Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH TUGAS 3

Nama mahasiswa : HELDA SARI

Nomor induk mahasiswa/NIM : 836121304

Kode/Nama mata kuliah : PDGK 4401/MATERI DAN PEMBELAJARAN PKN SD

Kode/Nama UPBJJ : 20/UPBJJ-UT BANDAR LAMPUNG

Masa Ujian : 2020/21.1 (2020.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Syarat-syarat dasar agar suatu negara dapat disebut menjalankan pemerintahan yang demokratis di
bawah rule of Law,yaitu :
1) Perlindungan konstitusional
2) Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
3) Pemilihan umum yang bebas
4) Kebebasan untuk menyatakan pendapat
5) Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi
6) Pendidikan kewarganegaraan

2. Langkah-langkah yang dapat dikembangkan oleh guru untuk mengadakan proses pembelajaran
demokratis,yaitu :
1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa menyampaikan apa yang telah mereka pelajari
sebelumnya.
2) Siswa diarahkan untuk mengamati gambar yang terdapat pada halaman pembuka
subtema,Kemudian meminta siswa memberikan pendapat mengenai gambar tersebut dengan
cara bertanya jawab dengan teman disebelahnya.
3) Selanjutnya,siswa menyampaikan pendapat teman disebelahnya dari hasil tanya jawab.
3. Perbedaan antara “delik”dan “wanprestasi”,yaitu :
Delik dalam hukum pidana istilah delik atau “strafbaar feit” lazim di terjemahkan sebagai tindak pidana
,yaitu suatu perbuatan yang bersifat melawan hukum (wederrechtelijk atau on rechtmatige).Tindak
pidana dapat terjadi dengan melakukan suatu perbuatan yang dilarang oleh undang-undang,seperti dalam
hal pencurian,penipuan,penggelapan,dan pembunuhan. Sedangkan Wanprestasi merupakan perbuatan
yang bersifat melawan hukum,bertentangan dengan undang-undang (onrechmatige).
4. Pandangan Kohlberg untuk tahapan pada level pra konvensional dan konvensional,yaitu :
 Tahap Pra Konvensional,Seseorang menilai perihal baik dan buruk berdasarkan faktor-faktor
diluar dirinya,seperti hubungan sebab-akibat,ganjaran dan hukuman,serta yang menyenangkan
dan tidak menyenangkan.Level ini dibagi menjadi 2 tahap yaitu :
1) Orientasi hukuman dan kepatuhan.Konsepsi tentang baik dan buruk ditentukan oleh
konsekuensi fisik tanpa memperhatikan makna atau nilai dari konsekuensi ini bagi
individu.Contohnya,Seorang anak merasa benar apabila ia mematuhi perkataan orang tuanya
dan merasa bersalah apabila melanggar perintah orang tuanya,penalaran moral seperti
itu,pertama-tama didasari olh kesadaran,bahwa ia tidak patuh ia akan mendapatlan hukuman
yang menimbulkan rasa sakit dan perasaan tidak nyaman.Disana tampak bahwa sikap
egosentrisme sangat menonjol.Seseorang oertama-tama melakukan kebaikan untuk
menyelamatkan dirinya sendiri dari sakitnya hukuman,ia belum sampai pada
pemahaman,bahwa berbuat baik itu akan memberi manfaat positif dan juga bagi orang lain.
2) Orientasi instrumental.Konsepsi tentang “baik”lebih ditentukan oleh kepuasan
sendiri.Seseorang melakukan perbuatan baik,pertama-tama,akan mengharap imbalan,ia sudah
menyadari bahwa orang lain juga puunya kepentingan dan keinginan yang sama dengan
dirinya,oleh karena itu perbuatan baik dapat digunakan sebagai intstrumen atau alat untuk
mendapatkan keuntungan dari orang lain.Contohnya,Ketika anak-anak kecil yang baru mau
disuruh melakukan sesuatu ketika diiming-imingi hadiah yang menarik.Jadi seseorang ditahap ini
bisa saja kelihatan sangat baik tapi sebenarnya maksud utama perbuatan baiknya itu adalah
untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
 Tahap Konvensional,Seseorang mulai menyesuaikan sikapnya dengan harapan orang-orang
tertentu atau dengan tertib sosial yang berlaku dalam masyarakat tertentu.ia mulai keluar dari
sikap egois yang memntingkan diri sendiri dan mulai melihat kebahagiaan dan kenyamanan
orang lain sebagai sesuatau yang patut diperjuangkan.Disini seseorang juga mulai menaruh
orientasi tata tertib sosial atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.Level ini dibagi
kedalam 2 tahap yaitu :
3) Orientasi keserasian antarpersonal.Apa yang menyenangkan atau membantu orang lain adalah
“baik”.Contohnya,Dalam kelompok-kelompok remaja biasanya mereka lebih memilih
berbohong demi melindungi temanya dari pada dianggap pengkhianat oleh kelompoknya.
4) Orientasi terhadap peraturan hukum dan ketertiban.Memelihara ketertiban sosial,menghormati
kekuasaan,dan melaksanakan kewajiban sendiri adalah “baik”.Orang dihargai karena menaati
peraturan,hukum,dan kekuasaan yang berlaku.Contohnya,Seseorang mulai menyadari bahwa
diluar kelompok lokal seperti keluarga,teman sebaya,teman sekolah,organisasi-organisasi.Masih
ada kelompok yang lebih luas seperti suku bangsa,agama,dan negara.Yang menyadari bahwa
dirinya adalah bagian dari kelompok nag lebih besar itu,dan dengan demikian memiliki
kewajiban untuk menaati hukum ynag berlaku.Penekanannya adalah mematuhi hukum secara
mutlak agar ketertiban sosial agar terjamin.
 Tahap Pasca Konvensional,Hidup baik mulai dipandang sebagai tanggung jawab pribadi atas
dasar prinsip-prinsip yang dianut dalam batin.Disini seseorang mulai menyadari bahwa hukum
tidak dapat diterima secara mentah-mentah hukum bukanlah sesuatu yang harus ditaati secara
mutlak melainkan sesuatu yang terlebih dahulu harus melaui proses penilaian-penilaian
berdasarkan prinsip yang muncul didalam hati nurani.Level ini dibagi menjadi 2 tahap yaitu :
5) Orientasi legalistik kontrak sosial.Apa yang “benar” ditentukan oleh nilai-nilai yang disepakati
oleh masyarakat,termasuk hak-hak individu dan aturan-aturan konsensus.Namun
demikian,tekananya diletakkan pada pertimbangan rasional dan kemanfaatan sosial.Contohnya
orang mulai berpikir bahwa hukum dapat diubah dan disesuaikan dengan konteks atau situasi
yang ada sejauh dapat memberi suatu manfaat sosial atau demi kepentingan umum.
6) Orientasi terhadap prinsip-prinsip etika universal.Yang “benar” merupakan masalah nurani
sesuai dengan prinsip-prinsip pilihan sendiri yang dipandang logis,ajeg,dan universal.Prinsip-
prinsip keadilan,persamaan hak asasi manusia,dan rasa hormat terhadap martabat manusia
sebagai makhluk individu.Contohnya,Seseorang mulai menyadari bahwa didalam lubuk hatinya
sebenarnya terdapat prinsip-prinsip yaang berlaku universal.Prinsip-prinsip yang berlaku
unniversal tersebut adalah prinsip-prinsiip yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan martabat
kemanusiaan,seperti keadilan,ketulusan dalam membantu orang lain,persamaan hak manusia
dan hormat niai suatu kehidupan.

