Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

“PRAKTEK DEMOKRASI UNTUK MASYARAKAT SEBAGAI


WUJUD DARI KONSEP PANCASILA”

DISUSUN OLEH :

Disusun Oleh :

NAMA : ANGELINA ARYANI PUTRI

KELAS : SPSI101

NIM : 2243047

PRODI PSIKOLOGI

FAKULTAS HUMANIORA & ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS

PALEMBANG

2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Kewarganegaraan ini
dengan baik. Dalam pembuatan makalah ini tidak dapat berjalan lancar berkat pendampingan
dari Tuhan, serta tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang terlibat. Sebelumnya penulis
sampaikan terimakasih kepada dosen Pendidikan Kewarganegaraan yaitu Bruder Sukarman,
S.Ag,.M.Pd atas kesempatan yang diberikan untuk memenuhi tugas ini. Tidak lupa penulis
ucapkan terimakasih kepada keluarga dan teman-teman yang mendukung & memberikan
masukan, baik secara tidak langsung maupun langsung, sehingga makalah ini bisa selesai
dengan tepat waktu. Selama proses pengerjaan makalah ini penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam materi maupun tata penulisan. Juga selama proses pengerjaan
makalah ini penulis berupaya semaksimal mungkin dengan segala pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki, sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik.

Semoga makalah yang penulis kerjakan ini dapat bermanfaat bagi kita semua,dan
dapat menjadi pengetahuan yang berguna untuk masa yang akan datang. Saya selaku penulis
makalah ini bersedia menerima kritik dan saran mengingat makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.

Palembang, 16 Oktober 2022

Angelina Aryani Putri

i
DAFTAR ISI

BAGIAN A. KATA PENGANTAR................................................................................. i

BAGIAN B. DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG......................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................... 1
C. DASAR TEORISTIS........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3

D. KAJIAN ILMIAH............................................................................................... 3

BAB III............................................................................................................................... 6

E. KESIMPULAN.................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

C. Latar Belakang
Setiap warga negara mendambakan pemerintahan demokratis yang menjamin
tegaknya kedaulatan rakyat. Hasrat ini dilandasi pemahaman bahwa pemerintahan
demokratis memberi peluang bagi tumbuhnya prinsip menghargai keberadaan
individu untuk berpartisipasi dalam kehidupan bernegara secara maksimal. Karena
itu, demokrasi perlu ditumbuhkan, dipelihara, dan dihormati oleh setiap warga negara
Setiap negara mempunyai ciri khas dalam pelaksanaan kedaulatan rakyat atau
demokrasinya. Hal ini ditentukan oleh sejarah negara yang bersangkutan, kebudayaan,
pandangan hidup, serta tujuan yang ingin dicapainya. Dengan demikian pada setiap
negara terdapat corak khas demokrasi yang tercermin pada pola sikap, keyakinan dan
perasaan tertentu yang mendasari, mengarahkan, dan memberi arti pada tingkah laku
dan proses berdemokrasi
Kita sebagai mahasiswa diharapkan mampu menghidupi praksis demokrasi
Indonesia berlandaskan Pancasila dan UUD NRI 1945. Sejalan dengan kaidah
pembelajaran ilmiah yang aktif, kita diminta untuk menelusuri, menanya, menggali,
membangun argumentasi dan memdeskripsikan kembali esensi dan urgensi demokrasi
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945 baik secara lisan dan
tulisan.

D. Rumusan Masalah
Ada pun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut.
1. Apa pengertian demokrasi Pancasila?
2. Apa saja 10 pilar Demokrasi berdasarkan UUD 1945 dan penjelasannya?
3. Mengapa masyarakat harus mempelajari & menerapkan Demokrasi Pancasila?
4. Bagaimana menggali sumber nilai tentang demokrasi yang bersumber dari
Pancasila?

1
E. Dasar Teoristis
Menurut Budiardjo dalam buku Dasar Ilmu Politik (2008), demokrasi yang
dianut di Indonesia adalah demokrasi yang berdasarkan pada Pancasila yang masih
terus berkembang serta terdapat berbagai penafsiran dan pendangan dalam ciri-ciri
dan sifatnya. Meskipun demikian tidak dapat disangkal bahwa nilai-nilai pokok dari
demokrasi konstitusional telah cukup tersirat dalam UUD NRI 1945.
Menurut Ahmad Sanusi menyebutkan 10 pilar demokrasi konstitusional
Indonesia menurut Pancasila dan UUD 1945 dalam buku Pendidikan Nilai Moral
dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraaan (2006).
Demokrasi Indonesia yang bersifat kolektivitas sudah berurat berakar di dalam
pergaulan hidup rakyat. Oleh karena itu ia tidak dapat dilenyapkan untuk selama-
lamanya. Menurutnya, demokrasi bisa tertindas karena kesalahannya sendiri, namun
setelah ia mengalami cobaan yang pahit, ia akan muncul kembali dengan penuh
keinsyafan. Setidak-tidaknya ada tiga sumber yang menghidupkan cita-cita demokrasi
dalam kalbu bangsa Indonesia. Pertama, tradisi kolektivisme dari permusyawaratan
desa. Kedua, ajaran Islam yang menuntut kebenaran dan keadilan Ilahi dalam
masyarakat serta persaudaraan antarmanusia sebagai makhluk Tuhan. Ketiga, paham
sosialis Barat, yang menarik perhatian para pemimpin pergerakan kebangsaan karena
dasar-dasar perikemanusiaan yang dibelanya dan menjadi tujuannya.

