Anda di halaman 1dari 7

KONSEP DAN PRAKTIK DEMOKRASI SERTA

PENDIDIKAN DEMOKRASI

Disusun oleh :
Adella Suci Arani (856631077)
Sirah Marwita (856625643)

TUGAS MATA KULIAH PEMBELAJARAN PKN DI SD


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (BI)
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT , yang telah melimpahkan Rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Konsep dan Praktik
Demokrasi serta Pendidikan Demokrasi”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.
Palembang, April 2023

Adella & Sirah


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Konsep Demokrasi


Demokrasi adalah negara dengan prinsip pemerintahannya yang ditanndai oleh
adanya partisipasi warga negara yang sudah dewasa ikut berpartisipasi dalam
pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih; negara dengan pemerintahannya menjamin
kemerdekaan berbicara,beragama,berpendapat,berserikat dan menegakkan “rule of law”,
masyarakat yang kelompok mayoritas menghargai kelompok minoritas dan saling
memberi perlakuan yang sama. Demokrasi dipandang sebagai kerangka berpikir dalam
melakukan poengaturan urusan umum atas dasar prinsip dari, oleh dan untuk rakyat
diterima baik sebagai ide,norma,system sosial maupun sebagai wawasan , sikap perilaku
individual yang seacar kontekstual diwujudkan, dipelihara, dan dikembangkan. Sebagai
system sosial , Sanusi (1998) mengidentifikasi sepuluh pilar demokrasi konsritusional
menurut UUD 1945, yaitu Demokrasi yang berKtuhanan Yang Maha Esa, Demokrasi
dengan kecerdasan, Demokrasi yang berkedaulatan rakyat, demokrasi dengan Rule of
Law , Demokrasi dengan pembagian kekuasaan negara, Demokrasi dengan Hak Asasi
Manusia, Demokrasi dengan Pengadilan Yang Merdeka, Demokrasi dengan otonom
daerah, Demokrasi dengan kemakmuran, dan Demokrasi yang berkeadilan sosial.
Konsep demokrasi secara etimologi berarti rakyat berkuasa atau “government or rule
by the people” (budiardjo, 1992:50) Konsep demokrasi menurut The Advanced Leaner’s
Dictionari of Curent English bahwa negara dengan prinsip pemerinthannya yang ditandai
oleh adanya partisipasi warga negara yang sudah dewasa ikut partisipasi dalam
pemerintahn melalui wakilnya yang dipilih; negara dengan pemerintahannya menjamin
kemerdekaan berbicara, beragama, berserikat dan menegakkan “Rule of Law”,
masyarakat yang kelompok mayoritas menghargai kelompok yang minoritas dan saling
memberi perlakuan yang sama. Abraham Lincoln mengatakan demokrasi adalah
pemerintahan dari rakyat ,oleh rakyat dan untuk rakyat. Dari penejelasan diatas
menunjukkan bahwa demokrasi merupakan pelembagaan (constitution), kebebasan
(freedom), dan nilai persamaan (equal). Center for Civic education (CCE) Calabas USA
memberikan penjelasan bahwa Demokrasi dipandang sebagai kernagka berpikir dalam
melalukan pengaturan urusan umun atas dasar prinsip dari, oleh dan untuk rakyat diterima
baik sebgai ide , norma, system sosial, maupun sebagai wawasan, sikap perilaku individul
yang secara kontekstual diwujudkan, dipelihara, dan dikembangkan. Winataputra (2001)
menyimpulkan bahwa “demokrasi sebagai ide, norma , prinsip secara sosiologis sebagi
system sosialm, dan secara psikologis sebagai wawasan, sikap, dan perilaku invidu dalam
hidup bermasyarakat”.
Konsep demokrasi menurut Winataputra (2001) “demokrasi dilihat sebagai konsep
yang bersifat multidimensional, seacata filiosofis demokrasi sebagai ide ,norma, prinsip
secara sosiologis sebagai system sosial dan secara psikologis sebagai wawasan , sikap,
dan perilaku individu dalam hidup bermasyarakt”. Konsep demokrasi menurut Torres
(1998:145-146) dalam Winataputra, 2001:54) mengemukakan bahwa demokrasi dapat
dilihat dari tiga tradisi pemikiran politik yaitu classical Aristotelian theory, medieval
theory, dan contemporary throory. Namun demikian, Torres lebih condongmelihat
demokorasi dalam dua aspek yaitu aspek formal democracy dan aspek substantive
democracy, sedangkan substantive democracy menunjuk pada proses demokrasi yang
diidentifikasi dalam 4 bentuk , yaitu protective democracy, developmental democracy,
equilibrium democracy, dan participatory democracy.lop-

1.2 Identifikasi Masalah


Bagaimana Pendidikan demokrasi di Indonesia?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana Pendidikan demokrasi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pendidikan Demokrasi sebagai Esensi Pkn


