Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/336810326

HAKIKAT DEMOKRASI DI DALAM KEBERAGAMAN

Article · October 2019

CITATIONS READS

0 9,664

1 author:

Moh. Fatkur Rohman


Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
5 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Moh. Fatkur Rohman on 25 October 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


DEMOKRASI DI INDONESIA
HAKIKAT DEMOKRASI DI DALAM KEBERAGAMAN

Oleh : Moh. Fatkur Rohman

PROGRAM MAGISTER
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2019

Email : rahmanonlyme@ashshohibiyah.sch.id

A. Pendahuluan
Demokrasi merupakan sebuah sistem pemerintahan yang dianut
oleh bangsa Indonesia, dimaknai sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat. Di dalam kehidupan berbangsa dan benegara,
demokrasi menjadi suatu hal yang sudah mendarah daging pada diri bangsa
Indonesia. Rakyat menjadi prioritas utama dalam sistem pemerintahan.
Sehingga, setiap usaha dan kebijakan – kebijakan yang diterapkan oleh
pemerintah, harus mengutamakan kepentingan rakyat.
Dalam perspektif sejarah, demokrasi mulai dikenal sejak zaman
Yunani Kuno1, dengan wilayah Athena sebagai negara yang pertama kali
menerapkan sistem demokrasi. Gagasan demokrasi pada masa ini dipelopori
oleh Aristoteles. Ia mengategorikan rakyat sebagai kelompok sosial yang
dinamakan warga negara2, merupakan penduduk asli suatu wilayah atau
negara, dan memiliki hak – hak istimewa dalam kehidupan politik, serta ikut
andil dalam pembentukan kebijakan negara. Menurut Aristoteles, warga

1
Adeng Muchtar Ghazali and Abdul Majid, PPKn: materi kuliah di perguruan tinggi Islam
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016). Hlm. 130.
2
Ibid, Hlm. 131.
negara berperan penting untuk menentukan kesuksesan suatu kota atau
negara tersebut. Dalam pemikiran Aristoteles ini, tampak bahwa demokrasi
yang digagas masih terbatas pada identitas suatu warga negara, dimana
mereka yang hanya memiliki hak – hak istimewa, adalah orang penduduk
asli dari suatu wilayah atau negara. Hal ini dapat diketahui juga bahwa,
penduduk bukan asli dari suatu wilayah, tidak memiliki hak istimewa di
dalam dunia politik, serta tidak memiliki hak dan kewajiban untuk andil di
dalam pembentukan kebijakan negara.
Pada zaman sekarang, mengutip pendapat dari Abraham Lincoln,
demokrasi diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat.3 Prioritas utama dalam konsep demokrasi adalah kedaulatan
rakyat yang berdasarkan atas prinsip kebebasan. Kebebasan yang
dimaksudkan adalah kebebasan yang bertanggungjawab, sesuai dengan
prosedur dan ketentuan yang telah disepakati bersama.
Bangsa Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan oleh Soekarno
pada 17 Agustus 1945 telah menerapkan sistem demokrasi di dalam sistem
pemerintahannya. Demokrasi menjadi tolak ukur, serta menjadi sarana
rakyat untuk dapat berpartisipasi aktif dalam urusan politik dan kenegaraan.
Pemegang kekuasaan tertinggi adalah rakyat, yang dilaksanakan oleh para
wakil – wakilnya. Wakil – wakil rakyat dipilih melalui pemilihan umum,
sehingga rakyat dapat menentukan wakil – wakilnya di lembaga
pemerintahan, sesuai dengan kompetensinya.
Kondisi masyarakat yang beragam, yang terdiri dari berbagai
macam suku bangsa, adat istiadat, dan kepentingan yang berbeda,
menyebabkan Indonesia memiliki kehidupan bernegara yang sangat
heterogen. Perbedaan kepentingan rakyat, sebagai warga negara Indonesia,
seringkali belum dapat terlaksana dengan baik, sehingga masih menyisakan
berbagai macam problematika yang perlu untuk diselesaikan.
Akhir – akhir ini bangsa Indonesia sedang dihadapkan oleh berbagai
krisis sosial dan pemerintahan, salah satunya adalah kasus RUU dari DPR

