إن ﲨﻊ اﻟﻘﺮان ﰱ ﻋﻬﺪ ﺧﻼﻓﺔ ﻋﺜﻤﺎن ﺑﻦ. ﺗﺪوﻳﻦ اﻟﻘﺮآن ﻓﻲ ﻋﻬﺪ ﻋﺜﻤﺎن ﺑﻦ ﻋﻔﺎن.اﻟﺘﺠﺮﻳﺪ
ﻻن ﰲ ﻫﺬا اﻟﻌﺼﺮ ﻗﺪ دون اﻟﻘﺮأن ﺑﻌﺪ ﲨﻌﻪ ﰲ ﻋﻬﺪ.ﻋﻔﺎن رض ﻗﺪ دار دودا ﻫﺎﻣﺎ ﰱ ﺗﺎرﻳﺦ اﻟﻘﺮأن
وﻛﺎن اﻟﺪواﻓﻊ اﱃ اﻟﺘﺪوﻳﻦ ﻫﻲ اﳌﺸﺎﻛﻞ.أﰉ ﺑﻜﺮ رض وﺣﻔﻈﻪ ﰲ ﻋﻬﺪ ﻋﻤﺮﺑﻦ اﳋﻄﺎ ب رض
اﳌﻨﺘﺸﺮة ﰲ ﳎﻤﺘﻊ اﻻﺳﻼم اﻟﱴ ﺗﺪور ﺣﻮل اﺧﺘﻼف اﻟﻘﺮءات ﺑﻴﻨﻬﻢ ﺣﱴ ان ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻳﺪﻋﻮن ان
وﻗﺪ ﺑﻠﻎ ﻫﺬا اﻹﺧﺘﻼف اﱃ درﺟﺔ ﺗﻜﻔﲑ.ﻣﺎﻋﻨﺪﻫﻢ ﻣﻦ اﻟﻘﺮاءة اﺣﺴﻦ ﻣﻦ ﻏﲑﻫﻢ وﻛﺬا ﻋﻜﺴﻬﻢ
وﻗﺪ ﺗﻌﺠﺐ ﺬﻩ اﳌﺴﺄﻟﺔ و ﺧﺎف ﻣﻨﻬﺎ زﻋﻤﺎء اﻷﺳﻼم ﺣﱴ ﻗﺮر ﻋﺜﻤﺎن ﻟﺘﺪوﻳﻦ.ﺑﻌﻀﻬﻢ إﱃ ﺑﻌﺾ
وﻣﻦ اﻟﺮواﻳﺎت اﳌﻨﻘﻮﻟﺔ ﰲ ﻫﺬا ﺗﺪل ﻋﻠﻰ ان ﻋﻤﻞ اﻟﺬى ﻗﺎم ﺑﻪ ﻋﺜﻤﺎن ﻟﻴﺲ.اﻟﻘﺮأن ﻟﻴﻜﻮن إﻣﺎﻣﺎ ﻷﻣﺔ
.ﻷﺟﻞ ﻧﻔﺴﻪ أو ﺗﻌﺼﺒﻪ وﻟﻜﻦ ﻷﺟﻞ وﺣﺪة اﻷﻣﺔ ﻣﻦ ﻧﺎﺣﻴﺔ وﻷﺟﻞ ﺣﻔﻆ اﻟﻘﺮآن ﻣﻦ ﻧﺎﺣﻴﺔ أﺧﺮى
اﻟﻤﺼﺤﻒ، ﺗﺪوﻳﻦ اﻟﻘﺮآن، إﺧﺘﻼف اﻟﻘﺮءات: اﻟﻤﻔﺮدات
Abstrak. Pembukuan Al-Qur’an pada Masa Usman bin Affan. Pemeliharaan Al-
Qur’an pada masa kekhalifahan Usman bin Affan memegang peranan penting dalam
sejarah Al-Qur’an. Hal ini karena pada masa Usmanlah Al-Qur’an dibukukan. Latar
belakang pembukuan Al-Qur’an pada masa ini adalah meluasnya persoalan
perbedaan qiraat di tengah masyarakat Islam pada waktu itu. Sebagian menganggap
qiraatnya yang paling bagus sementara yang lainnya juga beranggapan
demikian,bahkan perbedaan ini sudah sampai pada tingkat kafir mengkafirkan.
