Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DEMOKRASI INDONESIA
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Dyah Perwita, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
1. Fiona Roselawati (C1L020004)
2. Diyah Ayu Safitri (C1L020038)
3. Faza Bahrul Ilmi (C1L020041)
4. Mulyani Safitri (C1L020042)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PENDIDIKAN EKONOMI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Demokrasi
Indonesia ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Dyah
Perwita, S.Pd., M.Pd. pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Demokrasi Indonesia
bagi para pembaca dan juga bagi penulis sendiri.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dyah Perwita, S.Pd., M.Pd., selaku
dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan mendukung dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Purwokerto, 3 April 2021
Tim Penyusun

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ...................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
A. Definisi Demokrasi ........................................................................................ 3
B. Prinsip Demokrasi ......................................................................................... 4
C. Demokrasi Pancasila...................................................................................... 5
D. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia ............................................................ 7
E. Kepemimpinan Demokratis ........................................................................... 10
F. Pendidikan Demokrasi di Indonesia .............................................................. 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 13
A. Kesimpulan .................................................................................................... 13
B. Saran .............................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 14

iii
BAB I PEMBAHASAN

A. Latar Belakang
Berbagai bentuk sistem pemerintahan sudah pernah diterapkan di Indonesia,
beberapa kali pula Indonesia mengalami berbagai perubahan dalam sistem
pemerintahannya. Namun, sistem pemerintahan yang bertahan dari era Orde Baru
hingga saat ini adalah sistem pemerintahan demokrasi Pancasila. Meski dalam
pelaksanaannya masih belum sempurna, tetapi sistem pemerintahan demokrasi ini
sendiri dinilai sudah memberikan rasa merdeka kepada sebagian masyarakat.
Artinya, masyarakat telah merasakan bahwa kebebasan pers telah berada dalam
tahap yang sebebas-bebasnya sehingga siapapun berhak menyampaikan pendapat
dan aspirasinya.
Demokrasi sendiri merupakan salah satu bentuk sistem pemerintahan suatu
negara yang berupaya untuk mewujudkan kedaulatan rakyat atau negaranya.
Dalam demokrasi ini diharapkan semua warga negara memiliki hak yang setara
dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.
Demokrasi yang dilaksakan di Indonesia haruslah sesuai dengan keadaan
bangsa Indonesia itu sendiri. Masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai
macam bentuk perbedaan mulai dari suku, bahasa, agama, ras, budaya, dan lain
sebagainya dalam menjalankan sistem pemerintahan tentunya pemerintah harus
memiliki sebuah bekal pengetahuan tentang bagaimana seharusnya pemerintah
dalam menjalankan tugasnya. Selain itu, dalam rangka regenerasi dan pembentukan
generasi penerus juga dibutuhkan sebuah pendidikan demokrasi. Hal ini bertujuan
agar generasi selanjutnya paham bagaimana bentuk sistem pemerintahan negaranya
sendiri dan hal apa yang harus dilakukan untuk memimpin negara ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka kami
menyusun beberapa rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan demokrasi?

1
2. Bagaimana prinsip demokrasi itu sendiri?
3. Mengapa di Indonesia diberlakukan Demokrasi Pancasila?
4. Bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia?
5. Apa itu kepemimpinan demokratis?
6. Bagaimana pendidikan demokrasi di Indonesia?

