Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH
PEMBELAJARAN PKn di SD
MODUL 7 DAN 8

DISUSUN OLEH :
1. DYAH RINGGIT PRASASTI NIM. 857903195
2. ELIN NURFADILAH NIM. 857903339
3. ENI SETYOWATI NIM. 857903464
4. MEIRA RAHMAWATI NIM. 857903163

PROGRAM STUDI S1-PGSD BI 2019.1


FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN
POKJAR KABUPATEN GUNUNGKIDUL
UPBJJ YOGYAKARTA
UNIVERSITAS TERBUKA
RESUM MODUL 7
KONSEP dan PRAKTIK serta PENDIDIKAN DEMOKRASI
KEGIATAN BELAJAR 1
KONSEP DEMOKRASI
 Tujuan mata pelajaran PKn adalah hidup berdemokrasi
 Arah pembelajaran PKn adalah bagaimana nilai-nilai demokrasi dapat ditegakkan dan
dilaksanakan sehingga tercipta masyarakat madani ( sipil society ) yang dicita-citakan bangsa
Indonesia yang ditandai oleh sikap dan perilkau masyarakat yang demokratis.
 Demokrasi berasal dari Bahasa Inggris democracy. Dan berasal dari bahasa Yunani
demos ( rakyat ) dan kratos / kratein ( kekuasaan )
 Jadi secara etimologis demokrasi dapat diartikan rakyat berkuasa ( government or ruleby
the people “
 Beberapa pengertian / konsep demokrasi menurut tokoh :
1. The advanced Leaner’s Dictinonary of Current English ( Hornby, 1962) demokrasi
dalam sebuah negara dengan prinsip pemerintahannya yang ditandai oleh partisipasi warga
negara yang sudah dewasa ikut berpartisipasi dalam pemerintahannya menjamin
kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat, berserikat dan menegakkan rule of law
masyarakat yang mayoritas menghargai kelompok minoritas dan saling memberi perlakukan
yang sama.
2. Abraham Lincoln mengatakan bahwa demokrasi merupakan pelembagaan
( constitution ), kebebasan ( freedom ), dan nilai persamaan ( equal ) atau demokrasi adalah
pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.
3. Center for Indonesia Civic Education ( CICED) bekerjasama dengan Center for
Civic Education ( CCE) Calabasas USA menjelaskan bahwa demokrasi dipandang sebagi
kerangka berpikir dalam melakukan pengaturan urusan umum atas dasar prinsip dari, oleh
dan untuk rakyat yang diterima baik sebagi ide, norma, system social maupun sebagai
wawasan, sikap, perilaku individual yang secara konstektual diwujudkan, dipelihara dan
dikembangkan.
4. Winataputra ( 2001) menyimpulkan bahwa demokrasi dilihat dari sebagai konsep
yang bersifat multidimensional, secara filosofis demokrasi sebagai ide, norma, prinsip,
secara sosiologis sebagi system social dan ecara psikologis sebagai wawasan , sikap, dan
perilaku individu dalam hidup bermasyarakat.
5. Ahmad Sanusi ( 1998 ) mengatakan bahwa demokrasi memiliki 10 pilar
sebagaimana menurut UUD 1945 yaitu demokrasi yang berketuhanan Yang Maha Esa,
demokrasi dengan kecerdasan, demokrasi yang berkedaulatn rakyat, demokrasi dengan rule
of law, demokrasi dengan pembagian kekuasaan negara, demokrasi dengan hak Asai
Manusia, demokrasi dengan Pengadilan Yang Merdeka, demokrasi dengan otonomi Daerah,
demokrasi dengan kemakmuran, demokrasi yang berkeadilan social ) .
6. Torres ( 1998 : 145 – 146 ) demokrasi dapat dilihat dari 3 tradisi pemikiran politik
yaitu classical Aristotelian theory, medieval theory dan contemporary theory namun lebih
condong pada 2 aspek yaitu formal democracy dan substantive democracy ( protective
democracy, developmental democracy, equilibrium democracy, participatory democracy) .
artinya bahwa demokrasi disamping sebagai system pemerintahan , proses demokrasi
sebagai meliputi 4 hal yaitu mengutamakan kepentingan khalayak ( pasar ), manusia sebagai
makhluk memiliki potensi untuk mengembangkan kekuasaan dan kemmapuan,
memperhatikan keseimbangan antara partisipasi dan apatisme, untukmencapai partisipasi
ada perubahan terlebih dahulu .
