Anda di halaman 1dari 12

MATERI DAN PEMBELAJARAN Pkn SD MODUL 1-4

MODUL 1
PARADIGMA BARU PKN DI SD

Kegiatan Belajar 1 : Karakteristik Warga Negara yang Demokratis


Demokrasi berarti pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat baik secara langsung
maupun tidak langsung (perwakilan) setelah adanya proses pemilu secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur dan adil. Dalam sistem pemerintahan demokrasi kekuasaan tertinggi
berada di tangan rakyat.
Alamudi (1991) demokrasi bukan hanya seperangkat gagasan dan prinsip kebebasan,
tetapi juga mencakup seperangkat praktik dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah
panjang dan sering berliku-liku sehingga demokrasi sering disebut suatu pelembagaan dari
kebebasan.
Soko guru demokrasi menurut Alamudi (1991)  antara lain yaitu : 1) Kedaulatan
rakyat, 2) pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah, 3) kekuasaan
mayoritas 4) hak-hak minoritas, 5) jaminan hak asasi manusia, 6) pemilihan yang bebas dan
jujur, 7) persamaan di depan hukum, 8) proses hokum yang wajar,  9) pembatasan pemerintah
secara konstitusional,  10) pluralisme sosial, ekonomi dan politik, 11) nilai-nilai toleransi,
pragmatism, kerja sama dan mufakat.
Ahmad Sanusi (1999) mengidentifikasi 10 pilar demokrasi konstitusional Indonesia
yang digali dari filsaafat dan ideology Negara Pancasila dan UUD 1945, yaitu : 1) ber-
Ketuhanan Yang Maha Esa, 2) melindungi dan memajukan hak asasi manusia, 3)
mewujudkan kedaulatan rakyat, 4) meningkatkan kecerdasan bangsa, 5) menerapkan
pembagian kekuasaan Negara,        6) mengembangkan otonomi daerah, 7) menegakkan
supremasi hukum (Rule of Law), 8) menerapkan peradilan yang bebas, 9) mewujudkan
kesejahteraan rakyat, 10) mewujudkan keadilan sosial.
Cogan (1998) karakteristik warga Negara meliputi :
1.      Kemampuan mengenal dan mendekati masalah sebagai warga masyarakat global
2.      Kemampuan bekerja sama dengan orang lain dan memikul tanggung jawab atas peran atau
kewajibannya dalam masyarakat
3.     Kemampuan untuk memahami, menerima, dan menghormati perbedaan-perbedaan budaya
4.      Kemampuan berpikir kritis dan sistematis
5.      Kemampuan menyelesaikan konflik  dengan cara damai tanpa kekerasan
6.     Kemauan mengubah gaya hidup dan pola makanan yang sudah biasa guna melindungi
lingkungan
7.      Memiliki kepekaan terhadap  dan mempertahankan hak asasi manusia.
8.      Kemauan dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan politik pada tingkatan
pemerintahan lokal, nasional, dan internasional
Suryadi dan Sumardi (1999) mengemukakan pendidikan kewarganegaraan
dengan paradigma baru dalam masyarakat demokratis, antara lain :
1.      Sistem Personal, yaitu sistem pada orang yang menjadi subjek dalam penyelenggaraan
kehidupan bernegara, yang terdiri atas ”pemerintah dan yang diberi perintah”.
2.      Sistem Kelembagaan, yaitu lembaga Negara dan lembaga pemerintahan menurut konstitusi
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.      Sistem Normatif, yaitu sistem hukum dan perundang-undangan yang mengatur tata hubungan
Negara dan warga Negara
4.      Sistem Kewilayahan, yaitu seluruh wilayah territorial yang termasuk ke dalam yuridiksi
Negara Indonesia.
5.      Sistem Ideologis, yaitu ide dasar penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Materi PKn dalam paradigm baru memuat komponen pengetahuan, keterampilan,
dan disposisi kepribadian warga Negara yang fungsional, bukan hanya dalam tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara melainkan juga dalam masyarakat era global.
Kewarganegaraan dalam demokrasi konstitusional berarti bahwa setiap warga
Negara :
1.      Merupakan anggota penuh dan sederajat dari sebuah masyarakat yang berpemerintahan
sendiri,
2.      Diberi hak-hak dasar dan dibebani tanggung jawab.
Keterampilan intelektual bagi terbentuknya warga Negara yang berwawasan luas,
efektif dan tanggung jawab antara lain : ketarampilan berpikir kritis yang
meliputi keterampilan
mengidentifikasi,  dan mendeskripsikan ; menjelaskan dan  menganalisis ; mengevaluasi,
menentukan dan mempertahankan sikap atau pendapat berkenaan dengan persoalan publik.
Disposisi Kewarganegaraan,menunjuk pada ciri watak pribadi dan watak
kemasyarakatan yang diperlukan bagi pemeliharaan dan perbaikan demokrasi konstitusional.

