Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TUGAS PKN

MENGAPA DIPERLUKAN DEMOKRASI YANG BERSUMBER DARI

PANCASILA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :

1. NISMA AMIR

2. ERAWATI

3. SELING RIDWAN

4. WAFIQ AZIZA

5. MUH. IKHSAN HUSAIN

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

1
Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah Swt yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan

makalah ini dengan judul “Mengapa Diperlukan Demokrasi yang Bersumber dari

Pancasila”.

Pada kesempatan ini, kami selaku penyusun menyampaikan terimah kasih

kepada pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Dan penyusun

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca, agar kiranya makalah

ini bisa lebih baik lagi.

Makassar, November 2019

2
Penyusun

Daftar Isi

Halaman Sampul..........................................................................................1

Kata pengantar.............................................................................................2

Daftar Isi........................................................................................................3

Bab 1 Pendahuluan.......................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5

1.3 Tujuan Kegiatan........................................................................................5

Bab 2 Pembahasan........................................................................................7

2.1 Demokrasi Pancasila di Indonesia............................................................7

2.2 Prinsip Demokrasi Pancasila dan Penerapannya......................................9

2.3 Alasan diperlukan Demokrasi yang bersumber dari Pancasila...............14

Bab 3 ...........................................................................................................16

3.1 Penutup...................................................................................................16

3.2 Saran.......................................................................................................16

Daftar Pustaka ...........................................................................................17

3
4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbicara mengenai demokrasi, ada semboyan yang tidak pernah lepas dari

makna demokrasi itu sendiri, yaitu “dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”.

Demokrasi tidak ubahnya menjadi trend dalam berbagai kehidupan berbangsa dan

bernegara di hampir seluruh negara di dunia. Di Indonesia sendiri kalau kita

kemudian berbicara mengenai demokrasi, maka yang paling kita ingat tentunya

peristiwa tahun 1998 ketika mahasiswa berhasil menjatuhkan kepemimpnan orde

baru demi mewujudkan reformasi dalam berbagai hal agar timbul lingkungan yang

betul-betul demokratis dalam bangsa Indonesia itu sendiri. Berbagai perubahan

terjadi setelah peristiwa tersebut yang nampak hingga saat ini adalah adanya

kebebasan berpendapat yang pada waktu zaman orde baru sangat dikekang.

Demokrasi tidak ubahnya pembuka keran baru dalam proses perkembangan Indonesia

dalam berbagai bidang vital kehidupan mulai dari ekonomi, budaya, politik,

ekonomi dan lain-lain. Namun apa sebenarnya demokrasi itu sendiri secara

harfiah. Istilah “Demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena

kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut dianggap sebagai contoh awal dari sebuah

sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern.

5
Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi

modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem

“demokrasi” di banyak negara. Dari sejumlah pengertian demokrasi menurut para

ahli, kita dapat menarik sebuah benang merah bahwa sebenarnya demokrasi itu

sendiri adalah kedaulatan rakyat artinya orientasi jalannya sebuah negara adalah

kebebasan dan kesejahteraan rakyat. Rakyat menjadi penentu sukses tidaknya suatu

negara baik itu dari segi pembangunan, kesehatan, dan lain-lain.

Indonesia yang sudah kita kenal dengan sebutan negara yang berlandaskan

demokrasi sebenarnya memiliki model demokrasi yaitu demokrasi pancasila. Oleh

karena itu, pada makalah ini akan dibahas Alasan mengapa diperlukan Demokrasi

yang bersumber dari Pancasila.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penyusunan makalah haruslah disusun secara sistematis dan runtut sesuai

dengan ketentuan yang ada. Maka dari itu perlu untuk menyusun rumusan masalah

yang menjadi batu pijakan untuk pembahasan pada makalah ini. Adapun rumusan

masalah tersebut ialah sebagai berikut:

1. Bagaimana Demokrasi Pancasila yang ada di Indonesia?

2. Bagaimana prinsip Demokrasi Pancasila dan penerapannya yang ada di

Indonesia?