7. Thomas Jefferson , demokrasi adalah pengetahuan, skill, perilaku warga negara
yang demokratis tidak akan terjadi dengan sendirinya, tetapi harus diajarkan kepada
generasi penerus. S
8. Gandal dan Finn ( 1992 ) , demokrasi tidak dapat mengajarkannnya sendiri kalau
kekuatan , kemanfaatan dan tanggung jawab demokrasi tidak dipahami dan dihayati dengan
baik oleh warga negara.

KEGIATAN BELAJAR 2
PENDIDIKAN DEMOKRASI SEBAGAI ESENSI PKn.
 Menurut Ganddal dan Finn, bahwa Pendidikan demokrasi sangat diperlukan agar warga
negaranya mengerti, menghargai kesempatan dan tanggungjawab sebagai warga negara yang
demokratis.
 Pendidikan demokrasi jangan hanya dilihat sebagai isolated subject ( mata pelajaran
yang terisolasi) tetapi harus dikaitkan dengan banyak hal yang dipelajari siswa ( sejarah,
kewraganegaraan, ekonomi, etika ,dll )
 Pendidikan demokrasi bukan hanya sekedar memberikan penegtahuan dan praktik
demokrasi tetapi juga menghasilkan warga negara yang berpendirian teguh, mandiri, memiliki
sikap selalu ingin tahu dan berpandangan jauh ke depan.
 Menurut Ganddal dan Finn, perlu dikembankannya model pendidikan demokrasi di
sekolah dengan 4 alternatif : perhatian yang cermat yaitu landasan dan bentuk-bentuk
demokrasi, bagaimana ide-ide demokrasi itu diterjemahkan dalam bentuk-bentuk kelembagaan
dan praktik sehingga akan diketahui keleihan dan kelemahan demokrasi dalam berbagi kurun
waktu, adanya kurikulum yang memungkinkan siswa dapat mengeksplorasi sejarah demokrasi
di negaranya, tersedianya kesempatan bagi siswa untuk memahami kondisi demokrasi yang
diterapkan negara-negaar di dunia sehingga siswa memiliki wawasan yang luas tentang ragam
istem social demokrasi , upaya untuk mengembangkan pendidikan demokrasi dalam bentuk
kegiatan ekstra kurikuler yang bernuansa demokrasi dan menjadikan sekolah sebagai
lingkungan yang demokratis.
 Menurut Ahmad Sanusi , dalam memahami demokrasi harus memaknai aspek-aspek
demokrasi secara menyeluruh diperlukan kecerdasan ruhaniyah, kecerdasan naqliyah,
kecerdasan aqliyah, ( otak logis rasional ), kecerdasan emosional ( nafsiyah ) , kecerdasan
menimbang ( judgment ), kecerdasan membuat keputusan dan memecahkan masalah ( decision
making and problem solving ), kecerdasan membahasakan, mengkomunikasikannya.,
pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional.
 Pendidikan demokrasi merupakan esensi dari PKn karena PKn ( Civic Education )
disusun melalui hierarki tingkat pengetahuan ilmu social yaitu fakta, konsep, generalisasi dan
teori hukum sehingga membentuk ide fundamental Ilmu Kewrganegaran ( IKN) yang
bersumber dari studi social ( penyederhanaan dari ilmu-ilmu social secara ilmiah dan psikologis
untuk tujuan pendidikan.
 Ilmu-ilmu social adalah tubuh pengetahuan ilmiah yang terorganisir mengenai
hubungan manusia.
 Tradisi studi social :
1) Guru menyampaikan pengetahuan yang telah diyakini kebenarannya agar kelangusngan
hidup masyarakat dapat dipertahankan
2) Tradisi yang dimotori oleh para sejarawan dan ahli ilmu-ilmu social dengan tujuan
utama mengembangkan para siswa agar dapat menguasai pengetahuan , ketrampilan dan
metode dari disiplin ilmu-ilmu social sebagai sarana untuk menjadi warga negara yang
efektif / menekankan pentingnya warga negara dipersiapkan untuk menguasai konsep-
konsep, proses dan masalah-masalah social untuk mengambil keputusan.
