Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL

PERAN KELUARGA DALAM MEMBANGUN DEMOKRASI YANG BERADAB

Disusun untuk memenuhi tugas 3 pendidikan kewarganegaraan (MKWU4109)

Dosen Pembimbing:
Ali Mubarok,S.Pd.M.Pd

Disusun Oleh :

Siska Amelia

(051578799)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UPBJJ PALEMBANG
UNIVERSITAS TERBUKA
BAB I
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi. Yang dimana sistem
pemerintahannya diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dalam hal ini,
demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui
perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup
kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik
secara bebas dan setara. Demokrasi juga merupakan seperangkat gagasan dan prinsip tentang
kebebasan beserta praktik dan prosedurnya, yang mengandung makna penghargaan terhadap
harkat dan martabat manusia.

Demokrasi yang beradab sangat penting untuk diwujudkan di negara kita Indonesia. Yang berarti
bahwa demokrasi kita harus didasari pada undang-undang dasar sebagai sumber hukum dasar, Di
dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945 tertuang Pancasila yang adalah Dasar Negara dan juga
merupakan Sumber dari Segala Sumber Hukum, maka pastinya Pancasila menjadi satu-satunya
panglima dalam demokrasi yang beradab ini. Pancasila menjadi satut-satunya konsensus rasional
dalam mewujudkan keadaban negara bangsa Indonesia yang berbhineka.Oleh karena itu toleransi
diperlukan dalam mendukung terciptanya demokrasi beradab ini. Demokrasi yang beradab juga
demokrasi yang menghargai hak orang lain tetapi sekaligus juga menjunjung tanggungjawab
untuk menunaikan kewajibannya sebagai warga bangsa. Role model demokrasi kita harusnya
juga bersumber pada nilai-nilai kearifan lokal bangsa kita yaitu musyawarah mufakat dan
kegotongroyongan, tidak tereduksi semata-mata pada mayoritas dan minoritas tetapi pada
kesetaraan hak yang sama sebagai warga bangsa. Demokrasi yang beradab lebih mengedepankan
pada semangat untuk mewujudkan tercapainya keadilan sosial dan kesejahteraan umum.

Dalam melaksanakan demokrasi yang beradab harus dimulai dari bagian lingkup yang paling
kecil yaitu keluarga. Demokrasi tidak selalu berhubungan dengan politik saja. Demokrasi itu
merupakan hak dan milik seseorang yang hidup dalam suatu negara demokrasi, salah satunya
demokrasi dalam keluarga . Demokrasi didalam keluarga itu sangat penting. Dengan adanya
Komunikasi dapat menghasilkan keputusan bersama-sama, dan hubungan yang terjadi dalam
keluarga antara ibu, ayah dan anak akan berjalan dengan baik. Sikap demokratis haruslah kita
lakukan sejak usia dini. Didalam menumbuhkan dan menanamkan sikap demokrasi diperlukan
peran dari keluarga. Karena keluarga adalah kunci yang paling utama dalam keberhasilan dari
melaksanakan demokrasi.

Untuk itu, didalam artikerl ini saya akan mengjelaskan mengenai peran keluarga dalam
membangun demokrasi yang beradab.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Asiatik Afrik Rozana, Abdul Hamid Wahid, Chusnul Muali .2017. Smart Parenting
Demokratis Dalam Membangun Karakter Anak :Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak ,
menjelaskan tentang bagaimana pola asuh orang tua yang baik untuk membentuk karakter anak.

Betty Karya. 2019. Peran Keluarga Sebagai Agen Sosialisasi Politik Terhadap Orientasi
Pemilih Pemula Dalam Pemilihan Walikota Di Kota Palangka Raya : Jurnal Forum Ilmu Sosial
Dan Humaniora , menjelaskan bagaimana peran orang tua dalam membantu anak berpastisipasi
dalam kegiatan politik dan menyelesaikan konflik.

Hadi Karyono. 2019 . Membagun Demokrasi Berkeadaban Dan Dinamika Pemilihan Presiden
Langsung 2019 : Jurnal Ilmiah Hukum Dan Dinamika Masyarakat , menjelaskan pengertian dari
demokrasi dan bagimana membangun demokrasi yang beradab.

Wijaya . 2014. John Locke Dalam Demokrasi : Jurnal Sejarah dan Budaya , menjelaskan betapa
pentingnya peran keluarga dalam membentuk karakter anak dalam berdemokrasi.

