Disusun oleh :
Annisa Hidayati Amal
1220230016
Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,
maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga
makalah ini dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
A. Rumusan Masalah.........................................................................................2
B. Tujuan...........................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. DEMOKRASI..............................................................................................3
a. Pengertian Demokrasi...................................................................................3
b. Perkembangan Demokrasi di Indonesia........................................................5
c. Kekurangan dan Kelebihan...........................................................................7
B. PEMILIHAN UMUM (PEMILU).............................................................9
a. Pengertian Pemilihan Umum........................................................................9
b. Asas-asas pemilu :.......................................................................................11
c. Tujuan pemilihan umum.............................................................................12
d. Sistem Pemilihan Umum Indonesia............................................................13
e. Pembaharuan Sistem Pemilihan Umum Indonesia.....................................15
f. Menata Kembali Pemilihan Umum Serentak..............................................17
C. HUKUM TATA NEGARA........................................................................18
a. Pengertian Hukum Tata Negara..................................................................18
b. Objek Kajian Ilmu Hukum Tata Negara.....................................................19
c. Asas- asas Hukum Tata Negara...................................................................20
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................23
A. SARAN.......................................................................................................23
B. KESIMPULAN...........................................................................................23
DAFTAR PUSAKA...............................................................................................25
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia telah hadir dan masih mampu mempertahakan dirinya sebagai
ikon demokrasi yang harus diikuti oleh negara lain. Sebagai salah satu negara
demokrsi terbesar di dunia, Indonesia dalam lebih dari sepuluh tahun terus
tumbuh dan berubah dengan keragamannya dalam Masyarakat, dinamika dan
keragaman masalah. Indonesia masih bisa mempertahankan identitasnya
sebagai demokrasi. Indonesia terus menjadi contoh dari kisah sukses berbagai
demokrasi identitas yang beragam seperti negara multicultural, negara
berkembang, serta negara dengan penganut Muslim terbesar di dunia.
1
14/PUU/2013 perkara pengujian Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008
Tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.
A. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Demokrasi?
2. Berikan kelebihan dan kekurangan dari Demokrasi Liberal, Demokrasi
Terpimpin, Demokrasi Pancasila Era Orde Baru, dan Demokrasi Pancasila
Era Reformasi?
3. Apa yang dimaksud Pemilihan Umum?
4. Bagaimanakah konsep dasar dari diselenggarakannya pemilihan umum?
5. Apakah yang menjadi tujuan dilakukannya pemilihan umum?
6. Apa yang dimaksud Hukum Tata Negara?
7. Apa saja pokok kajian Hukum Tata Ngeara menurut Handoyo?
B. Tujuan
1. Untuk memahami kelebihan dan kekurangan dari Demokrasi Liberal,
Demokrasi Terpimpin, Demokrasi Pancasila Era Orde Baru, dan
Demokrasi Pancasila Era Reformasi
2. Untuk memahami konsep dasar dari diselenggarakannya pemilihan umum
3. Untuk mengetahui lebih dalam tujuan diselenggarakannya pemilihan
umum
4. Untuk mengetahui macam-macam pokok kajian Hukum Tata Negara
menurut Handoyo
2
BAB 2
PEMBAHASAN
A. DEMOKRASI
a. Pengertian Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, demos berarti rakyat dan kratein
artinya pemerintah. Dengan demikian, demokrasi berarti adanya kekuasaan
tertinggi yang dipegang oleh rakyat. Demokrasi memberikan kesempatan
perubahan, agar selalu dapat menjawab persoalan Masyarakat yang dari waktu
ke waktu juga berubah. Budaya demokrasi merupakan salah satu penerapan
dari nilai-nilai demokrasi yang menjadi jaminan bahwa perubahan dalam
demokratis. Indonesia telah mengalami perubahan system demokrasi dari
Demokrasi Liberal hingga Demokrasi Pancasila.
3
Demokrasi memberikan pemahaman, bahwa dari sebuah kekuasaan dari
rakyat. Dengan pemahaman seperti itu, rakyat akan melahirkan sebuah aturan
yang menguntungkan dan melindungi hak-haknya. Agar itu bisa terlaksana,
diperluka sebuah peraturan bersama yang mendukung dan menjadi dasar
pijakan dalam kehidupan bernegara untuk menjamin dan melindungi hak-hak
rakyat. Peraturan seperti itu biasa disebut Konstitusi.
