pengembangan profesional yang berkelanjutan bagi guru. Hal ini akan
membantu meningkatkan kualitas pengajaran dan membekali guru dengan
keterampilan baru yang relevan
c) Revisi Kurikulum: Perlu dilakukan revisi kurikulum untuk memastikan bahwa
itu relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan perkembangan global.
Kurikulum harus mencakup keterampilan abad ke-21 dan memberikan
penekanan pada pemecahan masalah, kreativitas, pemikiran kritis, dan
kerjasama.(SUMBER: Kemendikbud. (2020). Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.)
10. Kampus Merdeka merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar oleh Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang berbasis digital
A. Bagaimana pendapat anda terhadap merdeka belajar menurut Ki Hadjar Dewantara
B. Apa saja komponen komponen merdeka belalajar uraikan satu persatu (Tulis
referensinya).
JAWABAN:
 Menurut Saya Pendapat Ki Hadjar Dewantara terhadap Merdeka Belajar adalah
positif, karena ia mendorong kebebasan belajar dan pengembangan diri siswa.
(Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. (2020). Panduan Merdeka Belajar di
Perguruan Tinggi. Jakarta).
 Komponen-komponen Merdeka Belajar dalam Kampus Merdeka adalah
fleksibilitas kurikulum, pengakuan pembelajaran sebelumnya, dan pembelajaran
seumur hidup.(SUMBER: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia. (2020). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik).

Anda mungkin juga menyukai