Kegiatan Belajar 2 : Model Pembelajaran PKn untuk Pengembangan Warga Negara


yang Demokratis

Tujuan PKn dengan paradigma baru perlu disusun materi dan model pembelajaran
yang sejalan dengan tuntutan dan harapan PKn, yakni mengembangkan kecerdasan warga
Negara (civic intelligence) dalam dimensi spiritual, rasional, emosional, dan sosial,
mengembangkan tanggung jawab warga Negara (civic responsibility), serta mengembangkan
anak didik berpartisipasi sebagai warga Negara (civic participation) guna menopang tumbuh
kembangnya warga Negara yang baik.

Pembelajaran Pkn membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan intelektual


yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan efektivitas dalam
berpartisipasi, sehingga guru perlu mempersiapkan pembelajaran PKn yakni dengan bekal
pengetahuan materi pembelajaran dan metode atau pendekatan pembelajaran.
Secara konsepyual warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab
memilki ciri kualitatif dan indikator perilaku,ciri kualitatif,merujuk pada tuntutan normatif –
derivatif atau tuntutan yang diturunkan dari ketentuan perundang-undangan serta ketentuan
ketentuan normatif lain yang berdifat sosial kultural yang koheren.
Pro bono publico yaitu sikap mengutamakan kepentingan public diatas kepentingan pribadi
Pro patricia primus patrielis yaitu sikap mengutamakan kepentingan negara atau kepentingan
umum dan rela berkorban untuk negara/umum
PKn paradigma baru dalam bentuk Standar isi berprinsip kurikulum KTSP.
Ada 4 isi pokok pendidikan kewarganegaraan, yaitu :
1.      Kemauan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran pembentukan
2.      Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan pembelajaran
3.      Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4.      Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi guru
Portofolio adalah suatu kumpulan siswa dengan maksud tertentu yang diseleksi
menurut panduan-panduan yang ditentukan. Portofolio dalam PKn merupakan kumpulan
informasi yang tersusun baik yang menggambarkan rencana kelas siswa berkenaan dengan
suatu isu kebijakan publik yang telah diputuskan untuk dikaji mereka.Portofolio terbagi
dalam 2 bagian yaitu  portofolio tampilan dan portofolio dokumentasi.Portofolio tampilan
berbentuk papan 4 muka berlipat yang secara berurutan menyajikan :
1.Rangkuman permasalahan yang dikaji
2.Berbagai kebijakan pemecahan masalah
3.Usulan kebijakan untuk memecahkan masalah
4.Pengembangan rencana kerja/tindakan
Porofolio kelas berisi bahan –bahan seperti pernyataan tertulis,peta,grafik,fotografi,karya seni
asli..
Bahan-bahan ini menggambarkan:
1.Hal-hal yang dipelajari siswa berkenaan dengan masalah yang mereka pilih
2.Hal-hal yang berkenaan dengan alternatif  pemecahan masalah tersebut
3.Kebijakan publik untuk mengatasi masalah  tersebut
4.Rencana yang telah dibuat untuk digunakan dalam mengusahakan agar pemerintah
menerima kebijakan yang mereka usulkan
Langkah-langkah pembelajaran PKn berbasis portofolio adalah 1)
mengidentifikasi masalah yang akan dikaji, 2) mengumpulkan dan menilai informasi dari
berbagai sumber berkenaan dengan masalah yang dikaji, 3) mengkaji pemecahan masalah, 5)
membuat rencana tindakan.
Dalam usaha mencapai tugas pembelajaran ini ditempuh melalui 6 tahap
kegiatan,yaitu:
Tahap I:Mengidentifikasi masalah kebijakan publik dimasyarakat
TahapII:Memilih satu masalah untuk dijadikan fokus kajian kelas
Tahap III:Mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan di kaji
Tahap IV:Membuat portofolio kelas
Tahap V:Menyajikan portofolio
Tahap VI:Refleksi terhadap pengalaman belajar
            Dalam pembelajaran portofolio kelas dibagi menjadi 4 kelompok ,keempat kelompok
tersebut mempunyai tugas yang saling terkait(sekuensial)dan merupakan satu-kesatuan.Tugas
mereka dapat diuraikan sbb,(CCE:1996;CICED:2001;CCEI;2004;Mandikdasmen:2006:
1.Kelompok 1 :Menjelaskan masalah
2.Kelompok 2 :Menilai kebijakan alternatif
3.Kelompok 3 :Membuat 1 kebijakan publik yang akan didukung oleh kelas
4.Kelompok 4 :Membuat suatu rencana tindakan agar pemerintah mau menerima
                          kebijakan kelas.
Kriteria untuk menilai portofolio kelompok:
(1)kelengkapan (2)kejelasan(3)informasi(4)dukungan (5)ghrafik (6)dokumentasi
(7)kekonstitusionalan

MODUL 2
Materi dan Pembelajaran Individu sebagai Insan Tuhan Yang Maha Esa, Makhluk
Sosial dan Warga Negara Indonesia

