KEWARGANEGARAAN
PERAN KELUARGA DALAM MEMBANGUN DEMOKRASI
YANG BERADAB
DISUSUN OLEH :
NAMA : CITRA KIRANA CHANTIRA
NIM : 049146186
PRODI : AKUNTANSI
MATA KULIAH : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (MKWU4019.1772)
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
PENDAHULUAN
Mengutip buku Demokrasi dan Hak Asasi Manusia susunan Suarlin dan Fatmawati,
demokrasi secara etimologis terdiri dari dua kata bahasa Yunani, yakni 'demos' dan 'cratein'
atau 'cratos'. Demos bermakna rakyat atau kekuasaan suatu tempat. Adapun cratein atau
cratos berarti kekuasaan atau kedaulatan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), demokrasi adalah bentuk atau
sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantaraan
wakilnya. Sederhananya, definisi demokrasi seperti yang pernah diungkap oleh Abraham
Lincoln, yaitu suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Keluarga, sebagai unit terkecil dalam struktur sosial, memiliki peran krusial dalam
membentuk sikap, nilai, dan keterlibatan kewarganegaraan individu.
Keluarga memiliki peran penting dalam membentuk dasar demokrasi yang beradab
pada anak-anak. Hal ini termasuk mengajarkan nilai keadilan, kesetaraan, dan pentingnya
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
PENGERTIAN DEMOKRASI
Situasi ini membuat Cleisthenes dikenal sebagai bapak demokrasi Athena. Pada saat
itu, Athena menganut demokrasi langsung, dengan dua ciri utama: pemilihan warga negara
secara acak untuk posisi eksekutif dan yudikatif di pemerintahan, dan majelis legislatif yang
terdiri dari seluruh warga negara Athena. Saat itu mereka semua berhak berbicara dan
memilih di parlemen Athena.
Demokrasi Athena didirikan oleh parlemen tetapi didasarkan pada kendali langsung
rakyat. Warga negara menyampaikan pendapatnya dan mendukung kontrol politik melalui
parlemen dan pengadilan. Pada Abad Pertengahan (6-15 M), gagasan ini tidak lagi digunakan
di Eropa Barat, dan terdapat banyak sistem di mana pemilu masih diadakan meskipun hanya
sedikit orang yang dapat berpartisipasi. Parlemen Inggris sendiri dimulai dengan Magna
Carta, sebuah dokumen yang membatasi kekuasaan raja dan melindungi hak-hak tertentu
rakyat. Parlemen terpilih pertama adalah Parlemen de Montfort di Inggris pada tahun 1265.
Namun karena parlemen dipilih oleh sejumlah kecil orang, maka hanya sejumlah
kecil orang yang benar-benar dapat berpartisipasi. Demokrasi dilaksanakan dengan
mempertimbangkan kebutuhan masyarakat umum. Keputusan kebijakan di negara demokrasi
bergantung pada keinginan dan aspirasi masyarakat pada umumnya.
PEMBAHASAN
Pentingnya hak asasi manusia dalam konteks demokrasi perlu disadari dan dihormati
di tingkat keluarga. Keluarga dapat mengajarkan tentang hak asasi manusia, keadilan, dan
tanggung jawab individu dalam menjaga hak dan kebebasan bersama. Dengan menyadari
nilai-nilai ini, anggota keluarga dapat menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat.
Dengan demikian, peran keluarga dalam demokrasi tidak boleh diabaikan. Pendidikan
politik, pembentukan nilai-nilai kewarganegaraan, partisipasi aktif, diskusi terbuka, dan
kesadaran akan hak asasi manusia adalah elemen-elemen kunci yang dapat ditanamkan oleh
keluarga untuk memperkuat dasar demokrasi. Dengan melibatkan keluarga secara positif, kita
dapat menciptakan masyarakat yang demokratis, inklusif, dan berdaya.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari peran keluarga dalam membangun demokrasi yang beradab adalah
bahwa keluarga memiliki dampak yang signifikan dalam membentuk karakter dan nilai-nilai
esensial bagi partisipasi warga dalam kehidupan demokratis. Melalui pendidikan nilai-nilai
demokrasi, lingkungan yang mendukung, dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan,
keluarga menciptakan fondasi bagi individu yang memiliki keterampilan sosial, pemikiran
kritis, dan rasa tanggung jawab. Dengan memahami peran krusial ini, masyarakat dapat lebih
efektif berkontribusi pada pembangunan demokrasi yang inklusif dan berkelanjutan.
SARAN
Saran untuk memperkuat peran keluarga dalam membangun demokrasi yang beradab:
Dengan menerapkan saran-saran ini, kita dapat memperkuat peran keluarga sebagai pilar
utama dalam membangun demokrasi yang beradab dan melibatkan warga muda dalam proses
demokratis sejak dini.
KRITIK
Sarana untuk membangun demokrasi yang beradab melalui peran keluarga merupakan
langkah positif, tetapi beberapa kritik dapat diajukan:
1. Kesenjangan Sosial-Ekonomi
Sarana pendidikan dan keterlibatan keluarga mungkin tidak merata di semua
lapisan masyarakat. Keluarga dengan akses terbatas ke sumber daya pendidikan atau
waktu luang mungkin mengalami kesulitan untuk melibatkan diri sepenuhnya.
2. Ketergantungan pada Keluarga
Mungkin ada risiko mengandalkan keluarga sebagai satu-satunya sumber
pembentukan nilai-nilai demokrasi. Harus ada upaya seimbang antara peran keluarga,
pendidikan formal, dan pengaruh masyarakat untuk memastikan pendekatan yang
holistik.
3. Tantangan Generasional
Nilai-nilai demokrasi dan partisipasi mungkin berbeda antara generasi. Upaya
untuk mengajarkan nilai-nilai ini harus sensitif terhadap perubahan budaya dan nilai
yang mungkin terjadi dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Penting untuk terus mengevaluasi dan menyesuaikan upaya dalam membangun demokrasi
yang beradab melalui peran keluarga, memperhatikan kritik-kritik ini untuk menciptakan
pendekatan yang lebih inklusif dan efektif.
DAFTAR PUSTAKA