2
BAB II
PEMBAHASAN
F. Kajian Ilmiah
1. Pengertian Demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila dalam arti luas adalah kedaulatan atau kekuasaan tertinggi
ada pada rakyat yang dalam penyelenggaraannya dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.
Demokrasi Pancasila dalam arti sempit adalah kedaulatan rakyat yang
dilaksanakan menurut hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Praktik demokrasi Pancasila berjalan sesuai dengan dinamika perkembangan
kehidupan kenegaraan Indonesia. Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila secara ideal
telah terrumuskan, sedang dalam tataran empirik mengalami pasang surut.

2. Sepuluh Pilar Demokrasi berdasarkan UUD 1945


- Demokrasi Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
Seluk beluk sistem serta perilaku dalam menyelenggarakan kenegaraan
Republik Indonesia harus taat padaasas, konsisten, atau sesuai dengan nilai-
nilai dan kaidah-kaidah dasar Ketuhanan Yang Maha Esa.
- Demokrasi dengan Kecerdasan
Mengatur dan menyelenggarakan demokrasi menurut UUD 1945 dalam
melaksanakannya lebih menuntut kecerdasan rohaniah, kecerdasan rasional,
dan kecerdasan emosional.
- Demokrasi yang Berkedaulatan Rakyat
Kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat. Secara prinsip, rakyat yang memiliki
atau memegang kedaulatan itu. Dalam batas-batas tertentu kedaulatan rakyat
itu dipercayakan kepada wakil-wakil rakyat di MPR, (DPR/DPD) dan DPRD.
- Demokrasi dengan Rule of Law
Kekuasaan negara RI harus melindungi dan mengembangkan kebenaran
hukum (legal truth). Kekuasaan negara RI harus memberikan keadilan hukum,
bukan demokrasi yang terbatas pada keadilan formal & berpura-pura (legal
justice), Kekuasaan RI mampu menjamin kepastian hukum (legal security).
Kekuasaan RI harus mengembangkan manfaat atau kepentingan hukum,
seperti pembangunan dan kedamaian (legal interest).
- Demokrasi dengan Pembagian Kekuasaaan

3
Demokrasi menurut UUD 1945 bukan saja mengakui kekuasaan negara RI
yang tidak tak terbatas secara hukum, melainkan juga demokrasi itu dikuatkan
dengan pembagian kekuasaan negara dan diserahkan kepada badan-badan
negara yang bertanggung jawab.
- Demokrasi dengan Hak Asasi Manusia
Demokrasi menurut UUD 1945 mengakui hak asasi manusia yang tujuannya
bukan hanya menghormati hak-hak asasi tersebut, melainkan terlebih-lebih
untuk meningkatkan martabat dan derajat manusia seutuhnya.
- Demokrasi dengan Pengadilan yang Merdeka
Demokrasi menurut UUD 1945 menghendaki diberlakukannya sistem
pengadilan yang merdeka (independen) yang memberi peluang seluas-luasnya
kepada semua pihak yang berkepentingan untuk mencari dan menemukan
hukum yang seadil-adilnya.
- Demokrasi dengan Otonomi Daerah
Peraturan Pemerintah daerah-daerah otonom itu dibangun dan disiapkan untuk
mampu mengatur dan menyelenggarakan urusan-urusan pemerintahan sebagai
urusan rumah tangganya sendiri yang diserahkan oleh Pemerintah Pusat
kepadanya.
- Demokrasi dengan Kemakmuran
Demokrasi menurut UUD 1945 ditujukan untuk membangun negara
kemakmuran (Welvaarts Staat) oleh dan untuk sebesar-besarnya rakyat
Indonesia.
- Demokrasi yang Berkeadilan
Demokrasi menurut UUD 1945 menggariskan keadilan sosial di antara
berbagai kelompok, golongan, dan lapisan masyarakat.