Kegiatan Belajar 1 : Individu sebagai Insan Tuhan Yang Maha Esa


            Individu berasal dari kata individere yang artinya tidak dapat di bagi-bagikan
(Gerungan)atau sebagai sebutan bagi manusia yang berdiri sendiri,manusia
perorangan(lysen)
Aristoteles berpendapat bahwa manusia merupakan penjumlahan dari pada beberapa
kemampuan tertentu yang masing-masing bekerja tersendiri seperti kemampuan vegetativ
yaitu makan dan h biak ,kemampuan sensitiv yaitu kemampuan bergerak mengamat-
amati,bernafsu dan perasaan  dan kemampuan intelektif yaitu kemampuan kecerdasan
Decrates,bahwa manusia terdiri atas zat rohaniah ditambah zat materiil
Wilhelm Wundt ,bahwa jiwa manusia itu materiil merupakan suatu kesatuan jiwa raga yang
berkegiatan sebagai keseluruhan.
            Pengaturan kehidupan beragama di Indonesia secara hukum diperkuat oleh KUHP
sebagaimana tercantum pada pasal 156a,yaitu Dipidana dengan pidana penjara selama-
lamanya 5 tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan
perasaan/perbuatan:
1.yang pada pokoknya bersifat permusuhan ,penyalahgunaan/penodaan terhadap suatu agama
yang di anut di Indonesia
2.Dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apapun juga yang tidak
bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dalam pembahasan tentang materi individu sebagai insan Tuhan Yang Maha Esa
difokuskan sebagai warga Negara yang menganut agama, dan berperilaku baik secara
horizontal juga vertikal sesuai dengan keyakinannya. Misalnya Islam beribadat di masjid,
Katolik dan Protestan beribadat di gereja, Hindu beribdat di Kelenteng, Budha beribadat di
Pura.
Agama Islam mengajarkan bahwa belum sempurna iman seseorang kalau kasih
sayang kepada orang belum sama dengan kasih sayang kepada dirinya. Bahkan mengajarkan
salah satu ciri orang beriman adalah orang yang mencintai negaranya.
Agama Kristen Katolik mengajarkan bahwa tujuan Tuhan menciptakan manusia
untuk kebahagiaan manusia, dosa menghancurkan kebahagiaan manusia, dan Yesus Kristus
pembebas manusia dari dosa.
Agama Hindu dikenal dengan ajaran yang tersirat dalam “Sloka Mokasarthan jagat
hitaca iti dharma” artinya tujuan agama (dharma) ialah tercapainya kesejahteraan dunia (jagat
hita) dan kebahagiaan spiritual (moksa). Selanjutnya dirinci menjadi empat yang
disebut “Catur Purusa Artha” (empat tujuan hidup manusia), yaitu:
1)      Dharma: kebenaran dalam arti kehidupan sehari-hari meliputi kebenaran menurut agama
,hukum dan ilmu pengetahuan
2)       Artha: kebendaan ,kekayaan,harta benda (sandang oangan)
3)       Kama, kenikmatan /kepuasan hidup
4)       Moksa. Kebahagiaan yang kekal abadi,karena bersatunyaatma/ roh dengan parama atma
(sang hyang widi)
Agama Budha dikenal dengan ajaran Catur Paramitha yaitu empat sifat luhur di
dalam hati nurani manusia, yaitu
1.Metta  atau Meitri : sinta kasih yang universal,cinta yang tidak mengenal pamrih dan tidak
mementingkan diri sendiri
2. Karuna :rasa belas kasihan /kasih sayang terhadap penderitaan orang lain yang
menimbulkan rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
3.Mudita :Perasaan simpati terhadap kbahagiaan dan keberhasilan orang lain 4.Upekha :batin
yang teguh dan seimbang

Kegiatan Belajar 2 : Individu sebagai Makhluk Sosial


Untuk menjalin hubungan satu sama lain memerlukan aktivitas komunikasi.
Kecenderungan manusia berkeinginan untuk hidup serasi sebagai timbal balik satu sama lain
karena manusia mempunyai dua hasrat, yaitu berkeinginan menjadi satu dengan manusia
yang lainnya, dan berkeinginan menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.(Soerjono
Soekanto;1990).
Dalam kehidupan berkelompok daan dalam hubungannya dengan manusia yang lain,
pada dasarnya setiap manusia menginginkan bebrapa niai. Harold Lasswell merinci ada
delapan nilai yang terdapat dalam masyarakat, yaitu :
1.      Kekuasaan,
2.      Pendidikan/ penerangan (enlightment)
3.      Kekayaan (wealth)
4.      Kesehatan (well-being)
5.      Keterampilan (skill)
6.      Kasih saying (affection)
7.      Kejujuran (rectitude) dann Keadilan (rechtschapenheid)
8.      Keseganan, respek (respect)
Menurut Robert Mac Iver “Society means a system of ordered relations” yang
berarti masyarakat suatu sistem hubungan-hubungan yang ditertibkan. Sedangkan
menurut Harold J. Laski “A society is a group of their mutual wants” artinya  masyarakat
adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dan bekerja sama untuk memuaskan
keinginan mereka bersama.
Dalam kehidupan bermasyarakat ada beberapa norma yang perlu ditaati yaitu norma
agama, kesusilaan, kesopanan, dan hukum. Bangsa Indonesia dikenal  dengan
kemajemukannya baik suku bangsa, suku bahasa, budaya dan agama. Dalam kondisi seperti
ini diperlukan character building agar perbedaan itu bukan merupakan faktor pemisah, akan
tetapi merupakan kekayaan bangsa serta dipupuk rasa kebersamaan dan persatuan yang
semakin kokoh.

Kegiatan Belajar 3 : Individu sebagai Warga Negara Indonesia


Ada beberapa pengertian Negeri, yaitu :
1.      Miriam Budiarjo, “suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan yang
sah dan ditaati oleh rakyatnya”.
2.      Roger H. Soltau “alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau
mengendalikan persoalan-persoalan bersama, atas nama masyarakat”.
3.      Harold J. Laski “suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang
bersifat memaksa dan yang secar sah lebih agung dari pada individu atau kelompok yang
merupakan bagian dari masyarakat itu”.
4.      Max Weber “suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan
fisik secara sah dalam suatu wilayah”.
5.      Robert M. Maclver “Asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu
masyarakat dalam suatu wilayah berdasarkan sistem hokum yang diselenggrakan oleh suatu
pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa”.
                  Negara adalah suatu organisasi yang memiliki wewenang yang bersifat
memaksa,memonopoli,dan mencakup semua untuk mengendalikan persoalan bersama atas
nama rakyat/warga negaranya.
Amandemen I                         : 19 Oktober 1999
Amandemen II            :18 Agustus 2000
Amandemen III          :9 November 2001
Amandemen IV          :10 Agustus 2002
Menurut Coogan (1998) mengelompokkan warga Negara ke dalam 5 kategori,
yaitu :
1.      A sense of identify (warga Negara harus memiliki identitas atau jati diri)
2.      The enjoyment of certaint rights (warga Negara memiliki hak-hak teretentu artinya warga
negara mengetahui hak-haknya dan pemerintah menjamin hak-hak warganegaranya)
3.      The fulfillment of corresponding obligation (warga Negara memiliki kewajiban yang menjadi
keharusan dan seimbang antara kepentingsn pribadi dan publik)
4.      A degree of interest and involvement in public affairs (memiliki tanggung jawab untuk
berpartisipasi demi kepentingan umum)
5.      An acceptance of basic sociental values (memiliki sikap menerima nilai-nilai dasar
kemasyarakatan,sehingga mampu menjalin kerjasama kejujurandan kedamaian)
Karakteristik yang perlu dimiliki warga Negara menurut Coogan, yaitu sebagai
berikut :
1.      Ability to look at and approach problem as a member of a global society (Kemampuan
mengamati dan melakukan pendekatan terhadap masallah atau tantangan sebagai masyarakat
global)
2.      Ability to work with others in a cooperative way and to take responsibility for one’s
roles/duties within society(Kemampuan bekerja sama dengan orang lain dengan memkul
tanggung jawab atas peran dan kewajibannya dalam masyarakat)
3.      Ability to understand, accept, and tolerate cultural differences (Kemampuan memahami,
menerima dan toleran terhadap perbedaan budaya)
4.      Capability to think in a critical and systematic way (Kemampuan berpikir secara kritis dan
sitematis)
5.      Willingness to resolve conflict in a non-violent manner (Kemampuan menyelesaikan konflik
tanpa kekerasan)
6.      Willingness to change one’s lifestyle and consumption habits to protect the
environment (Kemampuan mengubah gaya hidup dan kebiasaan konsumtif guna melindungi
lingkungan)
7.      Ability to be sensitive towards and to defend human rights (leg, rights of women, ethnic
minorities, etc) Berarti (Kemampuan peka terhadap hak asasi manusia, berani menegakkan
hak asasi manusia juga melaksanakan kewajibannya)
8.      Willingness and ability to participate in politics at local, national, and intenational
levels (Kesadaran dan kemampuan untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik pada tingkat
lokal, nasional dan internasional.
                  Dalam konteks pembahasan individu sebagai waga negara indonesi ,maka perlu
memiliki:
1.pengaturan kewarganegaraan(civic knowlrdgr)
      2.kecakapan kewarganegaran(civic skill)
      3.watak kewarganegaraan(civic dispositions)
      Komitmen sipil(civic virture) meliputi prinsip fundamental dan nilai fundamental
      Partisipasi warga negara meliputi 3 Aspek yaitu memimpin dan mengelola
kelompok,memonitor kebijakan publik dan mempengaruhi kebijakan publik.
      Pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) meliputi perspektif
konseptual,sejarah,kontenporer.