3. Alasan mengapa diperlukan Demokrasi yang bersumber dari Pancasila?

6
1.3 Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam makalah ini ialah sebagai berikut:

1. Mengetahui Demokrasi Pancasila yang ada di Indonesia.

2. Mengetahui Bagaimana prinsip Demokrasi Pancasila dan penerapannya yang

ada di Indonesia.

3. Mengetahui alasan mengapa diperlukan Demokrasi yang bersumber dari

Pancasila.

7
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Demokrasi Pancasila di Indonesia

Indonesia yang sudah kita kenal dengan sebutan negara yang berlandaskan

demokrasi sebenarnya memiliki model demokrasi yaitu demokrasi

pancasila.Dikemukakan beberapa pengertian demokrasi pancasila. Diantaranya oleh

ahli tata negara di Indonesia, Prof. Dardji Darmodihardjo, S.H bahwa pengertian

demokrasi pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan

falsafah hidup bangsa Indonesia yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-

ketentuan seperti dalam pembukaan UUD 1945.Prof. Dr. Drs. Notonagoro,S.H. juga

mengemukakan pengertian demokrasi pancasila sebagai kerakyatan yang dipimpin

oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan

Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang

mempersatukan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia.Berdasarkan definisi demokrasi pancasila, setidaknya ada 6 hal yang

menjadi indikator dari demokrasi pancasila yakni:

1.Norma

Demokrasi Pancasila merupakan aturan atau norma yang mengatur penyelenggaraan

kedaulatan rakyat dan penyelenggaraan pemerintahan negara, baik dalam kehidupan

politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan, bagi setiap warga negara

Republik Indonesia.

2.Kekeluargaan dan Gotong Royong

8
Demokrasi Pancasila terkandung unsur-unsur untuk berkesadaran religius,

berdasarkan kebenaran, kecintaan serta budi pekerti luhur, berkepribadian Indonesia,

dan berkesinambungan.

3. Mengakui Kebebasan Individu

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang mengakui kebebasan individu. Namun,

sifatnya tidak mutlak karena pelaksanaannya harus diselaraskan dengan tanggung

jawab sosial dalam masyarakat.

4. Sistem Pengorganisasian Negara

Demokrasi Pancasila adalah sebuah sistem pengorganisasian negara. Dalam hal ini

dilakukan oleh rakyat sendiri atau dengan persetujuan rakyat.

5. Cita-Cita Universal

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang memiliki cita-cita universal. Dipadukan

dengan cita-cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai semangat kekeluargaan

sehingga pelaksanaannya tidak ada dominasi mayoritas atau minoritas. Ciri-cirinya

(Idris Israil, 2005:52-53) yaitu:

 Kedaulatan ada di tangan rakyat.

 Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong.

 Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.

 Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi.

 Diakui adanya keselarasan antara hak dan kewajiban.

 Menghargai hak asasi manusia.

9
 Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan

disalurkan melalui wakil-wakil rakyat. Tidak menghendaki adanya

demonstrasi dan pemogokan karena merugikan semua pihak.

 Pemilu dilaksanakan secara luber.

 Tidak menganut sistem monopartai.

 Mengandung sistem mengambang.

 Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas.

 Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan bersama

2.2 Prinsip Demokrasi Pancasila dan Penerapannya

Prinsip demokrasi pancasila ini sendiri tertuang dalam Batang Tubuh UUD

1945 berdasarkan tujuh prinsip atau sendi pokok, yaitu sebagai berikut :

1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum

Negara Indonesia berdasarkan hukum (Rechsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan

belaka (Machsstaat). Ini berarti baik pemerintah maupun lembaga-lembaga negara

lainnya dalam melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum dan

tindakannya bagi rakyat harus ada landasan hukumnya. Persamaan kedudukan dalam

hukum bagi semua warga negara harus tercermin di dalamnya.

2. Indonesia menganut sistem konstitusional

Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifat

absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih

menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau

10
dibatasi oleh ketentuan konstitusi, di samping oleh ketentuan-ketentuan hukum

lainnya yang merupakan pokok konstitusional, seperti TAP MPR dan Undang-

undang.

