Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SISTEM DEMOKRASI DI INDONESIA

Dosen Pengampu :
Drs. Istiana Rahatmawati, M.Si

Disusun oleh :
KELOMPOK 3
Deni Saputri 141230559
Ibnu Agastin 141230568
Kendra Wikan Gayatri 141230572

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan dan kesempatan bagi kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan benar. Penyusunan makalah ini merupakan bagian dari penyelesaian tugas mata
kuliah pendidikan kewarganegaraan dengan pembahasan mengenai sistem demokrasi
di Indonesia. Dalam makalah ini, diharapkan kami dapat memberikan pembahasan
menganai sistem demokrasi, terutama demokrasi di Negara Indonesia, dan juga agar
dapat sistem demokrasi di Indonesia dapat dilaksanakan sesuai aturan yang berlaku.

Ucapan terima kasih juga kami diucapkan kepada :


1. Kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah PPKn, Ibu Drs. Istiana Rahatmawati, M.Si.
2. Kepada orang tua kami yang sangat kami cintai dan hormati yang selalu
mendukung kami dalam penyelesaian tugas kuliah.
3. Kepada teman teman yang selalu mensupport kami dalam proses penyelesaian
makalah ini.

Kami selaku penyusun makalah ini tidak lepas dari segala kesalahan. Oleh
karena itu, kami memohon maaf atas segala kekeliruan dalam penyusunan. Kritik dan
saran kami terima sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya. Besar harapan kami,
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 25 September 2023

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................2
DAFTAR ISI…………………………………………………………….3
BAB I.........................................................................................................4
PEMBUKA................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................4
C. Tujuan................................................................................................4
BAB II........................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................5
A. Konsep Demokrasi............................................................................5
B. Prinsip Demokrasi............................................................................6
C. Sistem Demokrasi di Indonesia.......................................................7
BAB III....................................................................................................13
PENUTUP...............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................14

iii
BAB I
PEMBUKA

A. Latar Belakang
Demokrasi adalah sebuah teori yang mana rakyat tahu apa yang mereka
butuhkan dan pantas dapatkan sangatlah berat. Demokrasi adalah pemerintahan rakyat
atau bentuk atau sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah
dengan perantara wakilnya. Di Indonesia, sistem demokrasi seringkali mengalami
perubahan, bahkan dari masa awal kemerdekaan. Untuk saat ini, sistem yang di
jalankan di Indonesia adalah sistem demokrasi Pancasila.
Demokrasi Pancasila adalah sebuah konsep demokrasi yang memiliki landasan
nilai dalam Pancasila, yaitu dasar negara Indonesia. Konsep demokrasi pancasila
merujuk pada sistem politik yang diterapkan di Indonesia, di mana demokrasi
dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai Pancasila. Dalam konteks
Demokrasi Pancasila, kedaulatan rakyat adalah prinsip utama yang dijunjung tinggi.
Prinsip ini menegaskan bahwa kekuasaan politik berada di tangan rakyat, dan rakyat
memiliki hak untuk memilih pemimpin mereka melalui proses pemilihan umum yang
demokratis.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep yang diterapkan pada demokrasi Indonesia saat ini ?
2. Apa saja prinsip yang digunakan dalam sistem demokrasi saat ini ?
3. Apa saja sistem demokrasi yang pernah di jalankan di Indonesia ?

C. Tujuan
1. Menjelasakan konsep yang diterapkan pada demokrasi Indonesia saat ini.
2. Mengetahui prinsip yang digunakan dalam sistem demokrasi saat ini.
3. Mengetahui sistem demokrasi yang pernah dijalankan di Indonesia.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Demokrasi
Demokrasi berasal dari kata Yunani, Demos yang berarti rakyat dan kratia
yang berarti pemerintahan. Demokrasi dapat diartikan Pemerintahan Dari, Oleh dan
Untuk Rakyat. Maka, Legitimasi pemerintahannya adalah dari kemauan rakyat yang
memilih dan mengontrolnya. Demokrasi Pancasila adalah sebuah konsep demokrasi
yang memiliki landasan nilai dalam Pancasila, yaitu dasar negara Indonesia. Konsep
demokrasi pancasila merujuk pada sistem politik yang diterapkan di Indonesia, di
mana demokrasi dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai Pancasila.

Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang terdiri dari lima sila, yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Demokrasi Pancasila mengacu pada prinsip-prinsip demokrasi yang diintegrasikan
dengan nilai-nilai Pancasila tersebut.

Dalam konteks Demokrasi Pancasila, kedaulatan rakyat adalah prinsip utama


yang dijunjung tinggi. Prinsip ini menegaskan bahwa kekuasaan politik berada di
tangan rakyat, dan rakyat memiliki hak untuk memilih pemimpin mereka melalui
proses pemilihan umum yang demokratis.

Berikut Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila :

Henry B. Mayo dalam bukunya yang berjudul Introduction to Democratic


Theory, menyebutkan ciri-ciri demokrasi, yaitu sebagai berikut.

1. Menyelesaikan perselisihan secara damai dan melembaga.


2. Menjamin terselenggaranya perubahan masyarakat secara damai.
3. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
4. Membatasi penggunaan kekerasan seminimal mungkin.
5. Mengakui dan menganggap wajar adanya keanekaragaman dalam masyarakat
6. Menjamin tegaknya keadilan.

Sementara berdasarkan hasil Konferensi International Court of Jurist di


Bangkok, para ahli hukum merumuskan bahwa suatu pemerintahan negara yang
menganut paham demokrasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1. Melindungi dan menjamin hak asasi warga negara.


2. Mempunyai wakil rakyat yang representatif.
3. Adanya wakil rakyat yang dipilih oleh rakyat melalui pemilu secara
demokratis.
4. Adanya pendidikan kewarganegaraan (civic education).
5. Masa jabatan pemegang pemerintah dibatasi oleh periode tertentu.

5
B. Prinsip Demokrasi
Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber, dijiwai, dan
diintegrasikan dengan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil
dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Dardii Darmodihardio menyatakan bahwa demokrasi Pancasila adalah paham
demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia
yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan Pembukaan UUD 1945.
Negara kita juga menerapkan prinsip-prinsip demokrasi Pancasila yang sering disebut
dengan sepuluh pilar demokrasi, yaitu sebagai berikut.
1. Demokrasi yang Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
Hal ini dapat ditunjukkan melalui perbuatan/perilaku yang taat dan patuh
pada aturan yang berlaku serta tidak bertentangan dengan norma-norma
agama.
2. Demokrasi yang Menjunjung Tinggi Hak-Hak Asasi Manusia
Hal ini dapat terlihat pada pengakuan hak asasi manusia secara resmi yang
dimuat dalam undang-undang serta keseriusan aparat hukum dalam upaya
pemajuan, penghormatan, dan penegakan hak asasi manusia.
3. Demokrasi yang Berkedaulatan Rakyat
Dalam pemerintahan demokrasi, rakyat harus didahulukan dan diutamakan k
epentingannya melalui wakil-wakil rakyat.
4. Demokrasi yang Didukung oleh Kecerdasan Warga Negara
Rakyat yang cerdas serta berwawasan las dapat membedakan perbuatan-
perbuatan yang membangun atau merusak. Dengan kata lain, mereka dapat
menyikapi perbedaan dengan pikiran terbuka karena perbedaan adalah suatu
hak asasi tiap-tiap individu dan pengakuan hak asasi manusia mutlak dalam
negara demokrasi.