Dengan adanya rumusan pasal 1 ayat (2) UUD 1945 maka perlu dilakukan
pengkajian tentang pelaksanaan kedaulatan rakyat menurut UUD, karena
4
UUD 1945 menjadi hukum tertinggi yang berisikan norma-norma pengaturan
Negara. Oleh karenanya status dari UUD adalah sebagai hukum positif. Teori-
teori tentang pelaksanaan asas kedaulatan rakyat baik yang dikembangkan
oleh ilmuwan politik atau pun ahli hukum sangat beragam, dan tidak jarang
terdapat perbedaan atau pertentangan antara yang satu dengan yang lain.
5
Soehino meninjau dari segi perkembangan system demokrasi yang dianut
dalam penyelenggaraan system pemerintahannya, maka dikemukakan masa
dianutnya system demokrasi di Indonesia sebagai berikut;
a. 18 Agustus 1945 – 14 November 1945 : menganut system demokrasi
konstitusional
b. 14 November 1945 – 5 Juli 1959 : menganut system demokrasi liberal
c. 5 Juli 1959 – 21 Maret 1968 : menganut system demokrasi terpimpin
d. 21 Maret 1968 – sekarang : (berjalan hingga berakhirnya pemerintahan
orde baru 1998 menganut system demokrasi Pancasila).
Demikian halnya yang lain yang dinyatakan oleh Sri Soemantri bahwa seluruh
konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia (UUD 1945, Konstitusi RIS, dan
UUDS 1950) menganit demokrasi Pancasila, karena ketiga konstitusi tersebut
menjadikan Pancasila sebagai dasar negara, sehingga secara materiil berarti
demokrasi yang dianut juga adalah demokrasi Pancasila, lebih lanjut Sri
Soemantri mengatakan :
6
Demokrasi Pancasila ialah kegiatan bernegara di Indonesia, dan pemilu dengan
segala bentuk ragamnya salah satu menifestasi danri “Demokrasi Pancasila”.
2. Demokrasi Terpimpin
Berikut ini merupakan kelebihan Demokrasi Terpimpin :
a. Mampu membangun integritas nasional
b. Kembalinya Irian Barat
c. Pelopor Non Blok dan Pemimpin Asia Afrika
d. Dibentuknya Lembaga-Lembaga Negara
Berikut ini merupakan kekurangan Demokrasi Terpimpin :
a. Penataan Kehidupan Konstitusi Tidak berjalan
b. Terjadinya Pertentangan Ideologi
c. Kehidupan Politis Tidak Demokratis
7
Berikut ini merupakan kekurangan Demokrasi Pancasila Era Orde Baru :
a. Banyak kekayaan yang dipakai untuk pemerintah kota.
b. Kebebasan untuk berpendapat masih jauh diatas kesuksesan.
c. Maraknya kasus korupsi, kolusi, fan juga tindakan nepotisme hamper
disemua kalangan Masyarakat.
8
B. PEMILIHAN UMUM (PEMILU)
a. Pengertian Pemilihan Umum
Pemilihan umum yang disingkat pemilu menjadi sangat dekat
hubungannya dengan masalah politik dan pergantian pemimpin. Sesuai
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah pengertian pemilihan diuraikan secara detail. Pemilu adalah
sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
1945. Dengan kata lain, pemilu merupakan sarana bagi rakyat untuk
menjalankan kedaulatan dan merupakan demokrasi.
Pemilihan Umum yang telah dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 1999 yang
berlandasakan peraturan perundang-undangan bidang Politik yang baru, pada
9
hakikatnya adalah dalam rangka mewujudkan tata kehidupan negara
sebagaimana dihendaki Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan cita-cita
proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pemilihan Umum yang demokratis
merupakan sarana untuk menegakkan kedaulatan rakyat dan untuk mencapai
tujuan negara. Di samping beberapa hal prinsip yang penting dalam
pelaksanaan Pemilihan Umum 1999, perlu dikenali berbagai hal yang belum
terselesaikan dan tindak lanjut yang diperlukan.
