Anda di halaman 1dari 12

PEMBUKUAN AL-QUR’AN PADA MASA

USMAN BIN AFFAN (644-656)


Ilhamni
UIN Imam Bonjol Padang
ilhamni@uinib.ac.id

‫ إن ﲨﻊ اﻟﻘﺮان ﰱ ﻋﻬﺪ ﺧﻼﻓﺔ ﻋﺜﻤﺎن ﺑﻦ‬.‫ ﺗﺪوﻳﻦ اﻟﻘﺮآن ﻓﻲ ﻋﻬﺪ ﻋﺜﻤﺎن ﺑﻦ ﻋﻔﺎن‬.‫اﻟﺘﺠﺮﻳﺪ‬
‫ ﻻن ﰲ ﻫﺬا اﻟﻌﺼﺮ ﻗﺪ دون اﻟﻘﺮأن ﺑﻌﺪ ﲨﻌﻪ ﰲ ﻋﻬﺪ‬.‫ﻋﻔﺎن رض ﻗﺪ دار دودا ﻫﺎﻣﺎ ﰱ ﺗﺎرﻳﺦ اﻟﻘﺮأن‬
‫ وﻛﺎن اﻟﺪواﻓﻊ اﱃ اﻟﺘﺪوﻳﻦ ﻫﻲ اﳌﺸﺎﻛﻞ‬.‫أﰉ ﺑﻜﺮ رض وﺣﻔﻈﻪ ﰲ ﻋﻬﺪ ﻋﻤﺮﺑﻦ اﳋﻄﺎ ب رض‬
‫اﳌﻨﺘﺸﺮة ﰲ ﳎﻤﺘﻊ اﻻﺳﻼم اﻟﱴ ﺗﺪور ﺣﻮل اﺧﺘﻼف اﻟﻘﺮءات ﺑﻴﻨﻬﻢ ﺣﱴ ان ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻳﺪﻋﻮن ان‬
‫ وﻗﺪ ﺑﻠﻎ ﻫﺬا اﻹﺧﺘﻼف اﱃ درﺟﺔ ﺗﻜﻔﲑ‬.‫ﻣﺎﻋﻨﺪﻫﻢ ﻣﻦ اﻟﻘﺮاءة اﺣﺴﻦ ﻣﻦ ﻏﲑﻫﻢ وﻛﺬا ﻋﻜﺴﻬﻢ‬
‫ وﻗﺪ ﺗﻌﺠﺐ ﺬﻩ اﳌﺴﺄﻟﺔ و ﺧﺎف ﻣﻨﻬﺎ زﻋﻤﺎء اﻷﺳﻼم ﺣﱴ ﻗﺮر ﻋﺜﻤﺎن ﻟﺘﺪوﻳﻦ‬.‫ﺑﻌﻀﻬﻢ إﱃ ﺑﻌﺾ‬
‫ وﻣﻦ اﻟﺮواﻳﺎت اﳌﻨﻘﻮﻟﺔ ﰲ ﻫﺬا ﺗﺪل ﻋﻠﻰ ان ﻋﻤﻞ اﻟﺬى ﻗﺎم ﺑﻪ ﻋﺜﻤﺎن ﻟﻴﺲ‬.‫اﻟﻘﺮأن ﻟﻴﻜﻮن إﻣﺎﻣﺎ ﻷﻣﺔ‬
.‫ﻷﺟﻞ ﻧﻔﺴﻪ أو ﺗﻌﺼﺒﻪ وﻟﻜﻦ ﻷﺟﻞ وﺣﺪة اﻷﻣﺔ ﻣﻦ ﻧﺎﺣﻴﺔ وﻷﺟﻞ ﺣﻔﻆ اﻟﻘﺮآن ﻣﻦ ﻧﺎﺣﻴﺔ أﺧﺮى‬
‫ اﻟﻤﺼﺤﻒ‬،‫ ﺗﺪوﻳﻦ اﻟﻘﺮآن‬،‫ إﺧﺘﻼف اﻟﻘﺮءات‬: ‫اﻟﻤﻔﺮدات‬
Abstrak. Pembukuan Al-Qur’an pada Masa Usman bin Affan. Pemeliharaan Al-
Qur’an pada masa kekhalifahan Usman bin Affan memegang peranan penting dalam
sejarah Al-Qur’an. Hal ini karena pada masa Usmanlah Al-Qur’an dibukukan. Latar
belakang pembukuan Al-Qur’an pada masa ini adalah meluasnya persoalan
perbedaan qiraat di tengah masyarakat Islam pada waktu itu. Sebagian menganggap
qiraatnya yang paling bagus sementara yang lainnya juga beranggapan
demikian,bahkan perbedaan ini sudah sampai pada tingkat kafir mengkafirkan.
Persoalan ini menarik perhatian dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan pimpinan
Islam, sehingga akhirnya Usman membuat keputusan untuk membukukan Al-Qur’an
untuk dijadikan standar resmi bagi umat Islam. Teks – teks /riwayat yang ada
mengenai pembukuan pada masa Usman ini menunjukkan bahwa Usman bekerja
bukan karena kepentingan dirinya sendiri dan tidak dipengaruhi oleh unsur fanatisme
dalam proses pelaksanaannya. Pembukuan yang dilakukannya adalah untuk
kepentingan kesatuan umat Islam di satu sisi dan untuk pemeliharaan Al-Qur’an di sisi
lain.

Kata Kunci : Perbedaan Qira’at, Pembukuan al-Qur’an, Mushaf.

PENDAHULUAN
Masa kekhalifahan Usman bin catatan sejarah Al-Qur’an dan Ulumul
Affan adalah masa penting dalam Qur’an, karena pada masa inilah Al-