3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan negara

yang tertinggi

Seperti telah disebutkan dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu,

bahwa (kekuasaan negara tertinggi) ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya

oleh MPR. Dengan demikian, MPR adalah lembaga negara tertinggi sebagai

penjelmaan seluruh rakyat Indonesia.

4. Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah Majelis

Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi. Presiden

selain diangkat oleh majelis juga harus tunduk dan bertanggung jawab kepada

majelis. Presiden adalah Mandataris MPR yang wajib menjalankan putusan-putusan

MPR.

5. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi pelaksanaan

mandat (kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden dan DPR harus saling

bekerja sama dalam pembentukan undang-undang termasuk APBN. Untuk

mengesahkan undang-undang, presiden harus mendapat persetujuan dari DPR. Hak

DPR di bidang legislatif ialah hak inisiatif, hak amandemen, dan hak budget.

6. Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak bertanggung

11
jawab kepada DPR

Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan menteri

negara. Menteri ini tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi kepada presiden.

Berdasarkan hal tersebut, berarti sistem kabinet kita adalah kabinet

kepresidenan/presidensil.

Kedudukan Menteri Negara bertanggung jawab kepada presiden, tetapi mereka bukan

pegawai tinggi biasa, menteri ini menjalankan kekuasaan pemerintah dalam

prakteknya berada di bawah koordinasi presiden.

7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas

Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya

kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR.

Kedudukan DPR kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua

anggota DPR merangkap menjadi anggota MPR. DPR sejajar dengan presiden.

Melihat bagaimana sebenarnya prinsip dari demokrasi pancasila itu sendiri, maka

perlu ditinjau lebih lanjut bagaimana penerapannya di Indonesia sebagai falsafah

dasar kehidupan berbangsa bernegara, penulis membaginya dengan model periodisasi

waktu untuk melihat sejarah penerapan batang tubuh UUD 1945 tersebut :

1. Tahun 1945 – 1949

Terjadi penyimpangan dari ketentuan UUD ’45 antara lain:

Berubah fungsi komite nasional Indonesia pusat dari pembantu presiden menjadi

badan yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN yang

merupakan wewenang MPR.

12
Terjadinya perubahan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet parlementer

berdasarkan usul BP – KNIP.

2. Tahun 1949 – 1950

Didasarkan pada konstitusi RIS. Pemerintahan yang diterapkan saat itu adalah system

parlementer cabinet semu (Quasy Parlementary). Sistem Pemerintahan yang dianut

pada masa konstitusi RIS bukan kabinet parlementer murni karena dalam sistem

parlementer murni, parlemen mempunyai kedudukan yang sangat menentukan

terhadap kekuasaan pemerintah.

3. Tahun 1950 – 1959

Landasannya adalah UUD ’50 pengganti konstitusi RIS ’49. Sistem Pemerintahan

yang dianut adalah parlementer cabinet dengan demokrasi liberal yang masih bersifat

semu. Ciri-ciri:

 Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.

 Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.

 Presiden berhak membubarkan DPR.

 Perdana Menteri diangkat oleh Presiden.

4. Tahun 1959 – 1966 (Demokrasi Terpimpin)

Presiden mempunyai kekuasaan mutlak dan dijadikannya alat untuk melenyapkan

kekuasaan-kekuasaan yang menghalanginya sehingga nasib parpol ditentukan oleh

presiden (10 parpol yang diakui). Tidak ada kebebasan mengeluarkan pendapat.

5. Tahun 1966 – 1998

13
Orde baru pimpinan Soeharto lahir dengan tekad untuk melakukan koreksi terpimpin

pada era orde lama. Namun lama kelamaan banyak terjadi penyimpangan-

penyimpangan. Soeharto mundur pada 21 Mei ’98.

6. Tahun 1998 – Sekarang (Reformasi)

Pelaksanaan demokrasi pancasila pada era reformasi telah banyak memberikan ruang

gerak pada parpol maupun DPR untuk mengawasi pemerintah secara kritis dan

dibenarkan untuk unjuk rasa.