C. Tujuan Pembahasan
Dalam proses penyusunan makalah ini, kami memiliki beberapa tujuan yang
hendak dicapai, yaitu :
1. Mendeskripsikan pengertian demokrasi.
2. Menjelaskan tentang prinsip-prinsip demokrasi.
3. Menjelaskan apa itu demokrasi Pancasila.
4. Mendeskripsikan pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
5. Mendeskripsikan bentuk kepemimpinan yang demokratis.
6. Menjelaskan bagaimana pendidikan demokrasi di Indonesia.
7. Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis dan pembaca
terkait pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Demokrasi
Demokrasi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Kuno, yakni demos
yang berarti rakyat dan cratos/kratien/kratia artinya
kekuasaan/berkuasa/pemerintahan. Sehingga demokrasi bisa diartikan keadaan
negara di mana sistem pemerintahannya serta kedaulatannya berada di tangan
rakyat. Dalam “The Advanced Learner’s Dictionary of Current English (Hornby
dkk, 1988) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan democracy adalah (1)
country with principles of government in which all adult citizens share through
their elected representatives; (2) country with government which encourages and
allows rights of citizenship such as freedom of speech, religion, opinion, and
association, the assertion of rule of law, majority rule, accompanied by respect for
the rights of minorities; (3) society in which there is treatment of each other by
citizens as equals”.
Dari kutipan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kata demokrasi
merujuk kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat di mana warga negara
ikut serta berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakil yang dipilihnya,
pemerintahan yang juga mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara,
beragama, berpendapat, berserikat, menegakkan rule of law, adanya pemerintahan
mayoritas yang menghormati hak-hak kelompok minoritas, dan masyarakat yang
warga negaranya saling memberi perlakuan yang sama. Selain pengertian diatas
berikut adalah beberapa pengertian demokrasi menurut para ahli.
1. Abraham Lincoln mantan Presiden Amerika Serikat menyatakan bahwa
demokrasi adalah suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk
rakyat.
2. Aristoteles mengemukakan demokrasi ialah suatu kebebasan, karena hanya
melalui kebebasanlah setiap warga negara bisa saling berbagi kekuasaan
didalam negaranya. Aristoteles pun mengatakan apabila seseorang hidup tanpa
kebebasan dalam memilih cara hidupnya, maka sama saja seperti budak.

3
3. Demokrasi menurut H. Harris Soche ialah suatu bentuk pemerintahan rakyat,
karenanya kekuasaan pemerintahan melekat pada rakyat juga merupakan HAM
bagi rakyat untuk mempertahankan, mengatur dan melindungi diri dari setiap
paksaan dalam suatu badan yang diserahkan untuk memerintah.
4. Koentjoro Poerbopranoto, demokrasi adalah sistem yang mendorong rakyat
untuk ikut berpartisipasi secara aktif dalam pemerintahan negara.
5. Sidney Hook berpendapat bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang
keputusan-keputusan penting pemerintahan diperoleh secara bebas dari rakyat
biasa.

B. Prinsip Demokrasi
Prinsip demokrasi dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Prinsip Demokrasi Sebagai Sistem Politik
a. Pembagian kekuasaan (kekuasaan legislatif, yudikatif, dan eksekutif).
b. Pemerintahan konstitusional.
c. Partai politik lebih dari satu dan mampu melaksanakan fungsinya.
d. Pers yang bebas.
e. Perlindungan terhadap hak asasi manusia.
f. Pengawasan terhadap administrasi negara.
g. Peradilan yang bebas dan tidak memihak.
h. Pemerintahan yang diskusi.
i. Pemilihan umum yang bebas.
j. Pemerintahan berdasarkan hukum.
2. Prinsip Non-demokrasi (Kediktatoran)
a. Pemusatan kekuasaan, kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif
menjadi satu dan dipegang serta dijalankan oleh satu lembaga.
b. Pemerintahan tidak berdasarkan konstitusional, pemerintahan dijalankan
berdasarakan kekuasaan. Konstitusinya memberi kekuasaan yang besar
pada negara atau pemerintah.

4
c. Rule of power, prinsip negara kekuasaan yang ditandai dengan supremasi
kekuasaan yang besar pada negara atau pemerintah.
d. Pembentukan pemerintah tidak berdasarkan musyawarah tetapi melalui
dekrit.
e. Pemilihan umum yang tidak demokratis.
f. Pemilihan umum dijalankan hanya untuk memperkuat keabsahan penguasa
atau pemerintah negara.
g. Manajemen dan kepemimpinan yang tertutup dan tidak bertanggung jawab
h. Tidak ada dan atau dibatasinya kebebasan berpendapat, berbicara dan
kebebasan pers.
i. Penyelesaian perpecahan atau perbedaan dengan cara kekerasan dan
penggunaan paksaan.
j. Tidak ada perlindungan terhadap hak asasi manusia bahkan sering terjadi
pelanggaran hal asasi manusia. Menekan dan tidak mengakui hak-hak
minoritas warga negara.