130
Ilhamni, Pembukuan al-Qur’an pada Masa Usman bin Affan 131

Qur’an dibukukan setelah sebelumnya pendapatnya juga sering dikutip dalam


dikumpulkan pada masa kekhalifahan buku-buku tafsir yang bercorak atsar
Abu Bakar Shiddiq dan mendapat (riwayat).Di samping itu ditambah lagi
pemeliharaan pada masa Umar Bin dengan persoalan tekhnik penulisan yang
Khathab . Dipandang penting karena hanya diarahkan kepada satu huruf dan
sebagai kelanjutan dari pemeliharaan juga disinyalir adanya lahn atau
terhadap Al-Qur’an yang sudah dirintis kesalahan i’rab/bahasa. Kesalahan ini
oleh orang-orang sebelumnya.Umat kalau benar adanya itu artinya
Islam setelah masa ini berpedoman menunjukkan adanya kemung-kinan
kepada hasil jasa yang telah dilakukan kesalahan dalam penulisan Al-Qur’an
oleh orang-orang yang diberi tanggung yang kita terima sekarang ini sebagai
jawab untuk melakukan pekerjaan yang pedoman.
monumental ini di bawah kepe-mimpinan Demikianlah beberapa persoalan
Usman bin Affan. Pekerjaan yang besar penting terkait pembukuan Al-Qur’an
ini sangat pantas untuk dihargai. pada masa Usman bin Affan yang perlu
Kalaulah pekerjaan pembu-kuan ini tidak diberikan analisa secara cermat dengan
dilakukan pada masa Usman tentunya terlebih dahulu mengumpulkan data
sejarah Al-Qur’an akan berbeda. tertulis sebanyak mungkin, agar
Keberhasilan orang-orang yang persoalan-persoalan ini bisa dianalisis
bertanggung jawab dalam hal ini bu- secara objektif.Namun dalam kesempatan
kanlah dengan cara yang mudah dan ini penulis memfokuskan kepada
sederhana.Berbagai tanggapan dan persoalan-persoalan yang
anggapan muncul mengenai kebijakan melatarbelakangi pembukuan Al-Qur’an
Usman Ini.Ada yang beranggapan pada masa Usman bin Affan.
bahwa Usman membukukan Al-Qur’an Banyak kajian seputar masalah
adalah karena keinginan pribadinya atau pembukuan Al-Qur’an pada masa usman
ingin mendapatkan nama baik dan dalam ini baik klasik maupun kekinian, namun
proses pelaksanaannya Usman penulis belum melihat kajian khusus
dipengaruhi oleh fanatisme. Ketika itu, mengenai motif Usman dalam
ada juga sahabat yang merasa keberatan membukukan Al-Qur’an
dengan ketetapan Usman bin Affan
ketika ia memerintahkan kaum muslimin INFORMASI TERKAIT PEMBU-
untuk membakar mushaf mushaf selain KUAN MUSHAF
mushaf yang dibuat oleh tim yang Setidak-tidaknya ada beberapa
ditunjuk. Keengganan ini tercatat dalam informasi yang disampaikan dalam be-
sejarah berasal dari sahabat yang diakui berapa riwayat mengenai latar belakang
oleh umat Islam tentang keahliannya pembukuan Al-Qur’an pada masa Usman
dalam menguasai hal-hal yang terkait bin Affan yang dicatat oleh umat
dengan Al-Qur’an yaitu Ibnu Mas’ud Islam.Informasi ini bisa ditemukan dalam
yang dipandang sebagai salah seorang kitab hadis dan buku-buku yang memuat
imam sekaligus guru Al-Qur’an dari tentang sejarah Al-Qur’an atau buku-
kaum muslimin ketika itu yang buku Ulumul Qur’an.
132 JURNAL ULUNNUHA, Volume 6, Nomor 2, Desember 2017, hlm. 130-142

Pada tahun 30 H Huzaifah bin al- kepada beliau untuk menyelesaikan


Yaman dan Sa;id bin al-Ash pulang ke masalah ini.2
Madinah dari Azerbeijan. Dalam perjalan Dengan rasa kekhawatirannya
menuju Madinah Huzaifah mengatakan, yang tinggi , Huzaifah ketika sampai ke
“Dalam beberapa perjalanan yang aku Madinah melaporkan tentang apa yang
lakukan , aku melihat ada masalah besar diamatinya dan diperhatikannya selama
yang tengah menimpa umat Islam. Bila perjalananya dari Azerbeijan kepada
hal ini tidak ditanggapi, maka akan khalifah Usaman bin Affan. Ini sebagai
terjadi perselisihan di kalangan umat sinyal bahwa dia sebagai salah seorang
Islam tentang Al-Qur’an”. Sa’id bin Ash dari kalangan pimpinan umat Islam pada
bertanya,”Apa masalahnya?Aku melihat waktu itu memiliki tanggung jawab
penduduk Himsh mengklaim bahwa moral yang sangat besar terhadap Al-
qira’atnya lebih bagus dari qira’at yang Qur’an dan juga kesatuan umat.
lain.Mereka mempelajari Qira’at dari al- Salah satu inforrmasi yang meng-
Miqdad.Demikian juga penduduk gambarkan laporan Huzaifah dan se-
Damaskus juga melihat bahwa qira’at kaligus termasuk salah satu hal yang
mereka lebih bagus dari yang lain- melatarbelakangi pembukuan Al-Qur’an
nya.penduduk Kufah yang belajar qira’at pada masa Usman bin Affan terlihat
dari Abu Musa dan menamai Mushaf dalam sebuah riwayat Bukhari sebagai
Abu Musa dengan Lubab al-Qulub juga berikut :
mengklaim qira’at mereka lebih bagus”.
Setelah mereka berdua sampai di Kufah , ‫ﺣﺪ ﺛﻨﺎ ﻣﻮﺳﻰ ﺣﺪﺛﻨﺎ اﺑﺮاﻫﻴﻢ ﺣﺪﺛﻨﺎ اﺑﻦ ﺷﻬﺎب ان‬
mereka menyampaikan kepada penduduk
Kufah tentang kekhawatirannya.1
‫اﻧﺲ اﺑﻦ ﻣﺎ ﻟﻚ ﺣﺪﺛﻪ ان ﺣﺬﻳﻔﺔ اﺑﻦ اﻟﻴﻤﺎن ﻗﺪم‬
Mayoritas para sahabat dan para ‫ﻋﻠﻰ ﻋﺜﻤﺎن و ﻛﺎن ﻳﻐﺎزي اﻫﻞ اﻟﺸﺎم ﰲ ﻓﺘﺢ‬
tabi’in menyetujui pendapat Huzaifah
tersebut, Namun kalangan pengikut ‫ارﻣﻴﻨﻴﺔ و اذر ﺑﻴﺠﺎن ﻣﻊ اﻫﻞ اﻟﻌﺮاق ﻓﺎﻓﺰع ﺣﺬﻳﻔﺔ‬
qira’at Ibnu Mas’ud mempertanyakan
kepada Huzaifah’ qira’at mana yang ‫ ﻳﺎ‬: ‫اﺧﺘﻼﻓﻬﻢ ﰲ اﻟﻘﺮاءة ﻓﻘﺎ ل ﺣﺬﻳﻔﺔ ﻟﻌﺜﻤﺎن‬
kiranya anda inkari dari qira’at kami ? ‫اﻣﲑ اﳌﺆﻣﻨﲔ ادرك ﻫﺬﻩ اﻻﻣﺔ ﻗﺒﻞ ان ﳜﺘﻠﻔﻮا ﰲ‬
Mendengar jawaban dari pengikut Ibnu
Mas’ud ini, Huzaifah merasa marah ‫اﻟﻜﺘﺎب اﺧﺘﻼف اﻟﻴﻬﻮد و اﻟﻨﺼﺎري ﻓﺎرﺳﻞ ﻋﺜﻤﺎن‬
sambil mengatakan “ Kalian adalah
penduduk yang nomaden, oleh sebab itu ‫اﱃ ﺣﻔﺼﺔ ان ارﺳﻠﻲ اﻟﻴﻨﺎ ﺑﺎﻟﺼﺤﻒ ﻧﻨﺴﺨﻬﺎ ﰱ‬
diamlah ! Sungguh kalianlah yang salah.
Demi Allah , bila aku masih hidup, maka
‫اﳌﺼﺎﺣﻒ ﰒ ﻧﺮدﻫﺎ اﻟﻴﻚ ﻓﺎرﺳﻠﺖ ﺎ ﺣﻔﺼﺔ اﱃ‬
aku akan melaporkan hal ini kepada ‫ﻋﺜﻤﺎ ن ﻓﺎﻣﺮ زﻳﺪﺑﻦ ﺛﺎﺑﺖ و ﻋﺒﺪاﷲ ﺑﻦ اﻟﺰﺑﲑ و‬
amirul mukminin dan aku akan meminta
‫ﺳﻌﻴﺪ ﺑﻦ اﻟﻌﺎص وﻋﺒﺪ اﻟﺮﲪﺎن ﺑﻦ اﳊﺎ رث ﺑﻦ‬
1
. Abdushabur Syahin, Sejarah
Alqur’an , ( Jakarta : Rehal Publika, 2008), h. 18-
19, cet. Ke-1 ,Judul asli Tarikh Alqur’an ,
2
penerjemah Prof. Dr. Ahmad Bachmid, Lc. .Ibid. h. 19
Ilhamni, Pembukuan al-Qur’an pada Masa Usman bin Affan 133