Persoalan ini menarik perhatian dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan pimpinan
Islam, sehingga akhirnya Usman membuat keputusan untuk membukukan Al-Qur’an
untuk dijadikan standar resmi bagi umat Islam. Teks – teks /riwayat yang ada
mengenai pembukuan pada masa Usman ini menunjukkan bahwa Usman bekerja
bukan karena kepentingan dirinya sendiri dan tidak dipengaruhi oleh unsur fanatisme
dalam proses pelaksanaannya. Pembukuan yang dilakukannya adalah untuk
kepentingan kesatuan umat Islam di satu sisi dan untuk pemeliharaan Al-Qur’an di sisi
lain.
PENDAHULUAN
Masa kekhalifahan Usman bin catatan sejarah Al-Qur’an dan Ulumul
Affan adalah masa penting dalam Qur’an, karena pada masa inilah Al-
130
Ilhamni, Pembukuan al-Qur’an pada Masa Usman bin Affan 131
wilayah penaklukan Islam pada enam mereka belajar dari guru tertentu dan
tahun pertama peme-rintahannya mulai tidak mengetahui informasi berbeda
tahun 24 Hijrah pengangkatannya. yang mungkin saja didapati dari guru
Pengajaran Al-Qur’an pada penduduk lain yang mengajarkan Al-Qur’an di
daerah taklukan diserahkan kepada para wilayah mereka masing-masing.
ahli Al-Qur’an sesuai dengan Kekhawatiran Huzaifah bu-
kemampuan hafalan dan keahlian yang kanlah satu-satunya yang mela-
dimiliki. Namun perbedaan bacaan sedikit tarbelakangi pembukuan Al-Qur’an.
demi sedikit semakin bertambah Ibnu Jarir al-Thabari dalam tafsirnya
walaupun bukan disengaja.Hal ini menjelaskan melalui sebuah riwayat al-
berlangsung sampai tahun ke 30 Hijrah.5 Thabari sbb :
Seiring dengan perluasan ﳌﺎ ﻛﺎ ن ﰲ ﺧﻼ ﻓﺔ: ﻋﻦ اﰉ ﻗﻼ ﺑﺔ أ ﻧﻪ ﻗﺎ ل
wilayah Islam, para sahabat ter-sebar ke
berbagai daerah. Mereka menjadi guru واﳌﻌﻠﻢ،ﻋﺜﻤﺎ ن ﺟﻌﻞ اﳌﻌﻠﻢ ﻳﻌﻠﻢ ﻗﺮاءة اﻟﺮ ﺟﻞ
bagi masing-masing daerah yang
mereka tempati dan membawa qira’at ﻓﺠﻌﻞ اﻟﻐﻠﻤﺎن ﻳﻠﺘﻘﻮن، ﻳﻌﻠﻢ ﻗﺮاءة اﻟﺮﺟﻞ
masing-masing yang mereka terima dari
Rasulullah SAW.Umat Islam di Syam
ﺣﱴ ﻛﻔﺮ، ﻓﻴﺨﺘﻠﻔﻮن ﺣﱴ ارﺗﻔﻊ ﻟﻚ اﱃ اﳌﻌﻠﻤﲔ
mengikuti qira’at Ubay bin Ka’ab. ﻓﺒﻠﻎ ذﻟﻚ ﻋﺜﻤﺎن ﻓﺨﻄﺐ،ﺑﻌﻀﻬﻢ ﺑﻘﺮاءة ﺑﻌﺾ
Wilayah Kufah mengikuti Qira’at
Abdullah bin mas’ud dan wilayah lain " أﻧﺘﻢ ﻋﻨﺪي ﲣﺘﻠﻔﻮن ﻓﻴﻪ و ﺗﻠﺤﻨﻮن ﻓﻤﻦ: ﻓﻘﺎ ل
mengikuti qira’at Abu Musa al-Asy’ari.
