Anda di halaman 1dari 14

PERAN HUKUM UNTUK MENUNJANG MASA DEPAN

DEMOKRASI INDONESIA

Dosen Pengampu: Dra. Dewi Rostyaningsih, M.Si.

Di Susun Oleh:

Naufal Luqman Hakim (40040223650076)

FAKULTAS SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2023
Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga saya bisa menyelesaikan pembuatan dari
makalah ini menggunakan judul “Peran Hukum Untuk Menunjang Masa Depan
Demokrasi Indonesia” berlandaskan Teori yang berasal dari jurnal jurnal.
Makalah ini disusun dalam memenuhi Penilaian Ujuan Akhir Semester dari
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Dalam makalah ini, akan membahas
mengenai pengertian demokrasi, hubungan negara hukum dan demokrasi, pengaruh
demokrasi terhadap rakyat
Akhir kata, saya sampaikan ucapan terima kasih atas perhatiannya pada makalah
ini, serta penulis berharap supaya makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan, secara khusus untuk diri saya sendiri serta pembaca pada umumnya.
Tidak ada gading yang tidak retak, begitulah adanya dari makalah ini. Dengan
segala rasa kerendahan hati, saran-saran serta kritik yang konstruktif, sangat saya
harapkan dari seluruh pembaca guna peningkatan pada pembuatan makalah dalam tugas
yang lainnya, serta pada waktu yang mendatang.

Semarang, 10 Desember 2023

Naufal Luqman Hakim

i
Daftar Isi

Kata Pengantar...........................................................................................................i

Daftar Isi.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1

1.1.........................................................................................................................
Latar Belakang...............................................................................................1
1.2.........................................................................................................................
Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3.........................................................................................................................
Tujuan Makalah.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3

2.1.........................................................................................................................
Pengertian Demokrasi....................................................................................3
2.2.........................................................................................................................Hubu
ngan Negara Hukum dan Demokrasi.............................................................4
2.3.........................................................................................................................Peng
aruh Demokrasi Terhadap Rakyat..................................................................6

BAB III PENUTUP....................................................................................................10

3.1.........................................................................................................................
Kesimpulan....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Demokrasi merupakan kebutuhan yang sangat esensial bagi setiap
bangsa dan sebagai bagian integral dalam kelangsungan pemerintahan suatu
negara. Di abad modern ini, ada dua cara dalam melaksanakan demokrasi, yaitu
demokrasi langsung (one man one vote) dan demokrasi tidak langsung melalui
permusyawaratan, permufakatan dan perwakilan. Kedua-duanya adalah sistem
demokrasi. Indonesia menganut faham demokrasi Pancasila, yaitu demokrasi
yang dalam pelaksanaannya selalu dijiwai oleh nilai-nilai dan norma Pancasila,
khususnya yang terdapat pada sila keempat yaitu: “Kerakyatan Yang Dipimpin
Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan”. Pertanyaan
mendasar tentang demokrasi di Indonesia, apakah pelaksanaan demokrasi sudah
sesuai dengan nilai-nilai dan norma Pancasila? Serta apakah sudah
mencerminkan esensi nilai-nilai dari sila Pancasila terutama sila keempat
tersebut?
Pertanyaan ini, sekaligus mengawali pembahasan tentang kegalauan
pikiran penulis terhadap eksistensi demokrasi di Indonesia. Memang menurut
kacamata liberal, pelaksanaan demokrasi di Indonesia sudah sangat bagus,
meskipun dalam usianya yang masih relatif terbilang muda. Namun perlu diingat
bahwa Indonesia berideologi Pancasila, dan sekaligus bahwa Pancasila adalah
sebagai dasar negara. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, berimplikasi
bahwa Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum, kaedah hukum
tertinggi yang berlaku dan mengikat di Indonesia. Sebagai konsekwensi logis,
maka apabila ada peraturan dan/atau kebijkan di bawahnya yang bertentangan
dengan nilai dan norma Pancasila, maka harus batal demi hukum, atau dengan
bahasa halus perlu direvisi agar sesuai dengan jiwa Pancasila

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud dengan Demokrasi itu?
2. Bagaimanakah korelasi antara negara hukum dengan demokrasi?
3. Bagaimanakah Demokrasi dapat mensejahterakan rakyat?
1.3. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui bagaimana masa depan demokrasi indonesia
2. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempegaruhi keberlangsungan
demokrasi di indonesia
3. Untuk mengatahui tantangan demokrasi di indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Demokrasi


Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu "Demos" yang berarti rakyat
dan “kratos” yang berarti kekuasaan. Demokrasi adalah kekuasaan yang berada
ditangan rakyat. Dalam demokrasi, pemegang kekuasaan tertinggi berada pada
rakyat. Abraham Lincoln mantan Presiden Amerika Serikat, menyatakan bahwa
“demokrasi adalah suatu pemerintahan dari rakyat, oleh 3 rakyat, dan untuk
rakyat” atau “the government from the people, by the people, and for the
people” (Ristek-Dikti. 2016).
Ada beberapa pengertian demokrasi menurut para ahli, antara lain :
Merriem (2008), mendefinisikan demokrasi sebagai pemerintahan oleh rakyat,
khususnya oleh mayoritas; pemerintahan di mana kekuasan tertinggi tetap pada
rakyat dan dilakukan oleh mereka baik secara langsung atau tidak langsung
melalui sebuah sistem perwakilan yang biasanya dilakukan dengan cara
mengadakan pemilu bebas yang diadakan secara periodik; rakyat umum
khususnya untuk mengangkat sumber otoritas politik; tiadanya distingsi kelas
atau privelese berdasarkan keturunan atau kesewenang-wenangan. Abdul Gani
Ar Rahhal, dalam bukunya: Al Islamiyyin wa Sarah Ad Dimuqrothiyyah,
mendefinisikan demokrasi sebagai kekuasaan rakyat oleh rakyat. Rakyat adalah
sumber kekuasaan.
Demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat di
mana warganegara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui
wakilnya yang dipilih; pemerintahannya mendorong dan menjamin
kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat, berserikat, menegakkan ”rule of
law”, adanya pemerintahan mayoritas yang menghormati hak-hak kelompok
minoritas; dan masyarakat yang warga negaranya saling memberi perlakuan
yang sama.
Menurut Ristek Dikti (2016), demokrasi sebagai suatu sistem sosial
kenegaraan, dengan mengutip dari USIS (1995) mengintisarikan demokrasi

3
sebagai sistem memiliki sebelas pilar atau soko guru, yakni “Kedaulatan Rakyat,
Pemerintahan Berdasarkan Persetujuan dari yang Diperintah, Kekuasaan
Mayoritas, Hak-hak Minoritas, Jaminan Hak-hak Azasi Manusia, Pemilihan
yang Bebas dan Jujur, Persamaan di depan Hukum, Proses Hukum yang Wajar,
Pembatasan Pemerintahan secara Konstitusional, Pluralisme Sosial, Ekonomi
dan Politik, dan Nilai-nilai Toleransi, Pragmatisme, Kerja Sama dan Mufakat.”
Di lain pihak Sanusi (2006) mengidentifikasi adanya sepuluh pilar demokrasi
konstitusional menurut UUD 1945, yakni: ”Demokrasi yang Ber-Ketuhanan
Yang Maha Esa, Demokrasi Dengan Kecerdasan, Demokrasi yang
Berkedaulatan Rakyat, Demokrasi dengan “Rule of Law”, Demokrasi dengan
Pembagian Kekuasaan Negara, Demokrasi dengan Hak Azasi Manusia,
Demokrasi dengan Pengadilan yang Merdeka, Demokrasi dengan Otonomi
Daerah, Demokrasi Dengan Kemakmuran, dan Demokrasi yang Berkeadilan
Sosial “.

2.2. Hubungan Negara Hukum dan Demokrasi


Secara teoritis demokrasi adalah suatu pemerintahan dari dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat. Jika dikaitkan dengan praktek ketata negaraan
meskipun sebuah negara mengklaim dirinya adalah negara demokrasi tetapi
dalam banyak hal negara itu sesungguhnya mengabaikan banyak asa-asas dan
prinsip demokrasi. Istilah demokrasi berasal dari bahasa Latin “demos” yang
berarti rakyat, rakyat “cratein” yang berarti pemerintah. Dengan demikian,
demokrasi berarti pemerintahan rakyat. Namun dalam dunia moderen,
pengertian demokrasi lebih ditekankan makna bahwa kekuasaan urusan urusan
politik ada ditangan rakyat.
Demokrasi mempunyai citra yang baik, karena merupakan landasan
kehidupan bernegara dengan memberikan pengakuan terhadap hak-hak asasi
manusia sepenuhnya, semua pihak saling menjunjung tinggi hukum, ada
persamaan hak dan kewajiban bagi semua orang warga negara terhadap
kebebasan berpolitik, berserikat, mengeluarkan pendapat, baik tertulis maupun
lisan. Mendirikan serta masuk menjadi anggota partai politik, tidak diberikan