‫ﻫﺸﺎم ﻓﻨﻨﺴﺨﻮﻫﺎ ﰱ اﳌﺼﺎ ﺣﻒ و ﻗﺎل ﻋﺜﻤﺎن‬ untuk menuliskannya kembali dalam


beberapa mushaf. Usman berpesan
‫ﻟﻠﺮﻫﻂ اﻟﻘﺮﺷﻴﲔ اﻟﺜﻼ ﺛﺔ اذا اﺧﺘﻠﻔﺜﻢ اﻧﺘﻢ و زﻳﺪ‬ kepada tiga orang di antara mereka
yang berasal dari suku Quraisy,”
‫ﺑﻦ ﺛﺎﺑﺖ ﰲ ﺷﲕء ﻣﻦ اﻟﻘﺮءان ﻓﺎﻛﺘﺒﻮﻩ ﺑﻠﺴﺎ ن‬ Apabila kamu berselisih pendapat
‫ﻗﺮﻳﺶ ﻧﺰل ﺑﻠﺴﺎ ﻢ ﻓﻔﻌﻠﻮا ﺣﱴ اذا ﻧﺴﺨﻮا‬ tentang Al-Qur’an, maka tulislah
dengan bahasa Quraisy ! Karena Al-
‫اﻟﺼﺤﻒ ﰲ اﳌﺼﺎﺣﻒ رد ﻋﺜﻤﺎن اﻟﺼﺤﻒ اﱃ‬ Qur’an diturunkan dengan bahasa
mereka”. Mereka menyalin suhuf ke
‫ﺣﻔﺼﺔ وارﺳﻞ اﱃ ﻛﻞ اﻓﻖ ﲟﺼﺤﻒ ﳑﺎ ﻧﺴﺨﻮا و‬ dalam beberapa mushaf. Setelah itu
Usman mengembalikan Suhuf terse-but
‫اﻣﺮ ﲟﺎ ﺳﻮاﻩ ﻣﻦ اﻟﻘﺮءان ﰱ ﻛﻞ ﺻﺤﻴﻔﺔ او‬ kepada Hafsah serta mengirim-kan
3
‫ﻣﺼﺤﻒ ان ﳛﺮق‬ beberapa naskah mushaf ke beberapa
daerah Islam dan dia memerintahkan
“…., Huaifah ibn al-Yaman pernah pembakaran terhadap suhuf dan mushaf
datang kepada Utsman (melaporkan yang lain selain mushaf (resmi)”.
tentang peristiwa) dimana Penduduk Dari riwayat di atas tergambar
Syam dengan Penduduk Irak berpe- latar belakang mendasar pembukuan Al-
rang dalam penaklukan Armenia dan Qur’an pada periode pemerintahan
Azerbeijan. Ketika itu Huzaifah merasa Usman bin Affan.Perbedaan qira’at4
terkejut melihat perbedaan qira’at di menjadi titik tolak pekerjaan besar yang
kalangan mereka, sehingga Huzaifah dilakukan oleh Khalifah Usman bin
berkata kepada Usman ,” Anda Affan.Dari riwayat di atas terlihat
Satukanlah umat Islam ini sebelum kekhawatiran Huzaifah bin al-Yaman
mereka berselisih seperti kaum Yahudi akan semkin meluasnya perbedaan yang
dan Nashrani.Setelah itu Usman bisa saja mengantarkan umat Islam
mengirim utusan kepada Hafsah ( dan kepada konflik. Hal ini tentu
meminta kepadanya ) ,” Anda membahayakan persatuan umat Islam di
kirimkanlah kepada kami Suhuf satu sisi dan pemeliharaan Al-Qur’an di
(lembaran-lembaran naskah Al-Qur’an sisi lain serta pertimbangan keutuhan
) karena Kami akan membuat naskah wilayah.
menjadi beberapa mushaf. Setelah itu Persoalan-persoalan umat Islam
Kami akan kembalikan kepadamu. pada masa Usman semakin beragam,
Hafsah mengirimkan nas-kah tersebut seiring perluasan daerah melalui wilayah-
kepada Usman. Kemu-dian Usman
menginstruksikan Zaid bin Tsabit, 4
Qira’at adalah Suatu cara membaca
Abdullah bin Zubair, Sa’id bin ‘Ash dan Alqur’an al-Karim dari seorang imam ahli qira’at
Abdurrahman bin al-harits bin Hisyam yang berbeda dengan cara membaca imam
lainnya, sekalipun riwayat dan jalur
3
Ahmad Bin Hanbal Ali Ibn periwayatannya sama, baik perbedaan itu dalam
Hadar al-Atsqalani, Fath al-Baari bi pengucapan huruf ataupun bentuknya.Lihat Prof.
Syarhi al-Bukhaari, ( Kairo : Dar al- Dr. Yunahar Ilyas dalam buku Kuliah “ulumul
Hadits,2004 ) jil ke-9 h. 19-20 Qur’an, h. 155-156 !
134 JURNAL ULUNNUHA, Volume 6, Nomor 2, Desember 2017, hlm. 130-142