Perbedaan tersebut menjadi masalah ﻧﺄ ى ﻋﲎ ﻣﻦ أﻫﻞ اﻻﻣﺼﺎ ر اﺷﺪ ﻓﯩﻪ اﺧﺘﻼ ﻓﺎ و
bagi sebagian umat Islam apalagi bagi اﺟﺘﻤﻌﻮا ﻳﺎ أﺻﺤﺎ ب ﳏﻤﺪ ﻓﺎ ﻛﺘﺒﻮا.اﺷﺪ ﳊﻨﺎ
yang tidak tahu bahwa Al-Qur’an
7
diturunkan dalam berbagai versi " ﻟﻠﻨﺎس اﻣﺎﻣﺎ
qira’at.6
Dengan meluasnya daerah Islam Abu Qilabah menyampaikan riwayat
tentu secara otomatis meluas dan bahwa pada masa kekahalifahan Usman
beragam pula masyarakatnya yang bin Affan, seorang guru mengajarkan
mereka bukan berasal dari Jazirah Arab kepada muridnya sebuah
dari berbagai suku dan bangsa. Bahkan qira’at.Sehingga ketika dua orang murid
tentunya banyak yang baru masuk Islam yang belajar pada dua orang guru yang
dan mereka tidak mengikuti proses berbeda bertemu pada suatu waktu,
turunnya Al-Qur’an. Di tambah lagi mereka masing-masing mengagungkan
apa yang mereka dapat dari guru masing-
5
masing, bahkan sebagian mengkafirkan
Abdussabur Syahin, Sejarah Alqur’an,
sebagian yang lain. Berita seperti ini
( Jakarta : PT Rehal Publika, 2008), cet ke 1
,penerjemah Prof. Dr. Bachmid, Lc.,judul asli sampai ke telinga Usman bin Affan,
Tarikh Alqur’an,
6 7
Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an,( Shubhi Shalih, Mabahits Fi Ulumil
Yogjakarta ; Itqan Publishing,2013 ) Cet. Ke- 2, Qur’an, (Beirut : Dar al-Ilmi li al-Malayin, 1988
h. 88 ), cet. Ke 17, h. 80-81
Ilhamni, Pembukuan al-Qur’an pada Masa Usman bin Affan 135
ﻻ ﺗﻘﻮﻟﻮا: ﻗﺎل ﻋﻠﻰ: ﻋﻦ ﺳﻮﻳﺪ ﺑﻦ ﻏﻔﻠﺔ ﻗﺎل Dialog di atas menunjukkan
bahwa Usman sebagai khalifah juga
ﻓﻮاﷲ ﻣﺎ ﻓﻌﻞ اﻟﺬي ﻓﻌﻞ ﰱ، ﰲ ﻋﺜﻤﺎن اﻻ ﺧﲑا sudah memperhatikan fenomena tentang
adanya problem sangat serius mengenai
ﻣﺎ ﺗﻘﻮﻟﻮن ﰲ: ﻗﺎل، اﳌﺼﺎ ﺣﻒ اﻻ ﻋﻦ ﻣﻸ ﻣﻨﺎ perbedaan qira’at yang tengah
ان: ﻫﺬﻩ اﻟﻘﺮاءة ؟ ﻓﻘﺪ ﺑﻠﻐﲎ أن ﺑﻌﻀﻬﻢ ﻳﻘﻮل berkembang di tengah-tengah masyarakat.
Perhatian yang sama juga diberikan oleh
وﻫﺬا ﻳﻜﺎد ﻳﻜﻮن، ﻗﺮاءﺗﻰ ﺧﲑ ﻣﻦ ﻗﺮاءﺗﻚ para sahabat lainnya. Hal ini ditunjukkan
oleh dialog yang disampaikan oleh Ali
ﻗﺎل أري أن ﳚﻤﻊ اﻟﻨﺎ س، ﻗﻠﻨﺎ ﻓﻴﻤﺎ ﺗﺮي، ﻛﻔﺮا bin Abi Thalib dengan penggunaan kata
“kami” dan kata “ mala’in” yang bisa
ﻋﻠﻲ ﻣﺼﺤﻒ واﺣﺪ ﻓﻼ ﺗﻜﻮن ﻓﺮﻗﺔ وﻻ اﺧﺘﻼ ف diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
10
ﻓﻨﻌﻢ ﻣﺎ رأﻳﺖ: ﻗﻠﻨﺎ، dengan “ para pemimpin”. Artinya
pengamatan yang dilakukan ini dilakukan
Informasi lain berkenaan dengan oleh para sahabat Rasulullah SAW secara
latar belakang ini adalah riwayat dari umum, bukan pengamatan pribadi Usman
Suwaid bin Ghaflah : Ali bin Abi Thalib bin Affan saja sebagai khalifah.Para
berkata “ Janganlah kamu mengatakan sahabat sudah mengidentifikasi persoalan
tentang Usman bin Affan kecuali yang mendasar dan akibat yang bisa
baik-baik. Demi Allah tidaklah ditimbulkan dari persoalan tersebut serta
kebijakan Usman tentang mushaf solusi yang harus diambil. Ini
tersebut kecuali (atas persetujuan ) para menunjukkan secara tidak langsung sudah
pemimpin di kalangan kami. terjadi kesepakatan di kalangan para
Selanjutnya Usman bertanya “Apa yang sahabat untuk menyatukan umat Islam
kalian katakan tentang qira’at ini ? dalam hal naskah mushaf yang akan
Telah sampai informasi kepadaku dijadikan pedoman seperti juga halnya
bahwa sebagian dari kalian mengatakan yang tertangkap oleh Huzaifah bin al-
bahwa qira’atku lebih baik dari Yaman.