Kegiatan Belajar 4 : Pembelajaran Individu sebagai Insan Tuhan, Makhluk Sosial, dan


Warga Negara Indonesia
Menurut S Winataputra (1999) untuk mengetahui pengetahuan moral yang dapat diserap
siswa dalam pengembangan paradigma baru pendidikan Pkn yaitu :
1.      Rekonseptualisasi jati diri PKn atas dasar kajian teoritik dan empiric
2.      Perumusan asumsi progmatik tentang masyarakat madani Indonesia, warga Negara
Indonesia, pendidikan untu warga Negara, tantangan masa depan Indonesia
3.      Perumusan kompetensi kewarganegaraan Indonesia atas dasar asumsi progmatik
4.      Penegmbangan paradigma baru PKn dalam msyarakat dan Negara Indonesia
5.      Pengidentifikasian sarana pendukung yang diperlukan untuk mewujudkan paradigm baru
Pendidikan Kewarganegaraan.
Dalam pembelajaran materi individu sebagai Insan Tuhan, Makhluk Sosial dan Warga
Negara tidak lepas dari strategi, metode, media dan evaluasi. Salah satu pembaharuan dalam
PPKN 1999/ PKn baru ialah strategi pembelajarannya tidak hanya mempelajari meteri
pelajaran, tetapi mempelajari materi dan sekaligus praktek, berlatih dan mampu mebakukan
diri bersikap dan berperilaku sebagai materi yang akan dipelajari.
Kosasih Djahri (1999) memberikan penjelasan dalam CICED (Center for Indonesian
Civic Education) bahwa strategi yang harus digelar guru hendaknya sebagai berikut :
1.      Membina dan menciptakan keteladanan baik fisik dan materiil(tata dan asesoris
kelas),kondisional (suasana proses KBM maupun personal(guru,pemimpin sekolah,tokoh
unggulan.
2.      Membiasakan/ membakukan atau mempraktekkan yang diajarkan
3.      Memotivasi minat/gairah untuk terlibat dalam proses belajar, untuk dikaji lanjutan dan
mencoba membiasakan
                  Dalam proses pembelajaran Pkn memerlukan media.yang dimaksud
media  menurut Kosasih Djahiri mengatakan adalah sesuatu yang bersifat materiil-materiil
ataupun behavioral atau personal yang dijadikan wahana kemudahan ,kelancaran
keberhasilan proses belajar.
      Mac Iver menyatakan bahwa The medium is the mesage yaitu media mewakili isi
pesanya.Media dalam Pkn yaitu jujur.demokratis,taat beraga dsb,Media dalam Pkn yaitu:
      1.yang bersifat materiil:buku ,model pakaian,lambang
      2.yang bersifat imateriil :contoh kasus,legenda,budaya
      3.yang bersifat kondisional :suasana pada saat KBM
      4.yang bersifat personal :nama/foto gambar tokoh masyarakat.
Dalam pembelajaran materi individu sebagai Insan Tuhan, Makhluk Sosial dan Warga
Negara tidak lepas dari :
1.      Strategi (Keteladanan, mempraktekkan, dan memberikan motivasi pada siswa)
2.      Metode (Disesuaikan dengan kondisi siswa dan tidak membosankan, yang penting efektif
dan efisien)
3.      Media (Menggunakan gambar, langsung berkunjung, menggunakan contoh)
4.      Evaluasi (Menggunakan model evaluasi portofolio).
Kosasih Djahri menganjurkan evaluasi merupakan dari proses belajar, maka evaluasi
tidak hanya formatif atau sumatif tetapi dilakukan pra dan sepanjang proses KBM melalui
berbagai model alat serta kegiatan secara terarah dan terkendali.

MODUL 3
Materi dan Pembelajaran Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dan Semangat
Kebangsaan

Kegiatan Belajar 1 : Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dan Semangat Kebangsaan