C. Demokrasi Pancasila
Demokrasi yang dianut di Indonesia tidak terlepas dari ideologi dan dasar
negaranya yaitu Pancasila, dengan demikian demokrasi yang ada di Indonesia harus
berdasarkan pada Pancasila atau lebih dikenal demokrasi Pancasila. Demokrasi
Pancasila bersumber kepada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia,
dalam pemerintahan rakyat ikut serta menentukan keinginan dan pelaksanaannya
serta menganut kebebasan yang bertanggungjawab.
Demokrasi Pancasila memiliki ciri, seperti bersifat kekeluargaan dan
kegotongroyongan, bersandar pada nilai-nilai ketuhanan, menghargai HAM,
mengambil keputusan sebisa mengkin melalui jalur musyawarah mufakat, dan jika
melalui musyawarah mufakat belum dapat diambil suatu kesepakatan sementara hal
yang di musyawarahkan mendesak untuk segera diambil kesimpulan atau
persetujuan maka baru dilakukan melalui voting dengan ketentuan semua pihak
harus siap mengikuti dan melaksanakan apa yang menjadi hasilnya.

5
Demokrasi Pancasila diterapkan di Indonesia sejak 11 Maret 1966, yaitu pada
awal pemerintahan Soeharto yang lebih dikenal dengan istilah orde baru.
Demokrasi Pancasila bersumber pada nilai sila-sila Pancasila dan konstitusi negara
republik Indonesia (UUD 1945), oleh karenanya, demokrasi Pancasila tergolong
demokrasi konstitusional. Selain itu, demokrasi Pancasila intinya bersumber pada
sila ke empat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang dijiwai oleh sila pertama, kedua, ketiga, dan
kelima. Namun dalam pelaksanaannya, alih-alih pelaksanaan ajaran Pancasila
secara murni dan konsekuen, demokrasi Pancasila yang dikampanyekan orde baru
sebatas retorika politik belaka. Dalam praktiknya, penguasa orde baru bertindak
jauh dari prinsip-prinsip demokrasi Pancasila.
Menurut Rusli Karim ketidakdemokratisan penguasa orde baru ditandai oleh
(a) dominannya peran militer (ABRI), (b) birokratisasi dan sentralisasi keputusan
politik, (c) pengebirian peran dan fungsi partai politik, (d) campur tangan
pemerintah dalam berbagai urusan parta politik dan publik, (e) politik masa
mengambang, (f) monolitas ideologi negara, dan (g) inkorporasi lembaga non
pemerintah. Tindakan yang dijalankan oleh penguasa orde baru dengan ciri-ciri
yang telah dikemukakan sebelumnya, maka muncul kesadaran dari warga negara
untuk melakukan reformasi. Hal ini dilakukan karena pemerintah tidak
menjalankan prinsip demokrasi Pancasila. Menurut Maftuh, dkk (2007:5), isi pokok
demokrasi Pancasila antara lain sebagai berikut.
1. Pelaksanaan demokrasi itu harus berdasarkan atas Pancasila seperti dalam
pembukaan UUD 1945 dan penjabarannya lebih lanjut dalam batah tubuh UUD
1945.
2. Demokrasi ini harus menghargai HAM serta menjamin adanya hak-hak
minoritas, baik berdasarkan kelompok ataupun kekuatan sosial politik.
3. Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan harus berdasarkan atas kelembagaan
atau institusional. Dengan melalui kelembagaan ini maka segala sesuatunya
dapat diselesaikan melalui saluran-saluran tertentu sesuai dengan UUD 1945.

