Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MKWU4109

TUGAS KE 3
“Peran keluarga dalam membangun Demokrasi yang Beradab”

NIM : 049917884
NAMA : MELIANA BR SIBUEA
PRODI : MANAJEMEN
SEMESTER : 1 (Satu)
No. HP/WA : 088223064834

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ BANDUNG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah memberikan
Banyak berkat dan nikmatNya. Sehingga saya mampu mengerjakan Tugas 3 pendidikan
kewarganegaraan dengan judul artikel Peran Keluarga dalam membangun demokrasi Artikel
ini saya buat untuk memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah Pendidikan
kewarganegaraan.

Pembuatan artikel ini menggunakan metode study pustaka, yaitu mengumpulkan dan
mengkaji materi Pendidikan kewarganegaraan dari berbagai referensi. saya gunakan metode
pengumpulan data, agar artikel yang saya susun dapat memberikan informasi yang akurat dan
bisa dibuktikan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah


membantu memotivasi dan memberi masukan-masukan yang bermanfaat sehingga saya dapat
membuat artikel ini dengan baik. Khususnya, ucapkan terima kasih kepada tutor selaku
dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberi tugas makalah ini.

Saya menyadari bahwa artikel ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saya mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga artikel
ini bermanfaat untuk pembaca khususnya serta rekan-rekan mahasiswa pada umumnya.

Bandung, 20 November 2023


Penulis

Meliana Br Sibuea
BAB I

Pendahuluan
Demokrasi yang beradab adalah suatu sistem pemerintahan yang melibatkan partisipasi aktif
dari seluruh warga negara dalam pengambilan keputusan politik.
Dalam membangun demokrasi yang beradab, peran keluarga memiliki pengaruh yang
signifikan. Keluarga memainkan peran sentral dalam pembentukan demokrasi yang beradab.

Keluarga sejatinya mempunyai peranan dan tanggungjawab utama atas segala perawatan,
pengarahan dan perlindungan anaknya bahkan dari sejak dia bayi hingga dia remaja.
Mengenalkan anak kepada kebudayaan, pendidikan, norma dan nilai-nilai moral dimulai dari
dalam lingkungan keluarga.
Keluarga merupakan tempat awal yang sangat pentinng bagi pendidikan anak sejak dia kecil
hingga dia dewasa. Karena keluarga merupakan sumber bagi kasih sayang, serta
perlindungan, pendidikan dan identitas bagi anggota keluarganya, karena tujuan utama bagi
orang tua adalah mendidik anak dalam berprilaku bermoral dan belajar.

Keluarga adalah merupankan salah satu lembaga pendidikan, dan juga merupakan tempat
pendidikan yang pertama dan sangat utama serta menjadi suatu ajang berlangsungnya
pendidikan anak. Jadi dalam keluarga di harapkan adanya proses pendidikan yang dapat
membentuk anak menjadi anak yang berprestasi dan dapat mampu bersaing di era globalisasi
seperti sekarang ini.[2]

Dalam pandangan Hurlock (1996), bahwa perlakuan orang tua terhadap anak akan
mempengaruhi sikap anak dan perilakunya. Sikap orangtua sangat menentukan hubungan
keluarga sebab sekali hubungan terbentuk, ini cenderung bertahan. Hendaknya orangtua juga
bisa memahami anak dengan baik dan mengenali sikap dan bakatnya yang unik,
mengembakngkan dan membina kepribadiannya tanpa memaksanya menjadi orang lain.[3]

Dewasa ini pemerintah mengalakan pendidikan yang bercirikan agama, atau yang sering
disebut dengan pendidikan karakter. Pada dasarnya pendidikan karakter merupakan pola
pendidikan umum yang di dalamnya ada muatan mata pelajaran bernuansakan agama. Yang
dengan cita-cita dapat membekali anak didik dengan ilmu pengetahuan umum dan
pengetahuan agama.[4]
BAB II
Kajian Pustaka
A. PENGERTIAN KELUARGA
Keluarga dipahami sebagai kelompok primer yang terdiri dari dua atau lebih orang
yang mempunyai jaringan interaksi interpersonal, hubungan darah, hubungan
perkawinan, dan adopsi. Definisi tersebut menunjukkan bahwa keluarga
mensyaratkan adanya hubungan perkawinan, hubungan darah, maupun adopsi sebagai
pengikat.

Sedangkan arti keluarga menurut WHO (1969) yaitu sekumpulan anggota


keluarga yang berhubungan pertalian darah, perkawinan, adopsi.