5. Demokrasi yang Menerapkan Prinsip Pemisahan Kekuasaan

6
Dengan adanya pemisahan kekuasaan, diharapkan lembaga-lembaga negara
dapat lebin fokus pada tugas dan wewenang masing-masing.
6. Demokrasi yang Menjamin Pelaksanaan Otonomi Daerah
Dengan diterapkannya otonomi daerah, tiap-tiap daerah mempunyai
kesempatan untuk maju dan mengembangkan potensi melalui keunikan-
keunikan atau kelebihan-kelebihan yang mereka miliki.
7. Demokrasi yang Menerapkan Prinsip Negara Hukum
Segala sesuatu perbuatan didasarkan pada hukum dan peraturan yang berlaku,
serta hukum in sifathya mengikat warga negara termasuk penelenggara negara.
8. Demokrasi yang Melaksanakan Peradilan yang Bebas dan Tidak Memihak
Dalam negara demokrasi, badan peradilan bersifat merdeka dan berjalan atas
nama keadilan. Dengan kata lain, untuk menegakkan keadilan harus melalui
jalur-jalur yang bear dan tidak terpengaruh badan-badan/pihak-pihak lain.
9. Demokrasi yang Mengusahakan Kesejahteraan Rakyat
Demokrasi harus lebih mengutamakan kehendak rakyat, termasuk di dalamnya
adalah mengusahakan kesejahteraan rakyat.
10. Demokrasi yang Mewujudkan Keadilan Sosial bag Seluruh Rakyat Indonesia
Tujuan utama demokrasi adalah mewuiudkan keadilan sosial yang merata bagi
seluruh rakyat Indonesia.

C. Sistem Demokrasi di Indonesia


Sebelum memasuki era demokrasi Pancasila , sistem demokrasi di Indonesia
pernah mengalami beberapa kali perubahan , karena Demokratisasi dipengaruhi oleh
berbagai faktor, termasuk pembangunan ekonomi, sejarah, dan masyarakat madani.
Hasil ideal dari demokratisasi adalah menjamin rakyat punya hak memilih dan suara
dalam sistem politik negaranya.

1. Demokrasi Parlementer (1945 - 1959)


Demokrasi parlementer ini dimulai ketika Indonesia resmi menjadi negara
yang merdeka hingga berakhir di tahun 1959. Demokrasi parlementer adalah
sistem demokrasi yang menempatkan parlemen sebagai bagian fundamental di
pemerintahan.

7
Akan tetapi, konsep demokrasi ini dianggap kurang cocok untuk Indonesia.
Lemahnya budaya demokrasi untuk mempraktikkan demokrasi model barat ini
telah memberi peluang sangat besar kepada partai-partai politik mendominasi
kehidupan sosial politik.

2. Demokrasi Terpimpin (1959 - 1965)


Demokrasi terpimpin adalah sistem pemerintahan, di mana segala kebijakan
atau keputusan yang diambil dan dijalankan berpusat kepada satu orang, yaitu
pemimpin pemerintahan. Demokrasi terpimpin ini dimulai pada tahun 1959
ketika Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Ciri
yang paling khas dari konsep demokrasi terpimpin adalah kehadiran peran dan
campur tangan presiden selaku pemimpin tertinggi demokrasi dan revolusi
yakni Presiden Sukarno.

3. Demokrasi Pancasila era Orde Baru (1965 - 1998)


Setelah peristiwa G30S PKI terjadi di tahun 1965, terjadi pergantian
pemimpin dari Soekarno menuju Soeharto. Era orde baru ini juga dikenal
dengan istilah Demokrasi Pancasila yang menjadikan Pancasila sebagai
landasan demokrasi. Akan tetapi, rezim yang berkuasa selama 32 tahun juga
dihantui dengan beberapa penyimpangan, seperti :
a. Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil.
b. Penegakan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
c. Kekuasaan kehakiman (Yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim
adalah anggota PNS Departemen kehakiman.
d. Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat.
e. Sistem kepartaian yang otonom dan berat sebelah.
f. Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN).