Secara harfiah ada tiga pengertian penjuangan, yaitu :
(1)   Perjuangan identic dengan perkelahian untuk merebut sesuatu atau peperangan untuk
mencapai dan mempertahankan kemerdekaan.
(2)   Usaha yang penuh dengan kesuliatan dan bahaya
(3)   Dalam politik, perjuangan berarti wujud interaksi sosial, termasuk persaingan, pelanggaran
dan konflik
Konsep kebangsaan menunjukkan ciri-ciri yang menandai golongan bangsa (nation)
atau kesadaran diri sebagai warga dari suatu Negara. Paham yang mendasarkan diri pada
perasaan kebangsaan atau ajaran untuk mencintai bangsa dan Negara sendiri disebut
nasionalisme (nasionalism).
Ernest Renan mengungkapkan bangsa adalah sekelompok masyarakat yang bersatu
atau dipersatukan karena adanya persamaan nasib dan pengalaman di masa lampau dan
mempunyai cita-cita serta tujuan yang sama untuk kehidupan di masa depan.
Pokok-pokok peraturan Tanam Paksa (Curtuur Stesel) oleh Van Den Bosch tahun
1928 adalah sebagai berikut :
1.      Petani diwajibkan menyediakan 1/5 dari tanahnya yang akan ditanami dengan tanaman wajib
(Taruma atau nila, tebu, tembakau, kopi) yang akan diperdagangkan oleh Pemerintah
2.      Hasil tanaman wajib diserahkan kepada pemerintah dengan harga yang ditetapkan
pemerintah
3.      Tanah yang dikenakan tanaman wajib dibebaskan dari pajak tanah
4.      Tenaga yang diperuntukkan bagi pemeliharaan tanaman wajib, tidak boleh melbihi tenaga
kerja demi penggarapan tanah sawah
5.      Yang tidak memiliki tanah, dikenakan wajib kerja di perkebunan selama 65 hari per tahun
6.      Kerusakan tanaman wajib di luar kesalahan petani ditanggung oleh pemerintah
                  Orang –orang yang menaruh simpati atas penderitaan rakyat adalah:
1.      Baron van houvel (Seorang pendeta)
2.      Eduard Douwes Dekker,terkenal dengan nama samaran Multatuli Bekas asisten Residen
lebak .Dal;am bukunya Max Hevelaar yang ditulis tahun 1860 yang menggambarkan rakyat
Banten akibat penjajahan Belanda.
3.      Mr.Van Deventer,yang mengusulkan agar Belanda menerapkan Eitsche Politic,ialah politik
balas budi yang terdiri dari 3 program edukasi,tranmigrasi,dan irigasi.
Munculnya kesadaran berbangsa dan bernegara bagi rakyat di nusantara yang sama-
sama ada dalam penjajahan ditandai oleh masa perjuangan kebangsaan di Indonesia yang
terbagi atas lima dimensi(A.K.Pringgodigdo), yakni 1) Pergerakan Politik, 2) Pergerakan
Serikat Sekerja, 3) Pergerakan Keagamaan, 4) Pergerakan Wanita, 5) Pergerakan Pemuda.
Pergerakan pada masa penjajahan belanda dibagi menurut kurun waktu, yaitu sebagai
berikut :
1.      Tahun 1908 – 1920 [muncul organisasi Indonesia yang terdiri atas Budi Utomo, Serikat
Islam, perkumpulan-perkumpulan berdasarkan kedaerahan ,Perkumpulan campuran (yakni
bangsa Indonesia dan bukan bangsa Indonesia,seperti Insulinde ,National Indische Partij,De
Indische Partij-Douwes deker,Indische Social Democratische Vereeninging
Sneevliet,Indische Social Democratische Partuj)perkumpulan campuran),Perkumpulan
campuran yang bertujuan  Indonesia tetap dalam ikatan dengan negara Belanda]
2.      Pergerakan Politik Tahun 1920 – 1932 (organisai Indonesia meliputi Partai Komunis
Indonesia, Serikat Islam, Budi Utomo, Perhimpunan Indonesia, Studieclub-studieclub, Partai
Nasional Indonesia, perkumpulan yang berdasarkan kedaerahan, dan golongan berdasarkan
keagamaan
3.      Pergerakan Politik Tahun 1930 – 1942 (Pendidikan Nasional Indonesia, Partai Indonesia,
Gerindo, Partai Persatuan Indonesia, budi Utomo, Partai Rakyat Indonesia, Persatuan Bangsa
Indonesia, Partai Indonesia Raya, PSII, Parii, Penyedar, PII dan PSII ke-2, perkumpulan
berdasarkan kedaerahan, golongan berdasarkan keagamaan, GAPI, Majelis Rakyat Indonesia)

Kegiatan Belajar 2 : Pembelajaran Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dan


Semangat Kebangsaan
            Dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam membentuk suatu nation dapat
disimpulkan bahwa pengaruh pendidikan atas kesadaran sebagai bangsa sangatlah
besar,munculnya semangat kebangsaan dalam diri setiap tokoh pergerakan bangsa ,secara
tidak langsung merupakan dampak dari pendidikan (edukasi) yang merupakan program dari
politik etis(Etische Politic)
Memahami dan mengerti sejarah sangat penting bagi suatu bangsa agar bangsa
tersebut dapat mengambil hikmah dari kejadian masa lalu. Sejarah merupakan peristiwa
politik pada masa lalu dan politik masa kini akan menjadi sejarah pada masa
mendatang.Untuk membentuk dan melahirkan suatu peradaban diperlukan waktu dan proses
transformasi(pewarisan)yang inovatif serta proses pengembangan kearah yang semakin maju.
Membelajarkan sejarah kepada siswa pada hakikatnya adalah membantu siswa
meningkatkan keterampilan berpikir melalui kajian peristiwa masa lampau.
Menurut Savage & Amstrong (1996) menyatakan bahwa pengajaran sejarah yang
baik adalah pengajaran yang dapat membuat anak peka (sensitif) bahwa orang tidak akan
mengalami peristiwa serupa dengan cara yang sama di masa mendatang.
Sejarah yang baik selalu didasarkan pada hasil pengkajian yang teliti terhadap bukti
yang disesuaikan dengan usia, perkembangan, dan tingkat kecerdasan siswa. Ada dua hal
yang perlu dipertimbangkan agar siswa berpikir kritis, yaitu :
1.      Validitas Eksternal (menggunakan isu autentik)
2.      Validitas Internal (menentukan akurasi informasi yang ada dalam catatan sejarah)

MODUL 4
Materi dan Pemberdayaan Keragaman Sosial Budaya Masyarakat Indonesia
dan Kebangsaan sebagai Bangsa Indonesia