3
Samsul Wahidi, Dasar – dasar Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan,
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2015), hlm. 241.
yang mengundang kontroversi, serta kasus kerusuhan Wamena Papua yang
belum kunjung diselesaikan dengan baik. Tidak hanya itu, kasus korupsi
yang melibatkan pejabat – pejabat serta wakil rakyat di lembaga – lembaga
pemerintahan, tercatat menduduki peringkat 4 se – ASEAN, dengan indeks
38.4 Dengan kata lain, rakyat seakan mengalami krisis kepercayaan kepada
wakil – wakilnya di lembaga pemerintahan, sehingga dalam kurun waktu
dua minggu terakhir, aksi demo yang dipelopori oleh mahasiswa, terjadi di
berbagai wilayah di Indonesia.
Jika ditinjau dari berbagai permasalahan yang demikian, terhitung
sejak Indonesia merdeka hingga saat ini, demokrasi seakan belum dapat
dilaksanakan dengan sebaik – baiknya. Oleh karena itu, dalam tulisan ini,
penulis ingin membahas kembali terkait hakikat demokrasi di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di Indonesia.

B. Konsep Demokrasi di Indonesia


Demokrasi berasal dari bahasa Yunani “demos” yang berarti rakyat,
dan “kratos/kratein” yang berarti kekuasaan. John Dewey mengatakan
bahwa demokrasi adalah pandangan hidup yang dicerminkan dengan
perlunya partisipasi dari setiap warga yang sudah dewasa dalam membentuk
nilai – nilai yang mengatur kehidupan bersama.5 Sama halnya dengan
Dewey, Abraham Lincoln berpendapat bahwa demokrasi ialah
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. 6 Konsep – konsep
demokrasi ini, hingga sekarang, menjadi pijakan utama penerapan
demokrasi dalam lingkup kehidupan berbangsa dan bernegara.
Gagasan utama dalam penerapan demokrasi adalah kebebasan.
Kebebasan dalam menentukan nasib, menentukan peraturan dan
perundangan, dan termasuk juga kebebasan untuk menyampaikan pendapat
di muka umum. Kebebasan dalam kehidupan berdemokrasi, bukanlah

4
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/01/29/naik-1-poin-indeks-persepsi-
korupsi-indonesia-naik-ke-peringkat-4-di-asean. Diakses pada 4 Oktober 2019.
5
Adeng Muchtar Ghazali and Abdul Majid, PPKn: materi kuliah di perguruan tinggi Islam
… Hlm. 130.
6
Samsul Wahidi, Dasar – dasar Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan,
… hlm. 241.
kebebasan yang bersifat mutlak. Melainkan sebuah kebebasan yang
mengikat dan bertanggungjawab. Bebas dalam artian terbatas oleh peraturan
– peraturan yang telah disepakati bersama. Sehingga, penyampaian
pendapat di muka umum, meski dimaknai secara bebas, akan tetapi harus
dapat dipertanggung jawabkan.
Indonesia sebagai negara yang berbentuk republik dan memiliki
berjuta – juta penduduk, masih berusaha untuk dapat menerapkan konsep
demokrasi dengan baik. Apabila kita menganalisis fakta – fakta yang terjadi
di lapangan, masih banyak contoh – contoh cacat proses demokrasi, yang
kemudian mampu memicu terjadinya konflik di berbagai wilayah. Alhasil,
dengan latar belakang penduduk yang sangat kaya akan perbedaan,
kegagalan penerapan demokrasi akan membahayakan kedaulatan negara.
Salah satu contohnya adalah politik dinasti yang saat ini sudah mulai
menjamur di kalangan masyarakat dan elit negarawan. Mulai dari kepala
desa, hingga pejabat pemerintahan daerah. Apabila mereka telah terpilih
selama dua periode untuk menjabat di pemerintahan. Saat masa jabatannya
telah berakhir, mereka akan mencalonkan istri ataupun kerabatnya sendiri,
dan mengerahkan pendukungnya untuk memilih kandidat yang telah
dicalonkan. Banyak contoh juga, usaha yang demikian berjalan mulus,
tanpa ada pengawalan dari aparat penegak hukum. Meski, secara
konstitusional memang sah. Akan tetapi, hal ini dapat merusak originalitas
konsep demokrasi yang telah dijalankan.
Menurut Abdurrahman Wahid, konsep demokrasi tidak hanya
sebatas kebebasan. Melainkan juga terkait dengan persamaan, dan
musyawarah untuk mencapai mufakat. Hal ini juga didukung oleh
pernyataan Syekh Ali Abdurraziq, yang mengatakan bahwa demokrasi
adalah kebebasan, keadilan, dan syura.7
Maka, dalam konsep demokrasi yang diartikan sebagai kebebasan.
Bebas bukan berarti mutlak, melainkan sebuah kebebasan yang memiliki