8
4. Demokrasi Reformasi (1998 - sekarang)
Berakhirnya rezim orde baru yang berkuasa selama 32 tahun melahirkan
demokrasi baru yang dikenal dengan istilah era reformasi. Era reformasi
adalah fase demokrasi yang kembali ke prinsip dasar demokrasi, seperti :
a. Adanya Pemilu secara langsung
b. Kebebasan Pers
c. Desentralisasi
d. Hak-hak dasar warga negara lebih terjamin
e. Rekrutmen politik yang inklusif

Sistem demokrasi di Indonesia terus mengalami perubahan karena kegagalan yang


terjadi di setiap era demokrasi adalah sebagai berikut :
1. Era Demokrasi Parlementer
a. Konsepsi Gotong Royong
Konsepsi ini bertujuan untuk membentuk pemerintahan yang bersifat
gotong royong yang melibatkan semua kekuatan politik yang ada termasuk P
artai Komunis Indonesia (PKI). Konsepsi presiden membentuk Dewan
Nasional yang melibatkan semua organisasi politik dan organisasi
kemasyarakatan. Konsepsi ini memeroleh tantangan yang kuat dari sejumlah
partai politik utamanya dari Masyumi dan PSI. Kedua partai politik ini melihat
bahwa pembentukan Dewan Nasional adalah pelanggaran yang sangat
mendasar terhadap konstitusi.

b. Kegagalan Konstituante Merumuskan Ideologi Nasional


Kegagalan konstituante dalam perumusan ideologi nasional menimbulkan
pembentukan kubu-kubu politik dengan pandangan kelompoknya sendiri.
Misalnya ada kelompok yang menginginkan Islam sebagai ideologi negara,
sedangkan kelompok yang menginginkan Pancasila sebagai ideologi negara.
Ketika voting atau pengambilan suara dilakukan enggak pernah bisa tercapai
kesepakatan yang diharapkan semua pihak.

9
c. Dominasi Politik Aliran
Adanya dominasi politik aliran di Indonesia waktu itu menyebabkan
konsekuensi pada situasi politik yang penuh konflik. Konflik ini cenderung
akan terus meluas ke berbagai wilayah yang pada akhirnya membawa dampak
negatif pada stabilitas politik pemerintahan pada era itu.

d. Basis Sosial Ekonomi yang Masih Sangat Lemah


Struktur sosial yang terjadi begitu tegas membedakan kedudukan masyarakat
secara langsung enggak mendukung berlangsungnya demokrasi.
Hal ini mengganggu stabilitas pemerintahan yang mudah dijatuhkan bahkan
sebelum masa jabatannya selesai.

2. Era Demokrasi Orde Baru


a. Banyaknya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
Pada masa Orde Baru, terjadi kolusi antara para pengusaha konglomerat
dengan pejabat negara. Pengusaha akan menyuap para pejabat untuk
mendapatkan kontrak proyek, perizinan usaha atau agar bisa lepas dari jerat
hukum.Para pejabat juga melakukan korupsi untuk memperkaya diri dengan
menggelapkan aset dan keuangan negara. Akibatnya para pejabat bisa kaya
namun pembangunan di daerah menjadi terhambat. Pejabat ini juga melakukan
nepotisme dengan menempatkan kerabatnya sebagai pegawai negeri.
Akibatnya aparatur negara ditempati orang-orang yang tidak ahli dibidangnya,
dan hanya mendapatkan jabatan karena kedekatan saja.

b. Banyaknya Kecurangan dalam Pemilihan Umum


Pada masa ini Golongan Karya (Golkar) selalu memenangi pemilihan umum,
karena adanya kecurangan dari pemerintah Orde Baru. Pemerintah melakukan
intimidasi kepada para pegawai sipil agar memilih golkar, bila tidak akan
dipecat. Selain itu pemerintah juga melarang adanya partai politik selain Partai
Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Aktivitas kedua partai ini juga mendapat tekanan dan halangan agar tidak
mengancam kemenangan Golkar. Akibatnya politik Indonesia benar-benar
didominasi Presiden Soeharto melalui Golkar.