6
Hal ini penting untuk menghidarkan adanya kegoncangan-kegoncangan politik
dalam negeri.
4. Demokrasi ini harus bersendi atas hukum. Dengan demikian, negara kita harus
merupakan negara hukum (dalam arti materil), yakni negara hukum yang
demokratis.
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang berintikan sila keempat Pancasila,
dan diintegrasikan dengan sila-sila lain dalam Pancasila. Adapun ciri-ciri demokrasi
Pancasila menurut Ruyadi dalam Ganeswara, dkk (2007:111) adalah sebagai
berikut.
1. Pelaksanaan demokrasi itu harus berdasarkan atas Pancasila.
2. Bertolak dari paham kekeluargaan.
3. Ada jaminan keselarasan antara kepentingan perorangan dan kepentingan
masyarakat.
4. Menghargai hak-hak manusia serta menjamin hak-hak minoritas.
5. Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan berdasarkan atas kelembagaan
(institusional).
6. Bersendi atas hukum.
7. Menjamin untk menyampaikan pendapat dan berbeda pendapat

D. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia


Pelaksanaan demokrasi Indonesia menurut Mohammad Hatta yang bersifat
kolektivitas sudah berurat berakar di dalam pergaulan hidup rakyat. Setidaknya ada
3 sumber yang menghidupkan cita-cita demokrasi Pancasila di Indonesia. Pertama,
tradisi kolektivisme dari permusyawaratan desa. Kedua, ajaran Islam yang
menuntut kebenaran dan keadilan Ilahi dalam masyarakat serta persaudaraan
antarmanusia sebagai makhluk Tuhan. Ketiga, paham sosialis Barat, yang menarik
perhatian para pemimpin pergerakan kebangsaan karena dasar-dasar
perikemanusiaan yang dibelanya dan menjadi tujuannya.
Dalam kurun sejarah Indonesia dari merdeka sampai sekarang ini, Indonesia
mengalami praktik demokrasi yang berbeda-beda dari masa ke masa. Budiardjo

7
(2008) menyatakan bahwa dari sudut perkembangan sejarah demokrasi Indonesia
sampai masa Orde Baru dapat dibagi dalam 4, yaitu :
1. Masa Republik Indonesia I (1945 – 1959) Demokrasi Parlementer, demokrasi
ini dipraktikan pada masa berlakunya UUD 1945 periode pertama (1945 –
1949) kemudian dilanjutkan pada berlakunya Konstitusi Republik Indonesia
Serikat (UUD RIS) 1949 dan UUDS 1950. Demokrasi ini secara yuridis resmi
berakhir pada tanggal 5 Juli 1959 bersamaan dengan pemberlakuan kembali
UUD 1945. Pada masa berlakunya demokrasi ini, kehidupan politik dan
pemerintahan tidak stabil, sehingga program dari suatu pemerintahan tidak
dapat dijalankan dengan baik dan berkesinambungan.
2. Masa Republik Indonesia II (1959 – 1965) Demokrasi Terpimpin, lahirnya
demokrasi terpimpin adalah karena adanya keinsyafan, kesadaran, dan
keyakinan terhadap keburukan yang diakibatkan oleh praktik demokrasi
parlementer yang melahirkan terpecahnya masyarakat. Secara konsepsional,
demokrasi terpimpin memiliki kelebihan yang dapat mengatasi permasalahan
yang dihadapi masyarakat. Hal itu dapat dilihat dan ungkapan Presiden
Soekarno ketika memberikan amanat kepada konstituante tanggal 22 April
1959 tentang pokok-pokok demokrasi terpimpin, antara lain :
a. Demokrasi terpimpin bukanlah diktator.
b. Demokrasi terpimpin adalah demokrasi yang cocok dengan kepribadian
dan dasar hidup bangsa Indonesia.
c. Demokrasi terpimpin adalah demokrasi disegala soal kenegaraan dan
kemasyarakatan yang meliputi bidang politik, ekonomi, dan sosial.
d. Inti daripada pimpinan dalam demokrasi terpimpin adalah
permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
Berdasarkan pokok pikiran tersebut demokrasi terpimpin tidak bertentangan
dengan Pancasila dan UUD 1945 serta budaya bangsa Indoesia. Namun dalam
praktiknya, konsep-konsep tersebut tidak direalisasikan sebagaimana mestinya,
sehingga seringkali menyimpang dan nilai-riilai Pancasila, UUD 1945, dan
budaya bangsa. Penyebabnya adalah selain terletak pada presiden, juga karena