Kegiatan Belajar 1 : Keragaman Sosial Budaya Masyarakat Indonesia


Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia yang tertulis dalam buku
Sutasoma karangan Mpu Tantular. Tahun 1908 telah dirintis Boedi Utomo yang didirikan
oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo, dan pada tanggal 28 Oktober 1928 dicetuskan ikrar sumpah
pemuda yang bersamaan dinyanyikan lagu “Indonesia Raya” ciptaan WR. Supratman
Kebhinekaan yang ada di Indonesia selain merupakan potensi juga merupakan
tantangan yang harus diupayakan penyelesainnya. Tantangan tersebut semakin terasa dalam
menghadapi krisis multidimensional yang telah menjelma menjadi krisis ekonomi yang
berkepanjangan.
Awan Mutaqin (1992; 49-50) menyatakan bahwa konstruksi keragaman kebudayaan
bangsa Indonesia dapat dirumuskan berdasarkan nilai adaptasi ekologis, sistem
kemasyarakatan dan berbagai pengaruh unsur-unsur dari luar, dengan rincian : 1) Budaya
berkebun sederhana,   2) Budaya berladang dan bersawah, 3) Budaya bersawah, 4) Budaya
Masyrakat Kota, 5) Budaya Metropolitan.
Koentjaraningrat (1993 : 384) ada 4 aspek yang harus diperhatikan dalam
menganalisis hubungan antar suku bangsa dan golongan, yaitu :
1.      Sumber-sumber konflik
2.      Potensi untuk toleransi
3.      Sikap dan pandangan dari suku bangsa atau golongan terhadap sesuatu suku bangsa atau
golongan
4.      Kondisi masyarakat dimana hubungan dan pergaulan antar suku bangsa atau golongan
tersebut berlangsung.
Kontjaraningrat juga mengatakan sumber-sumber konflik di Negara
berkembang termasuk Indonesia ada 5, yaitu :
1.      Konflik terjadi apabila warga dari dua suku bangsa masing-masing bersaing dalam
mendapatkan mata pencaharian hidup yang sama
2.      Warga dari satu suku bangsa memaksakan unsur dari kebudayaan kepada suku bangsa yang
lain
3.      Konflik yang fanatik apabila suku bangsa memaksakan konsep agamanya terhadap suku
bangsa yang lain
4.      Suku bangsa berusaha mendominasi suku bangsa lain secara politis
5.      Potensi konflik terpendam dalam hubungan antara suku suatu bangsa bermusuhan secara
adat.
Namun demikian, terdapat 2 potensi suku bangsa untuk bersatu, yaitu :
1.      Warga dari kedua suku bangsa dapat saling bekerja sama secara sosial ekonomi
2.      Warga dari kedua suku bangsa dapat hidup berdampingan dapat menetralisasi hubungan
apabila akan terjadi konflik