qira’atmu dan ini hampir sampai pada (
kafir mengkafirkan). Kami bertanya KOMISI PELAKSANA KHUSUS
(pada Usman) “Apa pendapatmu tentang Dalam beberapa riwayat
hal ini ?. Beliau menjawab” Menurut disebutkan bahwa jumlah yang terlibat
pendapat saya umat Islam harus dalam menyalin mushaf- mushaf adalah
berpegang pada satu mushaf sehingga 12 orang..Tidak tertutup kemungkinan
tidak ada kelompok dan tidak ada jumlah mereka adalah 12 orang , akan
tetapi kuat dugaan empat orang
10
Muhammad Abdul Azhim al-Zarqani, pertamalah yang bertugas menyalin
Manahil al-Irfan fi Ulimil Qur’an, (Beirut : Dar mushaf-mushaf yang awal sementara
al-Kutub al-Ilmiyyah, 2010 ), Cet ke- 1, jil 1, h. yang lain bertugas menyalin mushaf-
143
Ilhamni, Pembukuan al-Qur’an pada Masa Usman bin Affan 137
mushaf yang lain yang dikirim ke Usman bin Affan adalah karena mereka
berbagai daerah..11Informasi ini berbeda yang bertiga dipandang lebih mengetahui
dengan riwayat yang disampaikan oleh dengan bahasa Quraisy dan dengan
Imam Bukhari sebelumnya, dimana bahasa Quraisylah Al-Qur’an diturunkan.
disebutkan nama-nama para sahabat yang Jadi alasannya adalah alasan pengetahuan
ditunjuk oleh Khalifah Usman bin Affan terhadap bahasa Arab dan Al-Qur’an,
sebagai tim pelaksana pekerjaan besar bukan karena alasan karena pertimbangan
untuk menaskah ulang Al-Qur’an yang kesukuan.Kalau seandainya ini benar
akan dijadikan sebagai standar Al-Qur’an tentunya tim ini tidak akan dipercayai
yang dipedomani umat Islam.Nama-nama dipimpin oleh Zaid yang berasal dari
tersebut adalah Zaid bin Tsabit (sebagai kalangan Anshar bukan dari kalangan
ketua tim), Abdullah bin Zubair, Sa’ad muhajirin.
bin al-Ash dan nama terakhir adalah Di samping itu, tatkala Zaid
Abdurrahman bin al-Harits. Yang jelas ditunjuk sebagai ketua tim pelaksana
nama-nama ini ditunjuk langsung oleh pengumpulan naskah Al-Qur’an pada
Usman bin Affan. masa kekhalifahan Abu Bakar. Setidak-
Komisi yang terdiri dari Zaid bin tidaknya ada beberapa pertimbangan
Tsabit adalah berasal dari Madinah atau pengangkatan Zaid.
kalangan Anshar, sedangkan tiga orang 1. Zaid bin Tsabit masuk Islam
semenjak usia 11 tahun yang terkenal
lainnya Abdullah bin Zubair, Sa’ad bin
al-Ash dan Abdurrahman bin al-Harits keilmuan dan kesalehan serta banyak
adalah kalangan muhajirin yang berasal belajar dari Nabi Muhammad SAW.
dari Makkah.Mereka termasuk orang- 2. Dia termasuk salah seorang penulis
orang pilihan dan orang-orang wahyu dan pemukanya.
kepercayaan.Dalam tim ini memang 3. Dia termasuk al-rasikhun fi al- ilmi
terlihat jumlah muhajirin ( sahabat yang atau mendalam ilmunya.
berhijah dari Mekkah ke Medinah) lebih 4. Dia termasuk mengerti dengan
banyak dari kalangan Anshar (penduduk masalah fara’idh.