8
kelemahan legislatif sebagai patner dan pengontrol eksekutif serta situasi sosial
politik yang tidak menentu saat itu.
3. Masa Republik Indonesia III (1965 – 1998) Demokrasi Pancasila, mengandung
arti bahwa dalam menggunakan hak-hak demokrasi haruslah disertai rasa
tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa menurut agama dan
kepercayaan masing-masing, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sesuai
dengan martabat dan harkat manusia, haruslah menjamin persatuan dan
kesatuan bangsa, mengutamakan musyawarah dalam menyelesaian masalah
bangsa, dan harus dimanfaatkan untuk mewujudkan keadilan sosial.
Munculnya demokrasi Pancasila adalah adanya berbagai penyelewengan dan
permasalahan yang di alami oleh bangsa Indonesia pada berlakunya demokrasi
parlementer dan demokrasi terpimpin. Kedua jenis demokrasi tersebut tidak
cocok diterapkan di Indonesia yang bernapaskan kekeluargaan dan gotong
royong. Sejak lahirnya orde baru di Indonesia diberlakukan demokrasi
Pancasila sampai saat ini. Meskipun demokrasi ini tidak bertentangan dengan
prinsip demokrasi konstitusional, namun praktik demokrasi yang dijalankan
pada masa orde baru masih terdapat berbagai peyimpangan yang tidak sejalan
dengan ciri dan prinsip demokrasi Pancasila, diantaranya :
a. Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan adil.
b. Penegakkan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
c. Kekuasaan kehakiman (yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim
adalah anggota PNS Departemen Kehakiman.
d. Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat.
e. Sistem kepartaian yang tidak otonom dan berat sebelah.
f. Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme.
g. Menteri-menteri dan Gubernur di angkat menjadi anggota MPR
4. Masa Republik Indonesia IV (1998 – sekarang) Demokrasi Pancasila, pada era
reformasi yang menginginkan tegaknya demokrasi di Indonesia sebagai koreksi
terhadap praktik-praktik politik yang terjadi pada masa Republik Indonesia III.
Berdasarkan peraturan perundang-undangan dan praktik pelaksanaan

9
demokrasi, terdapat beberapa perubahan pelaksanaan demokrasi Pancasila dari
masa orde baru dengan demokrasi pada masa orde reformasi sekarang ini yaitu
(a) pemilihan umum lebih demokratis, (b) partai politik lebih mandiri, (c)
lembaga demokrasi lebih berfungsi, (d) konsep trias politika masing-masing
kekuasaan negaara bersifat otonom penuh.
Tata cara pelaksanaan demokrasi Pancasila dilandaskan atas mekanisme
konstitusional karena penyelenggaraan pemeritah Negara Republik Indonesia
berdasarkan konstitusi. Demokrasi Pancasila hanya akan dapat dilaksanakan
dengan baik apabila nilai-nilai yang terkandung didalamnya dapat dipahami
dan dihayati sebagai nilai-nilai budaya politik yang mempengaruhi sikap hidup
politik pendukungnya.

E. Kepemimpinan Demokratis
Dalam sebuah negara, rata-rata tipe kepemimpinan demokratis adalah tipe
kepemimpinan yang sangat diharapkan oleh para masyarakatnya. Tipe demokratis
adalah tipe kepemimpinan dimana pemimpin selalu bersedia menerima dan
menghargai saran saran, pendapat, dan nasihat dari masyarakat melalui forum
musyawarah untuk mencapai kata sepakat. Kepemimpinan demokratis menuntut
pembagian kekuasaan yang setara. Artinya, tidak ada satu pihak yang lebih
mendominasi dari lainnya dalam proses pengambilan keputusan (decision making).
Gaya demokratis tidak menunjukkan hierarki. Pemimpin yang menganut gaya ini
membuka kesempatan sama besar bagi para anggota timnya untuk berpartisipasi
lebih aktif untuk mengambil keputusan.
Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi,
dimana Indonesia memilih kepala negara untuk menjabat sebagai presiden dan
setiap perwakilannya melalui pemilihan umum yang biasanya dilaksanakan setiap 5
tahun sekali. Gaya kepemimpinan demokratis ini mengangkat slogan yang
mengedepankan suara rakyat, yaitu ‘Dari Rakyat, Oleh Rakyat dan Untuk Rakyat’.