wilayah penaklukan Islam pada enam mereka belajar dari guru tertentu dan
tahun pertama peme-rintahannya mulai tidak mengetahui informasi berbeda
tahun 24 Hijrah pengangkatannya. yang mungkin saja didapati dari guru
Pengajaran Al-Qur’an pada penduduk lain yang mengajarkan Al-Qur’an di
daerah taklukan diserahkan kepada para wilayah mereka masing-masing.
ahli Al-Qur’an sesuai dengan Kekhawatiran Huzaifah bu-
kemampuan hafalan dan keahlian yang kanlah satu-satunya yang mela-
dimiliki. Namun perbedaan bacaan sedikit tarbelakangi pembukuan Al-Qur’an.
demi sedikit semakin bertambah Ibnu Jarir al-Thabari dalam tafsirnya
walaupun bukan disengaja.Hal ini menjelaskan melalui sebuah riwayat al-
berlangsung sampai tahun ke 30 Hijrah.5 Thabari sbb :
Seiring dengan perluasan ‫ ﳌﺎ ﻛﺎ ن ﰲ ﺧﻼ ﻓﺔ‬: ‫ﻋﻦ اﰉ ﻗﻼ ﺑﺔ أ ﻧﻪ ﻗﺎ ل‬
wilayah Islam, para sahabat ter-sebar ke
berbagai daerah. Mereka menjadi guru ‫ واﳌﻌﻠﻢ‬،‫ﻋﺜﻤﺎ ن ﺟﻌﻞ اﳌﻌﻠﻢ ﻳﻌﻠﻢ ﻗﺮاءة اﻟﺮ ﺟﻞ‬
bagi masing-masing daerah yang
mereka tempati dan membawa qira’at ‫ ﻓﺠﻌﻞ اﻟﻐﻠﻤﺎن ﻳﻠﺘﻘﻮن‬، ‫ﻳﻌﻠﻢ ﻗﺮاءة اﻟﺮﺟﻞ‬
masing-masing yang mereka terima dari
Rasulullah SAW.Umat Islam di Syam
‫ ﺣﱴ ﻛﻔﺮ‬، ‫ﻓﻴﺨﺘﻠﻔﻮن ﺣﱴ ارﺗﻔﻊ ﻟﻚ اﱃ اﳌﻌﻠﻤﲔ‬
mengikuti qira’at Ubay bin Ka’ab. ‫ ﻓﺒﻠﻎ ذﻟﻚ ﻋﺜﻤﺎن ﻓﺨﻄﺐ‬،‫ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺑﻘﺮاءة ﺑﻌﺾ‬
Wilayah Kufah mengikuti Qira’at
Abdullah bin mas’ud dan wilayah lain ‫" أﻧﺘﻢ ﻋﻨﺪي ﲣﺘﻠﻔﻮن ﻓﻴﻪ و ﺗﻠﺤﻨﻮن ﻓﻤﻦ‬: ‫ﻓﻘﺎ ل‬
mengikuti qira’at Abu Musa al-Asy’ari.
Perbedaan tersebut menjadi masalah ‫ﻧﺄ ى ﻋﲎ ﻣﻦ أﻫﻞ اﻻﻣﺼﺎ ر اﺷﺪ ﻓﯩﻪ اﺧﺘﻼ ﻓﺎ و‬
bagi sebagian umat Islam apalagi bagi ‫ اﺟﺘﻤﻌﻮا ﻳﺎ أﺻﺤﺎ ب ﳏﻤﺪ ﻓﺎ ﻛﺘﺒﻮا‬.‫اﺷﺪ ﳊﻨﺎ‬
yang tidak tahu bahwa Al-Qur’an
7
diturunkan dalam berbagai versi " ‫ﻟﻠﻨﺎس اﻣﺎﻣﺎ‬
qira’at.6
Dengan meluasnya daerah Islam Abu Qilabah menyampaikan riwayat
tentu secara otomatis meluas dan bahwa pada masa kekahalifahan Usman
beragam pula masyarakatnya yang bin Affan, seorang guru mengajarkan
mereka bukan berasal dari Jazirah Arab kepada muridnya sebuah
dari berbagai suku dan bangsa. Bahkan qira’at.Sehingga ketika dua orang murid
tentunya banyak yang baru masuk Islam yang belajar pada dua orang guru yang
dan mereka tidak mengikuti proses berbeda bertemu pada suatu waktu,
turunnya Al-Qur’an. Di tambah lagi mereka masing-masing mengagungkan
apa yang mereka dapat dari guru masing-
5
masing, bahkan sebagian mengkafirkan
Abdussabur Syahin, Sejarah Alqur’an,
sebagian yang lain. Berita seperti ini
( Jakarta : PT Rehal Publika, 2008), cet ke 1
,penerjemah Prof. Dr. Bachmid, Lc.,judul asli sampai ke telinga Usman bin Affan,
Tarikh Alqur’an,
6 7
Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an,( Shubhi Shalih, Mabahits Fi Ulumil
Yogjakarta ; Itqan Publishing,2013 ) Cet. Ke- 2, Qur’an, (Beirut : Dar al-Ilmi li al-Malayin, 1988
h. 88 ), cet. Ke 17, h. 80-81
Ilhamni, Pembukuan al-Qur’an pada Masa Usman bin Affan 135

