Disusun oleh:
Kelas : IPS – B
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufik, dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk, dan pedoman bagi pembaca dalam memahami Hukum dan Demokrasi
Indonesia.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan – kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
tak terhingga kepada semua pihak yang sudah saling membantu dalam penyelesaian makalah
ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Pengertian Demokrasi Pancasila................................................................................................3
B. Sejarah Demokrasi Pancasila.....................................................................................................4
C. Perkembangan Demokrasi Pancasila Di Indonesia....................................................................6
D. Hubungan Demokrasi Pancasila Dengan HAM.........................................................................7
BAB III.................................................................................................................................................9
KESIMPULAN....................................................................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................................................9
B. Saran..........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara hukum pancasila yang demokratis memiliki kewajiban
dalam perlindungan hak asasi manusia, perlindungan HAM dalam negara hukum harus
termaktub dalam konstitusi ataupun hukum nasional.
Suasana kehidupan yang demokratis merupakan dambaan umat manusia, oleh karena
itu demokrasi harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Demokrasi
merupakan simbol peradaban modern di kalangan masyarakat dunia. Dalam globalisasi
demokrasi, ada semacam kewajiban tidak tertulis di negara-negara di dunia untuk
menerapkan demokrasi ke dalam bentuk politik mereka.
Di dalam masyarakat yang demokratis, hak-hak sipil dan kebebasan dihormati dan
dijunjung tinggi. Bagaimanapun kebutuhan akan kebebasan individual dan sosial harus
dipenuhi. Kebebasan individual mengacu pada kemampuan manusia sebagai individu
untuk menentukan sendiri apa yang harus dilakukannya dalam hidup ini. Dengan
kebebasan ini, seorang dapat berprakarsa untuk menempuh langkah-langkah terbaik demi
mengembangkan diri dan masyarakat bangsanya. Dengan kebebasan sosial yang
dimaksud sebagai ruang bagi pelaksanaan kebebasan individual. Pembatasan-pembatasan
secara ketat yang dilakukan oleh lembaga pemerintah atau militer atas kehidupan warga
negara dapat merusak kebebasan individual.1
Akan tetapi kebebasan memiliki batasan tersendiri. Kebebasan seseorang akan
dibatasi dari kebebasan orang lain. Oleh karenanya, seseorang harus memiliki kesadaran
masing-masing dan menghargai hak-hak orang lain yang didukung oleh tingkat
intelektual, moral dan kesadaran sosial yang kuat didalam diri, agar dapat memlihara dan
membangun masyarakat yang demokratis.2
Indonesia sebagai negara demokrasi pancasila, perlindungan HAM menjadi tujuan
sekaligus persyaratan bagi berjalannya demokrasi. Maka dari itu, bagi Indonesia
penegakan HAM merupakan prinsip yang selalu dipegang teguh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud demokrasi pancasila?
1
Rafael Raga Maran. 2014. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta : Rineka Cipta
2
Ellya Rosana. 2016. Negara Demokrasi dan Hak Asasi Manusia. TAPIS : Jurnal Teropong Aspirasi Politik
Islam
1
2. Bagaimana sejarah demokrasi pancasila?
3. Bagaimanan perkembangan demokrasi pancasila di Indonesia?
4. Bagaimanan hubungan demokrasi pancasila dengan HAM?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui arti demokrasi pancasila.
2. Untuk mengetahui sejarah demokrasi pancasila.
3. Untuk mengetahui perkembangan demokrasi pancasila di Indonesia.
4. Untuk mengetahui hubungan demokrasi pancasila dengan HAM.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Darmawan Harefa, S.Pd.,M.Pd., Drs. Fatolosa Hulu, M.M. 2020. Demokrasi Pancasila di Era
Kemajemukan.Banyumas: PM Publisher
3
Menurut Prof. Dardji Darmo Diharjo, pengertian demokrasi Pancasila adalah paham
demokrasi yang bersumber dari kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia,
yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan Pembukaan UUD 1945.
4. Garis Besar Haluan Negara (GBHN)
Berdasarkan GBHN tahun 1978 dan tahun 1983, demokrasi Pancasila adalah tujuan
dari pembangunan politik di Indonesia dimana dalam pelaksanaannya diperlukan
pemantapan kehidupan konstitusional kehidupan demokrasi dan tegaknya hukum.
Dari pengertian para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwasannya Demokrasi
Pancasila adalah demokrasi yang menuju pada sila ke 4 pancasila, yakni: kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Hal ini
menunjukkan bahwa konsekuensi setiap sila Pancasila adalah dijiwai oleh sila diatasnya
dan menjiwai sila dibawahnya. Dengan jelas bahwa demokrasi Pancasila berbeda dengan
demokrasi yang berkembang di Barat, terutama dalam tataran implementatif.
Berkaitan dengan kebebasan individu dalam demokrasi Pancasila, maka kebebasan
bukan sekedar kebebasan meliankan harus diikuti rasa tanggungjawab atas penggunaan
kebebasan tersebut, disinilah ciri demokrasi Pancasila bahwa tanggungjawab tidak
sekedar bersifat horizontal (sesama manusia) melainkan juga secara vertikal (tehadap
sang Pencipta) yang diartikan sebagai humanism-religious. Demikian juga perbedaan
pendapat adalah wajar dalam demokrasi Pancasila, namun penyelesaiannya harus
merujuk pada sila ketiga Persatuan Indonesia.4
4
Idjang Tjarsono. 2013. Demokrasi Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika Solusi Heterogenitas. Jurnal
Transnasional.
4
ketetapan MPRS No. VIII/MPRS/1965 dan tentang pedoman pelaksanaan kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan yang
sesuai dengan tap diktum tersebut tentang demokrasi Pancasila.
Berdasarkan Ketetapan tentang demokrasi terpimpin maupun demokrasi Pancasila,
ketetapan tersebut pada dasarnya berisi tentang pelaksanaan pengambilan keputusan
dalam permusyawaratan. Menurut demokrasi terpimpin, inti dari permusyawaratan
adalah musyawarah untuk mufakat yang apabila hal itu tidak dapat dicapai maka
musyawarah harus menempuh salah satu jalan berikut:
1. Persoalan diserahkan kepada pimpinan untuk mengambil kebijaksanaan dengan
memperhatikan pendapat-pendapat yang bertentangan.
2. Persoalannya ditangguhkan.
3. Persoalannya ditiadakan sama sekali.
Sedangkan konsep demokrasi Pancasila juga Mengutamakan musyawarah untuk
mufakat, tetapi pimpinan tidak diberi hak untuk mengambil sendiri dalam hal "mufakat
bulat" tidak tercapai. Perumusan demokrasi Pancasila sebagaimana diatur dalam Tap
MPRS No. XXXVIII/MPRS/1968, untuk mengatasi kemacetan karena titik-titik tidak
dapat dicapainya musyawarah untuk mufakat secara bulat, maka jalan yang dapat
dilakukan adalah dengan mengadakan voting atau pemungutan suara. Hal ini didasarkan
sesuai dengan prosedur yang dikehendaki pasal 2 ayat (3) dan pasal 6 ayat (2) UUD 1945.
Presiden Soeharto pada pidato kenegaraan tanggal 16 Agustus 1967, menyatakan
bahwa demokrasi Pancasila berarti demokrasi kedaulatan rakyat yang dijiwai dan
diintegrasikan dengan sila-sila lainnya, hal ini berarti bahwa dalam menggunakan hak-
hak demokrasi haruslah selalu disertai dengan rasa tanggung jawab kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Dalam praktiknya, pemerintahan Orde Baru ternyata menjalankan pemerintahan yang
represif. Dalam sistem politik Orde Baru jajaran militer yang tidak ikut memilih langsung
diberi jatah wakil di DPR atau MPR sebanyak 100 orang atau sekitar 20%, Selain itu
mereka juga banyak menduduki jabatan strategis baik di kabinet, birokrasi, maupun
kegiatan ekonomi. Pemerintahan orde baru yang banyak melibatkan militer berusaha
membatasi ruang gerak partai politik maupun organisasi yang pro demokrasi.
Posisi presiden sangat kuat yang menyebabkan DPR atau MPR sering disebut sebagai
lembaga stempel. Selain presiden mendapatkan dukungan dari wakil ABRI dan Golkar
wakil-wakil dari partai politik biasanya Hanya mereka yang dianggap loyal terhadap Orde
Baru yang bisa meloloskan sebagai anggota legislatif. Campuran tangan kekuasaan untuk
5
menjamin loyalitas partai juga merambah sampai pada struktur pengurus Partai, aktivis
partai yang tidak dekat dengan militer, birokrasi, dan keluarga Cendana, biasanya akan
dipersulit atau digagalkan untuk menjadi pengurus Partai.5
5
Sudrajat, A. (2016). Demokrasi Pancasila dalam Perspektif Sejarah. Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah, 8(1).
6
Aspinall, E., & Fealy, G. (2003). Kekuasaan dan politik lokal di Indonesia: Desentralisasi & demokratisasi.
Singapura: Institut Studi Asia Tenggara.
6
menunjukkan progres yang signifikan dengan terus memperkuat nilai-nilai Pancasila dan
mengatasi berbagai tantangan yang ada, Indonesia dapat terus maju dalam membangun
demokrasi yang kuat dan inklusif.7
7
Mietzner, M. (2009). Politik militer, Islam, dan negara di Indonesia: Gerakan menuju konsolidasi demokrasi.
Singapura: Institut Studi Asia Tenggara.
7
kembali asas negara hukum agar dirasakan oleh seluruh warga negara hak asasi manusia
baik secara kolektif maupun aspek perseorangan dijamin dan penyalahgunaan kekuasaan
dapat dihindarkan secara institusional.8 Setelah rezim demokrasi Pancasila runtuh
penerapan demokrasi Pancasila tetap dilakukan dalam tata pemerintahan di Indonesia,
demokrasi Pancasila memiliki beberapa prinsip diantaranya:
a. Persamaan bagi seluruh rakyat indonesia
Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia yaitu bahwa hak dan kewajiban yang
dimiliki rakyat Indonesia sama dan sejajar.
b. Prinsip keseimbangan antara hak dan kewajiban
Keseimbangan antara hak dan kewajiban yaitu negara menerima hak yang
dimilikinya, namun harus diimbangi dengan kewajibannya terhadap warga negara.
c. Mewujudkan rasa keadilan sosial untuk semua warga negara
d. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri, dan orang lain.
Demokrasi Pancasila di Indonesia memiliki hubungan yang erat dengan HAM (Hak
Asasi Manusia), karena prinsip-prinsip demokrasi Pancasila juga mencakup perlindungan
dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Sebagai contoh, dalam Undang-Undang
Dasar 1945, Pasal 28 A sampai dengan Pasal 28 J secara khusus mengatur mengenai hak
asasi manusia.
8
Aswandi, B., & Roisah, K. (2019). Negara hukum dan demokrasi pancasila dalam kaitannya dengan hak asasi
manusia (HAM). Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia, 1(1), 128-145.
8
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki
hak serta dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah sikap mereka. Demokrasi
Pancasila adalah demokrasi yang menuju pada sila ke 4 pancasila, yakni: kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Hal ini
menunjukkan bahwa konsekuensi setiap sila Pancasila adalah dijiwai oleh sila diatasnya
dan menjiwai sila dibawahnya.
Demokrasi Pancasila lahir sebagai reaksi terhadap demokrasi terpimpin, telah
dibakukan secara yuridis dalam bentuk ketetapan MPRS No. VIII/MPRS/1965 tentang
prinsip-prinsip musyawarah mufakat dalam Demokrasi terpimpin yang dijadikan sebagai
pedoman bagi lembaga lembaga Permusyawaratan atau Perwakilan. Ketika Orde Baru
lahir konsep demokrasi terpimpin mendapat penolakan keras, sehingga pada tahun 1968
MPRS kembali mengeluarkan ketetapan No. XXXVIII/MPRS/1968, tentang pencabutan
ketetapan MPRS No. VIII/MPRS/1965 dan tentang pedoman pelaksanaan kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau perwakilan yang
sesuai dengan tap diktum tersebut tentang demokrasi Pancasila.
Perkembangan demokrasi Pancasila di Indonesia telah mengalami berbagai tahapan
sejak kemerdekaan pada tahun 1945, meskipun terjadi beberapa periode otoritarianisme,
namun sejak reformasi Pada tahun 1998, Indonesia telah mengalami perkembangan yang
signifikan dalam memperkuat demokrasi berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Demokrasi Pancasila di Indonesia memiliki hubungan yang erat dengan HAM (Hak
Asasi Manusia), karena prinsip-prinsip demokrasi Pancasila juga mencakup
perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Sebagai contoh, dalam
Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 28 A sampai dengan Pasal 28 J secara khusus
mengatur mengenai hak asasi manusia.
B. Saran
Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami sebagai penyusun
makalah ini sangat mengharapkan kritik, saran, dan masukan dari pembaca dan dosen
pengampu mata kuliah agar makalah ini jadi lebih sempurna. Semoga makalah ini
membawa manfaat bagi para pembaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
Aspinall, E., & Fealy, G. (2003). Kekuasaan dan politik lokal di Indonesia: Desentralisasi &
demokratisasi. Singapura: Institut Studi Asia Tenggara.
Aswandi, B., & Roisah, K. (2019). Negara hukum dan demokrasi pancasila dalam kaitannya
dengan hak asasi manusia (HAM). Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia, 1(1), 128-
145.
Darmawan Harefa, S.Pd.,M.Pd., Drs. Fatolosa Hulu, M.M. 2020. Demokrasi Pancasila di Era
Kemajemukan.Banyumas: PM Publisher
Ellya Rosana. 2016. Negara Demokrasi dan Hak Asasi Manusia. TAPIS : Jurnal Teropong
Aspirasi Politik Islam
Idjang Tjarsono. 2013. Demokrasi Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika Solusi Heterogenitas.
Jurnal Transnasional.
Mietzner, M. (2009). Politik militer, Islam, dan negara di Indonesia: Gerakan menuju
konsolidasi demokrasi. Singapura: Institut Studi Asia Tenggara.
Rafael Raga Maran. 2014. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta : Rineka Cipta
Sudrajat, A. (2016). Demokrasi Pancasila dalam Perspektif Sejarah. Mozaik: Kajian Ilmu
Sejarah, 8(1).
10