B. PENGERTIAN DEMOKRASI
Pengertian Demokrasi Menurut Para Ahli Secara etimologis, kata demokrasi
berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu demos dan kratos.
Demos berarti rakyat, dan kratos berarti kekuasaan yang mutlak. Apabila
digabungkan, maka secara harafiah, demokrasi adalah kekuasaan yang mutlak oleh
rakyat.

Kamus Besar Bahasa Indonesia


Demokrasi adalah pemerintahan rakyat atau bentuk atau sistem pemerintahan yang
seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantara wakilnya.

Demokrasi adalah salah satu dari sekian banyak istilah di dalam bidang politik yang
banyak menjadi bahan kajian pada saat ini. Demokrasi menjadi fenomena politik
global, sehingga demokrasi pun pada akhirnya menjadi bahan kajian dan pembahasan
banyak tokoh. Istilah demokrasi secara singkat dapat diartikan sebagai pemerintahan
atau kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Menurut konsep demokrasi,
kekuasaan yang dimaksudkan di dalam pengertian tersebut menyiratkan arti politik
dan pemerintahan. Sedangkan rakyat beserta warga masyarakat di dalam pengertian
tersebut didefinisikan sebagai warga negara. Pengertian warga negara yang
dimaksudkan di dalam demokrasi tersebut, namun demikian bukan lantas berarti
bahwa yang setiap warga negara memiliki hak untuk menentukan arah kebijakan
negara.
C. PRINSIP-PRINSIP DASAR DEMOKRASI
Demokrasi adalah sistem politik yang banyak dianut oleh negara-negara di dunia saat
ini. Meskipun di dalam pelaksanaanya terdapat variasi dan perbedaan di antara negara
yang satu dengan negara yang lain, terdapat beberapa prinsip dasar di dalam
demokrasi yang menjadi pedoman dasar bagi implementasi demokrasi di negara-
negara tersebut. Secara umum, dasar dan budaya demokrasi itu dipilah dengan dasar
kebersamaan yang berangkat dari mekanisme pemerintah. Komponen mendasar di
dalam demokrasi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kedaulatan rakyat
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
3. Kekuasaan mayoritas
4. Hak-hak minoritas
5. Jaminan hak asasi manusia
6. Pemilihan yang bebas dan jujur
7. Persamaan di depan hukum
8. Proses hukum yang wajar
9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional
10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat

D. MODEL DEMOKRASI
Ada beberapa model demokrasi yang tertulis dalam buku Demokrasi Pancasila karya
Darmawan Harefa dan Drs. Fatolosa Hulu, di antaranya:
1. Demokrasi Klasik
Demokrasi klasik merupakan demokrasi pertama dengan tingkat pemilihan hanya
mencakup laki-laki merdeka. Demokrasi ini tidak mengizinkan perempuan dan
orang yang tidak memiliki properti untuk turut memilih.
2. Demokrasi Totalitarian
Model demokrasi ini melibatkan sebuah kediktatoran absolut. Kediktatoran
tersebut dikemas sedemikian rupa dengan kata “demokrasi.” Pemikiran para
pemimpin mendominasi demokrasi ini dengan memonopoli kebijakan ideologis.
3. Demokrasi Langsung
Kata langsung di sini mendefinisikan demokrasi yang melibatkan partisipasi
rakyat secara langsung. Pada demokrasi ini, batas dan perbedaan antara
pemerintah dan rakyat dihapuskan. Keduanya menyatu menjadi sistem
pemerintahan oleh rakyat.
4. Demokrasi Perwakilan
Merupakan bentuk pemerintahan yang membatasi partisipasi rakyat. Demokrasi
ini disebut juga dengan demokrasi tidak langsung. Disebut tidak langsung karena
rakyat tidak aktif berpartisipasi secara langsung.
5. Demokrasi Radikal
Demokrasi radikal adalah demokrasi dengan bentuk yang mendukung adanya
desentralisasi dan partisipasi. Bahkan pada demokrasi ini tidak terdapat batasan
yang pasti.
6. Demokrasi Liberal
Model demokrasi ini bersifat tidak langsung dan perwakilan. Dalam demokrasi
liberal, jabatan politik didapat dengan perantara pemilihan. Pemilihan ini
dilaksanakan secara berskala sesuai dengan kesetaraan politik formal.

