Anda di halaman 1dari 3

Resume Materi Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen : VIVI PUSPITA SARI, S.Ip, M. Pd

Nama : Tio Rahma Yandaka


Kelas : SI9
No BP : 22101152610455

A . Istilah dan definisi kewarganegaraan


Secara umum Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai program yang
memuat bahasan tentang masalah kebangsaan, negara, demokrasi, HAM, dan
masyarakat madani yang menerapkan prinsip pendidikan yang demokratis dan
humanistik. Kewarganegaraan biasa juga disebut dengan “adat”( Keseluruhan
hukum dan tradisi yang amat tua).
Berikut beberapa definisi kewarganegaraan menurut para ahli :
1. Zamroni : Pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan
warga negara berfikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas
menanamkan kesadaran kepada generasi baru.
2. Merphin Panjaitan : Pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mendidik
generasi muda menjadi warga negara yang demokratis, partisipatif melalui
pendidikan yang dialogal.
3. Soedijarto : Pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta
didik untuk menjadi warga negara yang secara politik dewasa dan ikut serta
membangun sistem politik yang demokratis.

B . Kompetensi dasar dan Tujuan kewarganegaraan


-) Kompetensi dasar
1. Kecakapan dan kemampuan penguasaan pendidikan kewarganegaraan
(Civic Knowledge), demokrasi, HAM, masyarakat madani.
2. Kecakapan dan kemampuan sikap (civic disposition), pengakuan
kesetaraan,toleransi, kebersamaan.
3. Kecakapan dan kemampuan mengartikulasikan ketrampilan
kewarganegaraan (civic skiil), partisipasi, proses pembuatan keputusan
-) Tujuan kewarganegaraan
1. Membentuk kecakapan kritis yang bertanggug jawab dalam kehidupan
politik baik ditingkat lokal, nasional, regional dan global
2. Menjadikan warga negara yang baik dan mampu menjaga persatuan
3. Menghasilkan mahasiswa yang berfikir kritis dan bertindak demokratis
4. Mampu mengembangkan kurtur demokrasi
5. Membentuk mahasiswa sebagai warga negara yang baik dan bertanggung
jawab

C . Ruang lingkup kewarganegaraan


Meliputi :
1. Persatuan dan kesatuan bangsa
2. Norma,hukum dan peraturan
3. HAM
4. Kebutuhan warga negara
5. Konstitusi negara
6. Kekuasaan dan politik
7. Ideologi Pancasila
8. Globalisasi

D . Orientasi Pendidikan kewarganegaraan


Dibagi menjadi 2 yaitu :
 Orientasi feodalistik : lembaga pendidikan merupakan tempat melatih dan
mempersiapkan genarasi di masa yang akan datang, yang mana guru/dosen
sebagai satu-satunya sumber ilmu, kebenaran dan informasi berperilaku
otoriter dan birokratis. Segi negatif orientasi ini peserta didik menjadi
manusia robot, tidak kreatif dan tidak demokratis/otoriter.
 Orientasi Humanistik : Mendidik manusia yang memiliki potensi dan
karakteristik yang berbeda-beda sehingga dalam orientasi ini manusia
dijadikan objek sekaligus subjek pembelajaran, sementara dosen diposisikan
sebagai fasilitator dan mitra dialog
Berikut beberapa keuntungan orientasi humanistic :
 Kreativitas tinggi
 Mandiri &toleransi tinggi
 Pengalaman belajar lebih bermakna (learning experience)
 Dapat menemukan jati diri (learning to be)
 Sadar & bertanggung jawab
 Sadar akan realitas keragaman
 Saling memerlukan
 Learning to live together : Belajar untuk hidup bersama dalam
menghadapi dunia yang penuh konflik dan banyaknya pelanggaran HAM

E . Urgensi Pendidikan kewarganegaraan dalam pembangunan demokrasi yang


beradab
 Mampu dijadikan sebagai salah satu instrumen pendidikan politik yang
mampu memberikan dukungan kapada masyarakat, terutama masyarakat
kampus melalui program pembelajaran yang mencerminkan adanya
rekonstruksi sosial, dengan cara demikian maka patologi sosial (penyakit
masyarakat) dapat dianalisis dan dicarikan jalan keluar/solusinya.
 Wahana dan instrumen untuk membangun efektifitas masyarakat bagi
tumbuhnya kultur demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara serta tumbuhnya masyarakat madani.
 Membangun kesadaran, kedewasaan, dan kemandirian serta pembebasan.
 Kebutuhan mendesak bagi bangsa dalam membangun demokrasi
berkeadaban

Alasan pembangunan demokrasi, yaitu :


o Meningkatkan gejala dan kecendrungan aturan politik, tidak melek politik.
o Pembentukan warga negara yang cerdas secara intelektual, emosional, dan
sosial.
o Melahirkan generasi muda dan masyarakat luas yang mengetahui tentang
pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan yang diperlikan dalam
mentransformasikan, mengaktualisasikan dan melestarikan demokrasi.

Anda mungkin juga menyukai