10
c. Tidak Adanya Kebebasan Berpendapat
Pada masa Orde Baru tidak ada kebebasan berpendapat. Pada masa ini
pengkritik kebijakan Presiden Soeharto dan Golkar akan mendapat hukuman
yang berat. Misalnya koran Tempo dibredel karena mengkritik pembelian
kapal selam bekas eks Jerman Timur. Sementara aktifis buruh, Marsinah,
diculik dan tewas karena mengupayakan kenaikan gaji buruh.

d. Banyaknya pelanggaran terhadap hak asasi manusia


Pada masa ini banyak terjadi tindakan semena-mena dari pemerintah Orde
Baru terhadap rakyat. Banyak terjadi kasus penembakan terhadap orang yang
memprotes kebijakan Orde Baru seperti penembakan Santa Cruz di Timor
Timur, peristiwa Tanjung Priok di Jakarta dan peristiwa Talang Sari di
Lampung. Peristiwa-peristiwa ini merupakan pelanggaran hak asasi manusia
berat yang menewaskan puluhan orang tanpa ada tanggung jawab dari
pemerintah Orde Baru.

3. Era Demokrasi Terpimpin


a. Berdasarkan Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1959.
Tindakan ini bertentangan dengan UUD 1945 karena pengangkatan anggota
MPRS sebagai lembaga tertinggi harus melalui pemilihan umum.

b. MPRS Tunduk Kepada Presiden


Menurut UUD 1945, kedudukan presiden berada di bawah MPR. Namun,
dalam praktiknya MPRS tunduk dan rela melakukan hal apa saja yang
diperintahkan oleh Soekarno.

c. Periode Kepemimpinan Presiden Dimanipulasi


Pada dasarnya, periode kepemimpinan presiden menurut UUD 1945 adalah
lima tahun. Namun karena tunduk pada presiden, MPRS mengeluarkan
ketetapan No. III/1963 yang mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur
hidup.

d. Membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

11
Pada 1960, Soekarno membubarkan DPR yang merupakan hasil pemilihan
umum tahun 1955 karena mereka menolak RAPBN yang diajukan pemerintah.
Sebagai gantinya, Soekarno membentuk Dewan Perwakilan Rakyat Gotong
Royong (DPR-GR) yang semua anggotanya dipilih oleh presiden. Padahal,
menurut UUD 1945, presiden tidak dapat membubarkan DPR.

12
BAB III
PENUTUP

Demokrasi Pancasila adalah sistem politik di Indonesia yang


mengintegrasikan prinsip demokrasi dengan nilai-nilai Pancasila. Merupakan
demokrasi konstitusional yang berdasarkan pada kedaulatan rakyat dalam
penyelenggaraan negara dan pemerintahan. Penyelenggaraan Demokrasi Pancasila
melibatkan sistem pemerintahan yang menjunjung tinggi prinsip pemisahan
kekuasaan antara legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Kesimpulan dari 10 pilar
demokrasi konstitusional Indonesia menurut Pancasila dan UUD 1945 adalah bahwa
demokrasi di Indonesia harus berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945,
serta mengutamakan kepentingan rakyat dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Selain itu, demokrasi di Indonesia juga harus menjunjung tinggi hak asasi
manusia, pemisahan kekuasaan, sistem ekonomi kerakyatan, sistem pendidikan
nasional yang merata dan berkeadilan, serta perlindungan terhadap keragaman budaya
dan agama.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Siswa: Pendidikan dan


Kewarganegaraan untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI (Edisi Revisi). Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Bakry, Noor M.S. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Junaidi, Muhammad. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sumber lain :
https://fahum.umsu.ac.id/demokrasi-pancasila-pengertian-ciri-aspek-prinsip-dan-
penerapannya/

14

Anda mungkin juga menyukai