Anda di halaman 1dari 14

Tugas

Pendidikan
kewarganegaraan

Presentasi
Demokratisasi
Kelompok 6
Anggota kelompok
M.Eka Chandra Mujjadi
M.Fadhil
Anya Pratiwi
Irfan Faizun
Dito Fernanda
Atira jauzha Al Hafish
Latar Belakang
Demokratisasi adalah transisi ke rezim politik yang lebih demokratis.
Transisi ini bisa terjadi dari rezim otoriter ke demokrasi menyeluruh,
dari sistem politik otoriter ke semi-demokrasi, atau dari sistem politik
semi-otoriter ke demokrasi. Demokratisasi dipengaruhi oleh berbagai
faktor, termasuk pembangunan ekonomi, sejarah, dan masyarakat
madani. Hasil ideal dari demokratisasi adalah menjamin rakyat punya
hak memilih dan suara dalam sistem politik negaranya.
Fungsi dan Peran Demokrasi di Indonesia
Berikut adalah fungsi dan peran demokrasi di Indonesia secara
singkat:

-Mewujudkan kedaulatan rakyat.


-Menjamin hak asasi manusia.
-Mendorong akuntabilitas pemerintah.
-Melindungi keanekaragaman dan pluralisme..
-Mendorong pembangunan ekonomi dan sosial.
-Menjaga stabilitas politik.
-Mendorong partisipasi masyarakat.
-Menjaga keseimbangan kekuasaan.
Fungsi dan peran demokrasi di Indonesia sangat penting dalam
menjalankan sistem pemerintahan yang adil, partisipatif, dan
berkeadilan.
Landasan Sistem Politik Demokrasi di Indonesia
Berdasarkan pada pembagian sistem politik, ada dua
perbedaan, yaitu sistem politik demokrasi dan sistem
politik nondemokrasi. Demokrasi adalah sistem politik
yang kompetitif yang di dalamnya terdapat persaingan
antara para pemimpin dan organisasi-organisasi dalam
menjabarkan alternatif-alternatif kebijakan publik
sehingga publik dapat turut berpartisipasi dalam
proses pengambilan keputusan.
NON DEMOKRASI
Terdapat banyak kosakata untuk merujuk pada
negara-negara non-demokrasi, baik dulu maupun
sekarang. Para ahli antara lain menggunakan istilah-
istilah seperti kediktatoran, tirani, monarki, oligarki,
dan rezim totaliter untuk menggambarkan sistem
politik semacam ini. Semua ini, dan masih banyak lagi,
berada di bawah payung rezim yang dapat dikatakan
tidak demokratis.
Negara-negara non-demokrasi cukup beragam, bahkan lebih beragam dibandingkan
negara-negara demokrasi, dan keragaman ini meluas melintasi ruang dan waktu.
Meskipun terdapat 'variasi demokrasi' mulai dari liberal hingga sosial demokrat, dengan
konfigurasi kelembagaan yang berbeda seperti presidensial dan parlementer, di seluruh
negara demokrasi terdapat prinsip-prinsip umum seperti pemerintahan yang terbagi dan
akuntabilitas kepada rakyat. Semua negara demokrasi memiliki sistem pemilu, eksekutif,
legislatif, dan yudikatif. Sebaliknya, negara-negara non-demokrasi tidak memiliki ciri-ciri
organisasi yang sama; sebaliknya, mereka menjalankan kekuasaan mulai dari
pemerintahan oleh satu orang dengan institusionalisasi minimal hingga sistem birokrasi
yang rumit di bawah kepemimpinan kolektif. Dalam hal ini, negara-negara non-demokrasi
merupakan kumpulan negara-negara yang jauh lebih luas dan membingungkan untuk
dipelajari.
Meskipun terdapat banyak jenis negara non-
demokrasi, yang akan dibahas nanti dalam
bab ini, semua negara non-demokrasi
memiliki beberapa karakteristik utama. Hal
ini berkaitan dengan akuntabilitas,
kompetisi, dan kebebasan. Mari kita
membahas masing-masing hal ini secara
bergantian.
PENDIDIKAN DEMOKRASI Pendidikan adalah
proses internalisasi budaya ke dalam diri
seseorang dan masyarakat sehingga
membuat orang dan masyarakat jadi
berbudaya. Pendidikan bukan dimerupakan
sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi
lebih luas lagi yakni sebagai sarana
pembudayaan dan penyaluran nilai
enkulturisasi dan sosialisasi.
Membangun pribadi yg demokratis
Membangun pribadi yang demokratis merupakan salah satu fungsi
pendidikan nasional, selain pengembangan nilai-nilai demokrasi dalam
pembentukan mental peserta didik sesuai nilai-nilai demokrasi, demokrasi
di sekolah juga mencakup proses pembelajaran untuk meningkatkan
kualitas hasil belajar. Hal ini diantaranya adalah untuk menyikapi
persoalan yang tentunya tekait dengan nilai-nilai demokrasi dalam hal
ilmu pengetahuan.
Dalam proses penerapan nilai-nilai demokrasi, tidak
hanya di level Negara, tetapi juga berdemokrasi dalam
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah
merupakan tempat kedua setelah rumah sebagai tempat
yang perlu untuk ditanamkannya sistem demokrasi di
dalamnya. Mendidik anak-anak bangsa akan melahirkan
calon-calon pemimpin bangsa di masa depan.
Pendidikan dan Nilai-Nilai Demokrasi

Pendidikan adalah watak nasional suatu bangsa. Hal ini perlu dicanangkan guna
mencapai cita-cita nasional dalam mencerdaskan kehidupan, karena pada
hakikatnya pendidikan memberikan kesempatan seseorang untuk memiliki dan
menguasai pengetahuan. Namun, setiap orang juga perlu memahami batas-batas
dirinya dan orang lain. Namun faktanya di kehidupan nyata masih banyaknya
kasus bully di sekolah, perbedaan ras yang menyebabkan konflik antar peserta
didik, kurangnya kesadaran akan pentingnya sikap toleransi antar umat
beragama, masih banyaknya tindakan mencontek ketika ujian, dan juga adanya
perbedaaan hak di lingkungan sekolah.
Pendidikan demokrasi adalah pandangan hidup yang mengutamakan
persamaan hak dan kewajiban, serta perlakuan yang sama di dalam
berlangsungnya proses pendidikan antara pendidik dan anak didik, serta
pengelola pendidikan. Pendidikan yang baik dalam demokrasi itu melibatkan
dan menghargai semua kalangan sehingga menghasilkan suatu pendekatan
yang lebih komprehensif, deliberatif, dan partisipatif. Salah satu pekerjaan
rumah kita adalah tentang penumbuhan kesadaran politik kewargaan, yaitu
bagaimana warga berdaya agar demokrasi Indonesia mewujudkan keadilan
sosial dan kesejahteraan. Artinya, warga yang setara, pendidikannya baik, dan
cerdas membuat demokrasi kita menjadi lebih baik.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai