Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PANCASILA, DEMOKRASI DAN SISTEM PENYELENGGARAAN NEGARA

DOSEN PENGAMPU : Fauza Djalal, M.Pd

DISUSUN OLEH

Kelompok XI

Kinanti Erdisyah Yusuf (0305202030)


Saiful Abdi Panjaitan (0305202130)

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula kami haturkan shalawat serta
salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di
hari akhir kelak.

Penulisan makalah berjudul ‘PANCASILA, DEMOKRASI DAN SISTEM


PENYELENGGARAAN NEGARA’ bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
PANCASILA.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu FAUZA DJALAL, M,Pd.
selaku dosen mata kuliah pancasila. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kami tentang pancasila, demokrasi dan sistem penyelenggaraan
Negara,

Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Besar
harapan kami agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran. Semoga
makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.

Wassalamualaikum wr.wb

Medan, 8 Januari 2021

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………i

Daftar Isi…………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….…1

A. Latar Belakang………………………………………………………………...….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………...……1
C. Tujuan Makalah…………………………………………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………...….3

A. Pengertian Pancasila……………………………………………………....……….3
B. Pengertian Demokrasi……………………………………………………………..3
C. Demokrasi Pancasila………………………………………………………………4
D. Jenis-Jenis Demokrasi………………………………………………………….….5
1. Jenis Demokrasi Menurut Penyaluran Kehendak Rakyat…………….…….....5
2. Jenis Demokrasi Berdasarkan Prinsip Ideologi…………………….……….…5
E. Perkembangan Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia………………………..……5
F. Sistem Penyelenggaraan Negara……………………………………………..……7
1. Sistem Pemerintahan Demokrasi Pancasila…………………………….……..8

BAB III PENUTUP……………………………………………………………..……….11

A. Kesimpulan……………………………………………………………………….11
B. Saran…………………………………………………………………...…………11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...………….12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima ideologi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada alinea ke-4 Preambule (Pembukaan)
Undang-Undang Dasar 1945. Sekalipun terjadi perubahan isi dan urutan lima sila
Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila
pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati bersama sebagai hari lahirnya Pancasila.
Pengertian demokrasi adalah pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat,
untuk rakyat, dan oleh rakyat. Dalam demokrasi, setiap warga negara diperbolehkan
untuk berpartisipasi, baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan,
pengembangan, dan pembuatan hukum. Setiap negara menganut sistem pemerintahan
yang berbeda. Di beberapa negara, istilah demokrasi banyak digunakan sebuah negara
untuk menggambarkan sistem pemerintahan yang dianut. Indonesia menjadi satu di
antara negara yang menganut sistem pemerintahan secara demokrasi. Negara yang
menganut sistem demokrasi akan memberikan kebebasan warga negaranya untuk
menyampaikan pendapat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pancasila?
2. Apa pengertian demokrasi?
3. Bagaimana demokrasi pancasila?
4. Apa saja jenis-jenis demokrasi?
5. Bagaimana perkembangan pelaksanaan demokrasi di Indonesia?
6. Bagaimana sistem penyelenggaraan Negara?

1
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian pancasila
2. Mengatahui pengertian demokrasi
3. Mengetahui demokrasi pancasila
4. Mengetahui jenis-jenis demokrasi
5. Mengetahui bagaimana perkembangan pelaksanaan demokrasi di Indonesia
6. Mengetahui tentang sistem penyelenggaraan Negara

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila
Nama pancasila ini terdiri dari dua kata sansekerta. Panca berarti lima dan sila
berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Menurut Notonegoro Pancasila adalah dasar falsafah Negara Indonesia, sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara
yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai pemersatu, lambang
persatuan dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia.
Menurut Muhammad Yamin Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima
dan sila yang berarti sendi, asas, dasar, atau pengaturan tingkah laku yang penting dan
baik. Dengan demikian pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan
tentang tingkahlaku yang penting dan baik.
Menurut Ir. Soekarno pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun
menurun yang sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat. Dengan
demikian, Pancasila tidak saja falsafah negara,tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa
Indonesia.1

B. Pengertian Demokrasi
Secara etimologi demokrasi terdiri dari dua kata yang berasal dari Yunani yaitu:
“demos” yang berarti rakyat atau kekuasaan suatu tempat dan “cratos” yang berarti
kekuasaan atau kedaulatan. Jadi : “demos-cratos” (demokrasi) adalah kekuasaan atau
kedaulatan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan rakyat, rakyat yang
berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat. Adapun pengertian demokrasi
dari para ahli yaitu:

1
Ronto, Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara, (Jakarta: PT Balai Pustaka,2012), hlm.1.

3
1. Josefh A. Schmeter, demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk
mencapai keputusan politik dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk
memutuskan dengan cara perjuangan komperatif atas suara rakyat.
2. Sidney Hook, demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan
pemerintahan yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada
kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.
3. Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl, demokrasi merupakan suatu sistem
pemerintahan dimana pemerintahan dimintai tanggung jawab atas tindakan-tindakan
mereka diwilayah publik oleh warga Negara, yang bertindak secara tidak langsung
melalui kompetisi dan kerja sama dengan para wakil mereka yang telah terpilih.2
C. Demokrasi Pancasila
Demokrasi yang dianut di Indonesia yaitu demokrasi berdasarkan Pancasila,
masih dalam taraf perkembangan dan mengenai sifat-sifat dan ciri-cirinya terdapat
berbagai tafsiran serta pandangan. Tetapi yang tidak dapat disangkal ialah bahwa
beberapa nilai pokok dari demokrasi konstitusionil cukup jelas tersirat di dalam Undang
Undang Dasar 1945.
Demokrasi pancasila adalah paham demokrasi berdasarkan paham kekeluargaan
dan gotong royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat. Dasar demokrasi
pancasila adalah kedaulatan rakyat seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
Pelaksanaannya diatur dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945, yang berbunyi kedaulatan
adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat.3
Secara ringkas, demokrasi Pancasila memiliki beberapa pengertian sebagai berikut:
1. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dan gotong-
royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang mengandung unsur-unsur
berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi pekerti luhur,
berkepribadian Indonesia dan berkesinambungan.
2. Dalam demokrasi Pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan oleh rakyat
sendiri atau dengan persetujuan rakyat.

2
Tim Penyusun PUSLIT IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pendidikan Kewargaan Demokrasi, HAM &
Masyrakat Madani (Jakarta :IAIN Jakarta Press, 2000), hlm 161-162
3
Miriam Budiardjo,. Dasar-dasar Ilmu Politik. (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 2002), hal. 56

4
3. Dalam demokrasi Pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi harus
diselaraskan dengan tanggung jawab sosial.
4. Dalam demokrasi Pancasila, keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan dengan
cita-cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, sehingga
tidak ada dominasi mayoritas atau minoritas.4
D. Jenis-Jenis Demokrasi
1. Jenis-jenis demokrasi menurut penyaluran kehendak rakyat
a. Demokrasi Langsung : Suatu sistem demokrasi yang melibatkan seluruh rakyat
secara langsung dalam menentukan berbagai kebijakan umum, urusan negara dan
permusyawaratan dalam suatu negara.
b. Demokrasi Tidak langsung : Demokrasi tidak langsung ialah suatu sistem
demokrasi untuk menyalurkan keinginan warga atau rakyatnya melalui
perwakilan dari parlemen.
2. Jenis-jenis demokrasi berdasarkan prinsip idelogi
a. Demokrasi Liberal : merupakan Kebebasan individu yang lebih ditekankan dan
mengabaikan kepentingan umum
b. Demokrasi Rakyat : merupakan demokrasi yang didasarkan pada paham
sosialisme dan komunisme dan lebih mengutamakan kepentingan umum atau
negara.
c. Demokrasi Pancasila : merupakan demokrasi yang ada di Indonesia bersumberkan
pada nilai-nilai sosial budaya bangsa serta berazaskan musyawarah mufakat
dengan memprioritaskan kepentingan seluruh msyarakat atau warga negara.
Demokrasi pancasila fokus pada kepentingan dan aspirasi serta hati nurani rakyat.
Sampai saat ini Indonesia menganut demokrasi pancasila yang bersumber pada
falsafah pancasila.
E. Perkembangan Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia
Perkembangan demokrasi di Indonesia dari segi waktu dapat dibagi dalam empat periode,
yaitu :
1. Periode 1945-1959 Demokrasi Parlementer

4
Idris Israil, Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan. (Malang: Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya. 2005), hal. 87

5
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi parlementer. Sistem
parlementer ini mulai berlaku sebulan setelah kemerdekaan diproklamasikan. Sistem
ini kemudian diperkuat dalam Undang-Undang Dasar 1949 (Konstitusi RIS) dan
Undang- Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950. Meskipun sistem ini dapat berjalan
dengan memuaskan di beberapa negara Asia lain, sistem ini ternyata kurang cocok
diterapkan di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan melemahnya persatuan bangsa.
Dalam UUDS 1950, badan eksekutif terdiri dari Presiden sebagai kepala negara
konstitusional (constitutional head) dan perdana menteri sebagai kepala
pemerintahan.
2. Periode 1959-1965 (Orde Lama) Demokrasi Terpimpin
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi terpimpin. Dalam
demokrasi terpimpin ditandai oleh tindakan yang menyimpang dari atau
menyeleweng terhadap ketentuan Undangundang Dasar. Dan didalam demokrasi
terpimpin terdapat ciri-ciri yaitu adanya dominasi dari Presiden, terbatasnya peranan
partai politik, berkembangnya pengaruh komunis dan meluasnya peranan ABRI
sebagai unsur sosial politik. Dekrit Presiden 5 Juli dapat dipandang sebagai suatu
usaha untuk mencari jalan keluar dari kemacetan politik melalui pembentukan
kepemimpinan yang kuat.
3. Periode 1965-1998 (Orde Baru) DemokrasiPancasila
Demokrasi pada masa ini dinamakan demokrasi pancasila. Demokrasi Pancasila
dalam rezim Orde Baru hanya sebagai retorika dan gagasan belum sampai pada
tataran praksis atau penerapan. Karena dalam praktik kenegaraan dan
pemerintahan,rezim ini sangat tidak memberikan ruang bagi kehidupan berdemokrasi.
Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde Baru ditandai oleh; dominannya peranan ABRI,
birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, pembatasan peran dan
fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam persoalan partai politik dan
publik, masa mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan inkorporasi lembaga
non pemerintah.
4. Periode 1998-sekarang ( Reformasi)
Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei
1998. Jabatan presiden kemudian diisi oleh wakil presiden, Prof. DR. Ir. Ing. B.J.

6
Habibie. Turunnya presiden Soeharto disebabkan karena tidak adanya lagi
kepercayaan dari rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru. Bergulirnya reformasi
yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut menandakan tahap awal bagi transisi
demokrasi Indonesia. Transisi demokrasi merupakan fase krusial yang kritis karena
dalam fase ini akan ditentukan ke mana arah demokrasi akan dibangun.5
F. Sistem Penyelenggaraan Negara
Prinsip merupakan kebenaran yang pokok/dasar orang berfikir, bertindak dan lain sebagainya.
Dalam menjalankan prinsip-prinsip demokrasi secara umum, terdapat dua landasan pokok yang
menjadi dasar yang merupakan syarat mutlak untuk harus diketahui oleh setiap orang yang
menjadi pemimpin negara / rakyat / masyarakat / organisasi / partai / keluarga, yaitu :
1. Suatu negara itu adalah milik seluruh rakyatnya, jadi bukan milik perorangan atau milik
suatu keluarga/kelompok/golongan/partai, dan bukan pula milik penguasa Negara
2. Siapapun yang menjadi pemegang kekuasaan negara, prinsipnya adalah selaku pengurusa
rakyat, yaitu harus bisa bersikap dan bertindak adil terhadap seluruh rakyatnya, dan
sekaligus selaku pelayana rakyat, yaitu tidak boleh/bisa bertindak zalim terhadap tuannyaa,
yakni rakyat.6
Adapun prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut :
1. Pemerintahan berdasarkan hukum: dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan:
a) Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak berdasarkan
kekuasaan belaka (machtstaat)
b) Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat
absolutisme (kekuasaan tidak terbatas),
c) Kekuasaan yang tertinggi berada di tangan MPR.
2. Perlindungan terhadap hak asasi manusia,
3. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah,
4. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan yang
merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lain
contoh Presiden, BPK, DPR, DPA atau lainnya.
5. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk
menyalurkan aspirasi rakyat.
5
Aditya Dwilaksono, Kewarganegaraan. (Jakarta: Fakultas Teknik, Universitas Persada Indonesia Y.A.I), hal 17.
6
Miriam Budiardjo, Op. Cit., Hal. 98

7
6. Pelaksanaan Pemilihan Umum.
7. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR (pasal 1 ayat
2 UUD 1945), yang berbunyai Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
8. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
9. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan YME,
diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain.
10. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita Nasional.7

 Sistem Pemerintahan Demokrasi Pancasila8


1. Indonesia Ialah Negara yang Berdasarkan Hukum
Negara Indonesia berdasarkan hukum (Rechsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan
belaka (Machsstaat). Hal ini mengandung arti bahwa baik pemerintah maupun
lembaga-lembaga negara lainnya dalam melaksanakan tindakan apapun harus
dilandasi oleh hukum dan tindakannya bagi rakyat harus ada landasan hukumnya.
Persamaan kedudukan dalam hukum bagi semua warga negara harus tercermin di
dalamnya.
2. Indonesia Menganut Sistem Konstitusional
Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifat
absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih
menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau
dibatasi oleh ketentuan konstitusi, di samping oleh ketentuan-ketentuan hukum
lainnya yang merupakan pokok konstitusional, seperti TAP MPR dan Undang-
undang.
3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
MPR sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi seperti telah disebutkan
dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu, bahwa (kekuasaan negara
tertinggi) ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Dengan

7
Hidayat, Komaruddin dan Azyumardi Azra, Demokrasi,Ham, dan Masyarakat madani, (Jakarta: ICCE. 2008), hal.
76
8
Hidayat, Komaruddin dan Azyumardi Azra, Op. Cit., hal. 94

8
demikian, MPR adalah lembaga negara tertinggi sebagai penjelmaan seluruh rakyat
Indonesia. Sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi, MPR mempunyai:
Tugas pokok, yaitu:
 Menetapkan UUD
 Menetapkan GBHN
 Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden
4. Wewenang MPR, yaitu:
a) Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara lain,
seperti penetapan GBHN yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden
b) Meminta pertanggungjawaban presiden/mandataris mengenai pelaksanaan
GBHN
c) Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan Wakil
Presiden
d) Mencabut mandat dan memberhentikan presiden dalam masa jabatannya apabila
presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar haluan negara dan UUD 1945
e) Mengubah undang-undang.
5. Presiden
Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR). Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara
pemerintah negara tertinggi. Presiden selain diangkat oleh majelis juga harus tunduk
dan bertanggung jawab kepada majelis. Presiden adalah Mandataris MPR yang wajib
menjalankan putusan-putusan MPR.
6. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi pelaksanaan
mandat (kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden dan DPR harus saling
bekerja sama dalam pembentukan undang-undang termasuk APBN. Untuk
mengesahkan undang-undang, presiden harus mendapat persetujuan dari DPR. Hak
DPR di bidang legislative ialah hak inisiatif, hak amandemen, dan hak budget.
Hak DPR di bidang pengawasan meliputi:
- Hak tanya/bertanya kepada pemerintah
- Hak interpelasi, yaitu meminta penjelasan atau keterangan kepada pemerintah

9
- Hak Mosi (percaya/tidak percaya) kepada pemerintah
- Hak Angket, yaitu hak untuk menyelidiki sesuatu hal
- Hak Petisi, yaitu hak mengajukan usul/saran kepada pemerintah.
7. Menteri Negara
Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak bertanggung jawab
kepada DPR. Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan
menteri negara. Menteri ini tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi kepada
presiden. Berdasarkan hal tersebut, berarti sistem kabinet kita adalah kabinet
kepresidenan/presidensil. Kedudukan Menteri Negara bertanggung jawab kepada
presiden, tetapi mereka bukan pegawai tinggi biasa, menteri ini menjalankan
kekuasaan pemerintah dalam prakteknya berada di bawah koordinasi presiden.
8. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas
Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya
kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR.
Kedudukan DPR kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua
anggota DPR merangkap menjadi anggota MPR. DPR sejajar dengan presiden.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyat


turut serta memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya atau pemerintahan
rakyat. Demokrasi juga dapat diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup
yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama
bagi semua warga negara. Inti dari demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat
oleh rakyat dan untuk rakyat.

Demokrasi berdasarkan penyaluran kehendak rakyat. Demokrasi


langsung merupakan sistem demokrasi yang mengikutsertakan seluruh rakyat
dalam pengambilan keputusan negara. Demokrasi tidak langsung merupakan
sistem demokrasi yang digunakan untuk menyalurkan keinginan dari rakyat
melalui perwakilan parlemen.

B. Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini kurang dari kata sempurna, maka
besar harapan kami agar pembaca memberi umpan balik berupa kritik dan saran
yang membangun agar makalah ini menjadi lebih baik, dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ronto, Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara.2012. Jakarta: PT Balai Pustaka.

Tim Penyusun PUSLIT IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2000. Pendidikan Kewargaan
Demokrasi, HAM & Masyrakat Madani. Jakarta :IAIN Jakarta Press.

Budiarjo,Miriam. Dasar-dasar Ilmu Politik. 2002. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Israil, Idris. Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan. 2005. Malang:


Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.

Dwilaksono, Aditya. Kewarganegaraan. Jakarta: Fakultas Teknik, Universitas Persada Indonesia


Y.A.I.

Hidayat, Komaruddin, Azyumardi Azra. 2008. Demokrasi,Ham, dan Masyarakat madani.


Jakarta: ICCE. 2008.

12

Anda mungkin juga menyukai