10
dan keterbukaan yang bertanggung jawab, sikap kenegarawanan di dalam
berperilaku politik, sehingga dapat diwujudkan kehidupan politik yang sehat
dan mantap dalam wadah dan tatanan politik yang demokratis. Dengan
semangat dan perilaku politik yang demikian, diharapkan segala perbedaan
pandangan yang terjadi di dalam kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan
akan dapat diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat, yang
berkeadilan dan berkeadaban, dalam demokrasi Pancasila yang sesungguhnya.
Perjalanan Sejarah politik bangsa selama ini belum mengimplementasikan
demokrasi Pancasila secara nyata, sebagaimana yang seharusnya.
b. Asas-asas pemilu :
1. Langsung : berarti Masyarakat sebagai pemilih memiliki hak untuk
memilih secara langsung dalam pemilihan umum sesuai dengan keinginan
diri sendiri tanpa ada perantara.
11
2. Umum : berarti pemilihan umum berlaku untuk seluruh warga negara yang
memenuhi persyaratan, tanpa membeda-bedakan agama, suku, ras, jenis
kelamin, golongan, pekerjaan, kedaerahan, dan status sosial yang lain.
3. Bebas : berarti seluruh warga negara yang memenuhi persyaratan sebagai
pemilih pada pemilihan umum, bebas menentukan siapa saja yang akan
dicoblos untuk membawa aspirasinya tanpa ada tekanan dan paksaan dari
siapa pun.
4. Rahasia : berarti dalam menentukan pilihannya, pemilih dijamin
kerahasiaan pilihannya. Pemili memberikan suaranya pada surat suara
dengan tidak dapat diketahui oleh orang lain kepada siapaun pun suaranya
diberikan.
5. Jujur : berarti semua pihak yang terkait dengan pemilu harus bertindak dan
juga bersikap jujur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
6. Adil : berarti dalam pelaksanaan pemilu, setiap pemilih dan peserta
pemilihan umum mendapatkan perlakuan yang sama, serta bebas dari
kecurangan pihak mana pun.
1. Melaksanakan kedaulatan
2. Perwujudan hak asasi politik rakyat
3. Untuk memilih wakil-wakil rakyat yang duduk di DPR, DPD dan DPRD,
serta memilih Presiden dan Wakil Presiden
12
4. Melaksanakan pergantian personal pemerintahan secara damai, aman, dan
tertib (secara konstitusional)
5. Menjamin kesinambungan Pembangunan nasional
13
Pemilu sebagai suatu system untuk menetukan pilihan rakyat terhadap wakilnya
baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah.
14
Konstituante (Lembaga yang memiliki tugas dan wewenang untuk melakukan
perubahan terhadap Konstitusi). System yang digunakan pada Pemilu 1955 adalah
system perwakilan proporsional. Berdasarkan system tersebut, wilayah Republik
Indonesia terbagi ke dalam beberapa daerah pemilihan. System tersebut yang
mengawali system Pemilu pertama di Indonesia.
15
secara langsung, maka Presiden dan Wakil Presiden dalam hal ini mendapatkan
mandat langsung serta dukungan yang nyata sebagai salah satu bentuk interaksi
langsung antara pemilih dan yang dipilih.
Jika Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dengan Pemilu Anggota DPR,
DPD, dan DPRD dilakukan dengan serentak maka konstelasi politik pasti akan
berubah yang tentunya akan menguntungkan rakyat, partai politik, dan aparat
pemerintahan. Keuntungan yang diperoleh dalam penyelenggaraan Pemilu yang
dilaksanakaan serentak, anatar lain biaya penyelanggaraan Pemilu bisa lebih
hemat, fungsi eksekutif dan legislative dapat dengan mudah dievaluasi.
16
f. Menata Kembali Pemilihan Umum Serentak
Pemilihan umum merupakan bagian menyeluruh dalam negara demokrasi.
Landasan Pemilu di Indonesia ialah demokrasi Pancasila yang dinyatakan secara
tegas dalam Pembukaan UUD 1945. Pancasila merupakan dasar utama
kesepakatan berdirinya bangsa dan merupakan bagian dari Pembukaan UUD 1945
tidak dapat diubah karena selain merupakan modus vivendi ia juga dapat dianggap
sebagai “akta kelahiran” negara yang menjamin kelangsungan bangsa dan negara
Indonesia dengan keutuhannya atau integrasinya yang selalu kokoh. Undang-
Undang Dasar sebagai dasar aturan main politik mengatur mekanisme
ketatanegaraan yang demokratis yang juga menjamin integrasi bangsa dan negara.
Demokrasi disalurkan dengan adanya Pemilu atau pemilihan pejabat-pejabat
public tertentu secara jujur dan adil.
17
C. HUKUM TATA NEGARA
a. Pengertian Hukum Tata Negara
Dalam keputusan hukum Belanda, perkataan staatrecht (hukum tata
negara) mempunyai dua macam arti; pertama, sebagai staatrechtwe tenschap
(ilmu hukum tata negara); dan kedua, positief staatrecht (hukum tata negara
positif). Senada dengan pendapat ini, Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim,
mengatakan bahwa istilah Staatrecht menurut kepustakaan Belanda mempunyai
dua arti, yaitu Staatrecht in ruimere zin (hukum tata negara dalam arti luas) dan
Staatrecht in engere’ zin (hukum tata negara dalam arti sempit). Selanjutnya
hukum tata negara dalam arti luas dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu :
1. Hukum Tata Negara dalam arti sempit atau hanya disebut Hukum Tata
Negara.
2. Hukum Tata Usaha Negara (administrative recht), yang dalam khasanah
Ilmu Hukum di Indonesia lebih popular dengan sebutan hukum
administrasi negara.
Dalam studi Hukum Tata Negara itu sebenarnya adapula cabang ilmu khusus
yang melakukan telaah perbandingan antar-berbagai konstitusi, yaitu Hukum Tata
Negara Perbandingan atau Ilmu Perbandingan Hukum Tata Negara. Tujuan
metode perbandingan itu pada pokoknya ada dua, yaitu; pertama, untuk
membandingkan dua atau lebih konstitusi-konstitusi berbagai Negara guna
menemuka prinsip-prinsip pokok Hukum Tata Negara; dan kedua, untuk
membandingkan satu konstitusi yang ditelaah dengan konstitusi lain atau
konstitusi-konstitusi Negara lain guna memahami lebih dalam konstitusi yang
ditelaah.
Dapatlah dikatakan, bahwa Hukum Tata Negara adalah merupakan Ilmu, oleh
karena memiliki objek yang dapat diteliti, dan dalam melakukan penelitian
18
terhadapnya memerlukan prosedur atau metode tertentu yang disebut dengan
metode penelitian.
Secara umum, objek kajian Hukum Tata Negara adalah: pertama, Hukum Tata
Negara mengkaji mengenai organisasi negara, baik secara vertical maupun
horizontal. Kedua, selain organisasi negara, Hukum Tata Negara juga meletakkan
objek kajiannya pada alat kelengkapan negara. Hal ini berhubungan langsung
dengan bagaimana stuktur alat perlengkapan negara yang dimaksuf serta seperti
apa pembagian tugas dan wewenang dari alat perlengkapan negara itu. Artinya
jelas ada tugas dan kewenangan yang diberikan kepada alat kelengkapan negara
dalam menjalankan fungsinya guna melayani kepentingan Masyarakat dalam
negara itu.
Ketiga, setiap alat kelengkapan negara yang satu dengan yang lainnya tentu
meliki hubungan kelembagaan yang tidak bisa dihindari. Dalam hal ini, konsep
trias politica dapat menjadi acuan. Keempat, salah satu yang paling penting juga
yang menjadi objek kajian Hukum Tata Negara adalah bentuk negara dan bentuk
pemerintahan. Bentuk negara, baik kesatuan maupun federal merupakan bagain
penting yang dipelajari dalam Hukum Tata Negara. Begitu pula dengan bentuk
pemerintahan, demokrasi, monarki, aristokrasi, oligarki, tirani. Oleh karena itu
semuanya berkaitan dengan hal-hal yang paling fundament dalam kehidupan
bernegara, maka Hukum Tata Negara menjadikannya sebagai objek kajiannya.
19
1. Bentuk dan cara pembentukan atau penyusunan alat-alat perlengkapan
negara. Dalam hal ini juga menyangkut bentuk organisasi negara yang
dikehendaki.
2. Wewenang, fungsi, tugas, kewajiban, dan tanggung jawab dari masing-
masing alat perlengkapan negara.
3. Hubungan antara alat perlengkapan negara, baik yang bersifat vertical
maupun horizontal
4. Hubungan antara warga negara termasuk hak-hak asasi dari warga negara
sebagai anggota organisasi.
323
1. Unsur riil karena sifatnya yang konkret, bersumber dari lingkungan tempat
manusia itu hidup, seperti tradisi atau sifat-sifat yang dibawa manusia
sejak lahir dengan perbedaan jenisnya;
2. Unsur idiil karena sifatnya yang abstrak, bersumber pada diri manusia itu
sendiri yang berupa akal/pikiran dan perasaan.
20
terdapat dalam Hukum Tata Negara pada umumnta bersifat tetap, sedangkan asas-
asasnya sering kali berubah-ubah. Perubahan pada asas-asas itu disebabkan karena
pandangan hidup masyarakatnya yang berbeda-beda.
1. HAM.
2. Pembagian kekuasaan berdasar trias politika untuk menjamin HAM.
3. Pemerintahan berdasarkan peraturan.
4. Peradilan administrasi dalam perselisihan.
21
Sementara ciri-ciri rule of law/rechstaat dalam internasional Commission of
Jurits Bangkok 1965, sebagai berikut:
Menurut Montesquieu, negara yang paling baik adalah negara hukum karena
terkandung perlindungan HAM, ditetapkannya ketatanegaraan suatu negara,
membatasi kekuasaan dan wewenang organ negara.
22
BAB 3
PENUTUP
A. SARAN
Diperlukan adanya Analisa yang matang terkait dengan model pemilu serentak
yang akan di adakan pada tahun 2024 mendatang. Semua aspek perlu diperhatikan
mulai dari dampak bagi pemilih, dampak terhadap partai politik, dampak terhadap
penyelenggara pemilu dan dampak terhadap system pemerintahan presidensial
dan pemerintah daerah.
B. KESIMPULAN
Indonesia telah mengalami perubahan system demokrasi dari Demokrasi
Liberal hingga Demokrasi Pancasila. Indonesia mengalami banyak perubahan
Sistem Demokrasi disebabkan oleh banyak factor, salah satunya adalah karena
banyaknya kekurangan-keruangan yang ada pada system demokrasi sebelumnya.
Sehingga, bangsa Indonesia mencoba untuk memperbaiki kekurangan tersebut
dengan beralih ke system demokrasi yang lain. Indonesia memilih Demokrasi
Pancasila, karena Demokrasi Pancasila melibatkan rakyat secara langsung dalam
system pelaksanaannya. Selain itu, Demokrasi Pancasila juga bersumber dari nilai
dan kepribadian bangsa sendiri yang sudah melekat dengan jati diri Bangsa
Indonesia.
23
Pembukaan UUD 1945 yang antara lain untuk memajukan kesejahteraan umum
dan sebesar-sebesarnya kemakmuran rakyat. Selain itu, Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden yang diselenggarakan secara serentak dengan Pemilu Anggota
DPR,DPD, dan DPRD juga mengurangi pemborosan waktu karena tidak sesuai
dengan amanat UUD 1945 yaitu pemilihan umum dilaksanakn secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.
24
DAFTAR PUSAKA
Dr. Tundjung Herning Sirabuana, S.H., C.N., M.Hum. Hukum Tata Negara
Indonesia
Dr. Ni’Matul Huda, S.H., M.Hum. Hukum Tata Negara Indonesia (edisi revisi),
Moh. Kusnardi, S.H. Harmaily Ibrahim, S.H Pengantar Hukum Tata Negara
Indonesia,
Manan, Bagir, 2012, Membedah UUD 1945, Editor: Moh. Fadli, Malang:
Universitas Brawijaya Press (UB Press).
Nurhayu Handayani Putri, Laia, A., & Laia, B. (2023). SISTEM PROPORSIONAL
PEMILIHAN UMUM DALAM PERSPEKTIF POLITIK
HUKUM. JURNAL PANAH KEADILAN, 2(2)
25