5).Lima ciri-ciri manusia antar budaya yang ada di seluruh dunia, namun juga dapat diterapkan untuk kondisi
sosial budaya di Indonesia,Yaitu:
1) Keterbukaan.Seorang warga negara (manusia antar budaya)bersikap terbuka terhadap
perbedaan yang ada di antara orang,terbuka terhadap perbedaan nilai,kepercayaan,sikap dan
perilaku,yang harus disadari bahwa orang itu berbeda.
2) Empati.Kita harus menempatkan diri pada posisi lawan bicara,ynag berasal dari kultur yang
berbeda,cara ini akan memungkinkan kita untuk lebih cepat memahami lawan bicara kita.
3) Sikap mendukung.Seorang warga negara yang bercirikan manusia antarbudaya harus memiliki
sikap mendukung,terhadap lawan bicara yang berbeda budaya.
4) Kedekatan (immediacy).Kedekatan membantu mengatasi perbedaan.Ini penting dalam
komunikasi antarbudaya,oleh karena itu harus lebih ditonjolkan rasa kebersamaan untuk
mengatasi perbedaan.
5) Manajemen Interaksi.Kita hrus berhati-hati dalam memotong pembicaraan karena beberapa
kelompok orang atau kultur tertentu menggap tidak sopan bila memotong pembicaraan.

Anda mungkin juga menyukai