Suatu negara yang menerapkan system demokrasi dimana pun berada, pada
dasarnya untuk melindungi hak-hak warga negaranya , dan seacara tidak langsung
meninginkan warga negaranya memiliki wawasan, menyadari akan keharusannya
serta menampakan partisipasinya sesuai dengan status dan perannya dalam
masyarakat. Sebaliknya jika praktik system politik dalam negara demokrasi
mengabaikan nilai-nilai demokrasi maka terjadilah konflik, krisis dan lemahnya
pemahaman politik. Salah satu solusi strategis secara konseptual adalah dengan cara
memperkuat demokrasi dalam berbagai bidang dan aspek kehidupan.

Gandal dan Finn (1992) menegaskan bahwa demokrasi tidak bisa


mengajarkannya sendiri. Kalau kekuatan, kemanfaatan dan tanggung jawab demokrasi
tidak dipahami dan diahayati dengan baik oleh warga negara , sukar diharapkan
mereka mau berjuang untuk mempertahankannya. Thomas Jefferson menyatakan
bahwa pengetahuan, skill perilaku warga negara yang demokratis tidak akan terjadi
dengan sendirinya tetapi harus diajrkan kepada generasi penerus. Winataputra (2001)
memberikan penjelasan bahwa Pendidikan demokrasi adalah upaya sitematis yang
dilakukan negara dan masyarakat untuk memfasilitasi individu warga negara agar
memahami, menghayati, mengamalkan dan mengembangkan konsep, prinsip dan nilai
demokrasi sesuai dengan status perannya dalam masyarakat.Hasil penelitian Gandal
dan Finn (1992) bahwa; bukan saja negara-negara berkembang di negara-negara maju
sekalipun, education for democracy sangat penting, namun sering dilupakan tetapi
sering dianggap enteng atau dilupakan. Oleh kareba itu, Pendidikan demokrasi harus
disikapi seacra sadar dan sungguh-sungguh.

2.2 Sekolah sebagai Laboratorium Demokrasi


Pendidikan kewarganegaraan seabgai muatan kurikuler termasuk dalam
kelompok mata pelajran kewarganegaraan dan kepribadian diberikan diberikan melalui
muatan dan atau kegiatan kewarganegaraan secara tersendiri dan atau kegiatan agama
akhlak, seni dan budaya. Sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat perlu
dikembangkan sebagai pusat pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang
hayat yang mampu memberi keteladanan , membangun kemauan dan mengembangkan
kreatifitas peserta didikm dalam proses pembelajaran demokratis . Dengan demikian,
secara bertahap sekolah akan menjadi komunitas yang memiliki budaya yang berintikan
pengakuan dan penghormatan terhadap hak dan kewajiban serta keharmonisan dalam
menjalani kehidupan bermasyarakat yang tertib , adil, dan berkeadaban.
Situasi sekolah dan kelas dikembangkan demikian rupa sebagai “democratic
laboratory atau lab demokrasi dengan lingkungan sekolah yang diperlakukan sebagai
“micro cosmos of democracy atau lingkungan kehidupan yang demokratis dan
memperlakukan masyarakat luas sebagai kelas global yang terbuka. Dengan car aitu akan
memungkinkan siswa dapat belajar demokrasi dalam situasi yang demokratis dan untuk
tujuan melatih diri sebagai warga negara yang demokratis dan membangun kehidupan
yang demokratis.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Demokrasi adalah negara dengan prinsip pemerintahannya yang ditanndai oleh
adanya partisipasi warga negara yang sudah dewasa ikut berpartisipasi dalam
pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih; negara dengan pemerintahannya
menjamin kemerdekaan berbicara,beragama,berpendapat,berserikat dan menegakkan
“rule of law”, masyarakat yang kelompok mayoritas menghargai kelompok minoritas
dan saling memberi perlakuan yang sama.
Pendidikan kewarganegaraan seabgai muatan kurikuler termasuk dalam
kelompok mata pelajran kewarganegaraan dan kepribadian diberikan diberikan
melalui muatan dan atau kegiatan kewarganegaraan secara tersendiri dan atau
kegiatan agama akhlak, seni dan budaya. Sekolah sebagai bagian integral dari
masyarakat perlu dikembangkan sebagai pusat pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sepanjang hayat yang mampu memberi keteladanan , membangun
kemauan dan mengembangkan kreatifitas peserta didikm dalam proses pembelajaran
demokratis .

3.2 Saran
Pendidikan Demokrasi harus diajarkan selalu kepada semua siswa dan anak
agar negara kita dapat lancer melakukan proses demokrasi untuk kemajuan negara
kita. Dan agar semua peraturan berjalan lancar sesuai UUD 1945.

Anda mungkin juga menyukai