Kegiatan Belajar 2 : Kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia


Indonesia adalah Negara kesatuan yang terdiri dari beribu-ribu pulau, baik pulau besar
ataupun pulau kecil yang jumlahnya 17.508 buah sehingga mendapat julukan Nusantara.
Indonesia adalah Negara yang terletak anta 2 samudra hindia dan samudra pasifik dan 2
benua asia dan benua Australia.Begitu indahnya pulau-pulau yang terletak di wilayah
Indonesia yang membujur di garis khatulistiwa sehingga di ibaratkan  bagaikan “Untaian
Ratna Mutu Manikam atau Zamrud Khatulistiwa”
Secara formal bangsa Indonesia mempunyai landasan yang kuat ,misalnya:
1.Pembukaan UUD 1945 alenia 2 dan 4
2.Pasal 1 ayat 1 UUD 1945
3.Ketetapan Nomor V/MPR/2000 tentang Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Nasional
4.Tekad bangsa Indonesia melalui Sumpah Palapa yang dicetuskan oleh Maha Patih Gaja
Mada
Menurut Ernest Renan, bangsa Indonesia terbentuk dari orang-orang yang
mempunyai persamaan latar belakang sejarah, pengalaman serta perjuangan yang sama dalam
mencapai hasrat untuk bersatu.
Terbentuknya bangsa dapat disimpulkan atas beberapa kesamaan seperti :
1.      Latar belakang sejarah
2.      Pengalaman
3.      Perjuangan dalam mencapai kemerdekaan
4.      Keturunan
5.      Adat istiadat
6.      Bahasa
Ikatan Yuridis bangsa Indonesia terdapat di berbagai rumusan yang tertuang dalam
berbagai bentuk peraturan perundang-undangan di Indonesia, seperti Pembukaan UUD 1945,
batang tubuh UUD 1945, Ketetapan MPR, dan berbagai peraturan Perundang-undangan
lainnya.
Bangsa Indonesia mempunyai berbagai keunggulan dibandingkan dengan bangsa lain,
diantaranya sebagai berikut :
1.      Jumlah dan potensi penduduk yang besar
2.      Keanekaragaman sosial budaya
3.      Keindahan alam dan fauna
4.      Konsep wawasan nusantara dalam pengembangan wilayahnya
5.      Semangat Sumpah pemuda
6.      Memiliki tata karma dan kesopanan yang tidak dimiliki bangsa lain
7.      Letak wilayahnya yang sangat strategis dan salah satu keajaiban dunia ada di Indonesia
8.      Dipercaya menjadi tuan rumah dari beberapa Konferensi Internasional (Konferensi Asia
Afrika, KTT Non Blok, dsb)
Kegiatan Belajar 3 : Pembelajaran Keragaman Sosial Budaya Masyarakat
Indonesia dan Kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam kurikulum sangat penting dan strategis,
karena tugas dan peran PKn adalah menggariskan komitmen untuk melakukan proses
pembangunan karakter bangsa (national and character building)
Tujuan Pkn secara umum adalah untuk mengembangkan potensi individu warga
negara Indonesia sehingga memiliki wawasan ,posisi,dan ketrampilan kewarganegaraan yang
memadai danmemungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggungjawab dalam
berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat ,berbangsa dan bernegara di Indonesia.dan
merupakan pelajaran yang digali langsung dari masyarakat sebagai pengalaman langsung
(hands on experience).
Secara khusus tujuan PKn adalah dapat mengmbangkan berbagai kompetensi,
diantaranya adalah :
1.      Kemampuan berpikir rasional, kritis dan kreatif sehingga memahami wacana
kewarganegaraan
2.      Keterampilan intelektual dan keterampilan berpartisipasi secara demokrasi dan bertanggung
jawab
3.      Memiliki watak dan kepribadian yang baik sesuai norma yang berlaku
      Watak /karakter kewarganegaraan sesungguhnya merupakan dimensi yang paling substantif
dan esensial dalam mata pelajaran Pkn.Dimensi watak/karakter kewarganegaraandpat
dipandang sebagai “muara”dari pengembangan kedua dimensi sebelumnya.
                  Keberhasilan pembelajaran Keragaman Sosial Budaya Masyarakat Indonesia
ditentukan oleh variabel,seperti kualitas program,teknik penyampaian,buku sumber dan
media pembelajaran serta teknik penilaian yang digunakan .Semua komponen tersebut
menjadi sbb:
I.   Menentukan tujuan instruksional
II   Menyusun alat evaluasi
II   Menentukan kegiatan belajar siswa
IV Metencanakan program kegiatan,meliputi:
      a.Memilih materi pelajaran
      b.Memilih metode dan alat
      c.Menyusun jadwal
V   Melaksanakan program,meliputi:
      Pre test,Program,Post test,Revisi
Ruang lingkup PKn juga merupakan bidang kajian multidisipliner yang
mencakup berbagai aspek, yaitu :
1.      Persatuan dan Kesatuan Bangsa
2.      Norma, hokum dan peraturan
3.      Hak asasi manusia
4.      Kebutuhan warga Negara
5.      Konstitusi Negara(Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pernah digunakan di
Indonesia
6.      Kekuasaan dan politik
7.      Pancasila
8.      Globalisasi
Model-model pembelajaran yang daya kini mampu mengembangkan ketiga potensi
siswa adalah model-model pembelajaran yang interaktif, dalam arti mampu mengaktifkan
berbagai potensi yang ada dan dimiliki siswa.
Pembelajaran materi Keanekaragaman sosial budaya dan Kebanggaan sebagai Bangsa
Indonesia “ada sejumlah alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan di kelas.
Dalam kegiatan belajar dicontohkan 2 model yaitu model bermain peran (role playing) dan
Analisis Kasus (yaitu guru menyajikan kasus nyata yang diambil dari kejadian sehari-hari.
Udin Saripudin (1997 : 91) menyatakan bahwa bermain peran berarti memainkan
satu peran tertentu sehingga yang bermain peran tersebut harus mampu berbuat seperti peran
yang dimainkan.Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran bermain peran sbb:
1.Pemanasan(penyimpanan dan pembahasan)
2.Pemilihan Peran
3.Mengatur Tempat main
4.Menyiapkan pengamatan
5.Mencobakan permainan
6.diskusi dan evaluasi
7.mengulang permainan
8.Diskusi dan evaluasi
9.pengungkapan pengalaman
I.G.A.K. Wardani (1997) Keterampilan Dasar yang harus dimiliki guru untuk
melaksanakan kegiatan bermain peran adalah keterampilan menjelaskan, keterampilan
bertanya dan keterampilan mengelola kelompok kecil.
Rambu-rambu pelaksanaan bermain peran juga diungkapkan oleh I.G.A.K. Wardani
(1997) diantaranya :
1.      Tiap siswa memerankan peran yang berbeda sehingga penghayatan lebih mantap
2.      Jika pemahaman siswa lambat, guru meminta siswa membuat scenario sehingga permainan
lebih mudah
3.      Guru dapat memodelkan permainan peran, terutama peran yang sukar dihayati
4.      Peran yang dimainkan harus sesuai dengan tingkat berpikir dan usia serta pengalaman siswa
5.      Penghayatan yang berbeda terhadap peran yang dimainkan, menghasilkan pemecahan
masalah yang berbeda pula.

Anda mungkin juga menyukai