Wisnu Saputra. 2021. Pendidikan Anak Dalam Keluarga : Jurnal Pendidikan Islam, menjelaskan
bagaimana pentingka pendidikan bagi anak dimulai dari keluarga.
BAB III

PEMBAHASAN

1. Pengertian Demokrasi

Demokrasi berasal dari kata demokratia yang merupakan salah satu kata Negara di dalam dari
bahasa Yunani. Demokrasi sendiri melaksanakan dan juga menentukan memiliki arti suatu
kekuasaan rakyat. Adapun secara umum, demokrasi terbagi menjadi dua kata, pertama adalah
kata Demos yang maknanya adalah rakyat.Dan kedua adalah Kratos yang maknanya adalah
kekuatan atau kekuasaan.

Kita dapat mengambil prinsip bahwa demokrasi harus ada beberapa kondisi yang tercipta sebagai
berikut:

 Adanya suatu kebebasan yang telah disepakati, diakui serta disetujui oleh tiap warga
Negara.
 Adanya keikutsertaan dari masing- masing warna Negara di dalam melaksanakan dan
juga menentukan suatu keputusan yang sifatnya politik.
 Adanya kesetaraan dan keadilan untuk tiap warga Negara.
 Tiap warga Negara mempunyai kesamaan dan juga kesetaraan di dalam praktik politik.

2. Membangun Demokrasi Berkeadaban

Membangun demokrasi berkeadaban pada prinsipnya adalah membumikan esensi demokrasi


dengan didasarkan nilai- nilai luhur yang telah disepakati bangsa Indonesia yaitu Pancasila
sebagai sumber dari segala sumber hukum yang kemudian secara yuridis konstitusional
dituangkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang kemudian kita kenal sebagai landasan yuridis konstitusional permanen. Negara kita
sesungguhnya sudah berulangkali dalam berdemokrasi, namun demokrasi itu sendiri terus
mengalami dinamika pasang surut sejak zaman orde baru sampai orde reformasi. Pada beberapa
kemajuan dalam berdemokrasi pada decade terakhir ini mengalami kemajuan cukup berarti
sekalipun banyak juga gelombang dahsyat yang mengkawatirkan, yaitu adanya dunia maya
(medsos) yang terus menggoyang dengan berita yang tidak benar (hoax). Namun dengan adanya
empat prinsip yang telah disepakati oleh semua pimpinan lembaga Negara dalam pembangunan
demokrasi hal ini bisa terkendali. Empat prinsip yang disepati tersebut adalah:

 Pancasila
 Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945
 Negara Kesatuan Republik Indonesia
 Bhineka Tunggal Ika
Dari prinsip tersebut tentu merupakan suatu pondasi yang dibangun dengan penuh perjuangan
oleh para pendiri bangsa kita ini. Sehingga empat pilar yang di cetuskan oleh pendiri Bangsa
diharapkan mampu menjadikan setiap pimpinan di lembaga kenegaraan memiliki kemampuan
dan kesanggupan untuk mengatasi berbagai masalah yang tengah dialami oleh bangsa ini.

3. Pentingnya Peran Keluarga dalam Membentuk Demokrasi yang Beradab

Keluarga adalah lingkungan pertama di mana anak-anak belajar tentang norma, nilai, dan
perilaku yang menjadi dasar demokrasi. Di sini, anak-anak pertama kali belajar tentang keadilan,
kesetaraan, dan pentingnya berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Keluarga yang
memupuk dialog terbuka, menghargai pendapat setiap anggota, dan menanamkan rasa tanggung
jawab sosial, cenderung menghasilkan individu yang menghargai nilai-nilai demokratis.
Pendidikan demokrasi yang berawal dari rumah akan mempengaruhi bagaimana anak-anak
tumbuh menjadi warga negara yang aktif. Keluarga yang mengedepankan dialog, menghargai
perbedaan, dan mengajarkan tentang kebebasan berpendapat, secara tidak langsung
mempersiapkan generasi masa depan untuk menjadi bagian dari demokrasi yang beradab dan
inklusif.