sehingga dia (memutuskan) tempat atau dalam momen peperangan,


menyampaikan isi pidatonya. “Kamu mereka saling merasa heran dengan
berada di tengah-tengah saya saja sudah qira’at yang lain. Tapi idealnya adalah
berbeda dan salah dalam bahasa, jika diketahui bahwa semua qira’at itu
bagaimana dengan orang-orang yang berasal dari Nabi, maka tentunya tidak
jauh berada di kota-kota besar lainnya ? ada alasan untuk meragukan satu sama
tentu mereka mengalami peristiwa yang lain. Akan tetapi kenyataannya sebagian
lebih dari yang kamu alami semua (yang merasa bahwa qira’atnya lebih fasih dan
berada di sini).”Bersatulah wahai para lebih baik dari yang lainnya dengan
sahabat Muhammad !Tulislah satu imam mengatakan bahwa “Qira’at Al-Qur’an
(acuan yang bisa dijadikan pedoman yang kupelajari lebih baik”. Sementara
secara tertulis bagi masyarakat )!. yang lain sebaliknya juga mengatakan
justru qira’at yang kupelajarilah yang
Dari riwayat al-Thabari tersebut
tergambar kondisi umat Islam yang lebih baik., bahkan menginkari dan
mencemaskan yaitu per-bedaan yang sampai pada tingkat mngkafirkan”.
tidak hanya sebagai perbedaan saja,akan Selan-jutnya dijelaskan oleh
tetapi sudah sampai kepada tingkat yang Abdushabur Syahin sambil
memba-hayakan yaitu pada tingkat kafir menambahkan bahwa para sahabat
mengkafirkan .Seorang khalifah dalam menyaksikan perbedaan yang terjadi
bukan lagi perbedaan dalam ruang
hal ini Usman bin Affan melihat sinyal-
sinyal perpecahan te-ngah berproses dan lingkup dispensasi tujuh huruf,
tersebar di tengah-tengah masyarakat sebagaimana yang dipelajari dari Nabi.
yang bera-da di bawah wilayah Akan tetapi sudah sampai pada tingkat
kepemimpinan dan tanggung jawabnya. kesalahan dalam periwayatan atau tata
Kekhawa-tirannya yang besar akan cara baca. Yang jelas ini bukan faktor
terjadinya konflik, perpecahan bahkan kesengajaan.8
partum-pahan darah di kalangan umat Perbedaan ini menjadi sema-kin
Islam sendiri telah mendorongnya untuk jelas pada waktu itu dengan keberadaan
menginstruksikan agar bekerja bersa- mushaf-mushaf yang lain selain mushaf
ma-sama membuat sebuah mushaf yang yang berada di tangan Hafsah binti
bisa dijadikan pedoman bagi umat Umar setelah wafatnya Rasulullah SAW
Islam. dalam jangka waktu yang lama sampai
Musthafa Shadiq al-Rafi’i masa kekhalifahan Usman bin Affan.
memberikan komentar bahwa suatu Mushaf yang paling populer pada waktu
kenyataan bahwa Al-Qur’an mempunyai itu adalah Mushaf Ubay bin Ka’ab dan
bentuk qira’at yang berbeda-beda Mushaf Ibnu Mas’ud.9 Kedua tokoh ini
seiring dengan berbeda huruf yang terkenal sebagai guru yang mengajar Al-
Qur’an pada wilayah yang berbeda
dengannya Al-Qur’an diturunkan.
Ketika penduduk suatu daerah
mendenganrkan qira’at yang berbeda 8
dengan daerah lainnya pada suatu .Abdushshabur syahin,loc.cit
9
Shubhi Salih, Ioc.cit
136 JURNAL ULUNNUHA, Volume 6, Nomor 2, Desember 2017, hlm. 130-142

sebagai-mana yang telah disebutkan di perbedaan. Kami menjawab, ? Betul


atas. pendapat yang anda kemukakan itu”.

‫ ﻻ ﺗﻘﻮﻟﻮا‬: ‫ ﻗﺎل ﻋﻠﻰ‬: ‫ﻋﻦ ﺳﻮﻳﺪ ﺑﻦ ﻏﻔﻠﺔ ﻗﺎل‬ Dialog di atas menunjukkan
bahwa Usman sebagai khalifah juga
‫ ﻓﻮاﷲ ﻣﺎ ﻓﻌﻞ اﻟﺬي ﻓﻌﻞ ﰱ‬، ‫ﰲ ﻋﺜﻤﺎن اﻻ ﺧﲑا‬ sudah memperhatikan fenomena tentang
adanya problem sangat serius mengenai
‫ ﻣﺎ ﺗﻘﻮﻟﻮن ﰲ‬: ‫ ﻗﺎل‬، ‫اﳌﺼﺎ ﺣﻒ اﻻ ﻋﻦ ﻣﻸ ﻣﻨﺎ‬ perbedaan qira’at yang tengah
‫ ان‬: ‫ﻫﺬﻩ اﻟﻘﺮاءة ؟ ﻓﻘﺪ ﺑﻠﻐﲎ أن ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻳﻘﻮل‬ berkembang di tengah-tengah masyarakat.
Perhatian yang sama juga diberikan oleh
‫ وﻫﺬا ﻳﻜﺎد ﻳﻜﻮن‬، ‫ﻗﺮاءﺗﻰ ﺧﲑ ﻣﻦ ﻗﺮاءﺗﻚ‬ para sahabat lainnya. Hal ini ditunjukkan
oleh dialog yang disampaikan oleh Ali
‫ ﻗﺎل أري أن ﳚﻤﻊ اﻟﻨﺎ س‬، ‫ ﻗﻠﻨﺎ ﻓﻴﻤﺎ ﺗﺮي‬، ‫ﻛﻔﺮا‬ bin Abi Thalib dengan penggunaan kata
“kami” dan kata “ mala’in” yang bisa
‫ﻋﻠﻲ ﻣﺼﺤﻒ واﺣﺪ ﻓﻼ ﺗﻜﻮن ﻓﺮﻗﺔ وﻻ اﺧﺘﻼ ف‬ diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
10
‫ ﻓﻨﻌﻢ ﻣﺎ رأﻳﺖ‬: ‫ ﻗﻠﻨﺎ‬، dengan “ para pemimpin”. Artinya
pengamatan yang dilakukan ini dilakukan
Informasi lain berkenaan dengan oleh para sahabat Rasulullah SAW secara
latar belakang ini adalah riwayat dari umum, bukan pengamatan pribadi Usman
Suwaid bin Ghaflah : Ali bin Abi Thalib bin Affan saja sebagai khalifah.Para
berkata “ Janganlah kamu mengatakan sahabat sudah mengidentifikasi persoalan
tentang Usman bin Affan kecuali yang mendasar dan akibat yang bisa
baik-baik. Demi Allah tidaklah ditimbulkan dari persoalan tersebut serta
kebijakan Usman tentang mushaf solusi yang harus diambil. Ini
tersebut kecuali (atas persetujuan ) para menunjukkan secara tidak langsung sudah
pemimpin di kalangan kami. terjadi kesepakatan di kalangan para
Selanjutnya Usman bertanya “Apa yang sahabat untuk menyatukan umat Islam
kalian katakan tentang qira’at ini ? dalam hal naskah mushaf yang akan
Telah sampai informasi kepadaku dijadikan pedoman seperti juga halnya
bahwa sebagian dari kalian mengatakan yang tertangkap oleh Huzaifah bin al-
bahwa qira’atku lebih baik dari Yaman.
qira’atmu dan ini hampir sampai pada (
kafir mengkafirkan). Kami bertanya KOMISI PELAKSANA KHUSUS
(pada Usman) “Apa pendapatmu tentang Dalam beberapa riwayat
hal ini ?. Beliau menjawab” Menurut disebutkan bahwa jumlah yang terlibat
pendapat saya umat Islam harus dalam menyalin mushaf- mushaf adalah
berpegang pada satu mushaf sehingga 12 orang..Tidak tertutup kemungkinan
tidak ada kelompok dan tidak ada jumlah mereka adalah 12 orang , akan
tetapi kuat dugaan empat orang
10
Muhammad Abdul Azhim al-Zarqani, pertamalah yang bertugas menyalin
Manahil al-Irfan fi Ulimil Qur’an, (Beirut : Dar mushaf-mushaf yang awal sementara
al-Kutub al-Ilmiyyah, 2010 ), Cet ke- 1, jil 1, h. yang lain bertugas menyalin mushaf-
143
Ilhamni, Pembukuan al-Qur’an pada Masa Usman bin Affan 137