Madinah yang menolong masyarakat 5. Dia termasuk paling mengerti dengan
Mekkah yang berhijrah ke Medinah), qira’at Al-Qur’an
6. Dia terkenal kecerdasannya
sehingga Blachere salah seorang
orientalis berkesimpulan bahwa lebih 7. Dia termasuk masih muda ketika
banyaknya jumlah kaum muhajirin ini dipilih untuk pengumpulan Al-
disebabkan oleh keinginan para pemimpin Qur’an, sehinnga mampu
mengegerjakan pekerjaan besar ini.
pada waktu itu yang mengedepankan
nepotisme dan menonjolnya rasa 8. Dia terkenal sebagai orang yang
sangat teliti hafalan dan tulisannya
kesukuan yang dalam hal ini adalah
muhajirin.12 Tapi kalau dilihat dari teks berkenaan dengan Al-Qur’an.
Bukhari tersebut bahwa alasan pemilihan 9. Dia termasuk orang zuhud dan wara’
tidak tergiur oleh tawaran bersifat
11
duniawi dan tidak takut dengan celaan
Abdushshabbur Syahin,opcit, h. 24
12
. Shubhi al-Shalih, loc.cit
orang lain.
138 JURNAL ULUNNUHA, Volume 6, Nomor 2, Desember 2017, hlm. 130-142
10. Dia juga pernah mempelajari bahasa ketika terjadi kasus kesulitan , maka
orang-orang Yahudi atas perintah bacaan Quraisy – suku asal Nabi- harus
Rasulullah SAW.13 dijadikan sebagai pilihan. Keseluruhan
Al-Qur’an meru-juk dengan cermat dan
Jadi, dari alasan pemilihan Zaid
maka dapat disimpulkan bahwa dibandingkan dengan suhuf yang berada
di tangan Hafsah serta dikembalikan
pemilihan terhadap zaid didasarkan atas
kepadanya ketika resensi Al-Qur’an
alasan kompetensi pada kepriba-dian ,
keilmuan, dan pengalaman serta sudah selesai dilakukan. Dengan
demikian lahirlah naskah otoritatif
kesanggupannya serta keistimewaan-nya
(absah) yang belakangan disebut Mushaf
dari berbagai segi untuk melaksanaan
Usmani. Kemudian sejumlah salinan yang
pekerjan ini. Zaid bin Tsabit sebelumnya
dibuat dibagikan ke pusat-pusat daerah
dalam pengumpulan Al-Qur’an pada
Islam.14Pelaksanaan pekerjaan ini pada
masa Abu Bakar juga ditunjuk 15
bertanggung jawab, demikian juga pada tahun 25 Hijriyah
masa Nabi termasuk sebagai salah Perintah Usman untuk menja-
seorang kuttab al-wahyi ( penulis wahyu ) dikan naskah yang disimpan pada Hafsah
yang menjadi kepercayaaan Nabi sebagai standar penulisan walaupun
Muhammad SAW. mereka sendiri adalah para penghafal Al-
Qur’an dengan alasan supaya penulisan-
TEKHNIK PENULISAN NASKAH penulisan mushaf mesti meruju’ kepada
ULANG AL-QUR’AN apa yang dilakukan oleh Abu Bakar dan
juga telah dilakukan Umar Bin
Dari riwayat Bukhari sebelumnya Khaththab. Abu Bakar sendiri meruju
terlihat instruksi dari Usman bin Affan pada apa yang ditulis para sahabat atas
tentang teknik penulisan yang harus petunjuk Nabi Muhammad SAW. Hal ini
diikuti dan dilakukan oleh tim pelaksana dapat menghilangkan keraguan akan Al-
yaitu “yang pertama adalah jika kamu Qur’an itu sendiri. 16 Standar yang
berbeda pendapat tentang Al- dipakai dalam penaskahan ulang Al-
Qur’an,maka kembalikan kepada bahasa Qur’an adalah suhuf yang disimpan di
Quraisy, karena dengan Bahasa Quraisy rumah Hafsah dan dikumpulkan secara
Al-Qur’an diturunkan”.Kedua Mushaf resmi atau atas instruksi khalifahan Abu
yang dijadikan landasan adalah mushaf Bakar Shidiq dan tetap dipakai hingga
yang sudah dikumpulkan pada masa Abu masa Umar dan Usman.
Bakar dan tetap dipelihara Umar ketika Di antara riwayat yang sangat
mereka masih hidup , namun setelah penting dalam menggambarkan tekhnik
mereka wafat naskah ini disimpan oleh
Hafsah.
14
Satu prinsip yang harus dipenuhi Rosihon Anwar, Samudera Al-Qur’an,
(Bandung : Pustaka Setia, 2001), Cet ke-1 , h.79
dalam menjalankan tugasa adalah bahwa 15
Jalaluddin al-Suyuthi, Al-Itqan fi
“ulumil Qur’an, ( T.tp : Dar al-Fikri, t.th. ) Jil ke-
13
Muhammad Bakar Isma’il, Dirasat fi 1, h. 61
16
Ulum Alqur’an, ( Kairo : Dar al-Manar, 1991), Manna’ al-Qaththan, Mabahits Fi
cet. Ke-1, h.123-124 Ulumil Qur’an, ( Riyadh : t.tp, t.th.) h. 134
Ilhamni, Pembukuan al-Qur’an pada Masa Usman bin Affan 139
maka tulislah dengan bahasa Quraisy, bahwa apa yang dillakukan oleh Usman
karena Al-Qur’an diturunkan dengan bukan datang dari keinginan Usman
bahasa mereka. Setelah mereka selesai sendiri dan dalam prosesnya tidak terlihat
menulis mushaf, maka Usman mengirim unsure fanatisme ,akan tetapi atas
Mushaf- Mushaf tersebut ke kota- kota kesepakatan umat Islam ketika itu dan
besar Islam dan Usman memerintahkan demi kesatuan dan mencegah perpecahan
untuk membakar Shuhuf atau Mushaf di satu sisi serta memelihara Al-Qur’an di
selain Mushaf resmi.Penting untuk dicatat sisi lain.
REFERENSI
Al-Atsqalani, Ahmad Bin Hanbal Ali Qur’an, Jakarta : PT Rehal
Ibn Hadar , Fath al-Baari bi Publika, 2008 ,cet ke 1
Syarhi al-Bukhaari, Kairo : penerjemah Prof. Dr.Bachmid,
Dar al- Hadits,2004 , jil ke-9 Lc.,judul asli Tarikh Al-Qur’an
Anwar ,Rosihon. Samudera Al- Syahin, Abdussabur, Saat Al-Qur’an
Qur’an, Bandung : Pustaka Butuh Pembelaan Sebuah
Setia, 2001, Cet ke-1 Analisis Sejarah, Jakarta :
Em Dasril, Sejarah Aqur’an, Padang : Penerbit Erlangga, 2006
IAIN IB Press,2001 __________, Tarikh Al-Qur’an, Kairo
Ilyas ,Yunahar , Lc. MA, Kuliah : Ma’had Dirasat Islamiyyat,
Ulumul Qur’an, Yogjakarta ; t.th.
Itqan Publishing,2013 cet ke-2 Al-Qaththan, Manna’ , Mabahits fi
Ismail, Muhammad Bakar, Dirasat fi ulum Al-Qur’an, Riyadh : t.tp.,
Ulum Al-Qur’an, Kairo : Dar t.th.
al-Manar, 1991, cet. Ke-1, Al-Zarqani Muhammad Abdul
Shalih, Shubhi, Mabahits Fi Ulumil Azhim, Manahil al-Irfan fi
Qur’an, (Beirut : Dar al-Ilmi li Ulumil Qur’an, Beirut : Dar al-
al-Malayin, 1988), cet. ke17 Kutub al-Islamiyyah,2010,