3. Melalui demokrasi Pancasila, maka kita bisa bayangkan betapa masyarakat kita
diseluruh negeri ini akan lebih aman, apabila sudah menerapkannya dalam
kegiatan sehari-hari secara merata di lapisan masyarakatnya sebagai warga negara
yang baik, ada penyesuaian dengan era globalisasi, ada penerapan sila-sila
Pancasila, kemudian mereka silih asah, silih asuh, silih asih sebagai ciri khas
budaya Jawa Barat tetapi seharusnya secara terus menerus dipertahankannya
meskipun dihadapkan dengan era globalisasinya dan ada penyesuaian (civic
viertues) supaya dapat mengarah kepada penerapan yang bersifat civic religion.

4
4. Terdapat tiga sumber nilai tentang demokrasi yang bersumber dari Pancasila yang
dapat digali, yaitu :
- Sumber nilai yang berasal dari Demokrasi Desa
Tradisi demokrasi desa yang asli nusantara, yaitu hak untuk mengadakan
protes bersama terhadap peraturan-peraturan raja yang dirasakan tidak adil,
dan hak rakyat untuk menyingkir dari daerah kekuasaan raja, apabila ia merasa
tidak senang lagi hidup di sana. Dalam melakukan protes, biasanya rakyat
secara bergerombol berkumpul di alunalun dan duduk di situ beberapa lama
tanpa berbuat apa-apa, yang mengekspresikan suatu bentuk demonstrasi
damai. Kesemua itu menjadi bahan dasar yang dipertimbangkan oleh para
pendiri bangsa untuk mencoba membuat konsepsi demokrasi Indonesia yang
modern, berdasarkan demokrasi desa yang asli.
- Sumber nilai yang berasal dari Islam
Pengaturan hidup dengan menciptakan kekuasaan mutlak pada sesama
manusia merupakan hal yang tidak adil dan tidak beradab. Sikap pasrah
kepada Tuhan, yang memutlakkan Tuhan dan tidak pada sesuatu yang lain,
menghendaki tatanan sosial terbuka, adil, dan demokratis. pengaruh Islam di
Nusantara membawa transformasi menuju masyarakat yang lebih demokratis.
Dalam perkembangannya, Hatta juga memandang stimulus Islam sebagai
salah satu sumber yang menghidupkan cita-cita demokrasi sosial kepada para
pemimpin pergerakan kebangsaan.
- Sumber nilai yang berasal dari Barat
Penyebaran nilai-nilai humanisme demokratis mulai menemukan ruang
aktualisasinya
dalam kemunculan ruang modern di Indonesia. sejak akhir abad ke-19. Ruang
publik ini berkembang di sekitar institusi-institusi pendidikan modern,
kapitalisme percetakan, klub-klub sosial bergaya Eropa, kemunculan bebagai
gerakan sosial (seperti Boedi Oetomo, Syarekat Islam dan lan-lain) yang
berujung pada pendrian partai-partai politik (sejak 1920-an), dan kehadiran
Dewan Rakyat (Volksraad) sejak 1918.
Segala keragaman ideologi-politik yang dikembangkan, yang bercorak keagamaan
maupun sekuler, semuanya memiliki titik-temu dalam gagasan-gagasan demokrasi
sosialistik (kekeluargaan), dan secara umum menolak individualisme.

5
BAB III

G. Kesimpulan
Dalam pengerjaan makalah ini bisa diambil 4 kesimpulan, yaitu :
1. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan Pancasila & UUD 1945.
2. Sebagai demokrasi yang berakar pada budaya bangsa, kehidupan demokratis yang
kita kembangkan harus mengacu pada landasan idiil Pancasila dan landasan
konstitusional UD NRI Tahun 1945.
3. Penerapan demokrasi Pancasila yang baik dalam masyarakat mampu
mempengaruhi semua aspek dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam
permasalahan dalam negara.
4. Demokrasi Pancasila sudah berakar dalam pergaulan hidup masyarakat luas,
sehingga mampu melekat untuk selama-lamanya. Oleh sebab itu, dibutuhkan nilai
musyawarah, nilai persaudaraan, dan nilai perikemanusiaan untuk menjadi sumber
dalam menghidupi demokrasi Pancasila

6
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Pendidikan Kewarganegaraan.


Jakarta. 2016

Kurniawan, Juliati. Membangun Kecerdasan Berdemokrasi bagi Masyarakat sebagai


Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan (PKN). 2017

Kamelia, Roabiatul. 10 Pilar Demokrasi Konstitusional Indonesia menurut Pancasila


& UUD 1945. 2022
https://tirto.id/10-pilar-demokrasi-konstitusional-indonesia-menurut-pancasila-uud-
gunD

Anda mungkin juga menyukai