mushaf yang lain yang dikirim ke Usman bin Affan adalah karena mereka
berbagai daerah..11Informasi ini berbeda yang bertiga dipandang lebih mengetahui
dengan riwayat yang disampaikan oleh dengan bahasa Quraisy dan dengan
Imam Bukhari sebelumnya, dimana bahasa Quraisylah Al-Qur’an diturunkan.
disebutkan nama-nama para sahabat yang Jadi alasannya adalah alasan pengetahuan
ditunjuk oleh Khalifah Usman bin Affan terhadap bahasa Arab dan Al-Qur’an,
sebagai tim pelaksana pekerjaan besar bukan karena alasan karena pertimbangan
untuk menaskah ulang Al-Qur’an yang kesukuan.Kalau seandainya ini benar
akan dijadikan sebagai standar Al-Qur’an tentunya tim ini tidak akan dipercayai
yang dipedomani umat Islam.Nama-nama dipimpin oleh Zaid yang berasal dari
tersebut adalah Zaid bin Tsabit (sebagai kalangan Anshar bukan dari kalangan
ketua tim), Abdullah bin Zubair, Sa’ad muhajirin.
bin al-Ash dan nama terakhir adalah Di samping itu, tatkala Zaid
Abdurrahman bin al-Harits. Yang jelas ditunjuk sebagai ketua tim pelaksana
nama-nama ini ditunjuk langsung oleh pengumpulan naskah Al-Qur’an pada
Usman bin Affan. masa kekhalifahan Abu Bakar. Setidak-
Komisi yang terdiri dari Zaid bin tidaknya ada beberapa pertimbangan
Tsabit adalah berasal dari Madinah atau pengangkatan Zaid.
kalangan Anshar, sedangkan tiga orang 1. Zaid bin Tsabit masuk Islam
semenjak usia 11 tahun yang terkenal
lainnya Abdullah bin Zubair, Sa’ad bin
al-Ash dan Abdurrahman bin al-Harits keilmuan dan kesalehan serta banyak
adalah kalangan muhajirin yang berasal belajar dari Nabi Muhammad SAW.
dari Makkah.Mereka termasuk orang- 2. Dia termasuk salah seorang penulis
orang pilihan dan orang-orang wahyu dan pemukanya.
kepercayaan.Dalam tim ini memang 3. Dia termasuk al-rasikhun fi al- ilmi
terlihat jumlah muhajirin ( sahabat yang atau mendalam ilmunya.
berhijah dari Mekkah ke Medinah) lebih 4. Dia termasuk mengerti dengan
banyak dari kalangan Anshar (penduduk masalah fara’idh.
Madinah yang menolong masyarakat 5. Dia termasuk paling mengerti dengan
Mekkah yang berhijrah ke Medinah), qira’at Al-Qur’an
6. Dia terkenal kecerdasannya
sehingga Blachere salah seorang
orientalis berkesimpulan bahwa lebih 7. Dia termasuk masih muda ketika
banyaknya jumlah kaum muhajirin ini dipilih untuk pengumpulan Al-
disebabkan oleh keinginan para pemimpin Qur’an, sehinnga mampu
mengegerjakan pekerjaan besar ini.
pada waktu itu yang mengedepankan
nepotisme dan menonjolnya rasa 8. Dia terkenal sebagai orang yang
sangat teliti hafalan dan tulisannya
kesukuan yang dalam hal ini adalah
muhajirin.12 Tapi kalau dilihat dari teks berkenaan dengan Al-Qur’an.
Bukhari tersebut bahwa alasan pemilihan 9. Dia termasuk orang zuhud dan wara’
tidak tergiur oleh tawaran bersifat
11
duniawi dan tidak takut dengan celaan
Abdushshabbur Syahin,opcit, h. 24
12
. Shubhi al-Shalih, loc.cit
orang lain.
138 JURNAL ULUNNUHA, Volume 6, Nomor 2, Desember 2017, hlm. 130-142