Menurut John Locke orang tua juga memliki beberapa pedoman dan aturan yang bertujuan untuk
menjaga, merawat, dang mendidik anak-anaknya mendapatkan cara berpikir yang baik dan
kedewasaannya ,kedewasaan adalah suatu keadaan dimana seseorang mampu mengerti hukum
dan bertindak sesuai dengan aturan tersebut. nilai dan norma menjadi pedomannya: seberapa
jauh dia memahami aturan tersebut, sejauh itu kebebasan yang akan dia dapatkan. Ketika ia
mendapatkan kebebasan maka kedudukan antara ayah dan anak akan setara dibawah hukum
yang sama pula. Hal ini berarti tidak akan ada dominasi (walaupun terkadang masih ada
bimbingan) dari ayah terhadap anaknya (Locke, 1691:242). Saat anak tumbuh, kebebasannya
akan ber- kembang pula menjadi kebebasan seorang manusia. dia akan berperilaku sesuai dengan
apa yang mereka inginkan dan telah didasarkan oleh kemampuan berpikirnya yang mampu
menginstruksikan sejauh mana dia dapat meraih kebebasannya. Kemampuan berpikir adalah hal
yang esensial dalam memandu masyarakat menuju demokrasi. Setelah anak dapat berpikir secara
rasional, maka diantara orang tua dan anak akan memiliki tugas yang sama yakni tugas orang tua
adalah membesarkan anak dan si anak memiliki tugas menghormati orang tuanya. Hal ini
diperlukan untuk saling memahami tugas dan dibuat sebuah kesepakatan secara alamiah diantara
mereka. Dalam fase berikutnya mereka siap untuk memasuki dunia masyarakat atau dunia diluar
rumah. Mereka akan menyesuaikan diri dengan aturan yang sama dalam satu komunitas
berdasarkan apa yang mereka alami dalam pendidikan keluarga. Aturan- aturan di masyarakat
pada hakikatnya berjalan secara alami pada sistem pemerintahan seperti yang mereka alami saat
masih kanak-kanak. Jika orang tua mereka mendidik dengan kebebasan dan kesetaraan maka
mereka akan berusaha mendapatkan kebebasan dan kesetaraan itu sendiri. Sehingga, ketika
mereka memasuki dunia masyarakat; masyarakat demokrasi akan muncul dan mereka secara
natural akan membangun pemerintahan yang demokratis.

4. Peran Keluarga sebagai Agen Sosialisasi Politik

Orientasi politik sebenarnya merupakan cara pandang seseorang atau golongan masyarakat
terhadap sistem politik. Dalam pendekatan perilaku, terdapat interaksi antara manusia satu
dengan lainnya dan akan selalu terkait dengan pengetahuan, sikap dan nilai seseorang yang
kemudian memunculkan orientasi sehingga timbul perilaku itu. Orientasi politik itulah yang
kemudian membentuk tatanan di mana interaksi-interaksi yang muncul tersebut akhirnya
mempengaruhi perilaku politik yang dilakukan seseorang. Orientasi politik tersebut dapat
dipengaruhi oleh orientasi individu dalam memandang obyek-obyek politik.

Dalam hal ini, keluarga berperan sebagai agen sosialisasi politik pertama dan utama. Melalui
interaksi sehari-hari, orang tua dapat menanamkan nilai-nilai seperti toleransi, menghormati
keberagaman, dan pentingnya berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan politik. Diskusi tentang
isu-isu aktual di meja makan atau kegiatan pemilihan umum yang diikuti bersama, merupakan
contoh sederhana namun efektif dalam membentuk kesadaran politik anak-anak. Di sisi lain,
keluarga juga menjadi tempat pertama anak-anak belajar menyelesaikan konflik. Dari situ,
mereka mempelajari konsep kompromi, negosiasi, dan pentingnya mendengarkan pandangan
orang lain, yang semua merupakan keterampilan penting dalam praktik demokrasi yang sehat.

Sebagai contoh seorang anak yang pertama kali menggunakan hak pilihnya terkadang kesulitan
dalam memilih calon yang diajukan dalam suatu pemilihan karena mereka tidak mempunyai
pengetahuan serta pengalaman baik mengenai pemilihan tersebut maupun mengenai calon serta
paratai politik peserta pemilihan sehingga tidak jarang untuk tidak menggunakan hak pilihnya.
Keluarga sebagai orang terdekat seharusnya memiliki peran yang penting dalam membantu
untuk menentukan hak pilihnya. Juga Keluarga dapat dikatakan sebagai motivator utama bagi
anaknya. Kualitas serta kuantitas kebersamaan dalam keluarga yang begitu besar membuat
anggota keluarga cenderung lebih mudah membicarakan masalah seharai-hari serta mencari
solusi bersama dalam permasalahan tersebut. Seorang anak sering kali bercerita mengenai
masalah mereka dan meminta solusi atas masalah tersebut, disinilah peran orang tua atau
keluarga sebagai motivator atau memberikan saran terhadap masalah yang dihadapi oleh
anaknya.

Keputusan untuk menggunakan hak suara bukanlah yang mudah bagi anak, banyak hal yang
seharusnya mudah menjadi begitu sulitkarena mereka banyak memikirkan hal-hal yang tidak
seharusnya seperti tidak percaya diri untuk datang ketempat pemungutansuara karena merupakan
pengalaman pertama, merasa takut akan melakukan hal yang salah sampai pada rasa malas untuk
datang ketempat pemilihan suara tersebut. Kekhawatiran yang dirasakan sebelum menggunakan
hak suaranya ini merupakan tanggangjawab keluarga sebagai agen terdekat untuk, membatu
menggunakan hak pilih dengan cara memotivasi adalah salah satu cara yang dapat ditempuh oleh
keluarga.

5. Pembangunan Karakter sebagai Landasan Membangun Demokrasi yang Beradab melalui


Keluarga

Pendidikan karakter yang pertama dan utama bagi anak adalah dalam lingkup keluarga. Dalam
keluarga, anak akan mempelajari dasar-dasar perilaku yang penting bagi kehidupan dewasa
nanti. Karakter yang akan di- pelajari anak adalah apa yang dilihatnya dari perilaku orang tua.
Karakter terbentuk dalam waktu yang relatif lama. Karakter yang kuat diperlukan bagi individu
dalam menentukan keberhasilan hidup anak (Istina Rakh- mawati, 2015 : 9).
Pendidikan karakter dalam keluarga berarti menanamkan nilai-nilai karakter melalui pengasuhan
yang dilakukan oleh orang tua di rumah. Pengasuhan tersebut meliputi: Membentuk keluarga
yang bahagia, mendidik anak dengan tekun, mengenal tumbuh kembang anak, mengenal keu-
nikan anak, mengajarkan prinsip-prinsip hidup, dan menjadi teladan. Agar pengasuhan yang
dilakukan oleh orang tua mampu membentuk karakter dan kepribadian anak dengan baik,
pengasuhan harus dilakukan dengan menggunakan strategi yang sesuai dengan situasi dan
kondisi pengasu- han(Lilis Satriah, 2011: 49).

Untuk itu sebagai orang tua harus membentuk karakter individu yang mendukung demokrasi,
seperti kejujuran, empati, dan integritas, seringkali dibentuk dalam lingkungan keluarga.
Keluarga yang menerapkan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya
membentuk karakter anggotanya tetapi juga secara tidak langsung berkontribusi pada
pembangunan demokrasi yang beradab. Peran keluarga dalam membentuk karakter ini penting
karena demokrasi yang beradab membutuhkan lebih dari sekedar sistem yang baik.
membutuhkan warga negara dengan karakter yang kuat dan berkomitmen pada nilai-nilai
demokratis.

Jiwa kepemimpinan ini juga bisa berarti bisa diandalkan dan juga pandai menyelesaikan
masalah. Hal tersebutlah yang bisa membangun karakter anak sekolah nantinya.

6. Contoh Perilaku Demokrasi di Lingkungan Rumah Bersama Keluarga

 Adil Terhadap Seluruh Anggota

Salah satu contoh demokrasi di lingkungan keluarga adalah berlaku adil terhadap seluruh
anggota keluarga. Ada kalanya orang tua terasa pilih kasih terhadap salah satu anaknya sehingga
menimbulkan rasa iri pada anggota keluarga lain. Untuk mencegah hal tersebut, penting bagi
para orang tua untuk berlaku adil dan menganggap setiap anggota keluarga sama.

 Mendengarkan dan Menghormati Pendapat

Contoh demokrasi di lingkungan keluarga lainnya adalah mendengarkan serta menghormati


pendapat setiap anggota keluarga. Karena setiap orang cenderung memiliki pendapat yang
berbeda satu sama lain.Dengan menghormati dan mendengarkan pendapat setiap anggota
keluarga, mereka akan merasa lebih dihargai.

 Terbuka akan Pendapat

Contoh demokrasi di lingkungan keluarga selanjutnya adalah terbuka akan pendapat yang
diberikan oleh anggota keluarga. Beberapa orang mungkin akan merasa tersinggung ketika ada
yang mengkritiknya.Alih-alih tersinggung, sebaiknya sikapi setiap pendapat anggota keluarga
dengan lapang dada dan sebagai motivasi.
 Musyawarah

Contoh demokrasi di lingkungan keluarga berikutnya adalah menyikapi setiap permasalahan


dalam keluarga dengan bermusyawarah. Pada dasarnya, setiap keluarga tidak akan terlepas dari
adanya masalah.Daripada terus bertengkar dan memperkeruh suasana, sebaiknya tanggapi setiap
masalah dengan bermusyawarah.

 Mendahulukan Kepentingan Bersama

Contoh demokrasi di lingkungan keluarga terakhir adalah mendahulukan kepentingan bersama


daripada kepentingan pribadi. Hal ini diperlukan untuk menciptakan keluarga yang harmonis dan
baik. Bagaimanapun, keluarga adalah hal berharga bagi setiap orang. Maka dari itu, cobalah
untuk selalu mendahulukan kepentingan bersama dibanding ego pribadi. Perilaku demokrasi di
rumah bisa terlihat dari cara anggota keluarga mengambil keputusan bersama, mendengarkan
pendapat satu sama lain, dan menghormati perbedaan. Ini termasuk kegiatan sehari-hari seperti
memilih film untuk ditonton bersama atau merencanakan liburan keluarga. Keterlibatan anak-
anak dalam diskusi keluarga, bahkan dalam topik yang sederhana, membantu mereka memahami
pentingnya partisipasi dan pengambilan keputusan. Ini adalah fondasi dasar bagi mereka untuk
menghargai dan berpartisipasi dalam proses demokratis di masyarakat yang lebih luas.
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan dan Saran

Dalam mewujudkan demokrasi yang beradab harus dimulai dari ruang lingkup yang paling kecil,
yaitu keluarga. Keluarga mempunyai peranan yang sangan penting karena keluarga adalah
lingkungan pertama di mana anak-anak belajar tentang norma, nilai, dan perilaku yang menjadi
dasar demokrasi. Di sini, anak-anak pertama kali belajar tentang keadilan, kesetaraan, dan
pentingnya berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Keluarga yang memupuk dialog
terbuka, menghargai pendapat setiap anggota, dan menanamkan rasa tanggung jawab sosial,
cenderung menghasilkan individu yang menghargai nilai-nilai demokratis. Pendidikan demokrasi
yang berawal dari rumah akan mempengaruhi bagaimana anak-anak tumbuh menjadi warga
negara yang aktif. Keluarga juga berperan sebagai agen sosialisasi politik pertama dan utama.
Melalui interaksi sehari-hari, orang tua dapat menanamkan nilai-nilai seperti toleransi,
menghormati keberagaman, dan pentingnya berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan politik.

Oleh karena itu, untuk menciptakan demokrasi yang beradab dalam keluarga, kita harus
menciptakan keharmonisan didalam keluarga dengan cara hidup rukun. Sebagai orang tua wajib
memberikan ahlak, moral, dan nilai-nilai dasar yang baik bagi anak guna mengajarkan betapa
penting dan bermanfaatnya demokrasi didalam kehidupan sehari-hari. Dan sebagai seorang anak,
kita harus menurut dan menghormati orang tua kita dengan mendengarkan segala nasehat atau
ilmu yang diberikan.
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Asiatik Afrik Rozana, Abdul Hamid Wahid, Chusnul Muali .2017. Smart Parenting Demokratis
Dalam Membangun Karakter Anak :Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak,

Betty Karya. 2019. Peran Keluarga Sebagai Agen Sosialisasi Politik Terhadap Orientasi
Pemilih Pemula Dalam Pemilihan Walikota Di Kota Palangka Raya : Jurnal Forum Ilmu Sosial
Dan Humaniora.

Hadi Karyono. 2019 . Membagun Demokrasi Berkeadaban Dan Dinamika Pemilihan Presiden
Langsung 2019 : Jurnal Ilmiah Hukum Dan Dinamika Masyarakat

Wijaya . 2014. John Locke Dalam Demokrasi : Jurnal Sejarah dan Budaya

Wisnu Saputra. 2021. Pendidikan Anak Dalam Keluarga : Jurnal Pendidikan Islam

Anda mungkin juga menyukai