10
1. Karakteristik kepemimpinan demokratis dari Cleverism, seorang psikolog
organisasional keturunan Jerman-Amerika, Kurt Lewin, mengatakan ada tiga
elemen inti dari kepemimpinan demokratis, yaitu :
a. Pemimpin mengharapkan bawahan untuk melapor mengenai progres tugas.
b. Pemimpin mengharapkan bawahan menunjukkan kepercayaan diri dan
kemampuan maksimalnya untuk menyelesaikan sesuatu tanpa pengawasan
terus-menerus.
c. Pemimpin mengharapkan bawahan melibatkan orang lain dalam proses
pengambilan keputusan dan tidak bertindak sendiri.
Selain tiga elemen di atas, beberapa karakteristik utama dari kepemimpinan
demokratis juga meliputi :
a. Anggota kelompok didorong untuk berbagi gagasan dan pendapat, meski
pemimpin tetap yang ketok palu atas keputusan akhir.
b. Anggota kelompok merasa lebih terlibat dalam proses pengambilan
keputusan sehingga mereka lebih cenderung peduli dengan hasil akhirnya.
2. Sifat-sifat pemimpin demokratis, pemimpin demokratis yang baik dapat
menumbuhkan kepercayaan dan rasa hormat di antara para anggota. Tiap
anggota tulus berpartisipasi dan mendasarkan keputusan mereka pada moral
dan nilai-nilai yang dianut bersama dalam grup. Pemimpin yang baik juga
cenderung mencari berbagai pendapat dan tidak berusaha membungkam suara-
suara yang berbeda atau yang menawarkan sudut pandang kurang populer.
Maka itu, para peneliti berpendapat bahwa para pemimpin demokratis yang
baik harus memiliki sifat-sifat spesifik seperti (a) kejujuran, (b) kecerdasan
(intelegensi), (c) keberanian, (d) kreativitas, (e) kompetensi, (f) rasa keadilan.

F. Pendidikan Demokrasi di Indonesia


Pemahaman tentang demokrasi dan nilai-nilai demokrasi yang keliru
menyebabkan terjadinya kekeliruan cara berfikir, cara bersikap, dan bertindak dari
warga negara. Perlunya pendidikan demokrasi bukanlah tanpa sebab, mengingat
berbicara mengenai demokrasi bukanlah berbicara tentang suatu hal yang sudah

11
jadi, melainkan harus diwariskan kepada generasi muda secara terus-menerus
melalui pendidikan demokrasi dan praktik-praktik demokrasi yang demokratis
secara berkesinambungan.
Menjadikan warga negara yang demokratis tentu memerlukan upaya serius dan
sistematis dari negara. Upaya itu salah satunya melalui pendidikan. Menurut Azra
(2006:166) cara yang paling strategis untuk mengalami dan memberdayakan
demokrasi adalah melalui apa yang disebut sebagai democracy education.
Pendidikan demokrasi secara subtantif menyangkut sosialisasi, diseminasi,
aktualisasi, dan implementasi konsep, sistem, nilai, budaya, dan praktik demokrasi
melalui pendidikan. Sekolah dan kurikulum yang ada harus memainkan perannya
dengan baik bagi agar tumbuh pola pikir, pola sikap, dan pola tindak warga negara
yang demokratis yang pada giliranya akan menunjang bagi keberhasilan
pengembangan dan pemeliharaan pemerintahan yang demokratis.
Pendidikan demokrasi di banyak negara diidentikkan dengan pendidikan
kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan mencakup kajian dan pembahasan
tentang pemerintahan, konstitusi, lembaga-lembaga demokrasi, rule of law, hak dan
kewajiban warga negara. Pendidikan kewarganegaraan baik sebagai mata pelajaran
di sekolah maupun sebagai mata kuliah di perguruan tinggi hendaknya mampu
mengemban fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang salah satunya adalah
menjadikan warga negara yang demokratis. Pendidikan kewarganegaraan harus
menjalankan perannya dengan baik sesuai visi dan misinya. Visi pendidikan
kewarganegaraan yaitu merupakan sumber nilai dan pedoman dalam
pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna menghantarkan
mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya. Sedangkan
misi pendidikan kewarganegaraan adalah untuk membantu mahasiswa
memantapkan kepribadiannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-
nilai dasar Pancasila.

12
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyelenggaraan sebuah negara tentunya harus sesuai dengan kepribadian dan
kebiasaan negara itu sendiri. Sistem pemerintahan yang berdasarkan demokrasi
sangat cocok diterapkan di Indonesia mengingat bangsa Indonesia itu terdiri dari
berbagai macam suku, ras, agama, budaya, bahasa, dan sebagainya. Dalam
pelaksaan demokrasi ini sangat mendukung masyarakat Indonesia untuk turut aktif
dalam penyelenggaraan negaranya sendiri.
Kemudahan dan kebebasan menyampaikan pendapat dalam sistem
pemerintahan demokrasi ini juga memudahkan masyarakat Indonesia untuk
memberikan kritik dan saran terhadap pemerintahan Indonesia itu sendiri. Namun,
selain menikmati kebebasan tersebut, sebagai warga negara Indonesia khususnya
para generasi penerus diharapkan memiliki bekal pengetahuan dan wawasan yang
baik mengenai apa demokrasi itu. Oleh karena itu, pendidikan demokrasi sangatlah
penting bagi generasi penerus bangsa karena dalam pendidikan demokrasi diajarkan
bagaimana seseorang harus bersikap demokrasi dan sikap seperti apa saja yang
dibutuhkan seseorang untuk menjalankan sebuah pemerintahan yang menganut
demokrasi.

B. Saran
Dari apa yang telah dipaparkan di atas, seharusnya bangsa Indonesia semakin
gencar menyuarakan demokrasi kepada masyarakatnya agar masyarakat Indonesia
tidak menjadi warga negara yang pasif dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Selain itu, terkait dengan pendidikan demokrasi juga harus semakin ditingkatkan
agar masyarakat Indonesia tidak hanya mengetahui apa itu demokrasi tetapi
diharapkan warga negara Indonesia bisa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-
hari.

13
DAFTAR PUSTAKA

Astawa, I Putu Ari. 2018. Materi Kuliah Kewarganegaraan. Makalah, 5-7.

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. 2016. Pendidikan


Kewarganegaraan. Jakarta: Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan
Tinggi.

Marica, Maysi. 2019. Kepemimpinan Demokratis di Indonesia. Dikutip dari


https://www.kompasiana.com/maysimarica/5dc8ca68097f363289287043/kepem
impinan-demokratis-di-indonesia. (diakses tanggal 3 April 2021)

Nurtina. 2013. Makalah PKN tentang Demokrasi Indonesia. Dikutip dari


https://thynaituthya.wordpress.com/2013/11/23/makalah-pkn-tentang-
demokrasi-indonesia/. (diakses tanggal 3 April 2021)

Jamaludin, Ujang, dkk. 2017. Pendidikan Kewarganegaran untuk Perguruan Tinggi


Negeri. Serang: Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Indonesia
Bagian Barat.

Sirait, Ismed Alfadli. 2018. Pemikiran Politik Abdul Qadim Zallum tentang Demokrasi.
Skripsi Thesis, 3.

Quamila, Ajeng. 2021. Mengenal Lebih Dalam Gaya Kepemimpinan Demokratis dan
Ciri-Cirinya. Dikutip dari https://glints.com/id/lowongan/gaya-kepemimpinan-
demokratis/#.YGkD__n7TIV. (diakses tanggal 3 April 2021)

14

Anda mungkin juga menyukai