10. Dia juga pernah mempelajari bahasa ketika terjadi kasus kesulitan , maka
orang-orang Yahudi atas perintah bacaan Quraisy – suku asal Nabi- harus
Rasulullah SAW.13 dijadikan sebagai pilihan. Keseluruhan
Al-Qur’an meru-juk dengan cermat dan
Jadi, dari alasan pemilihan Zaid
maka dapat disimpulkan bahwa dibandingkan dengan suhuf yang berada
di tangan Hafsah serta dikembalikan
pemilihan terhadap zaid didasarkan atas
kepadanya ketika resensi Al-Qur’an
alasan kompetensi pada kepriba-dian ,
keilmuan, dan pengalaman serta sudah selesai dilakukan. Dengan
demikian lahirlah naskah otoritatif
kesanggupannya serta keistimewaan-nya
(absah) yang belakangan disebut Mushaf
dari berbagai segi untuk melaksanaan
Usmani. Kemudian sejumlah salinan yang
pekerjan ini. Zaid bin Tsabit sebelumnya
dibuat dibagikan ke pusat-pusat daerah
dalam pengumpulan Al-Qur’an pada
Islam.14Pelaksanaan pekerjaan ini pada
masa Abu Bakar juga ditunjuk 15
bertanggung jawab, demikian juga pada tahun 25 Hijriyah
masa Nabi termasuk sebagai salah Perintah Usman untuk menja-
seorang kuttab al-wahyi ( penulis wahyu ) dikan naskah yang disimpan pada Hafsah
yang menjadi kepercayaaan Nabi sebagai standar penulisan walaupun
Muhammad SAW. mereka sendiri adalah para penghafal Al-
Qur’an dengan alasan supaya penulisan-
TEKHNIK PENULISAN NASKAH penulisan mushaf mesti meruju’ kepada
ULANG AL-QUR’AN apa yang dilakukan oleh Abu Bakar dan
juga telah dilakukan Umar Bin
Dari riwayat Bukhari sebelumnya Khaththab. Abu Bakar sendiri meruju
terlihat instruksi dari Usman bin Affan pada apa yang ditulis para sahabat atas
tentang teknik penulisan yang harus petunjuk Nabi Muhammad SAW. Hal ini
diikuti dan dilakukan oleh tim pelaksana dapat menghilangkan keraguan akan Al-
yaitu “yang pertama adalah jika kamu Qur’an itu sendiri. 16 Standar yang
berbeda pendapat tentang Al- dipakai dalam penaskahan ulang Al-
Qur’an,maka kembalikan kepada bahasa Qur’an adalah suhuf yang disimpan di
Quraisy, karena dengan Bahasa Quraisy rumah Hafsah dan dikumpulkan secara
Al-Qur’an diturunkan”.Kedua Mushaf resmi atau atas instruksi khalifahan Abu
yang dijadikan landasan adalah mushaf Bakar Shidiq dan tetap dipakai hingga
yang sudah dikumpulkan pada masa Abu masa Umar dan Usman.
Bakar dan tetap dipelihara Umar ketika Di antara riwayat yang sangat
mereka masih hidup , namun setelah penting dalam menggambarkan tekhnik
mereka wafat naskah ini disimpan oleh
Hafsah.
14
Satu prinsip yang harus dipenuhi Rosihon Anwar, Samudera Al-Qur’an,
(Bandung : Pustaka Setia, 2001), Cet ke-1 , h.79
dalam menjalankan tugasa adalah bahwa 15
Jalaluddin al-Suyuthi, Al-Itqan fi
“ulumil Qur’an, ( T.tp : Dar al-Fikri, t.th. ) Jil ke-
13
Muhammad Bakar Isma’il, Dirasat fi 1, h. 61
16
Ulum Alqur’an, ( Kairo : Dar al-Manar, 1991), Manna’ al-Qaththan, Mabahits Fi
cet. Ke-1, h.123-124 Ulumil Qur’an, ( Riyadh : t.tp, t.th.) h. 134
Ilhamni, Pembukuan al-Qur’an pada Masa Usman bin Affan 139

penulisan mushaf adalah riwayat dari al-Taisir fi al-Qira’at al-Sab’i yang


Husain bin Faris dari Hani’. Dia dikutip Manna’ al-Qaththan,
menceritakan ,”Suatu ketika saya bersama menyebutkan bahwa jumlahnya adalah
Usman bin Affan pada saat mereka ( tim tujuh naskah. Naskah-naskah ini dikirim
)sedang menulis mushaf-mushaf. Usman ke kota - kota besar daerah Islam yaitu
mengutusku dengan membawa potongan Makkah, Syam ,Bashrah, Kufah Yaman
tulang ,Bahrain dan Madinah.. Ada lagi pendapat
( unta / kambing) yang lebar untuk lain jumlah keseluruhan empat naskah,
menemui Ubay bin Ka’ab. Pada daerah yang mendapatkan naskah tersebut
potongan tulang tersebut tertulis “ ‫ﻟﻢ ﻳﺘﺴﻦ‬ adalah Iraq, Syam, Mesir, dan berada
“, “‫“ ﻓﺎﻣﻬﻞ اﻟﻜﺎ ﻓﺮﻳﻦ‬, dan ‫ﻻ ﺗﺒﺪﻳﻞ ﻟﻠﺨﻠﻖ‬ pada tangan Usman satu mushaf..
"”.Perawi berkata,: Ubay bin Ka’ab Sedangkan menurut al-Suyuthi adalah
meminta diambilkan tinta lalu menghapus lima naskah .Namun, Pada akhirnya
salah satu huruf “lam” dan mengganti mushaf-mushaf ini menyatukan umat
dengan lafaz “ ‫ “اﷲ‬dan menulis dengan Islam kembali dan memutus sebab
“ ‫“ ﻟﺨﻠﻖ اﷲ‬, kemudian mengganti perselisihan yang menjadi problem
“‫“ ﻓﺄﻣﻬﻞ‬, dengan “ ‫“ﻓﻤﻬﻞ‬, dan kemudian mendasar di tengah-tengah umat Islam.18
dia menulis“ ‫ “ﻟﻢ ﻳﺘﺴﻨﻪ‬dengan tambahan Selanjutnya mushaf yang sudah
huruf “ ha” di akhir.17 Hal ini dijadikan standar penulisan ini yaitu
menggambarkan bahwa penulisan ini juga mushaf yang dipinjam kepada Hafsah
melibatkan sahabat yang lainnya selain dikembalikan lagi oleh Usman ke tangan
dari tim yang ditunjuk secara resmi oleh Hafsah binti Umar dan tetap berada di
Usman bin Affan. Dimana Ubay bin tangan beliau sampai wafatnya.Pada
Ka’ab termasuk seorang sahabat Nabi tahun 65 H Marwan bin al-Hakam
yang terkenal mempunyai pengetahuan mencoba meminta kepada Hafsah untuk
yang luas terhadap Al-Qur’an. dibakar tapi dia enggan memberikannya.
Setelah pekerjaan penaskahan Namun setelah beliau wafat, Marwan
ulang diselesaikan oleh tim yang ditunjuk mengambil dan membakarnya dengan
oleh Usman. Mushaf-mushaf yang sudah alasan, “Saya melakukan ini karena
ditulis tersebut dikirim ke berbagai daerah melihat apa yang ada pada shuhuf ini
Islam sebagai pedoman penulisan dan sudah ada pada mushaf al-Imam. Saya
pengajaran oleh para shabat dan umat khawatir jika shuhuf ini tetap berada di
Islam secara keseluruhan .Mushaf-mushaf tengah-tengah umat, maka suatu saat
ini oto-matis menjadi mushaf resmi yang masyarakat akan meragukan shuhuf ini.19
digunakan mulai masa Usman bin Affan.
Selanjutnya setelah selesai PEMBAKARAN MUSHAF SELAIN
penulisan, terjadi perdebatan mengenai MUSHAF USMANI
jumlah naskah yang ditulis oleh Tim Teks riwayat Bukhari di atas
yang empat ini. Usman bin Sa’id al-daniy memperlihatkan bahwa setelah selesai
salah seorang ahli Qira’at dalam bukunya
18
Shubhi al-Shalih, op.cit., h. 84
17 19
Abdushshabbur Syahin, loc.cit Ibid., h. 83
140 JURNAL ULUNNUHA, Volume 6, Nomor 2, Desember 2017, hlm. 130-142