Jadi data dilihat perbedaan model pemerintahan selama demokrasi pancasila

berlangsung di negara Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa perbedaan sistem

Pemerintahan menurut UUD ’45 sebelum diamandemen:

 Kekuasaan tertinggi diberikan rakyat kepada MPR.

 DPR sebagai pembuat UU.

 Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan.

 DPA sebagai pemberi saran kepada pemerintahan.

 MA sebagai lembaga pengadilan dan penguji aturan.

 BPK pengaudit keuangan.

Dan sistem Pemerintahan setelah amandemen (1999 – 2002)

 MPR bukan lembaga tertinggi lagi.

 Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota DPR ditambah DPD yang dipilih

oleh rakyat.

 Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat.

14
 Presiden tidak dapat membubarkan DPR.

 Kekuasaan Legislatif lebih dominan.

2.3 Alasan diperlukan Demokrasi yang bersumber dari Pancasila

Hingga sekarang ini kita masih menyaksikan sejumlah persoalan tentang kelemahan

praktik demokrasi kita. Beberapa permasalahan tersebut yang sempat muncul di

berbagai media jejaring sosial adalah:

(1) Buruknya kinerja lembaga perwakilan dan partai politik;

(2) Krisis partisipasi politik rakyat;

(3) Munculnya penguasa di dalam demokrasi; dan

(4) Demokrasi saat ini membuang kedaulatan rakyat.

Terjadinya krisis partisipasi politik rakyat disebabkan karena tidak adanya peluang

untuk berpartisipasi atau karena terbatasnya kemampuan untuk berpartisipasi dalam

politik. Secara lebih spesifik penyebab rendahnya partisipasi politik tersebut adalah:

 Pendidikan yang rendah menyebabkan rakyat kurang aktif dalam

melaksanakan partisipasi politik;

 Tingkat ekonomi rakyat yang rendah; dan

 Partisipasi politik rakyat

kurang mendapat tempat oleh Pemerintah. Munculnya penguasa di dalam demokrasi

ditandai oleh menjamurnya “dinasti politik” yang menguasai segala segi kehidupan

masyarakat: pemerintahan, lembaga perwakilan, bisnis, peradilan, dan sebagainya

oleh satu keluarga atau kroni.

15
Adapun perihal demokrasi membuang kedaulatan rakyat terjadi akibat adanya

kenyataan yang memprihatinkan bahwa setelah tumbangnya struktur kekuasaan

“otokrasi” ternyata bukan demokrasi yang kita peroleh melainkan oligarki di mana

kekuasaan terpusat pada sekelompok kecil elit, sementara sebagian besar rakyat

(demos) tetap jauh dari sumber-sumber kekuasaan (wewenang, uang, hukum,

informasi, pendidikan, dan sebagainya).

16
BAB 3

3.1 Penutup

Pada dasarnya prinsip demokrasi pancasila diungkapkan dalam 7 (tujuh) hal

yakni: Indonesia adalah negara hukum, menganut sistem konstitusional, MPR

merupkan pemegang kekuasaan tertinggi, Presiden adalah penyelenggara

pemerintahan tertinggi di bawah MPR, Pengawasan dilakukan oleh DPR, menteri

negara adalah pembantu presiden, dan kekuasaan kepala negara terbatas.

3.2 Saran

Mahasiswa sebagai akademisi hendaknya mampu menciptakan dan mengawal

proses berbangsa dan bernegara berdasarkan cita-cita dari pancasila itu sendiri,

sehingga tercipta bangsa yang beradab dan memiliki potensi masa depan yang cerah

dan tidak mudah terprovokasi untuk merusak tatanan pancasila itu sendiri.

17
Daftar Pustaka

https://irvanhermawanto.blogspot.com/2018/09/alasan-diperlukan-demokrasi-yang-

bersumber-pancasila.html

https://tipsserbaserbi.blogspot.com/2015/06/contoh-makalah-tentang-demokrasi.html

18

Anda mungkin juga menyukai