4
pembatasan-pembatasan adanya kebebasan memilih dan memeluk agama atau
kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, serta menjalankan ibadah menurut
kepercayaannya masing-masing tanpa adanya paksaan dari pihak penguasa
ataupun golongan lain. Demokrasi sebagai dasar hukum bernegara ini tercemin
dalam pasal 1 ayat (2) kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksakan
menurut Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini merupakan wujud pelaksaan
kedaulatan rakyat yang menjalankan pemerintahan suatu negara. Demokrasi
mempunyai arti penting bagi masyarakat yang menggunakan nya sebab dengan
demokrasi hak rakyat untuk menentukan sendiri jalannya pemerintahan dapat
terjamin.
Demokrasi dan negara hukum adalah dua konsepsi yang saling berkaitan
yang satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan. Pada konsepsi demokrasi, di
dalamnya terkandung prinsip-prinsip kedaulatan rakyat (democratie) sedangkan
di dalam konsepsi negara hukum terkandung prinsip-prinsip negara hukum
(nomocratie), yang masing masing prinsip dari kedua konsepsi tersebut
dijalankan secara beriringan sebagai dua sisi dari satu mata uang. Paham negara
hukum yang demikian dikenal dengan sebutan “negara hukum yang demokratis”
(democratische rechtsstaat) atau dalam bentuk konstitusional disebut
constitutional democracy.
Menurut Jimly Ashidique, pada konsepsi demokrasi, di dalamnya
terkandung prinsip-prinsip kedaulatan rakyat (democratie) sedangkan di dalam
konsepsi negara hukum terkandung prinsip-prinsip negara hukum (nomocratie),
yang masing-masing prinsip dari kedua konsepsi tersebut dijalankan secara
beriringan sebagai dua sisi dari satu mata uang. Paham negara hukum yang
demikian dikenal dengan sebutan “negara hukum yang demokratis”
(democratische rechtsstaat) atau dalam bentuk konstitusional disebut
constitutional democracy. Disebut sebagai “negara hukum yang demokratis”,
karena di dalamnya mengakomodasikan prinsip-prinsip negara hukum dan
prinsip prinsip demokrasi, yaitu:

5
1. Supremasi Hukum (Supremacy of Law). Adanya pengakuan normatif
dan empirik terhadap prinsip supremasi hukum, yaitu bahwa semua
masalah diselesaikan dengan hukum sebagai pedoman tertinggi.
2. Persamaan dalam Hukum (Equality before the Law) Setiap orang adalah
sama kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan. Segala sikap dan
tindakan diskriminatif adalah sikap dan tindakan terlarang, kecuali
tindakan-tindakan yang bersifat khusus dan sementara untuk mendorong
mempercepat perkembangan kelompok tertentu (affirmative action).
3. Asas Legalitas (Due Process of Law) Segala tindakan pemerintahan
harus didasarkan atas peraturan perundangundangan yang sah dan
tertulis. Peraturan perundang-undangan tersebut harus ada dan berlaku
terlebih dulu atau mendahului perbuatan yang dilakukan.
4. Adanya pembatasan kekuasaan negara dan organ-organ negara dengan
cara menerapkan prinsip pembagian kekuasaan secara vertikal atau
pemisahan kekuasaan secara horisontal. Pembatasan kekuasaan ini
adalah untuk menghindari penyalahgunaan kekuasaan dan
mengembangkan mekanisme checks and balances antara cabang-cabang
kekuasaan.
5. Sebagai upaya pembatasan kekuasaan, saat ini berkembang pula adanya
pengaturan kelembagaan pemerintahan yang bersifat independent, seperti
bank sentral, organisasi tentara, kepolisian, dan kejaksaan. Selain itu, ada
pula lembaga-lembaga baru seperti Komisi Nasional Hak Asasi Manusia,
Komisi Pemilihan Umum, Ombudsman, Komisi Penyiaran Indonesia,
dan lain-lain.
Oleh karena itu, negara hukum itu harus ditopang dengan sistem demokrasi
karena terdapat korelasi yang jelas antara negara hukum yang bertumpu pada
konstitusi, dengan kedaulatan rakyat yang dijalankan melalui sistem demokrasi.
Dalam sistem demokrasi partisipasi rakyat merupakan esensi dari sistem ini.
Akan tetapi, demokrasi tanpa pengaturan hukum akan kehilangan bentuk dan
arah, sementara hukum tanpa demokrasi akan kehilangan makna.

6
2.3. Pengaruh Demokrasi Terhadap Rakyat
Indonesia menganut paham Demokrasi Pancasila yang berbeda dengan
demokrasi liberal. Demokrasi liberal meletakkan kebebasan individu yang
toleran sebagai urgensi kehidupan negara dan masyarakat. Oleh karena itu
kontrol rakyat dan atau wakilnya kepada penguasa dan negara adalah prinsip
yang tak bisa ditawar. Dalam konteks ini C.F. Strong mengemukakan; negara
konstitusional sekarang ini harus didasarkan atas suatu sistem perwakilan yang
demokratis yang menjamin kedaulatan rakyat. Mengenai hal ini harus tercermin
dalam konstitusi negara tersebut. Sedangkan perihal bagaimana pelaksanaan
Demokrasi Pancasila dalam arti bentuknya, maka pertama-tama harus dilihat
dalam UUD 1945 beserta penjelasannya, meskipun ini bukanlah satu-satunya
cara untuk melaksanakan Demokrasi Pancasila.
Reformasi politik dan reformasi ekonomi yang terjadi pada tahun 1998,
telah memperbaharui norma-norma dan struktur pengambilan keputusan di
bidang politik. Sehingga dapat mengurangi faktor-faktor negatif yang dapat
membebani sektor perekonomian. Seperti adanya monopoli, korupsi, dan
bentukbentuk penyimpangan lain. Sedangkan, reformasi ekonomi dapat
mendorong percepatan terjadinya proses demokratisasi. Namun, kedua hal
tersebut apabila dijalankan sekaligus, tetap mengandung risiko. Sehingga
diperlukan sinergi dalam pelaksanaan kedua hal tersebut. Proses demokratisasi
di Indonesia yang dihasilkan oleh gerakan reformasi di tahun 1998 telah
merubah secara substansial sistem bernegara bangsa kita dan membuat
Indonesia sekarang menjadi negara demokrasi ketiga terbesar di dunia.
Indonesia meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi dan pemerataan
pendapatan itu dapat dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan. Untuk itu
diperlukan adanya budaya hukum yang dapat mengakomodasi tujuan-tujuan
tersebut (terciptanya kesejahteraan rakyat), sehingga dapat menjaga integrasi
dan persatuan nasional. Hal tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan
perdagangan dan industri, serta berfungsi memajukan keadilan sosial dan
kesejahteraan manusia. Dalam mencapai tujuan terciptanya kesejahteraan rakyat
dengan proses demokratisasi dalam pembangunan ekonomi, diperlukan adanya

7
institusi hukum dan profesi hukum yang baik. Hal ini menjadi bertambah
penting karena bangsa kita berada dalam era globalisasi, artinya harus bersaing
dengan bangsa-bangsa lain.
Proses demokrasi yang sedang berlangsung di Indonesia (di tingkat
Negara atau state), belum terlihat dampaknya bagi kesejahteraan rakyat. Proses
tersebut antara lain adalah kebijakan desentralisasi (otonomi daerah), kebebasan
pers, kebebasan berserikat, meningkatnya peran parlemen, berlangsungnya
pemilihan umum (pemilu) yang bebas, dan pemilihan presiden dan kepala
daerah secara langsung.
Tingginya angka penduduk miskin dan pengangguran, rendahnya taraf
pendidikan dan kesehatan, merupakan persoalan yang mencerminkan kondisi
sosial-ekonomi bangsa kita. Sehingga hal tersebut menjadi problem dalam
mewujudkan kesejahteraan rakyat. Berbagai masalah tersebut diperparah dengan
adanya bencana alam yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan. Maraknya
perkara korupsi dan penyalahgunaan wewenang, serta merosotnya karakter dan
harga diri bangsa. Ditambah lagi dengan merebaknya pornografi dan siaran tv
yang merusak akhlak bangsa. Sehingga hal tersebut menjadikan generasi muda
Indonesia sebagai manusia konsumtif, berbudaya instan, tanpa idealisme dan
pada akhirnya dapat melemahkan rasa nasionalisme dan patriotisme.
Demokrasi di Indonesia terkesan hanya untuk mereka dengan tingkat
kesejahteraan ekonomi yang cukup. Sedangkan bagi golongan ekonomi bawah,
demokrasi belum memberikan dampak ekonomi yang positif buat mereka. Inilah
tantangan yang harus dihadapi pemerintah. Hal tersebut merupakan salah satu
tantangan terberat yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Karena, demokrasi
dalam arti sebenarnya terkait dengan pemenuhan hak asasi manusia. Dengan
demikian, hal itu merupakan sesuatu yang harus dikelola agar menghasilkan
output yang baik. Sehingga setiap masyarakat Indonesia dapat terpenuhi haknya
untuk menyampaikan pendapat, berkumpul, berserikat dan bermasyarakat.
Harapan dari adanya demokrasi yang mulai tumbuh adalah ia
memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk rakyat. Misalnya, demokrasi
mampu memaksimalkan kesejahteraan rakyat dan distribusinya mampu

8
mengurangi kemiskinan. Disamping itu, demokrasi diharapkan bisa
menghasilkan pemimpin yang lebih memperhatikan kepentingan rakyat banyak
seperti masalah kesehatan dan pendidikan. Tidak hanya itu, demokrasi
diharapkan mampu menjadikan negara kuat. Demokrasi di negara yang tidak
kuat akan mengalami masa transisi yang panjang. Dan ini sangat merugikan
bangsa dan negara. Demokrasi di negara akan berdampak positif bagi rakyat.
Sedangkan, demokrasi di negara berkembang seperti Indonesia tanpa
menghasilkan negara yang kuat justru tidak akan mampu mensejahterakan
rakyatnya.
Semakin rendahnya tingkat kehidupan ekonomi rakyat akan berdampak
buruk bagi demokrasi karena kuatnya bidang politik ternyata belum bisa
mengarahkan kepada perbaikan ekonomi. Melemahnya ekonomi akan
berdampak luas kepada bidang lain, seperti masalah sumber daya manusia.
Sumber daya manusia yang lemah jelas tidak bisa memperkuat demokrasi,
bahkan justru bisa memperlemah demokrasi. Demokrasi di Indonesia
memberikan harapan akan tumbuhnya masyarakat baru yang memiliki
kebebasan berpendapat, berserikat, berumpul, berpolitik dimana masyarakat
mengharap adanya iklim ekonomi yang kondusif. Untuk menghadapi tantangan
dan mengelola harapan ini agar menjadi kenyataan, dibutuhkan kerjasama antar
kelompok dan partai politik agar demokrasi bisa berkembang ke arah yang lebih
baik.

9
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu "Demos" yang berarti rakyat
dan “kratos” yang berarti kekuasaan. Demokrasi adalah kekuasaan yang berada
ditangan rakyat. Yang berarti rakyat memiliki kekuasaan tertinggi pada
demokrasi. Namun dalam dunia moderen, pengertian demokrasi lebih
ditekankan makna bahwa kekuasaan urusan urusan politik ada ditangan rakyat.
Demokrasi dan negara hukum adalah dua konsepsi yang saling berkaitan
yang satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan. Pada konsepsi demokrasi, di
dalamnya terkandung prinsip-prinsip kedaulatan rakyat (democratie) sedangkan
di dalam konsepsi negara hukum terkandung prinsip-prinsip negara hukum
(nomocratie), yang masing masing prinsip dari kedua konsepsi tersebut
dijalankan secara beriringan sebagai dua sisi. Oleh karena itu, negara hukum itu
harus ditopang dengan sistem demokrasi karena terdapat korelasi yang jelas
antara negara hukum yang bertumpu pada konstitusi, dengan kedaulatan rakyat
yang dijalankan melalui sistem demokrasi.
Proses demokrasi yang sedang berlangsung di Indonesia (di tingkat
Negara atau state), belum terlihat dampaknya bagi kesejahteraan rakyat. Proses
tersebut antara lain adalah kebijakan desentralisasi (otonomi daerah), kebebasan
pers, kebebasan berserikat, meningkatnya peran parlemen, berlangsungnya
pemilihan umum (pemilu) yang bebas, dan pemilihan presiden dan kepala
daerah secara langsung. Tingginya angka penduduk miskin dan pengangguran,
rendahnya taraf pendidikan dan kesehatan, merupakan persoalan yang
mencerminkan kondisi sosial-ekonomi bangsa kita. Sehingga hal tersebut
menjadi problem dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat. Maka dari itu hukum
berperan aktif agar dapat berlaku adil dalam sistem demokrasi agar dapat
mensejahterakan rakyat secara merata tanpa pandang bulu. Dengan begitu masa
depan demokrasi indonesia dapat bersaing dengan negera negara maju yang
memiliki sistem demokrasi yang sistematis.

10
DAFTAR PUSTAKA

References
Drs. Syamsu Ridhuan, M. P. (2019). DEMOKRASI. jakarta: UNIVERSITAS ESA UNGGUL.

Jurnal Interdependence, Vol. 5, No. 3 September-Desember 2017, hal: 124-136

Sukiran. (2017). PERAN HUKUM DALAM PEMBANGUNAN DEMOKRASI. Jurnal Warta Edisi : 54,
1829 - 7463.

11

Anda mungkin juga menyukai