E. PRINSIP DEMOKRASI BERDASARKAN PANCASILA


Pancasila menjadi prinsip dasar dari penerapan demokrasi di Indonesia. Sebagai salah
satu negara yang menerapkan demokrasi dalam sistem pemerintahannya, Indonesia
menganut prinsip berikut:
1. Prinsip Kerakyatan
Prinsip kerakyatan di Indonesia memiliki arti bahwa demokrasi di negara ini
mengikuti paham kedaulatan rakyat. Posisi tertinggi negara berada di tangan
rakyat Indonesia, bersifat tunggal, dan tidak terbagi.
2. Prinsip Hikmat Kebijaksanaan
Prinsip selanjutnya adalah hikmat kebijaksanaan, yaitu kedaulatan rakyat yang
terikat oleh aturan berupa hikmat dan kebijaksanaan.
3. Prinsip Perwakilan
Prinsip demokrasi berdasarkan Pancasila yang terakhir adalah prinsip
perwakilan. Berdasarkan prinsip perwakilan, pemerintahan Indonesia
diselenggarakan dan diamanahkan kepada para wakil rakyat, seperti dijelaskan
dalam buku Komunikasi Politik oleh Khoirul Muslimin.
Dengan prinsip perwakilan dalam demokrasi Indonesia , rakyat memiliki para wakil
tersebut melalui pemilihan umum dalam rangka menyelenggarakan kehidupan
bernegara yang bisa kita terapkan di dalm keluarga.
BAB III
PEMBAHASAN

Demokrasi yang beradab bukan hanya tentang sistem pemerintahan, tetapi juga tentang
bagaimana individu terlibat dalam proses politik secara sadar dan bertanggung jawab. Dalam
upaya membangun demokrasi yang berakar kuat, peran keluarga menjadi landasan yang tak
tergantikan dalam membentuk sikap, nilai, dan pemahaman anggota keluarga terhadap
demokrasi.

Pentingnya Peran Keluarga


Keluarga, sebagai unit terkecil dalam masyarakat, memegang peranan krusial dalam
membentuk karakter dan pandangan anggotanya terhadap demokrasi. Melalui berbagai
interaksi sehari-hari, keluarga memainkan peran penting dalam membentuk landasan moral
dan sikap individu terhadap proses demokrasi.
o Dialog dan Menghargai Perbedaan: Suasana keluarga yang memfasilitasi dialog
dan menghargai perbedaan pendapat menjadi panggung awal bagi anggota keluarga
untuk belajar berkomunikasi dengan baik. Hal ini secara tak langsung mengajarkan
arti dari kebebasan berpendapat, suatu nilai yang penting dalam demokrasi yang
beradab.
o Transmisi Nilai-nilai Demokrasi oleh Orang Tua: Orang tua memiliki peran sentral
dalam mentransmisikan nilai-nilai demokrasi kepada generasi muda. Sikap, tindakan,
dan cara berkomunikasi orang tua menjadi cermin bagi bagaimana anak-anak
memahami dan merespons proses demokrasi.
o Partisipasi Anak dalam Diskusi: Keterlibatan anak-anak dalam diskusi keluarga
membuka ruang untuk mereka memahami pentingnya partisipasi dan pengambilan
keputusan. Inilah fondasi dasar yang akan membentuk penghargaan dan partisipasi
mereka dalam proses demokratis yang lebih luas di masyarakat.

Membangun Demokrasi yang Beradab di Indonesia


Di Indonesia, peran keluarga dalam membangun demokrasi yang beradab sangatlah besar.
Dengan mengedepankan nilai-nilai demokrasi sejak dini, keluarga di Indonesia memiliki
kesempatan untuk membentuk generasi yang menghargai kebebasan, keadilan, dan
keberagaman. Semua nilai-nilai ini menjadi pondasi penting bagi demokrasi yang beradab di
masa depan.
Membentuk Dasar Demokrasi Lewat Pendidikan Keluarga
Keluarga bukan hanya tempat di mana individu pertama kali mengenal nilai dan norma, tetapi
juga laboratorium sosial pertama yang memberikan pengalaman nyata dalam berdemokrasi.
Pendidikan nilai-nilai demokrasi sejak dini di lingkungan keluarga akan membentuk dasar
yang kokoh bagi pemahaman individu terhadap demokrasi.

Oleh karena itu, penting bagi setiap keluarga untuk menciptakan lingkungan yang
mendukung bagi pembentukan karakter demokratis. Ini bukan hanya untuk kepentingan
individu, tetapi juga untuk keberlangsungan dan kemajuan demokrasi di Indonesia.

Membangun Demokrasi yang Beradab di Indonesia


Di Indonesia, peran keluarga dalam membangun demokrasi yang beradab sangatlah besar.
Dengan mengedepankan nilai-nilai demokrasi sejak dini, keluarga di Indonesia memiliki
kesempatan untuk membentuk generasi yang menghargai kebebasan, keadilan, dan
keberagaman. Semua nilai-nilai ini menjadi pondasi penting bagi demokrasi yang beradab di
masa depan.