3) Studi social sebagai reflektif inkuiri yaitu menekankan pada proses inkuiri melalui dari
mana pengethuan itu diperoleh dan diketahu warga negara dalam pengambilan keputusan
dan pemecahan masalah.
 Shirley H.Engle dan Anna S.Ochoa ( 1998 ) dari Indiana University dalam bukunya
yang berjudul Education for Democratic Citizenship mengemukakan pengembangan kurikulum
dalam pembelajaran mengunggulkan ketrampilan pengambilan keputusan ( decision making
process) sebagai arah pengembangan pembelajaran, maka content harus merupakan problem
demokrasi yang actual.

MODUL 8
HUBUNGAN KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA DENGAN TUNTUTAN PERILAKU
WARGA NEGARA
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA (KNMN) DALAM HUBUNGAN WARGA NEGARA
DENGAN NEGARA
Pengenalan nilai dengan pengalaman nilai tidak sama pengertiannya. Kaitan konsep, nilai,
moral dan norma (KNMN) dalam hubungan warga negara dengan negara sangat erat dan mempunyai
pengaruh timbal balik. Tiap warga negara memiliki kewajiban dan tanggungjawab terhadap negara,
terutama peran serta dalam pembangunan. Pembentukan prilaku seseorang memerlukan proses,
kebiasaan dan keteladanan. Kelompok prilaku warga negara dengan negara meliputi hal-hal yang
mencakup kehidupan berbangsa dan bernegara, antara lain bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
Hankam.
Konsep adalah : pengertian yang menunjuk pada nilai tertentu.
Nilai adalah : sesuatu yang merujuk kepada tuntunan perilaku yang membedakan
perbuatan yang baik dan buruk atau dapat diartikan sebagai kualitas
kebaikan yang melekat pada sesuatu.
Moral adalah : keharusan perilaku yang dibawakan oleh nilai
Norma adalah : sumber dasar hukum yang menguatkan kedudukan konsep, nilai, dan
moral serta perilaku yang dilakukan.
Hubungan KMNM dengan tuntutan prilaku warga negara memerlukan proses dan kebiasaan-
kebiasaan yang mendukung ke arah itu pula, beberapa pendekatan yang bisa dilakukan :
1. Pendekatan emosional, bertujuan menggugah perasaan dan emosi siswa dalam
memahami, menghayati, dan meyakini nilai yang akan ditanamkan
2. Pendekatan rasional bertujuan memberikan peranan kepada akal dalam memahami dan
menerima kebenaran nilai tersebut.
KNMN dengan tuntutan prilaku warga negara perlu sekali ditanamkan pada anak sejak usia sekolah
dasar, karena segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara yang sangat luas sangat memerlukan
pendidkan pancasila yang berkaitan dengan KNMN agar dapat membentuk warga masyarakat /negara
yang berbudi pekerti luhur, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan YME. Serta sesuai dengan penjelasan
pasal 37 undang-undang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa pendidikan
kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air. Yang kesemuanya meliputi dimensi spiritual, intelektual, personal, dan
sosial.
Sebagai contoh, agar dapat melarang siswa merokok, kita sendiri harus memberikan contoh untuk
tidak merokok, dan masih banyak contoh yang lain, seperti membuang sampah pada tempatnya
kemudian tentang aturan tertulis maupun yang tidak tertulis, dan masih banyak lagi. Karena sesuai
dengan GBHN 1993 tentang pendidikan dasar sebagai jenjang awal dan telah direalisasikan dalam
UUD nomor 20 tahun 2003 tenteng sistem pendidikan nasional yang mengatur tentang kurikulum.
Rumusan tujuan pendidikan nasional lebih menekankan prilaku yang sesuai dengan lima sila dalam
pancasila.
