Di susun Oleh :
Nama : Ivanna
NIM : 04924610
Prodi : Ilmu Administrasi Bisnis
Semester : 1
Lingkungan yang membina ini memupuk rasa memiliki dan memperkuat tatanan
demokrasi dengan membesarkan individu yang memahami pentingnya kesetaraan, keadilan,
dan kebaikan bersama. Intinya, keluarga berperan sebagai landasan penting dalam
membentuk fondasi masyarakat yang beradab dan demokratis.
Peran keluarga dalam membangun demokrasi yang beradab lebih dari sekadar menanamkan
nilai-nilai pada individu. Keluarga juga berperan sebagai agen sosialisasi utama, mengajarkan
individu tentang nilai-nilai, prinsip, dan institusi demokrasi.
Selain itu, keluarga dapat berkontribusi dalam membangun rasa kebersamaan dan kohesi
sosial yang kuat, yang penting untuk berfungsinya masyarakat demokratis.
Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah ringkasan tertulis mengenai artikel dari jurnal, buku dan dokumen
lain yang mendeskripsikan teori serta informasi baik masa lalu maupun saat ini,
mengorganisasikan pustaka ke dalam topik dokumen yang dibutuhkan untuk membuat
sebuah artikel atau penelitian.
Purwono (2010) menyatakan bahwa tinjauan pustaka berarti segala upaya peneliti untuk
mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan topik atau masalah yang sedang atau akan
diteliti.
Informasi tersebut dapat diperoleh dari karya ilmiah, laporan penelitian, karangan ilmiah,
tesis dan disertasi, peraturan, keputusan, direktori, ensiklopedia serta sumber tertulis dan
elektronik lainnya.
2. Informasi mengenai penelitian penyelamatan yang serupa atau berkaitan akan dilakukan.
Artikel ini menggunakan metode penelitian pengumpulan data. Data yang dimuat dalam
artikel ini bersumber dari modul, jurnal ilmiah dan buku lainnya. Sehingga diperoleh
pengertian demokrasi, peran orang tua dalam membangun demokrasi yang beradab, nilai-
nilai demokrasi yang dapat di terapkan kepada anak-anak. Hasil dari metode penelitian
pengumpulan data tersebut dimuat dalam artikel “Peran Keluarga Dalam Membangun
Demokrasi Yang Beradab”.
Pembahasan
Kata demokrasi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti
rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan sehingga demokrasi dapat diartikan
sebagai pemerintahan rakyat. Kata ini kemudian diserap menjadi salah satu kosa kata dalam
bahasa Inggris yaitu democracy. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci dalam bidang
ilmu politik. Hal ini menjadi wajar sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator
perkembangan politik suatu negara.
Kebanyakan orang mungkin sudah terbiasa dengan istilah demokrasi, tapi tidak menutup
kemungkinan masih ada yang salah dalam mempersepsikan istilah demokrasi. Bahkan tidak
hanya itu, konsep demokrasi bisa saja disalahgunakan oleh para penguasa terutama penguasa
| yang otoriter untuk memperoleh dukungan rakyat agar kekuasaannya tetap langgeng.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi merupakan istilah politik yang berarti
pemerintahan rakyat. Hal tersebut dapat diartikan bahwa dalam sebuah negara demokrasi
kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh rakyat atau wakil-
wakil yang mereka pilih di bawah sistem pemilihan bebas.
Dalam pandangan Abraham Lincoln, demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Artinya, rakyat dengan serta merta mempunyai
kebebasan untuk melakukan semua aktivitas kehidupan termasuk aktivitas politik tanpa
adanya tekanan dari pihak mana pun, karena pada hakikatnya yang berkuasa adalah rakyat
untuk kepentingan bersama. Dengan demikian, sebagai sebuah konsep politik, demokrasi
adalah landasan dalam menata sistem pemerintahan negara yang terus berproses ke arah yang
lebih.
Keluarga memegang peranan penting dalam membentuk landasan demokrasi yang beradab
pada anak. Termasuk mengajarkan nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan pentingnya ikut serta
dalam pengambilan keputusan.
Keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi anak untuk mempelajari nilai-nilai
demokrasi.
a. Orang tua dapat menanamkan nilai-nilai demokrasi kepada anak sejak dini.
2. Nilai-nilai demokrasi yang dapat ditanamkan dalam keluarga Nilai-nilai demokrasi yang
dapat ditanamkan dalam keluarga antara lain:
Keluarga harus mendidik anak bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar. Setiap
orang berhak atas pendapatnya masing-masing. Perbedaan pendapat jangan dijadikan alasan
untuk saling membenci atau meremehkan.
Keluarga harus mendidik anak bahwa setiap orang mempunyai hak asasi manusia yang harus
dihormati. Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak dasar yang melekat pada setiap
manusia sejak lahir. Hak asasi manusia tidak boleh dilanggar oleh siapa pun, termasuk orang
tua.
Keluarga harus mengajarkan kepada anak bahwa persatuan dan solidaritas penting dalam
membangun demokrasi. Setiap orang harus menghormati dan menghargai perbedaan yang
ada, agar tercipta solidaritas dan persatuan dalam masyarakat.
Keluarga hendaknya mengajarkan kepada anak bahwa konflik dapat diselesaikan dengan
damai. Konflik tidak harus diselesaikan dengan kekerasan. Setiap orang harus berusaha
menyelesaikan konflik secara damai dan demi kebaikan bersama.
Ada beberapa cara menanamkan nilai demokrasi dalam keluarga antara lain:
Memberi contoh
Orang tua adalah teladan bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, orang tua harus memberikan
contoh yang baik dengan mengamalkan nilai-nilai demokrasi. Jika orang tua ingin anaknya
menghargai perbedaan pendapat, maka mereka juga harus menghargai perbedaan pendapat
orang lain.
Diskusi
Banyak hal yang bisa didiskusikan orang tua dengan anaknya, termasuk nilai-nilai
demokrasi. Diskusi dapat membantu anak untuk memahami nilai-nilai demokrasi dan
cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Orang tua dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis anak dengan mengajak
anak untuk berpikir secara rasional dan logis. Keterampilan berpikir kritis penting untuk
mengembangkan nilai-nilai demokrasi, karena nilai-nilai demokrasi harus didasarkan
pada pemikiran yang rasional dan logis
Kesimpulan
Peran keluarga dalam membangun demokrasi yang beradab merupakan landasan penting
yang sering terabaikan. Keluarga bukan hanya tempat pertama anak mempelajari nilai dan
norma, namun juga lingkungan pertama yang membantu anak menanamkan pemahaman
tentang demokrasi.
Keluarga Indonesia memiliki peluang besar untuk meletakkan dasar demokrasi yang
beradab melalui pendidikan dan praktik sehari-hari. Dengan cara ini, setiap keluarga
dapat menjadi agen perubahan yang memberikan dampak positif tidak hanya pada
anggota keluarga tetapi juga masyarakat dan negara secara keseluruhan.
Oleh karena itu, penting bagi kita semua, khususnya orang tua dan wali, untuk terus
menyadari dan mempertegas peran tersebut. Dengan demikian, bersama-sama kita dapat
membangun landasan yang kokoh bagi generasi penerus bangsa Indonesia yang
menjunjung tinggi dan mengamalkan nilai-nilai demokrasi yang beradab dalam
kehidupan sehari-hari.
Saran
Selain itu, pemerintah juga harus menciptakan lingkungan yang kondusif bagi
pengembangan nilai-nilai demokrasi, misalnya dengan memperkuat penegakan hukum
dan hak asasi manusia.
Berikut beberapa saran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan peran keluarga dalam
membangun demokrasi yang beradab:
Dahl Robert A. 1992. Demokrasi dan Para Pengkritiknya. Jakarta: Yayasan obor
Indonesia