KESIMPULAN

Dalam membangun demokrasi yang beradab, peran keluarga sangatlah penting. Keluarga
memainkan peran sentral dalam pembentukan demokrasi yang beradab.
Sebagai selentingan pertama nilai-nilai kemanusiaan, keluarga menjadi tempat di mana
individu memahami arti toleransi, partisipasi, dan penghargaan terhadap perbedaan.
Melalui pendidikan informal, keluarga membentuk karakter warganegara yang bertanggung
jawab dan kritis.

Kesadaran akan hak dan kewajiban mulai tumbuh di lingkungan keluarga, menciptakan
fondasi untuk partisipasi aktif dalam proses demokratis.
Oleh karena itu, keluarga harus memainkan peran aktif dalam membangun demokrasi yang
beradab dengan menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan membentuk karakter warganegara
yang bertanggung jawab dan kritis.
Berdasarkan hasil dari kajian yang di dapat dari berbagai sumber pustaka dapat diketahui
bahwa Pancasila selain sebagai dasar negara juga memiliki peran yang besar dalam
pembentukan karakter bagi generasi penerus bangsa. Berdasarkan dengan nilai-nilai yang ada
pada Pancasila apabila diterapkan maka hal ini akan memiliki dampak yang besar dalam
upaya membentuk karakter yang cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia. Dalam dunia
pendidikan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila dapat di berikan melalui salah satu cara yaitu
pembelajaran dengan pendidikan Pancasila. Upaya pembangunan karakter dapat dilakukan
sejak usia dini guna terciptanya generasi penerus bangsa yang memiliki karakter sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila. Karena pada dasarnya Pancasila sebagai dasar awal
pembentukan karakter pribadi yang cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia. Nilai yang
terkandung pada Pancasila yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan. Pancasila memiliki sifat subjektif, yang berarti bahwa nilai yang terkandung dalam
Pancasila berhubungan dengan yang menggunakan dan menerapkan nilai Pancasila, yaitu
bangsa, negara Indonesia, dan tentu masyarakat.

SARAN
Orang tua harus menjadi teladan dalam menerapkan nilai-nilai demokrasi di dalam keluarga.
Keadilan, kesetaraan, dan partisipasi dalam pengambilan keputusan keluarga harus
dipraktikkan secara konsisten oleh orang tua.
Orang tua juga disarankan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berpartisipasi
dalam proses pengambilan keputusan keluarga.
Melibatkan anak-anak dalam diskusi dan memberikan tanggung jawab sesuai dengan usia
dan kemampuan mereka merupakan langkah positif.
Komunikasi yang terbuka dan jujur antara anggota keluarga sangatlah penting.
Orang tua perlu mendengarkan dengan penuh perhatian dan menghargai pendapat anak-anak,
yang nantinya akan membantu mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan
untuk berdialog dengan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Modul Pendidikan Kewarganegaraan MKDU411102. Prof. Dr. Lasiyo, M.A., M.M., dkk

[2] Qusairi, A. (2016). Hubungan Pola Asuh Demokratis Dalam Keluarga Dengan Prestasi
Belajar Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 1 Gamping Sleman
Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Prodi Bimbingan Konseling UPY.

[3] Mengembangkan Pola Asuh Demokratis. (2014). (n.p.): Elex Media Komputindo
.
[4] Subianto, J. (2013). Peran keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam pembentukan
karakter berkualitas. Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 8(2).

[5] Demokrasi di Era Digital. (2021). (n.p.): Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

[6] Keosoema, Doni 2007. Pendidikan Karakter, strategi mendidik anak di zaman gobal.
Jakarta: Grasindo

[7] Pengaruh Demokrasi Terhadap Hukum Keluarga. (2014). (n.p.): Sakata Cendekia.

[8] DEMOKRASI BUKAN DEMOCRAZY. (2021). (n.p.): Media Nusa Creative (MNC
Publishing).

[9] https://www.fokussolo.com

[10] Remaja dan Perilaku Berisiko di Era Digital: Penguatan Peran


Keluarga. (2021). (n.p.): Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

[11] https://ejurnal.kependudukan.lipi.go.id

[12] https://readmore.id/peran-keluarga-dalam-membangun-demokrasi-yang-beradab/

[13] https://polpum.kemendagri.go.id/pengertian-demokrasi-model-dan-prinsipnya/

[14] MATERI INISIASI TUTON 7 KONSEP DEMOKRASI INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai