Anda di halaman 1dari 7

PERAN KELUARGA DALAM MEMBANGUN DEMOKRASI YANG

BERADAB
Semester 1

OLEH:

Fitri Nur Aisyah


050383203

UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) BENGKULU
POKJAR BENGKULU
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

Keluarga merupakan fondasi utama dalam membentuk karakter, nilai, dan tata nilai yang
diperlukan dalam pembangunan sebuah masyarakat yang demokratis. Di tengah dinamika
perubahan zaman dan kompleksitas arus informasi, peran keluarga sebagai lembaga pertama
tempat anak-anak belajar norma, etika, dan keterampilan sosial memiliki dampak yang tak
terbantahkan terhadap pembentukan demokrasi yang beradab. Dalam konteks ini, pentingnya
peran keluarga sebagai agen sosialisasi utama dan pembentuk individu yang bertanggung
jawab menjadi sorotan dalam konteks membangun masyarakat yang inklusif, bermartabat,
dan demokratis.

Dalam tulisan ini, akan dikaji secara mendalam mengenai peran signifikan keluarga dalam
mendukung demokrasi yang beradab. Analisis terhadap interaksi intra-keluarga, nilai-nilai
yang ditanamkan, dan peran aktif anggota keluarga dalam membentuk kesadaran
kewarganegaraan menjadi fokus utama. Pendekatan holistik terhadap peran keluarga dalam
membangun fondasi demokrasi yang kuat akan menjadi penekanan dalam artikel ini, serta
upaya-upaya praktis yang dapat diterapkan untuk memperkuat peran tersebut dalam konteks
masyarakat modern.

Demikianlah, tulisan ini mengajak untuk memahami secara lebih mendalam bagaimana peran
keluarga sebagai entitas sosial yang memainkan peran krusial dalam menciptakan,
mendukung, dan melestarikan demokrasi yang berlandaskan nilai-nilai kebersamaan,
keadilan, dan partisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Konsep Keluarga

Pengertian keluarga menjadi landasan penting dalam memahami peran keluarga dalam
membangun demokrasi yang beradab.
M.I. Soelaeman, seperti yang dikutip dalam Yusuf (2009), mengemukakan bahwa keluarga
memiliki dua makna dari sudut pandang sosiologi.
Pertama, keluarga dalam arti luas mencakup semua pihak yang memiliki hubungan darah
atau keterunan.
Kedua, dalam arti sempit, keluarga terbatas pada orangtua dan anak.
Maciver menambahkan lima ciri khas keluarga, mencakup hubungan berpasangan kedua
jenis, perkawinan atau bentuk ikatan lainnya, pengakuan keturunan, kehidupan ekonomis
bersama, dan kehidupan rumah tangga.
Keluarga dianggap sebagai lembaga sosial yang telah berkembang secara resmi dalam semua
masyarakat.
Konsep ini menunjukkan bahwa keluarga bukan hanya sekadar unit biologis, tetapi juga
memiliki dimensi sosial dan ekonomis yang menyatu dalam kehidupan masyarakat.
Keluarga menjadi lembaga utama dalam membentuk struktur sosial dan memainkan peran
sentral dalam mengajarkan nilai-nilai dan tanggung jawab sosial.

Peran Keluarga

Peran keluarga menjadi kunci dalam membentuk karakter dan sikap anggota masyarakat
terhadap demokrasi.
Covey, seperti yang dikutip dalam Yusuf (2009), mengidentifikasi empat prinsip peran
keluarga: Modeling, Mentoring, Organizing, dan Teaching.
Modeling mencerminkan pentingnya orang tua sebagai contoh bagi anak-anak.
Orang tua menjadi model pertama dan terdepan dalam membentuk sikap proaktif, sikap
respek, dan kasih sayang pada anak-anak.
Mentoring menekankan pentingnya hubungan dan investasi emosional dalam memberikan
perlindungan kepada orang lain.
Organizing menyoroti keluarga sebagai suatu unit yang memerlukan kerjasama dalam
menyelesaikan tugas-tugas dan memenuhi kebutuhan keluarga.
Teaching menunjukkan peran orang tua sebagai guru yang mengajarkan hukum-hukum dasar
kehidupan.

Konsep Sosialisasi Politik

Sosialisasi politik merupakan proses utama dalam membentuk sikap dan orientasi politik
individu.
Proses ini mencakup pengenalan sistem politik, tanggapan individu terhadap gejala politik,
dan partisipasi serta tanggung jawab dalam kehidupan politik.
Sosialisasi politik dipengaruhi oleh lingkungan sosial, ekonomi, kebudayaan, dan interaksi
individu dengan pengalaman hidupnya.
Keluarga, sekolah, teman sebaya, media massa, dan organisasi masyarakat merupakan agen
sosialisasi politik yang memainkan peran penting dalam membentuk sikap dan perilaku
politik individu.
Agen Sosialisasi Politik

Keluarga menjadi agen sosialisasi politik yang paling pertama dan utama.
Lingkungan keluarga memberikan dasar bagi individu untuk memahami nilai-nilai politik.
Meskipun, dalam konteks sosialisasi politik di Indonesia, kendala ekonomi seringkali
membuat keluarga lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar, menyebabkan kurangnya
perhatian terhadap kehidupan politik.
Selain keluarga, agen sosialisasi politik melibatkan sekolah, teman sebaya, media massa, dan
organisasi masyarakat.
Proses sosialisasi politik di Indonesia seringkali menghadapi tantangan apatis terhadap
kehidupan politik, terutama di kalangan keluarga dengan kondisi sosial ekonomi yang
rendah.

Implikasi Terhadap Pembangunan Demokrasi yang Beradab

Pentingnya peran keluarga dalam sosialisasi politik menjadi faktor kunci dalam membangun
demokrasi yang beradab.
Keluarga membentuk landasan karakter dan sikap individu terhadap kehidupan politik.
Oleh karena itu, dalam upaya memperkuat demokrasi, perlu adanya strategi untuk
meningkatkan peran keluarga sebagai agen sosialisasi politik.
Upaya penguatan pendidikan politik dalam lingkungan keluarga, peningkatan peran sekolah,
dan penggunaan media massa sebagai sarana pendidikan politik dapat menjadi langkah-
langkah konkrit untuk membangun demokrasi yang beradab.
Pentingnya memberikan perhatian pada keluarga dengan kondisi sosial ekonomi rendah perlu
diakui, dan program-program pendidikan politik harus dirancang dengan mempertimbangkan
konteks tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pembentukan Nilai-nilai Demokratis:
Keluarga memainkan peran penting dalam membentuk nilai-nilai demokratis seperti
partisipasi politik, hak asasi manusia, kesetaraan, kebebasan berpendapat, dan toleransi.
Nilai-nilai ini diajarkan dan diterapkan di lingkungan keluarga dan dapat membentuk dasar
pemahaman anak-anak terhadap prinsip-prinsip demokrasi.

2. Sosialisasi Politik dalam Keluarga:


Keluarga berperan dalam menyediakan pengetahuan politik kepada anggota keluarga,
membangun kesadaran politik, dan mendorong partisipasi dalam kehidupan politik. Diskusi
tentang isu-isu politik, pemilihan umum, dan hak serta kewajiban warga negara dapat
menjadi bagian dari interaksi keluarga.

3. Pengaruh Keluarga terhadap Partisipasi Masyarakat:


Interaksi dan nilai-nilai yang diajarkan dalam keluarga mempengaruhi keterlibatan
anggota keluarga dalam kegiatan masyarakat yang demokratis. Pembelajaran nilai-nilai
seperti kerjasama, partisipasi dalam kegiatan sosial, dan sikap terhadap keadilan dapat
membentuk tingkat keterlibatan dalam masyarakat.

4. Tanggung Jawab Sosial dan Kewarganegaraan:


Keluarga membentuk kesadaran akan tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan yang
bertanggung jawab dalam membangun masyarakat demokratis. Melalui contoh, pengajaran,
dan pembiasaan, anggota keluarga dapat memahami tanggung jawab mereka sebagai warga
negara yang aktif.

5. Pemikiran Kritis dan Toleransi:


Peran keluarga dalam mengembangkan pemikiran kritis, toleransi, serta penghargaan
terhadap perbedaan pendapat dalam konteks demokrasi sangat penting. Diskusi terbuka,
mendengarkan pendapat yang berbeda, dan menghargai keragaman pendapat adalah nilai-
nilai yang dapat diterapkan dalam keluarga.

Semua aspek ini memainkan peran penting dalam membentuk individu yang memiliki
kesadaran politik, moralitas, dan tanggung jawab dalam mendukung perkembangan
demokrasi yang beradab di masyarakat.
BAB IV
PENUTUP

keluarga memiliki peran penting dalam memberikan kesempatan pendidikan


Membuka diskusi, dan memberikan pemahaman yang seimbang terkait dengan situasi politik,
isu-isu kontemporer, dan hak-hak asasi manusia.
Diskusi terbuka ini menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang prinsip-prinsip
demokrasi.

SIMPULAN
 Peran Sentral Keluarga: Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam
membentuk individu yang memahami dan menerapkan nilai-nilai demokrasi dalam
kehidupan sehari-hari. Ini mencakup pemahaman tentang kewarganegaraan yang
bertanggung jawab dan penerapan nilai-nilai demokratis dalam interaksi sosial.
 Pentingnya Pendidikan Nilai-nilai Demokratis: Pendidikan nilai-nilai demokratis oleh
keluarga memiliki dampak signifikan dalam membentuk masyarakat yang toleran, inklusif,
dan bertanggung jawab. Hal ini menciptakan landasan penting bagi perkembangan
masyarakat yang demokratis dan beradab.
 Pemantapan Sikap Kritis dan Partisipatif: Peran keluarga dalam mengajarkan
pemikiran kritis dan mendorong partisipasi aktif dalam kehidupan politik dan sosial
merupakan kunci untuk menciptakan individu yang tidak hanya memiliki pengetahuan
tentang demokrasi, tetapi juga keterlibatan aktif dalam pembentukan masyarakat yang
demokratis.
 Tantangan yang Dihadapi Keluarga: Keluarga dihadapkan pada berbagai tantangan,
termasuk pengaruh media modern yang seringkali tidak mendukung nilai-nilai demokrasi,
kurangnya kesadaran akan pentingnya demokrasi, dan perubahan budaya yang berpengaruh
terhadap nilai-nilai tradisional.

SARAN
Saran dan Rekomendasi: Memberikan saran praktis bagi keluarga untuk memperkuat peran
mereka dalam mendidik anggota keluarga tentang demokrasi, seperti melalui diskusi terbuka,
partisipasi dalam kegiatan sosial, memberikan contoh nyata, dan memanfaatkan kesempatan
untuk mengajarkan nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan memahami pentingnya peran keluarga dalam pendidikan nilai-nilai demokratis, dapat
diharapkan bahwa keluarga dapat menjadi agen utama dalam membentuk individu yang
bertanggung jawab dan masyarakat yang demokratis.
BAB V
REFERENSI

https://lib.ui.ac.id/m/detail.jsp?id=20339210&lokasi=lokal

https://www.jstor.org/stable/42924898

https://www.kinderpedia.co/critical-thinking-children.html

https://www.markombur.com/2023/11/artikel-tema-peran-keluarga-dalam.html

http://repository.radenintan.ac.id/6717/1/SKRIPSI.pdf

Anda mungkin juga menyukai