pembukuan Al-Qur’an yang dilaksanakan perpecahan bahkan sampai pada kondisi


oleh tim khusus, maka Usman bin Affan kafir mengkafirkan. Jika hal ini dibiarkan
mengambil kebijakan yang tidak populer oleh pemerintah pada waktu itu tentu
pada waktu itu yaitu membakar Mushaf kerugian besar akan menimpa umat
yang lain selain mushaf resmi. Kebijakan Islam.Pekerjaan ini dilakukan bukan
Usman bin Affan adalah sebagai tanpa kritikan dari kalangan umat Islam
kebijakan resmi sebagai kepala sendiri bahkan belakangan menjadi
pemerintahan Islam pada waktu perdebatan.
itu.Sehingga penyalinan kembali mushaf
pada masa berikutnya berdasarkan kepada KESIMPULAN
Mushaf Usmani yang sudah ditetapkan Pembukuan Al-Qur’an pada masa
secara resmi. Usman bin Affan dilatarbelakangi oleh
Kebijakan Usman bin Affan ini persoalan- persoalan yang muncul dan
bisa diterima dan dipandang baik oleh tersebar di kalangan umat Islam seputar
masyarakat pada waktu itu,kecuali pada perbedaan qira’at. Perbedaan yang terjadi
awalnya Ibnu Mas’ud yang beliau tidak hanya sekedar perbedaan saja, tetapi
mempunyai mushaf sendiri.Pada awalnya sudah sampai kepada tingkat kafir
dia merasa enggan untuk membakar mengkafirkan satu sama lain, karena
mushaf tersebut. Namun pada akhirnya masing-masingnya mengklaim bahwa
dia berusaha memahami kebijakan Usman qira’at merekalah yang paling benar. Hal
bahwa pada hakikatnya adalah demi ini tentunya dapat mengancam persatuan
kepentingan persatuan umat Islam dan umat Islam, sehingga menimbulkan
meng-hilangkan sebab yang keprihatinan di kalangan umat Islam itu
mengantarkan kepada perpecahan dan sendiri antara lain Usman bin Affan
konflik di kalangan umat Islam sendiri.20 sebagai Khalifah, Ali bin abi Thalib,
Sepanjang sejarah Islam peristiwa Huzaifah bin al-Yaman dan Ubay bin
pembakaran terhadap mushaf-mushaf ini Ka’ab.
secara resmi hanya terjadi pada masa Akhirnya mereka sepakat untuk
Usman bin Affan. membukukan Al-Qur’an. Usman bin
Walau bagaimanapun kebijakan Affan memutuskan untuk menyatukan
Usman untuk membuat naskah ulang dan umat ini dengan mushaf resmi dengan
menjadikan mushaf yang belakangan membentuk tim khusus yang bekerja
disebut dengan Mushaf Usmani sebagai membuat naskah Al-Qur’an yaitu Zaid
mushaf resmi serta membakar selain bin Tsabit dari kalangan Anshar,
mushaf resmi sangat beralasan dan Abdullah bin Zubair, Sa’id bin ‘Ash dan
merupakan jasa besar bagi persatuan umat Abdurrahman bin al-Harits bin Hisyam
Islam dan bagi eksistensi Al-Qur’an itu dari kalangan Muhaji-rin.Usman
sendiri, karena kondisi umat Islam pada meminjam naskah shuhuf yang berada di
waktu itu berada pada posisi yang meng- tangan Hafshah ketika itu. Dia berpesan
khawatirkan yaitu yaitu perbedaan, pada tiga orang kalangan Quraisy,” Jika
kalian berbeda dengan Zaid tentang
20
Shubhi Shalih op.cit., h. 82-83 sesuatu yang berkaitan dengan Al-Qur’an,
Ilhamni, Pembukuan al-Qur’an pada Masa Usman bin Affan 141

maka tulislah dengan bahasa Quraisy, bahwa apa yang dillakukan oleh Usman
karena Al-Qur’an diturunkan dengan bukan datang dari keinginan Usman
bahasa mereka. Setelah mereka selesai sendiri dan dalam prosesnya tidak terlihat
menulis mushaf, maka Usman mengirim unsure fanatisme ,akan tetapi atas
Mushaf- Mushaf tersebut ke kota- kota kesepakatan umat Islam ketika itu dan
besar Islam dan Usman memerintahkan demi kesatuan dan mencegah perpecahan
untuk membakar Shuhuf atau Mushaf di satu sisi serta memelihara Al-Qur’an di
selain Mushaf resmi.Penting untuk dicatat sisi lain.

REFERENSI
Al-Atsqalani, Ahmad Bin Hanbal Ali Qur’an, Jakarta : PT Rehal
Ibn Hadar , Fath al-Baari bi Publika, 2008 ,cet ke 1
Syarhi al-Bukhaari, Kairo : penerjemah Prof. Dr.Bachmid,
Dar al- Hadits,2004 , jil ke-9 Lc.,judul asli Tarikh Al-Qur’an
Anwar ,Rosihon. Samudera Al- Syahin, Abdussabur, Saat Al-Qur’an
Qur’an, Bandung : Pustaka Butuh Pembelaan Sebuah
Setia, 2001, Cet ke-1 Analisis Sejarah, Jakarta :
Em Dasril, Sejarah Aqur’an, Padang : Penerbit Erlangga, 2006
IAIN IB Press,2001 __________, Tarikh Al-Qur’an, Kairo
Ilyas ,Yunahar , Lc. MA, Kuliah : Ma’had Dirasat Islamiyyat,
Ulumul Qur’an, Yogjakarta ; t.th.
Itqan Publishing,2013 cet ke-2 Al-Qaththan, Manna’ , Mabahits fi
Ismail, Muhammad Bakar, Dirasat fi ulum Al-Qur’an, Riyadh : t.tp.,
Ulum Al-Qur’an, Kairo : Dar t.th.
al-Manar, 1991, cet. Ke-1, Al-Zarqani Muhammad Abdul
Shalih, Shubhi, Mabahits Fi Ulumil Azhim, Manahil al-Irfan fi
Qur’an, (Beirut : Dar al-Ilmi li Ulumil Qur’an, Beirut : Dar al-
al-Malayin, 1988), cet. ke17 Kutub al-Islamiyyah,2010,

Al-Suyuthi, Jalaluddin, Al-Itqan fi Al-Zarkasyi Badruddin Muhammad


“ulumil Qur’an , t.tp : Dar al- bin Abdullah, al-Burhan fi
Fikri, t.th. , Jil ke-1, Syahin, Ulumil Qur’an, Beirut : Daral-
Fikr
Abdussabur, Sejarah Al-

Anda mungkin juga menyukai