Langkah kita sebagai pendidik adalah dengan menanamkan KNMN kepada anak dengan berbagai
contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sebagai contoh
adalah dengan kita ikut memelihara segala bentuk fasilitas dan sarana umum, karena sarana umum
dibangun oleh masyarakat pada umumnya. Karena dalam aspek berkehidupan berbangsa dan bernegara
tentunya sangat luas dan tidak terlepas dari kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam.
Pendidikan politik berdasarkan pancasila dan UUD 1945 perlu lebih ditingkatkan agar rakyat makin
sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga negara serta ikut aktif berperan dan bertanggungjawab.
Karena keikutsertaan rakyat adalah hal yang mutlak dalam pemerintahan demokrasi.
Dibidang ekonomi berlandaskan pada pasal 33 UUD 1945 : perekonomian disusun sebagai usaha
bersama. Dan perekonomian disusun atas kekeluargaan , maksudnya kemakmuran masyarakat yang
diutamakan.
Hakikat pembangunan nasional adalah :
 Adanya keselarasan, keserasian, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh kegiatan
pembangunan.
 Pembangunan merata untuk seluruh masyarakat dan seluruh tanah air.
 Pembangunan harus berkepribadian indonesia dan menghasilkan manusia dan
masyarakat maju.
Demikian pula di bidang-bidang lainnya (sosial budaya dan pertahanan keamanan) peran serta aktif
warga negara sangat diperlukan. Pembangunan mengandung arti bahwa warga negara adalah objek
dan subjek pembangunan, sehingga warga negara sebagai manusia harus diperhitungkan dengan
menhajak berpartisipasi aktif. (pasaribu : 62)
Dalam rangka ajakan ini para pemimpin diharapkan mamiliki perspsi yang tajam guna mendeteksi
keinginan masyarakat untuk menggerakkan partisipasi masyarakat. Walau bagaimanapun bahwa
pembangunan adalah usaha rakyat dan merupakn kewajiban kita sebagai warga masyarakat yang telah
diatur oleh UUD 1945 dalam pasal-pasal khusus yang mengatur tentang hal itu.

KEGIATAN BELAJAR 2
KONSEP , NILAI, MORAL, DAN NORMA (KNMN) DALAM HUBUNGANNYA DENGAN
SESAMA WARGA NEGARA
Menurut Rustandi (1988:60) warga negara ialah mereka yang berdasarkan hukum merupakan
anggota dari suatu negara. Mereka yang tidak termasuk warga negara disebut orang asing(bukan warga
negara). Dengan kata lain sebagai warga negara seseorang harus dinyatakan legal (sah) menjadi warga
negara sesuai dengan pasal 6a ayat (1). Yang menjadi WNI adalah : orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang –orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara Indonesia.
Sebagai warga negara yang telah disahkan dengan undang-undang tentu memiliki hak-hak dan
kewajiban yang harus diperhatikan sehingga penggunaannya dilakukan secara selaras, serasi, dan
seimbang. Warga negara Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam suku, bangsa, agama, dan
keyakinan, budaya dan adat istiasat memerlukan adanya kesadaran yang cukup tinggi dalam
hubungannya sesama warga negara. Ciri-ciri warga negara yang baik adalah : warga negara yang
patriotik,loyal terhadap bangsa dan negara, toleran, beragam dan demokratis.
Sesuai dengan topik pembahasan disini yaitu tuntutan prilaku warga negara yang diharapkan memiliki
sikap berbudi luhur, sehat jasmani, dan rohani, berkepribadian dan sifat mandiri disamping memiliki
rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan bernegara. Penanaman dan membiasakan sikap yang
berlandaskan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari sangat perlu dari usia dini dalam rangka
pembinaan dan pembentukan pribadi warga negara, kenyataan yang ada berupa pesatnya pengetahuan
dan teknologi yang telah mengglobal akan membawa dampak dan pengaruh sikap mental dikalangan
pelajar, hal inilah mengapa penanaman sikap perlu diawali dari pendidikan dasar. Nilai-nilai tersebut
seperti tenggang rasa, tanggungjawab, pengendalian diri, tolong menolong, harga menghargai, tentu
saja penanaman sikap itu harus diimbangi tingkat kecerdasan yang tinggi pula.
Lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah sesungguhnya telah berupaya membekali dalam rangka
pembentukan sikap melalui pendidikan kewarganegaraan (PKn) dan bidang studi pendukung lainnya,
seperti agama, dan pramuka. Namun kadang guru (sekolah) selalu dijadikan tumpuan kesalahan
terhadap kenakalan dan sikap yang kurang baik pada anak. Padahal faktor-faktor yang mempengaruhi
terhadap kenakalan pelajar sangat kompleks, diantaranya :
 Faktor selama pelajar dilingkungan sekolah.
 Faktor selama pelajar berada diantara sekolah dan rumah tempat tinggal.
 Faktor yang berpengaruh selama pelajar berada dilingkungan rumah tempat tinggal.
Pada diri manusia harus selalu ada kemampuan untuk menyelenggarakan kerjasama akal, rasa dan
kehendakitu dalam hubungan kesatuan, akal ialah yang memberi pengetahuan tentang perbuatan
bagaimana yang harus dilakukan, rasa yang mengujinya dengan berpedoman kepada hasratnya sendiri.
Sedangkan kehendaklah yang menentukan sikap akan dilakukan atau idaknya. Apabila kemampuan itu
sudah mendarah daging, maka akan melahirkan watak.
Adapun yang menjadi pertimbangan selain dri manusia bIndonesia secara pribadi yang memiliki nilai-
nilai tersebut, landasan utamanya adalah :
1. Landasan Idiil Pancasila
Mengajarkan dalam bekerjasama dengan bangsa lain dalam mewujudkan perdamaian dunia.
2. Landasan Struktural
Dalam hal ini presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian dan
perjanjian dengan negara lain, sesuai UUD 1945 pasal 11.
3. Landasan Operasional
Sebagai realisasi dan apa yang tercantum dalam pancasila, pembukaan UUD 1945 dan GBHN
(ketetapan MPR No. II/MPR/1983), bahwa selama ada masalah kehidupan masyarakat dunia,
bangsa Indonesia tidak boleh berpangku tangan, artinya harus ikut aktif mengatasinya.
KEGIATAN BELAJAR 3
KONSEP NILAI, MORAL, DAN NORMA (KNKM) DALAM PENGEMBANGAN
KOMITMEN BELA NEGARA
Bela Negara merupakan tuntutan bahkan menjadi hak dan kewajiban setiap warga negara. Bela
negara dilandasi dengan adanya tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur dan didasarkan
oleh:
1. Cinta tanah air
2. Sadar berbangsa dan bernegara Indonesia
3. Yakin akan kebenaran dan kesaktian pancasila sebagai ideologi Negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
Dalam usaha bela negara, warga negara harus memiliki wawasan aspek berkehidupan berbangsa
dan bernegara.
Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungan berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Tanah Air Kepulauan Indonesia dengan semua perairannya sebagai kesatuan
yang utuh berdasarkan falsafah Pancasila. Nusantara adalah tanah air dengan letak geografisnya di
antara 2 benua dan 2 samudera. Indonesia terletak di posisi silang dalam percaturan lalu lintas dunia
internasional.
Dalam ketetapan MPR RI yaitu TAP MPR/Nomor II/MPR/1993 tanggal 11 Maret 1993 tentang
GBHN BAB II Sub E dijelaskan bahwa wawasan nusantara untuk mencakup tujuan pembangunan
nasional harus mencakup:
1. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan politik
2. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan ekonomi
3. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan sosial dan budaya
4. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan pertahanan dan keamanan
Dua aspek untuk mewujudkan Tujuan Negara melalui pembangunan nasional:
1. Aspek sosial, meliputi POLEKSOSBUD HANKAMNAS
2. Aspek alamiah (TRIGATRA), meliputi letak geografis pada posisi silang, keadaan dan
kekayaan alam, serta keadaan dan kemampuan penduduk.
Ketahanan nasional adalah kemampuan dan ketangguhan bangsa untuk menjamin kelangsungan
hidup menuju kejayaan bangsa. HANKAMNAS adalah upaya rakyat semesta yang merupakan salah
satu fungsi utama pemerintah negara dalam rangka penegakan ketahanan nasional dengan tujuan
mencapai keamanan bangsa dan Negara serta keamanan perjuangan nasional.

Anda mungkin juga menyukai