Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

DINAMIKA PENERAPAN DEMOKRASI PANCASILA

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

KELOMPOK 1
- Jeremy Mewengkang
- Alysha Zhania Mantali
- Chrstania Hana Kaligis
- Nikita Mokodongan
- Kaisar Lengkong
- Miracle Sondey
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................
A.    Latar Belakang..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................
A.    Demokrasi Pancasila………………….....................................................................
B.     Prinsip Demokrasi Pancasila dan Penerapannya......................................................
C.     Periodisasi Perkembangan Demokrasi Pancasila..................................... ...............
BAB III PENUTUP.....................................................................................................
A.    Kesimpulan    
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadiran tuhan dan karenanya lah kami
kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah berjudul “DINAMIKA PENERAPAN
DEMOKRASI PANCASILA“ pada makalah ini membahas tentang dinamika
penerapan demokrasi pancasila. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa
masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan
ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah
membantudalam menyelesaikan tugas makalah ini. Akhir kata, saya sampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir.

Manado, 17 Oktober 2022

Kelompok 1
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang masalah


Berbicara mengenai demokrasi, ada semboyan yang tidak pernah lepas dari makna
demokrasi itu sendiri, yaitu “dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”.
Demokrasi tidak ubahnya menjadi trend dalam berbagai kehidupan berbangsa dan
bernegara di hampir seluruh negara di dunia. Di Indonesia sendiri kalau kita
kemudian berbicara mengenai demokrasi, maka yang paling kita ingat tentunya
peristiwa tahun 1998 ketika mahasiswa berhasil menjatuhkan kepemimpnan orde
baru demi mewujudkan reformasi dalam berbagai hal agar timbul lingkungan yang
betul-betul demokratis dalam bangsa Indonesia itu sendiri. Berbagai perubahan
terjadi setelah peristiwa tersebut yang nampak hingga saat ini adalah adanya
kebebasan berpendapat yang pada waktu zaman orde baru sangat dikekang.
Demokrasi tidak ubahnya pembuka keran baru dalam proses perkembangan
Indonesia dalam berbagai bidang vital kehidupan mulai dari ekonomi, budaya,
politik, ekonomi dan lain-lain.

Namun apa sebenarnya demokrasi itu sendiri secara harfiah. Istilah “Demokrasi”
berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5 SM.
Negara tersebut dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang
berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah
berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-
18, bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi” di banyak negara.
Dari sejumlah pengertian demokrasi menurut para ahli, kita dapat menarik sebuah
benang marah bahwa sebenarnya demokrasi itu sendiri adalah kedaulatan rakyat
artinya orientasi jalannya sebuah negara adalah kebebasan dan kesejahteraan
rakyat. Rakyat menjadi penentu sukses tidaknya suatu negara baik itu dari segi
pembangunan, kesehatan, dan lain-lain.
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Demokrasi Pancasila
Indonesia yang sudah kita kenal dengan sebutan negara yang berlandaskan
demokrasi sebenarnya memiliki model demokrasi yaitu demokrasi pancasila.

Dikemukakan beberapa pengertian demokrasi pancasila. Diantaranya oleh ahli


tata negara di Indonesia, Prof. Dardji Darmodihardjo, S.H bahwa pengertian
demokrasi pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian
dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-
ketentuan seperti dalam pembukaan UUD 1945.

Prof. Dr. Drs. Notonagoro,S.H. juga mengemukakan pengertian demokrasi


pancasila sebagai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang
berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia dan
yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Berdasarkan definisi demokrasi pancasila, setidaknya ada 6 hal yang menjadi


indikator dari demokrasi pancasila yakni:

1. Norma

Demokrasi Pancasila merupakan aturan atau norma yang mengatur


penyelenggaraan kedaulatan rakyat dan penyelenggaraan pemerintahan negara,
baik dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan,
bagi setiap warga negara Republik Indonesia.

2. Kekeluargaan dan Gotong Royong

Demokrasi Pancasila terkandung unsur-unsur untuk berkesadaran religius,


berdasarkan kebenaran, kecintaan serta budi pekerti luhur, berkepribadian
Indonesia, dan berkesinambungan.

3. Mengakui Kebebasan Individu

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang mengakui kebebasan individu.


Namun, sifatnya tidak mutlak karena pelaksanaannya harus diselaraskan dengan
tanggung jawab sosial dalam masyarakat.

4. Sistem Pengorganisasian Negara

Demokrasi Pancasila adalah sebuah sistem pengorganisasian negara. Dalam hal ini
dilakukan oleh rakyat sendiri atau dengan persetujuan rakyat.

5. Cita-Cita Universal

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang memiliki cita-cita universal.


Dipadukan dengan cita-cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai semangat
kekeluargaan sehingga pelaksanaannya tidak ada dominasi mayoritas atau
minoritas. Ciri-cirinya (Idris Israil, 2005:52-53) yaitu:

 Kedaulatan ada di tangan rakyat.


 Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong.
 Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
 Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi.
 Diakui adanya keselarasan antara hak dan kewajiban.
 Menghargai hak asasi manusia.
 Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan
disalurkan melalui wakil-wakil rakyat. Tidak menghendaki adanya demonstrasi
dan pemogokan karena merugikan semua pihak.
 Pemilu dilaksanakan secara luber.
 Tidak menganut sistem monopartai.
 Mengandung sistem mengambang.
 Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas.
 Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan bersama

B.     Prinsip Demokrasi Pancasila dan Penerapannya


Prinsip demokrasi pancasila ini sendiri tertuang dalam Batang Tubuh UUD
1945 berdasarkan tujuh prinsip atau sendi pokok, yaitu sebagai berikut :

1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum

Negara Indonesia berdasarkan hukum (Rechsstaat), tidak berdasarkan atas


kekuasaan belaka (Machsstaat). Ini berarti baik pemerintah maupun lembaga-
lembaga negara lainnya dalam melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi oleh
hukum dan tindakannya bagi rakyat harus ada landasan hukumnya. Persamaan
kedudukan dalam hukum bagi semua warga negara harus tercermin di dalamnya.

2. Indonesia menganut sistem konstitusional

Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifat


absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih
menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau
dibatasi oleh ketentuan konstitusi, di samping oleh ketentuan-ketentuan hukum
lainnya yang merupakan pokok konstitusional, seperti TAP MPR dan Undang-
undang.

3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan negara


yang tertinggi

Seperti telah disebutkan dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu,
bahwa (kekuasaan negara tertinggi) ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya
oleh MPR. Dengan demikian, MPR adalah lembaga negara tertinggi sebagai
penjelmaan seluruh rakyat Indonesia.

4. Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah Majelis


Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi.


Presiden selain diangkat oleh majelis juga harus tunduk dan bertanggung jawab
kepada majelis. Presiden adalah Mandataris MPR yang wajib menjalankan
putusan-putusan MPR.

5. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi


pelaksanaan mandat (kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden dan
DPR harus saling bekerja sama dalam pembentukan undang-undang termasuk
APBN. Untuk mengesahkan undang-undang, presiden harus mendapat persetujuan
dari DPR. Hak DPR di bidang legislatif ialah hak inisiatif, hak amandemen, dan
hak budget.

6. Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak bertanggung


jawab kepada DPR

Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan menteri


negara. Menteri ini tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi kepada presiden.
Berdasarkan hal tersebut, berarti sistem kabinet kita adalah kabinet
kepresidenan/presidensil.

Kedudukan Menteri Negara bertanggung jawab kepada presiden, tetapi mereka


bukan pegawai tinggi biasa, menteri ini menjalankan kekuasaan pemerintah dalam
prakteknya berada di bawah koordinasi presiden.

7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas


Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator,
artinya kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguh
suara DPR. Kedudukan DPR kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan
semua anggota DPR merangkap menjadi anggota MPR. DPR sejajar dengan
presiden.

C.    Periodisasi Perkembangan Demokrasi Pancasila

Melihat bagaimana sebenarnya prinsip dari demokrasi pancasila itu sendiri, maka
perlu ditinjau lebih lanjut bagaimana penerapannya di Indonesia sebagai falsafah
dasar kehidupan berbangsa bernegara, penulis membaginya dengan model
periodisasi waktu untuk melihat sejarah penerapan batang tubuh UUD 1945
tersebut :

1. Tahun 1945 – 1949

Terjadi penyimpangan dari ketentuan UUD ’45 antara lain:


Berubah fungsi komite nasional Indonesia pusat dari pembantu presiden menjadi
badan yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN yang
merupakan wewenang MPR.
Terjadinya perubahan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer
berdasarkan usul BP – KNIP.

2. Tahun 1949 – 1950

Didasarkan pada konstitusi RIS. Pemerintahan yang diterapkan saat itu adalah
system parlementer cabinet semu (Quasy Parlementary). Sistem Pemerintahan
yang dianut pada masa konstitusi RIS bukan kabinet parlementer murni karena
dalam sistem parlementer murni, parlemen mempunyai kedudukan yang sangat
menentukan terhadap kekuasaan pemerintah.

3. Tahun 1950 – 1959

Landasannya adalah UUD ’50 pengganti konstitusi RIS ’49. Sistem Pemerintahan
yang dianut adalah parlementer cabinet dengan demokrasi liberal yang masih
bersifat semu. Ciri-ciri:

 Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.


 Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.
 Presiden berhak membubarkan DPR.
 Perdana Menteri diangkat oleh Presiden.

4. Tahun 1959 – 1966 (Demokrasi Terpimpin)


Presiden mempunyai kekuasaan mutlak dan dijadikannya alat untuk melenyapkan
kekuasaan-kekuasaan yang menghalanginya sehingga nasib parpol ditentukan oleh
presiden (10 parpol yang diakui). Tidak ada kebebasan mengeluarkan pendapat.

5. Tahun 1966 – 1998

Orde baru pimpinan Soeharto lahir dengan tekad untuk melakukan koreksi
terpimpin pada era orde lama. Namun lama kelamaan banyak terjadi
penyimpangan-penyimpangan. Soeharto mundur pada 21 Mei ’98.

6. Tahun 1998 – Sekarang (Reformasi)

Pelaksanaan demokrasi pancasila pada era reformasi telah banyak memberikan


ruang gerak pada parpol maupun DPR untuk mengawasi pemerintah secara kritis
dan dibenarkan untuk unjuk rasa.

Jadi data dilihat perbedaan model pemerintahan selama demokrasi pancasila


berlangsung di negara Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa perbedaan sistem
Pemerintahan menurut UUD ’45 sebelum diamandemen:

 Kekuasaan tertinggi diberikan rakyat kepada MPR.


 DPR sebagai pembuat UU.
 Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan.
 DPA sebagai pemberi saran kepada pemerintahan.
 MA sebagai lembaga pengadilan dan penguji aturan.
 BPK pengaudit keuangan.
Dan sistem Pemerintahan setelah amandemen (1999 – 2002)

 MPR bukan lembaga tertinggi lagi.


 Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota DPR ditambah DPD yang
dipilih oleh rakyat.
 Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat.
 Presiden tidak dapat membubarkan DPR.
 Kekuasaan Legislatif lebih dominan.
BAB III

KESIMPULAN

A.    Kesimpulan
Demokrasi pancasila diartikan sebagai demokrasi yang bersumber pada
kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang ketentuannya diatur oleh
UUD 1945 dengan karakter sebagai berikut:

a. Kedaulatannya ada di tangan rakyat


b. Kekeluargaan dan gotong royong
c. Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah mufakat
d. Keselarasan antara hak dan kewajiban
e. Menghargai hak asasi manusia
f. Tidak dikenal namanya dictator mayoritas
g. Mendahulukan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi.

Pada dasarnya prinsip demokrasi pancasila diungkapkan dalam 7 (tujuh) hal yakni:
Indonesia adalah negara hukum, menganut sistem konstitusional, MPR merupkan
pemegang kekuasaan tertinggi, Presiden adalah penyelenggara pemerintahan
tertinggi di bawah MPR, Pengawasan dilakukan oleh DPR, menteri negara adalah
pembantu presiden, dan kekuasaan kepala negara terbatas.
DAFTAR PUSTAKA

https://tipsserbaserbi.blogspot.com/2015/06/contoh-makalah-tentang-
demokrasi.html

Anda mungkin juga menyukai