7
Adeng Muchtar Ghazali and Abdul Majid, PPKn: materi kuliah di perguruan tinggi Islam
… Hlm. 130.
alur dan prosedur, serta pedoman untuk dapat dilaksanakan dengan baik di
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

C. Demokrasi dalam Keberagaman dan Perbedaan


Keberagaman dan perbedaan masyarakat, dari segi etnis, suku
bangsa, maupun adat istiadat, menjadi ciri khas bangsa Indonesia sebagai
negara kepulauan. Memiliki wilayah darat dan laut yang sangat luas,
menjadikan Indonesia hidup dalam konsensus keberagaman dan perbedaan
yang sangat bermacam – macam. Masyarakat mengalami perubahan sosial
yang pesat. Perubahan awal ditandai dengan tumbuhnya kelas menengah
baru yang muncul dari berbagai latar belakang sosial. Sebagian kelompok
ini memiliki orientasi agama atau etnis, seperti tumbuhnya kaum kapitalis
lokal yang berorientasi agama dalam kasus pengusaha santri di Jawa atau
kaum Cina yang melakukan ekspansi dagang.8 Selain itu, mobilitas sosial
masyarakat yang tinggi semakin mempercepat percampuran dan pertukaran
informasi budaya dan keragaman.
Kehidupan bernegara yang saat ini memasuki era milenial dan
disrupsi, menjadikan warga negara harus memiliki prinsip – prinsip utama
dalam menjaga kedaulatan negara. Semakin mudahnya akses informasi, dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, dipandang
sebagai sebuah konsensus yang dapat memberikan dampak negatif kepada
masyarakat.
Saat ini yang rawan menjadi penggiringan opini publik, penyebaran
berita hoax dan ujaran kebencian adalah hal – hal yang terkait dengan
keberagaman dan perbedaan masyarakat di Indonesia. Begitu mudahnya
para penyebar hoax menimbulkan perpecahan, sehingga saat ini masyarakat
lebih beresiko untuk menghadapi permasalahan – permasalahan yang dapat
mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.
Hal ini disebabkan oleh bercampurnya masyarakat yang memiliki
latar belakang bermacam – macam pada satu wilayah pemukiman.9 Dimana

8
Irwan Abdullah, Politik Bhinneka Tunggal Ika dalam Keberagaman Budaya di Indonesia.
Jurnal Masyarakat dan Budaya, Volume 5 No. 2 Tahun 2003. Hlm. 11.
9
Ibid, Hlm. 11.
mereka memiliki tuntutan dalam hal ekonomi dan pekerjaan. Perkumpulan
pemukiman ini, disatu sisi mempermudah seseorang untuk bersikap
toleransi. Akan tetapi juga menciptakan sebuah konsensus baru, seperti
halnya gaya hidup yang berubah, mengasimilasikan budaya asing dengan
budaya lokal, serta memiliki orientasi kehidupan yang semakin
berkemajuan.
Pancasila sebagai falsafah dan pedoman hidup bangsa Indonesia
mengandung butir – butir sila yang sangat representatif dan up to date untuk
dijadikan landasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini.
Dimulai dari sila keTuhanan, sila kemanusiaan, sila persatuan, sila
permusyawaratan dan sila keadilan sosial, masing – masing memberikan
pedoman yang utuh bagi warga negaranya. Tentu, jika dibenturkan dengan
kondisi bangsa yang semakin heterogen saat ini, pengamalan sila – sila
Pancasila sudah menjadi prioritas utama. Adapun salah satu cara untuk
mengenalkan Pancasila ialah dengan melakukan pendidikan
kewarganegaran dan Pancasila kepada generasi – generasi penerus bangsa.
Di dalam Pancasila sila ke – 4, yang berbunyi “Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”,
dipahami bahwa demokrasi sebenarnya sudah menjadi falsafah dan
pedoman hidup bangsa Indonesia. Keberagaman masyarakat yang dimiliki
oleh bangsa saat ini, menjadikan tuntutan dan kepentingan masyarakat yang
harus diselesaikan pemerintah semakin banyak. Dengan munculnya etnis –
etnis baru, seperti China yang melakukan ekspansi dagang, serta menjadi
role model dalam perdagangan di Indonesia, juga akan membentuk persepsi
masyarakat yang bermacam – macam. Setidaknya, ada beberapa hal penting
yang harus diperhatikan oleh pemerintah untuk menjaga kepentingan dan
kebutuhan bangsa di era milenial ini.
Nucholis Madjid berpendapat bahwa demokrasi pada dasarnya
memiliki norma – norma pokok, yaitu :
1. Pentingnya kesadaran akan pluralism.
2. Musyawarah
3. Cara haruslah sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai.
4. Pemufakatan yang jujur dan sehat.
5. Pemenuhan kebutuhan pokok secara berencana.
6. Kerjasama dan sikap saling mempercayai itikad baik.
7. Pentingnya pendidikan demokrasi.10
Dari pemaparan Nurcholis Madijd di atas, diketahui bahwa sejatinya
demokrasi tetap memperhatikan dan mengutamakan aspek persatuan dan
kesatuan, serta kedaulatan negara. Dalam proses demokrasi, tidak dikenal
adanya mementingkan kepentingan individu. Mutlak kepentingan bersama
menjadi prioritas yang harus diutamakan. Selain itu, konsep pluralisme yang
dicantumkan oleh beliau, mendasarkan pada pentingnya sikap memahami
perbedaan dan keragaman bangsa Indonesia. Untuk dapat mencapai kata
mufakat, sikap toleransi dalam keragaman dan perbedaan, akan menjadi
wadah yang relevan dalam perumusan tujuan bersama.
Selain itu, menurut Prof Azyumardi Azra, demokrasi dapat
dikembangkan menjadi lebih baik dengan memperhatikan beberapa hal
berikut :
1. Peningkatan kesejahteraan ekonomi rakyat secara keseluruhan.
2. Pemberdayaan dan pengembangan kelompok – kelompok masyarakat
yang favourable bagi pertumbuhan demokrasi.
3. Hubungan internasional yang lebih adil dan seimbang.
4. Sosialisasi pendidikan kewarganegaraan.11
Maka, demokrasi yang berasaskan Pancasila menjadi solusi yang
jitu untuk mengatasi berbagai problematika masyarakat yang menyangkut
hal – hal tentang keberagaman dan perbedaan. Kelima sila Pancasila yang
saling memiliki keterkaitan, sejatinya merupakan sebuah cita – cita luhur
bangsa Indonesia, yakni membentuk manusia – manusia seutuhnya. Tidak
hanya rumusan yang simple, Pancasila juga memiliki sistem integrasi antara
pengetahuan agama dan budaya yang dibutuhkan oleh negara. Dengan kata

10
Noor Ms. Bakry, Pendidikan Kewarganegaraan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2014),
Hlm. 205 – 208.
11
Adeng Muchtar Ghazali and Abdul Majid, PPKn: materi kuliah di perguruan tinggi
Islam … Hlm. 152.
lain, falsafah hidup Pancasila dapat diterapkan secara universal, dan tidak
memihak pada satu agama, etnis ataupun kepentingan masyarakat tertentu.
Konsep “Bhinneka Tunggal Ika” yang diartikan berbeda – beda
tetapi tetap satu tujuan, hendaknya juga dijadikan sebagai pondasi
masyarakat dalam bersikap. Terkait dengan perbedaan dan keragaman yang
senantiasa lekat pada kehidupan berbangsa dan bernegara, demokrasi
memiliki peran untuk memperhatikan kepentingan – kepentingan
masyarakat dengan menyampaikan aspirasi secara berimbang, serta
mendahulukan kepentingan bersama dan bangsa sebagai prioritas utama.
Oleh sebab itu, demokrasi Pancasila yang sedang diterapkan oleh bangsa
saat ini, bisa menjadi sebuah konsesi dan solusi yang tepat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara yang sangat beragam.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Irwan. Politik Bhinneka Tunggal Ika dalam Keberagaman Budaya di


Indonesia. Jurnal Masyarakat dan Budaya, Volume 5 No. 2 Tahun 2003.
Bakry, Noor Ms. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Ghazali, Abdul Mukhtar and Abdul Majid. 2016. PPKn: materi kuliah di perguruan
tinggi Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wahidi, Samsul. 2015. Dasar – dasar Pendidikan Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Situs Web :
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/01/29/naik-1-poin-indeks-
persepsi-korupsi-indonesia-naik-ke-peringkat-4-di-asean. Diakses pada 4
Oktober 2019.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai