Anda di halaman 1dari 67

PRAKATA

Legitimasi demokrasi ialah penerimaan dan pengakuan


masyarakat akan kewenangan, keputusan atau kebijakan yang
diambil pemerintah dalam penyelenggaraan dan pengelolaan
suatu negara. Bertolak dari pengertian politik yang
dikemukakan oleh Joice Mitchel yakni politik adalah
pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan
kebijaksanaan umum masyarakat seluruhnya, maka proses
legitimasi sangat erat kaitannya dengan kekuasaan, negara
dan pemerintah. Sebelum pengambilan keputusan kolektif dan
pembuatan kebijaksanaan umum tersebut ialah bagaimana
pemerintah dapat diterima dan diakui kedaulatannya oleh
seluruh masyarakat.
Bahasan mengenai demokrasi memang tidak dapat
terlepas sejarah lahirnya demokrasi dari dunia barat. Lahirnya
demokrasi sebagai suatu paham ideologi sekaligus sebagai
sistem demokrasi awalnya dari Yunani kuno, tepatnya di
sebuah negara kota Athena. Demokrasi secara terminologi
berarti pemerintahan yang menghendaki kekuasaan rakyat.
Demokrasi di Yunani kuno saat itu adalah suatu bentuk
demokrasi langsung yang artinya bahwa setiap warga negara
berhak berpartisipasi dalam pembuatan konstitusi dan hukum
perundang-undangan sekaligus juga memiliki hak untuk
berpartisipasi aktif dalam pengambilan kebijakan oleh sistem
pemerintahan. Jadi saat itu, demokrasi benar-benar dijalankan
secara harfiah dalam pengertian sekaligus implementasi yang
benar-benar “kekuasaan rakyat” bukan keterwakilan seperti di
demokrasi modern hari ini (Adams, 2004: 75).

1
DAFTAR ISI

Prakata................................................................................. i

Kata Pengantar..................................................................... ii

Bagian I PENDAHULUAN................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................... 1
B. Wilayah Pembahasan......................................... 6
C. Tujuan Bahasan.................................................. 6

Bagian II TEORI GAGASAN............................................... 7


A. Pengertian.......................................................... 7
1. Legitimasi........................................................ 7
2. Demokrasi....................................................... 8
3. Legitimasi Demokrasi...................................... 13
B. Dasar-Dasar Demokrasi..................................... 14
1. Legalitas Demokrasi........................................ 15
2. Legalitas Legitimasi......................................... 16
C. Jenis-jenis Demokrasi yang Relevan................ 17

Bagian III IMPLEMENTASI DAN IMPLIKASI...................... 48


A. Penerapan yang sesuai...................................... 48
B. Implikasi yang relevan......................................... 52

Bagian IV RANGKUMAN..................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA............................................................. 60

KUTIPAN.............................................................................. 62

NAMA KELOMPOK............................................................. 64

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan
buku yang berjudul ”Legistimasi Demokrasi”.
Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak Daud selaku dosen mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan UNINDRA yang sudah
memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan
tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam
rangka menambah pengetahuan juga wawasan menyangkut
efek yang ditimbulkan dari konteks yang kami bahas ini, dan
juga cara bagaimana menciptakan rasa demokrasi yang
sesungguhnya.
Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran
demi perbaikan buku yang akan kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Mudah-mudahan buku sederhana ini dapat dipahami oleh
semua orang khususnya bagi para pembaca. Kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang
kurang berkenan.

Jakarta, Maret 2019

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Demokrasi sebagai suatu konsep yang mendasari sistem


politik suatu negara tealah dijadikan dasar bagi banyak negara
di dunia. Meskipun telah banyak dijadikan dasar mengatur
sistem politik banyak negara, namun dalam demokrasi terdapat
sejumlah perbedaan-perbedaan dan aliran pikiran. Kondisi
historis, ideologis politis, kultural, dan sosiologis suatu negara
memberikan warna dalam implementasinya sehingga terjadi
berbagai variasi dalam kehidupan berdemokrasi.
Sebagai seorang mahasiswa yang berkewarganegaraan
Indonesia serta kita bertempat tinggal di Indonesia, negara kita
menganut Demokrasi Pancasila, dalam buku ini kami coba
akan memaparkan tentang Legitimasi Demokrasi, sebelumnya
kita harus mengetahui dulu apakah demokrasi itu? Apakah
negara ini sudah demokrasi? Pertanyaan ini selalu
menghinggapi bangsa Indonesia ketika kita bicara istilah
demokrasi. Ada pandangan produk dan atribut yang berkaitan
dengan demokrasi sebagai produk luar negeri. Negara
Indonesia sendiri tidak memiliki kejelasan yang tepat tentang
demokrasi itu sendiri. Jika melihat bentuk demokrasi dalam
struktur pemerintahan Indonesia dari level negara, provinsi,
kabupaten, hingga kecamatan hampir dapat dipastikan di level
ini demokrasi hanya sampai pada proses pembuatan
kebijakan, sementara jika mencari demokrasi yang berupa ciri
khas yang dapat mewakili bahwa negara Indonesia mempunyai
diri demokrasi tersendiri itu dapat dilihat di level desa.
Bagaimana seperti ditulis Moh. Hatta bahwa,”Di desa-desa

4
sistem yang demokrasi masih kuat dan hidup sehat sebagai
bagian adat istiadat yang hakiki.”
Dasarnya adalah pemilikan tanah yang komunal yaitu
setiap orang yang merasa bahwa ia harus bertindak
berdasarkan persetujuan bersama. Struktur demokrasi yang
hidup dalam diri bangsa Indonesia harus berdasarkan
demokrasi asli yang berlaku di desa. Gambaran dari tulisan
Moh. Hatta ini tidak lain dari pola-pola demokrasi tradisional
yang dilambangkan oleh musyawarah dalam pencapaian
keputusan dan gotong royong dalam pelaksanaan
keputusannya tersebut. Dari gambaran di atas hal ini pula yang
menginspirasi demokrasi pancasila yang selalu menjadi kiblat
negara kita dalam menapaki kehidupan berbangsa dan
bernegara masih perlu ditelaah atau dikaji lebih dalam lagi.
Demokrasi pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh
bangsa dan negaran Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan
oleh nilai-nilai luhur Pancasila yang tidak mungkin terlepas dari
rasa kekeluargaan. Akan tetapi yang menjadi pandangan kita
sekarang. Mengapa negara ini seperti mengalami sebuah
kesulitan besar dalam melahirkan demokrasi. Banyak para ahli
berpendapat bahwa demokrasi pancasila itu merupakan salah
satu demokrasi yang mampu menjawab tantangan zaman
karena semua kehidupan berkaitan erat dengan nilai luhur
Pancasila. Dalam hal ini kita ambil saja salah satu ahli Nasional
Prof. Dardji Darmodihardjo, S.H. beliau mempunyai Pandangan
bahwa demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang
bersumber kepada kepribadian dan falsafah hidup bangsa
Indonesia yang terwujudnya seperti dalam ketentuan-ketentuan
pembukaan UUD 1945. Lain hal lagi dengan Prof. dr. Drs.
Notonegoro,S.H., beliau mengatakan demokrasi pancasila
adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

5
yang berke-Tuhan-nan Yang Maha Esa, yang Berkepribadian
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yang mempersatukan
Indonesia dan yang berkedaulatan seluruh rakyat.
Dalam buku “Le Contrac Sosial”, Jean Jacques Rousseau
memaparkan bahwa penguasa atau pemerintah telah membuat
perjanjian dengan rakyatnya yang disebut dengan istilah
kontrak sosial. Dalam sebuah republik demokrasi, kontrak
sosial atau perjanjian masyarakat ini diwujudkan dalam sebuah
pemilihan umum. Melalui pemilihan umum, rakyat dapat
memilih siapa yang menjadi wakilnya dalam proses
penyaluran aspirasi yang selanjutnya menentukan masa depan
sebuah negara.
Setalah kita mengetahui arti demokrasi, maka sekarang
kita harus mengetahi arti daipada Legitimasi, apakah legitimasi
itu? Menurut KBBI legitimasi adalah keterangan yang
mengesahkan atau membenarkan bahwa pemegang
keterangan adalah betul-betul orang yang dimaksud;kesahan,
atau legitimasi juga bisa dikatakan pernyataan yang sah
(menurut undang-undang atau sesuai dengan undang-
undang); pengesahan, dan menurut para ahli legitimasi bisa di
artikan sebuahkondisi yang menunjukkan bahwa penerimaan
keputusan pemimpin atau pejabat pemerintah pelaksana
kekuasaan telah sesuai dengan prosedur yang berlaku pada
mesyarakat umum dan sesuai dengan nilai-nilai politik atau
moral yang sepatutnya
Legitimasi biasanya terkait dengan masalah hukum dan
penerapan undang-undang yang dibuat bedasarkan putusan
dalam peradilan, dimana hal ini akan dijadikan sebagai ukuran
dimana hal ini mencakup peraturaan keputusan tersebut dapat
diterima dan diakui kesahihannya di dalam masyarakat luas,
pengertian legitimasi politik adalah penggambaran politik yang
berbasis pada putusan peradilan yang berfungsi untuk

6
mengakui bahwa setiap kebijakan yang telah disahkan adalah
untuk kepentingan masyarakat.
Pengertian legitimasi hukum adalah pengakuan hukum
tersebut dimata masyarakat serta merupakan bagian dari suatu
tindakan perbuatan hukum yang berlaku dan juga perundang-
undangan yang sah, dimana hal ini mencakup peraturan
hukum formal, hukum etnis, hukum adat istiadat maupun
hukum kemasyarakatan yang teradapat didalam masyarakat itu
sendiri dan diakui secara sah, sehingga legitimasi dianggap
sangat penting didalam kehidupan masyarakat luas.
Seperti konsep kekuasaan dan kewenangan, legitimasi
juga merupakan hubungan antara pemimpin dan dipimpin,
konsep legitimasi berkaitan dengan siapa masyarakat terhadap
kewenangan artinya, apakah masyarakat menerima dan
mengakui hak moral pemimpin untuk membuat dan
melaksanakan keputusan yang mengikat masyarakat ataukah
tidak. Apabila masyarakat menerima dan mangakui hak moral
pemimpin untuk membuat dan melaksanakan keputusan yang
mengikat masyarakat maka kewenangan itu di katagorikan
sabagai berlegitimasi, maksudnya legitimasi merupakan
penerimaan dan pengakuan masyarakat terhadap bak moral
pemimpin untuk memerintah, membuat dan melaksanakan
keputusan politik.
Hanya anggota masyarakat saja yang dapat memeberikan
legitimasi pada kewenangan pemimpin yang memerintah,
pihak yang memerintah tidak dapat memeberikan legitimasi
atas kewenangannya, pemimpin pemerintahan dapat
mengklaim kewenangan, dan berusaha meyakinkan
masyarakat bahwa kewenangannya sah, namun demikian,
hanya mesyarakat yang dipimpin yang menentukan apakah
kewenangan itu berlegitimasi atau tidak.

7
Berdasarkan pengertian legitimasi dapat di bedakan
pengertian kekuasaan, kewenangan dan legitimasi, apabila
kekuasaan diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
sumber-sumber yang memengaruhi proses politik, sedangkan
kewenangan merupakan hak moral untuk menggunakan
sumber-sumber yang membuat dan melaksanakan keputusan
politik (hak memerintah), adapun legitimasi merupakan
pemerimaan dan pengakuan masyarakat terhadap hak moral
tersebut.

8
B. WILAYAH PEMBAHASAN

Adapun wilayah bahasan dari buku ini antara lain:


1. Apa pengertian dari Legitimasi itu?
2. Apa pengertian dari Demokrasi?
3. Apa pengertian dari Legitimasi Demokrasi?
4. Apa pengertian dari Legalitas Legitimasi?
5. Apa saja jenis-jenis demokrasi yang relevan?
6. Bagaimana implementasi dan Implikasi dari Legalitasi
Demokrasi?

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:


1. Untuk mengetahui hakekat legitimasi demokrasi.
2. Agar lebih menghayati legitimasi demokrasi.
3. Untuk mengetahui perkembangan legitimasi demokrasi
di Indonesia.
4. Agar dapat mengimplementasikan legitimasi
demokrasi secara benar di Era Reformasi seperti
sekarang ini.

9
BAGIAN II
TEORI GAGASAN

A. Pengertian

Legitimasi

Legitimsi dalam bahasa Inggris Legitimize, adalah kualitas


hukum yang berbasis pada penerimaan putusan dalam
peradilan1, dapat pula diartikan seberapa jauh masyarakat mau
menerima dan mengakui kewenangan, keputusan atau
kebijakan yang diambil oleh seorang pemimpin. Pengertian
legitimasi menurut para ahli merupakan suatu kondisi yang
terkait dengan penerimaan keputusan pimpinan atau pejabat
pada sebuah pemerintahan / pelaksana kekuasaan telah
disesuaikan terhadap berbagai prosedur yang di berlakukan di
tengah masyarakat umum atau dengan kata lain sesuai
dengan berbagai nilai politik serta moral yang sewajarnya2.
Menurut KBBI legitimasi adalah keterangan yang
mengesahkan atau membenarkan bahwa pemegang
keterangan adalah betul-betul orang yang dimaksud;kesahan,
atau legitimasi juga bisa dikatakan pernyataan yang sah
(menurut undang-undang atau sesuai dengan undang-
undang); pengesahan, dan menurut para ahli legitimasi bisa di
artikan sebuah kondisi yang menunjukkan bahwa penerimaan
keputusan pemimpin atau pejabat pemerintah pelaksana
kekuasaan telah sesuai dengan prosedur yang berlaku pada
mesyarakat umum dan sesuai dengan nilai-nilai politik atau
moral yang sepatutnya.

10
Legitimasi menurut kamus bahasa Indonesia adalah suatu
surat keterangan yang mensahkan atau membenarkan bahwa
pemegang keterangan itu betul-betul dia3.
Legitimasi biasanya terkait dengan masalah hukum dan
penerapan undang-undang yang dibuat bedasarkan putusan
dalam peradilan, dimana hal ini akan dijadikan sebagai ukuran
dimana hal ini mencakup peraturaan keputusan tersebut dapat
diterima dan diakui kesahihannya di dalam masyarakat luas,
pengertian legitimasi politik adalah penggambaran politik yang
berbasis pada putusan peradilan yang berfungsi untuk
mengakui bahwa setiap kebijakan yang telah disahkan adalah
untuk kepentingan masyarakat. Legitimasi bagi suatu
pemerintahan sangat penting karena dengan legitimasi
tersebutn pemerintah dapat menjalankan probram-prgramnya
sebagai wujud dari amanat yang diberikan oleh rakyat.

Demokrasi

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana semua


warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan
keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
mengizinkan warga negara berpartisipasi, baik secara
langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan,
pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup
kondisi sosial, ekonomi dan budaya yang memungkinkan
adanya praktik kebebasan secara bebas dan setara.
Demokrasi juga merupakan seperagkat gagasan dan
prinsip tentang kebeasan beserta praktik dan prosedurnya.
Demokrasi mengandung makna penghargaan terhadap harkat
dan martabat manusia4.
Demokrasi berasal dari bahsa Yunani Demokratia yang
berarti kekuasaan rakyat5, yang terbentuk dari demos dan

11
kratos. Demos artinya rakyat dan kratos artinya kekuatan atau
kekuasaan. Pada abad ke-5 SM untuk menyebut politik negara
kota Yunani, salah satunya Athena kata ini merupakan antonim
dari aristocratie “kekuasaan elit”. Secara teoritis, kedua definisi
tersebut saling bertengtangan, namun kenyataannya sudah
tidak jelas lagi6. Disemua pemerintahan demokrasi sepanjang
sejarah kuno dan modern, kewarganegaraan demokratis tetap
ditempati kaum elit sampai semua produk dewasa disebagian
besar negara demokrasi modern benar-benar bebas setelah
perjuaangan gerakan hak suara pada abad ke 19 dan 20. Kata
demokrasi sendiri sudah ada sejak abad ke 16 dan berasal dari
bahasa Prancis Pertengahan dan Latin Pertengahan Lama.
Konsep dmeokrasi lahir dari Yunani kuno yang dipraktikkan
dalam hidup bernegara antara abad ke 6 SM. Demokrasi yang
dipraktikkan pada waktu itu adalah demokrasi langsung (direct
democracy), artinya hak rakyat untuk membuat keptusan-
keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh
rakyat atau warga negara7.
Suatu pemerintahan demokratis berbeda dengan bentuk
pemerintahan yang kekuasaannya dipegang satu orang,
seperti monarki, atau sekelompok kecil, seperti oligarki.
Apapun itu, perbedaan-perbedaan yang berasal dari filosofi
Yunani ini sekarang tampak ambigu karena beberapa
pemerintahan kontemporer mencampur aduk elemen-elemen
demokrasi, oligarki, dan monarki8. Karl Popper mendefinisikan
demokrasi sebagai sesuatu yang berbeda
dengan kediktatoran atau tirani, sehingga berfokus pada
kesempatan bagi rakyat untuk mengendalikan para
pemimpinnya dan menggulingkan mereka tanpa perlu
melakukan revolusi9.
Ada beberapa jenis demokrasi, tetapi hanya ada dua
bentuk dasar. Keduanya menjelaskan cara seluruh rakyat

12
menjalankan keinginannya. Bentuk demokrasi yang pertama
adalah demokrasi langsung, yaitu semua warga negara
berpartisipasi langsung dan aktif dalam pengambilan
keputusan pemerintahan. Di kebanyakan negara demokrasi
modern, seluruh rakyat masih merupakan satu kekuasaan
berdaulat namun kekuasaan politiknya dijalankan secara tidak
langsung melalui perwakilan; ini disebut demokrasi perwakilan.
Konsep demokrasi perwakilan muncul dari ide-ide dan institusi
yang berkembang pada Abad Pertengahan Eropa, Era
Pencerahan, dan Revolusi Amerika Serikat dan Prancis10.
Demokrasi merupakan hasil dari berbagai pengalaman
dalam penataan kehidupan bersama (kontrak sosial)
masyarakat dan mengalami pasang surut. Demokrasi juga
dikaitkn dengan “teori kedaulatan rakyat”. Menurut teori ini
bahwa segala kekuasaan disuatu negara bersumber pada
individu-individu. Individu-individu ini pada awalnya merupakan
orang bebas dan kemudian membentuk negara. Di dalam
negara tersebut mereka (individu-individu) menjadi rakyat yang
tunduk kepada kekuasaan negara. Dengan demikian,
kekuasaan tertinggi dari suatu negara bersumber atau berasal
dari rakyat, para pemimpin negara pun dipilih atas kehendak
rakyat. Suatu negara yang pemerintahannya berdasarkan
kedaulatan rakyat ini dinamakan negara demokrasi.
Tokoh-tokoh teori kedaulatan rakyat ini, antara lain John
Locke, J.J. Rousseu, dan Imanuel Kant. Lalu apa makna
demokrasi tersebut? Demokrasi berasal dari kata demos yang
berarti rakyat dan cratos yang berarti berkuasa. Hal ini berarti
ungkapan kata demokrasi tersebut, yakni “rakyat yang
berkuasa”, yang oleh Meriam Boediardjo disebut sebagai
goverment ruled by the people (Boediardjo, 1997: 50) atau
dalam ungkapan umum yang populer yaitu goverment of the

13
people, by the peope and for the people atau pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Pertama, Pemerintahan dari Rakyat (Goverment of the
people) mengandung pengertian hubungan dengan
pemerintahan yang sah dan diakui (legitimate goverment) dan
pemerintahan yang tidak sah dan tidak diakui (unlegitimate
goverment) oleh rakyat. Legitimate bagi suatu pemerintahan
sangat penting karena dengan legitimasi tersebut pemerintah
dapat menjalankan program-programnya sebagai wujud dari
amanat yang diberikan oleh rakyat.
Kedua, Pemerintahan oleh Rakyat (Goverment by the
people). Pemerintahan oleh rakyat berarti pemerintahan yang
menjalankan kekuasaan atas nama rakyat, bukan atas nama
atau dorongan diri sendiri. Selain itu juga mengandung
pengertian bahwa didalam menjalankan tugasnta
pemerintahan tersebut diawasi oleh rakyat, dimana pemerintah
harus tunduk pada pengawasan rakyat (social control).
Pengawasan ini dapat dilakukan secara langsung oleh rayat
atau melalui lembaga perwakilan rakyat (DPR). Dengan
adanya pengawasan oleh rakyat akan mencegah terjadinya
otoriterianisme dalam penyelenggaraan negara.
Ketiga, Pemerintahan untuk Rakyat (Goverment for the
people). Mengandung pengertian bahwa kekuasaan yang
diberikasn oleh rakyat kepada pemerintah dijalankan untuk
kepentingan rakyat. Kepentingan rakyat (umum) harus
didahulukan dari pada kepentingan pribadi atau golongan. Jadi,
pemerintah harus menampung aspirasi dari rakyat dalam
membuat dan menjalankan program-program pembangunan
untuk kepentingan rakyat tersebut.
Prinsip demokrasi yang paling pokok adalah liberte
(kebebasan), egalite atau egalitarianisme (kesetaraan) dan
fraternite (kebersamaan). Prinsip liberte (kebebasan)

14
meniscayakan kebersamaan beragama, berkumpul dan
mengelurkan pendapat (termasuk pers), prinsip egalitarianisme
(kesetaraan) meniscayakan equality before the law
(persamaan derajat dan hak didepan hukum) dan prinsip
fraternite (kebersamaan) yang menjadi penyeimbang prinsip
kebersamaan yakni menghormati hak asasi manusia (HAM),
artinya dalam kebersamaan orang bebas melakukan apapun
yang diinginkan sepanjang tidak mengganggu kebebasan dan
hak-hak orang lain. Oleh karena itu, kondisi mayoritas
hendaknya dapat menghargai minoritas karena minoritas
merupakan bagian dari rakyat secara keseluruhan. Apabila
minoritas diperlakukan “tidak adil” dalam suatu negara yang
beratribut demokrasi, negara tersebut dapat dikatakan tidak
atau kurang demokratis, atau belum demokratis.
Banyak ragam aliran pikiran dalam demokrasi, namun
dapat kita kelompokkan secara sederhana menjadi dua aliran
yang paling penting yaitu aliran demokrasi konstitusional dan
kelompok aliran yang menamakan dirinya komunisme. Dengan
demiian, setiap negara yang menggunakan demokrasi sebagai
dasar dalam menata sistem politiknya dapat kita masukan ke
dalam sala satu dari kedua kelompok, apakah cenderung ke
arah demokrasi konstitusional atau cenderung ke arah
demokrasi yang berdasarkan komunisme. Perbedaan
fundamental kedua aliran tersebut adalah bahwa demokrasi
konstitusional mencita-citakan suatu pemerintahan yang
terbatasa kekuasaannya dalam ruang lingkup negara hukum
(rechtsstaat), tunduk pada aturan hukum (rule of law).
Demokrasi yang mendasarkan diri pada komunisme
(Ploretariat) mencita-citakan suatu pemerintahan yang tidak
demokratis dan cenderung bersifat totaliter11.

15
Legitimasi Demokrasi

Keputusan atau kebijakan yang diambil oleh seorang


pemimpin dalam bentuk pemerintahan dimana semua warga
negaranya memiliki hak yang setara dalam pengambilan
keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Semua warga
negara juga mau menerima dan mengakui kewenangan
tersebut.
Dengan ini dalam pengambilan keputusan dijalankan
secara langsung oleh sluruh rakyat atau warga negaranya.
Pernyataan keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin
merupakan keputusan yang sah menurut undang-undang atau
sesuai dengan undang-undang yang berlaku dinegara
Indonesia.
Regulasi undang-undang pemilu sejatinya menjamin hak
warga negara dalam sistem demokrasi dengan melibatkan
partisipasi rakyat. Meminjam istilah Robert Dahl (1982),
pemilihan umum memiliki empat unsur substansi yaitu
universal, konstituen aktif, hak universal serta bebas dan adil.
Artinya kualitas pemilu sebuah negara bergantung kepada
prefensi pemilih. Pemilih dapat memberikan sangsi kepada
wakil-wakil di parlemen yang terpilih. (Heywood, 2014). Lebih
lanjut, Salah satu perdebatan panjang soal pasca DPR
mengesahkan UU pemilu adalah terkait konstitusional atau
tidak konstitusionalnya undang-undang tersebut.
Klaim bahwa sebuah undang-undang konstitusional selalu
ditentukan oleh proses-proses politik seperti kompromi,
konsiliasi dan negoisasi elit partai sebelum dibawa ke
paripurna DPR. Padahal esensi legitimasi demokrasi, berada
dipundak rakyat yang pengimplikasiannya rakyat terlibat pula
dalam pembuatan-pembuatan keputusan penting yang
mengatur kehidupan dan nasib mereka.

16
Hal tersebut, harusnya terdapat pula dalam setiap
keputusan politik. Terutama terkait pengesahan undang-
undang yang harus didukung proses politik jangka panjang
dengan tujuan demokrasi yang berkemajuan. Bukan
kepentingan jangka pendek individu atau kelompok elit partai
politik yang sifatnya sesaat.
Sebab secara substansi, hal yang ingin kita selalu ingin capai
pada setiap pembuatan undang-undang pemilu adalah
legitimasi yang lebih luas terkait pemilu yang jujur, adil, bebas
dan rahasia.
Disamping itu, legitimasi demokrasi selalu berkaitan
dengan demokrasi perlindungan hak-hak rakyat, demokrasi
yang berkemajuan dengan implikasi pembangunan yang
merata dan demokrasi yang dipimpin oleh rakyat itu sendiri.
Sebab, hanya dengan begitu legitimasi demokrasi kita selalu
menjunjung tinggi hak warga negara dan melindungi segenap
tumpah darah Indonesia12.

B. DASAR-DASAR DEMOKRASI

Dasar negara merupakan landasan utama, dasar dari


penyelenggaran hidup bernegara, artinya penyelenggaraan
atau pengelolaan dan tujuan dalam bernegara dilaksanakan
sesuai dengan dasar negara yang bersangkutan.
Perwujudannya tercermin dalam peraturan perundang-
undangan yang adala dalam negara tersebut.
Dasar negara merupakan suatu pandangan hidup bangsa.
Setiap bangsa yang berdiri kokoh dan memiliki tujuan jelas,
diperlukan suatu pandangan hidup. Dengan pandangan hidup
ini, bangsa akandapat menentukan arah dan memecahkan
persoalan bangsa yang dihadapi karena pandangan hidup
mengandung nilai-nilai luhur bangsa. Singkatnya, pandangan

17
hidup meupakan konsep dasar dari cita-cita bangsa,
mengandung dasar pemikiran terdalam yang merupakan
kristalisasi dan institusionalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki
suatu bangsa. Dasar negara Indonesia adalah Pancasila.
Dasar negara pancasila tidak hanya menjadi pandangan hidup,
tetapi juga mempunyai kekuatan hukum yang mengikat.
Pancasila tmbuh dalam suasana kebatinan dan cita-cita hukum
bersama, serta dalam praktik penyelenggaraan kenegaraan.
Dengan demikian dalam penyelenggaraan kehidupan
bernegara di Indonesia dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai
Pancasila.
Dasar-dasar demokrasi antara lain adalah a) warga negara
terlibat dalam pengambilan keputusan. b) adanya persamaan
(equality). c) kebebasan atau kemerdekaan dan perlindungan
terhadap martabat manusia. d) sistem perwakilan. e)
pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law), f) sistem
pemilihan yang menjamin pemerintahan dilakukan oleh
mayorita,g) pendidikan yang memadai dari rakyat, baik yang
bersifat umum maupun pendidikan politik13.

1. Legalitas Demokrasi

Asas legalitas dalam demokrasi adalah pembatasan


kebebasan warga negara (oleh pemerintah) harus ditemukan
dasarnya dalam undang-undang yang merupakan peraturan
umum. Kemauan undang-undang itu harus memberikan
jaminan (terhadap warga negara) dari tindakan (pemerintah)
yang sewenang-wenang, kolusi, dan berbagai jenis tindakan
yang tidak benar. Pelaksanaan wewenang oleh organisasi
pemerintah harus dikembalikan dasarnya pada undang-undang
tertulis, yakni undang-undang formal:
1. Perlindungan hak-hak asasi manusia (HAM).

18
2. Keterikatan pemerintah pada hokum.
3. Monopoli paksaan pemerintah untuk menjamin
penegakan hokum.
4. Pengawasan oleh hakim yang merdeka dalam hal
organ-organ pemerintah melaksanakan dan
menegakkan aturan-aturan hukum14.

2. Legalitas Legitimasi

Legitimasi merupakan sebuah konsep yang mampu


melahirkan sebuah hubungan antara pemimpin dan
masyarakat yang dipimpinnya. Di dalam sebuah negara,
legalitas legitimasi sangatlah penting bagi pemimpin
pemerintahan karena pemimpin ini akan berupaya keras untuk
mendapatkan legitimasi dan memertahan legitimasi tersebut.
Legitimasi dapat didapat dengan cara:
Simbolis, yaitu memanipulasi kecenderungan moral,
emosional, tradisi, kepercayaan dilakukan secara ritualistik
seperti upacara kenegaraan, parade tentara atau pemberian
penghargaan.
Materiil/instumental yaitu menjanjikan dan memberikan
kebutuhan dasar masyarakat (basic needs) seperti sembako,
pendidikan, kesehatan dll.
Pemilu untuk memilih orang atau referendum untuk
menentukan kebijakan umum.
Manfaat legalitas legitimasi:
1. menciptakan stabilitas politik dan perubahan social.
2. mengatasi masalah lebih cepat.
3. mengurangi penggunaan saran kekerasan fisik
4. memperluas bidang kesejahteraan atau meningkatkan
kualita kesejahteraan.

19
Legalitas legitimasi juga dapat mengalami krisis yaitu:
peralihan prinsip kewenangan, persaingan yang tajam dan
tidak sehat, pemerintah tidak memenuhi janjinya dan
sosialisasi kewenangan berubah15.

C. JENIS-JENIS DEMOKRASI YANG RELEVAN

Berbicara mengenai demokrasi, di dalam dunia ini


tidakhanya ada satu demokrasi saja, namun demokrasi
tersebutmemiliki cabang-cabang yang mana berasal dari
beberapaaspek. Seperti pada referensi-referensi yang dapat
anda lihat pada ciri-ciri negara demokrasi, demokrasi
diIndonesia merupakan demokrasi Pancasila, yang
manamenjunjung tinggi nilai-nilai yang ada alam pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia, yaitu
Pancasila. Di negeri ini dengan mudah kita dapat menjumpai
bagaimana pelaksaan demokrasi di Indonesia saat ini itu
sendiri melalui berbagai aksi-aksi yang ada yang dilakukan
oleh pemerintah, yang mendapatkan antusiasme dari rakyat
Indonesia sendiri, yaitu dengan berjalannya pengertian Pilkada
serentak. Selain dari pilkada itu sendiri, nilai-nilai demokrasi
juga telah ditanamkan seja dini melalui pelajaran-pelajaran
yang ada di sekolah, dan kemudian dikembangkan hingga
terjun ke masyarakat secara langsung. Hal itu merupakan hal
yang sangat umum terjadi pada negara kita ini, namun
bagaimana dengan negara lainnya?
Untuk bisa menghormati berbagai jenis-jenis Hak Asasi
Manusia, suatu pemerintahan tentunya harus menciptakan
istem revolusioner untuk bisa mengedepankan kehidupan
rakyatnya. Seperti pada kasus terjadinya reformasi, yang mene
memberikan dampak positif Reformasi seperti adanya dampak

20
positif kebebasan Pers. Dan itu juga merupakan gambaran
umum mengenai demokrasi sendiri, di Indonesia, Di negara
lainnya, tentunya mereka memiliki demokrasi mereka sendiri,
yang bisa diatur berdasarkan ideologi, cara penyampaian, dan
faktor lainnya. Demokrasi yang ada pada negara satu tidak
bisa dipaksakan begitu saja pada negara lainnya. Namun,
demokrasi tadi bisa dijadikan referensi untuk membentuk
sistem pemerintahan yang baru, yang mana paling cocok
dengan budaya dan kehidupan rakyat sendiri. Oleh karena itu,
kita dapat menemukan beberapa jenis dari demokrasi yang
ada di dunia. Ada sembilan jenis totalnya, langsung saja kita
menuju kepada jenis demokrasi yang pertama.
Berikut jenis-jenis demokrasi yang relevan di Indonesia:

1. Demokrasi Tidak Langsung

Bila dilihat berdasarkan bagaimana cara penyampaian


aspirasi nya, maka ada dua jenis demokrasi di sini, yaitu
Demokrasi Tidak Langsung dan Demorkasi Langsung. Lalu
apakah yang membedakan keduanya? Pada demokrasi tidak
langsung ini aspirasi masyarakat tertuang terlebih dahulu ke
wakil-wakil rakyat terpilih untuk kemudian disampaikan ke
dalam dewan. Jenis demokrasi seperti ini diaplikasikan kepada
negara yang memiliki banyak sekali rakyat, sehingga bila
bertatap langsung antara pemerintah dengan rakyat yang
sebegitu banyaknya, akan sangat tidak efektif. Jadi untuk bisa
menampung pendapat masyarakat, ditunjuk suatu perwakilan
yang dipilih dari rakyat atau pemerintah untuk membantu
menyampaikan aspirasi rakyat16.
Demokrasi tidak langsung merupakan suatu sistem
pemerintahan yang tidak melibatkan rakyat secara langsung

21
dalam pengambilan keputusan di suatu negara atau bisa
dikenal sebagai demokrasi perwakilan atau parlemen.

Ciri-ciri dari demokrasi tidak langsung adalah sebagai berikut:


a. Sering disebut sebagai demokrasi yang berskala besar
karena demokrasi ini dilakukan dalam jangka waktu
yang cukup luas.
b. Politik tidak dapat dikontrol secara langsung oleh
rakyat, karena pemilihan parlemen dilakukan dalam
jangka waktu beberapa tahun sekali.
c. Rakyat tetap menjadi pemegang tertinggi kedaulatan
atau kekuasaan pada suatu negara, namun pada
pelaksanaannya rakyat diwakilkan oleh orang-orang
yang duduk di parlemen.
d. Pengambilan suatu keputusan dilakukan dengan cara
terwakilkan oleh orang-orang yang telah dipilih oleh
rakyat sendiri.
e. Kedudukan lembaga pemerintahan menganut asas
Trias Politica, yaitu lembaga legislatif, eksekutif, dan
yudikatif.
f. Wakil-wakil rakyat yang telah terpilih wajib
menyalurkan aspirasi rakyat dalam pembahasan
parlemen pemerintahan.
g. Kegiatan pemerintahan terkadang tidak bersifat
transparan sehingga rakyat banyak yang bertanya-
tanya.Dalam pelaksanaan kewajiban dari wakil-wakil
rakyat, rakyat tetap mengawasi kinerjanya.
h. Pembahasan, perumusan, dan pemutusan berbagai
masalah kenegaraan yang menyangkut kepentingan
rakyat dilakukan oleh wakil-wakil rakyat yang sudah
terpilih tadi.

22
i. Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh anggota-
anggota yang berkedudukan di parlemen.Contohnya
pada masa orde baru, Presiden dan Wakil Presiden
dipilih oleh MPR. Wakil rakyat yang memiliki
kekuasaan tertinggi biasanya dapat menunjuk pejabat-
pejabat yang akan menduduki beberapa posisi di
pemerintahan, contohnya menteri-menteri yang
ditunjuk langsung oleh Presiden.Pelaksanaan
demokrasi ini pada zaman kerajaan dahulu, anggota-
anggota parlemen dipilih sendiri oleh raja dan hanya
dari golongan bangsawan sehingga banyak
kepentingan dan aspirasi rakyat yang tidak terwakilkan
dan memicu terjadinya pemberontakan.

2. Demokrasi Langsung

Demokrasi langsung merupakan suatu sistem


pemerintahan dimana rakyat diberikan kesempatan penuh
dalam menentukan arah kebijakan umum dari suatu negara
atau undang-undang. Dengan kata lain, demokrasi langsung
adalah demokrasi yang bersih karena rakyat juga mengambil
andil atau diberikan hak mutlak untuk memberikan aspirasinya.
Ciri-ciri dari demokrasi langsung adalah sebagai berikut:
Sering disebut dengan demokrasi murni, karena keputusan
yang dihasilkan di suatu negara diputuskan oleh rakyat tanpa
melalui perwakilan atau parlemen.
Rakyat memiliki peran penting dalam segala bentuk atau
proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan-
keputusan yang diambil sangat berpengaruh oleh peran rakyat.
Kesempatan untuk berpartisipasi dalam dunia politik sangatlah
bebas.

23
Kegiatan pemerintahan bersifat transparan karena
dijalankan oleh rakyat sendiri.Cakupan wilayahnya tidak luas
dan jumlah warga negaranya sedikit menyebabkan mudah
untuk mengumpulkan warga negara dalam suatu pertemuan
yang membahas mengenai keputusan-keputusan politik.
Pembahasan dan penyelesaian terhadap suatu masalah
diselesaikan langsung oleh rakyat melalui forum pertemuan
tanpa harus diwakilkan oleh lembaga-lembaga perwakilan.
Rakyat dapat ikut campur dalam penyusunan rancangan
undang-undang dengan syarat mendapatkan dukungan dari
mayoritas warga negara melalui sistem voting atau
musyawarah.
Hanya dapat dijalankan oleh negara yang memiliki luas
wilayah kecil dan jumlah warga negara yang sedikit.
Pemutusan suatu perkara sering diambil keputusan yang
didukung oleh mayoritas warga negara yang ikut berkumpul.
Amandemen konstitusi bisa diubah berdasarkan usulan dari
rakyat dengan ketentuan mendapatkan dukungan yang cukup
dari mayoritas warga negara.
Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat
dengan cara pemilihan umum.
Orang-orang yang menduduki jabatan di pemerintahan
ditentukan oleh rakyat dengan cara pemilihan umum.
Walaupun secara garis besar, demokrasi langsung dan tidak
langsung memiliki banyak perbedaan dalam pelaksanaannya.
Akan tetapi, tetap memiliki persamaan diantara keduanya
seperti tetap melalui pemilihan umum. Jadi rakyat tetap
memilih sendiri wakil-wakilnya yang nantinya akan
menyalurkan setiap aspirasinya dan memperjuangkan
kepentingannya sehingga keputusan politik yang dibuat tetap
memperhatikan rakyat juga.

24
Pada negara yang menganut sistem demokrasi tidak
langsung tetap rutin dalam pelaksanaan pemilihan umum. Hal
ini digunakan untuk memilih orang-orang yang akan menjadi
wakilnya pada pemerintahan. Pemilihan umum ini berdasarkan
kebebasan dan hasilnya nanti akan berpengaruh terhadap
kepentingan rakyat dari negara tersebut, termasuk juga
kebijakan yang baru dihasilkan setelah wakil rakyat berkuasa17.

3. Demokrasi Perwakilan Referendum

Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum ialah


demokrasi yang melibatkan rakyat untuk memilih para wakilnya
di parlemen, tetapi parlemen tersebut dikontrol oleh pengaruh
rakyat dengan sistem referendum. Referendum ialah
pemungutan suara untuk mengetahui kehendak rakyat secara
langsung. Sistem ini berlaku di negara-negara bagian Swiss
yang disebut Kanton.
Kelebihan demokrasi perwakilan dengan sistem
referendum:
1. Apabila terjadi pertentangan antara badan organisasi
negara, maka persoalan itu dapat diserahkan
keputusannya kepada rakyat tanpa melalui partai.
2. Adanya kebebasan anggota parlemen dalam
menentukan pilihannya, sehingga pendapatnya tidak
harus sama dengan pendapat partai/ golongannya.
Kelemahan demokrasi perwakilan dengan sistem
referendum.
3. Pembuatan undang-undang atau peraturan relatif lebih
lambat dan sulit.
4. Pada umumnya rakyat kebanyakan tidak
berpengetahuan cukup untuk menilai dan menguji
kualitas produk undang-undang.

25
Prinsip-prinsip demokrasi:
1. Keterlibatan warga negara dalam pembuatan
keputusan politik.
2. Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga
negara.
3. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang
diakui dan dipakai oleh para warga negara.
4. Penghormatan terhadap supremasi hukum.

Prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas (rule


of law), antara lain sebagai berikut :
1. Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang.
2. Kedudukan yang sama dalam hokum.
3. Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-
undang18.

4. Demokrasi Parlementer

Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan


yang parlemennya memiliki peranan penting dalam
pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang
dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat
menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan
semacam mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem
presidensiil, sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden
dan seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap
jalannya pemerintahan. Dalam presidensiil, presiden
berwenang terhadap jalannya pemerintahan, namun dalam
sistem parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala
negara saja. Sistem parlementer dibedakan oleh cabang
eksekutif pemerintah tergantung dari dukungan secara

26
langsung atau tidak langsung cabang legislatif, atau parlemen,
sering dikemukakan melalui sebuah veto keyakinan. Oleh
karena itu, tidak ada pemisahan kekuasaan yang jelas antara
cabang eksekutif dan cabang legislatif, menuju kritikan dari
beberapa yang merasa kurangnya pemeriksaan dan
keseimbangan yang ditemukan dalam sebuah republik
kepresidenan.
Sistem parlemen dipuji, dibanding dengan sistem
presidensial, karena kefleksibilitasannya dan tanggapannya
kepada publik. Kekurangannya adalah dia sering mengarah ke
pemerintahan yang kurang stabil, seperti dalam Republik
Weimar Jerman dan Republik Keempat Prancis. Sistem
parlemen biasanya memiliki pembedaan yang jelas antara
kepala pemerintahan dan kepala negara, dengan kepala
pemerintahan adalah perdana menteri, dan kepala negara
ditunjuk sebagai dengan kekuasaan sedikit atau seremonial.
Namun beberapa sistem parlemen juga memiliki seorang
presiden terpilih dengan banyak kuasa sebagai kepala negara,
memberikan keseimbangan dalam sistem ini.
Negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer
adalah Inggris, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura dan
sebagainya.
Ciri-ciri sistem parlementer:
1. Dikepalai oleh seorang perdana menteri sebagai
kepala pemerintahan sedangkan kepala negara
dikepalai oleh presiden/raja.
2. Kekuasaan eksekutif presiden ditunjuk oleh legislatif
sedangkan raja diseleksi berdasarkan undang-undang.
3. Perdana menteri memiliki hak prerogratif (hak
istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan
menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-
departemen.

27
4. Menteri-menteri hanya bertanggung jawab pada
kekuasaan legislatif.
5. Kekuasaan eksksekutif bertanggung jawab kepada
kekuasaan legislatif.
6. Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislatif.
7. Parlemen sebagai pemegang kekuasaan di negara
tersebut19.

5. Demokrasi dengan Sistem Pemisah Kekuasaan

Demokrasi sistem pemisahan kekuasaan, hubungan


antara badan eksekutif dan badan legislatif dapat dikatakan
tidak ada. Pemisahan yang tegas antara kekuasaan eksekutif
(pemerintahan) dan legislatif (badan perwakilan rakyat) ini
merupakan ajaran dari Montesquieu yang dikenal dengan
ajaran Trias Politika.
Menurut ajaran Trias Politika, kekuasaan negara dibagi
menjadi tiga kekuasaan yang satu sama lain terpisah dengan
tegas. Kekuasaan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat
undang-undang .
b. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk
menjalankan undang-undang.
c. Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mengadili.
Dalam sistem pemisahan kekuasaan, badan eksekutif
(pemerintah) terdiri atas presiden sebagai kepala pemerintahan
yang dibantu oleh menteri-menteri. Menteri-menteri yang
memimpin departemen pemerintahan, diangkat oleh presiden
dan hanya bertanggung jawab kepada presiden. Sistem seperti
ini disebut sistem presidensial.
Contoh negara yang menggunakan demokrasi dengan
sistem pemisahan kekuasaan adalah Amerika Serikat.

28
Sebagai sistem dalam demokrasi, sistem pemisahan
kekuasaan juga memiliki kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan:
Ada kestabilan pemerintah karena mereka tidak dapat
dijatuhkan atau dibubarkan oleh badan perwakilan rakyat
(parlemen). Oleh karena itu, pemerintahan dapat
melaksanakan program-programnya dengan baik.
Kelemahan:
Dapat mendorong timbulnya pemusatan kekuasaan di tangan
presiden20.

6. Demokrasi Perwakilan Rakyat

Jenis demokrasi ini merupakan gabungan dari dua jenis


lainnya lainya, yaitu demokrasi tidak langsung dan demokrasi
perwakilan, yang mana sebuah negara masih bisa memiliki
badan eksekutif dan legislatif, namun dalam pelaksanaan
kebijakan harus tetap memikirkan tentang rakyat karena sudah
ada referendum atau perjanjian sebelumnya.
Kelebihan demokrasi perwakilan yaitu sebagai berikut :
1. Lebih mudah digunakan untuk masyarakat yang plural.
2. Meringankan beban masyarakat dari tugas yang
berhubungan dengan kebijakan bersama (perumusan
dan pelaksanaan).
3. Kekuasaan dan fungsi-fungsi kenegaraan dipegang
oleh orang yang lebih berkapasitas.
Kekurangan demokrasi perwakilan yaitu sebagai berikut :
1. Memungkinkan terjadi perbedaan kepentingan antara
rakyat yang mendukung dan wakil rakyat yang
mewakili.

29
2. Rakyat mudah kecewa karena wakil rakyat tidak
membawa amanah ketika mereka berkampanye
sebelum terpilih.

7. Demokrasi Liberal

Demokrasi yang menganut ideologi liberal ini dianut oleh


negara adidaya Amerika serikat, yang berhasil memiliki militer
terkuat di Amerika Selatan dan militer terkuat di Amerika Latin,
serta merupakan aktor dari terjadinya invasi Amerika Serikat ke
Afghanistan. Dalam demokrasi ini, kebebasan individu sangat
dijamin oleh negara.
Demokrasi liberal pertama kali dikemukakan pada Abad
Pencerahan oleh penggagas teori kontrak sosial seperti
Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean-Jacques Rousseau.
Semasa Perang Dingin, istilah demokrasi liberal bertolak
belakang dengan komunisme ala Republik Rakyat. Pada
zaman sekarang demokrasi konstitusional umumnya
dibanding-bandingkan dengan demokrasi langsung atau
demokrasi partisipasi.
Demokrasi liberal dipakai untuk menjelaskan sistem politik
dan demokrasi barat di Amerika Serikat, Britania Raya,
Kanada. Konstitusi yang dipakai dapat berupa republik
(Amerika Serikat, India, Prancis) atau monarki konstitusional
(Britania Raya, Spanyol). Demokrasi liberal dipakai oleh negara
yang menganut sistem presidensial (Amerika Serikat), sistem
parlementer (sistem Westminster: Britania Raya dan negara-
negara Persemakmuran) atau sistem semipresidensial
(Prancis)21.

30
8. Demokrasi Rakyat atau Sosial Komunisme

Berbeda dengan liberal, pada paham komunisme ini tidak


mengutamakan kepentingan individu lagi, namun lebih
berfokus kepada kepentingan kelompok dan rakyat, terutama
rakyat kecil, karena memang ideologi ini bertujuan untuk
mensejahterakan rakyat dengan asumsi bahwa seluruh rakyat
harus medapatkan perlakuan yang sama dalam pandangan
politik dan hukum. Dengan ini, maka penyebab konflik antar
golongan bisa diperkecil.
Meskipun secara konsep demokrasi ini banyak dianut oleh
negara di dunia. Namun, pada faktanya hal ini tidak dapat
dijadikan sebuah patokan untuk menyamaratakan ciri
demokrasi rakyat secara universal. Oleh karena itu, dalam hal
ini maka yang akan dibahas dalam artikel ini ialah mengenai
ciri-ciri demokrasi rakyat yang dianut oleh Indonesia, berikut
akan dipaparkan secara lebih jelas:
1. Rakyat Tidak Mengenal kelas Sosial
Dalam demokrasi rakyat pada dasarnya tidak dikenal
istilah bangsawan dan non bangsawan, Kelas orang
kaya dan miskin, semuanya sama rata dan sama rasa.
Sistem demokrasi rakyat pada dasarnya adalah untuk
menganulir adanya perbedaan strata dan kelas yang
marak dan akhir-akhir ini menjadi faktor pemicu
kerusuhan. Namun, pada faktanya masih cukup sering
kita temui diskriminasi akibat dari perbedaan tingkat
dan kelas sosial dimasyarakat. Sebenarnya kelas-
kelas tersebut dibentuk karena asumsi-asumsi
masyarakat yang kemudian dikaitkan dengan tingkat
perekonomian seseorang.
2. Rakyat Dibebaskan Dari Keterikatan pada Pemilikan
Pribadi Tanpa ada Penindasan dan Paksaan.

31
Dalam demokrasi rakyat maka rakyat diberi kekebasan
atas kepemilikan pribadi tanpa ada penindasan dan
paksaan. Mengenai hal ini tentu saja hak kepemilikan
harus berdasar pada undang-undang yang kemudian
di sahkam oleh instansi atau badan yang terkait
dengan urusan tersebut. Pada dasarnya dalam
demokrasi rakyat setiap indivisu memiliki kebebasan
atas kepemilikan pribadi sebagaimana diatur dalam
undang-undang.
3. Adanya jaminan HAM
Sesuai dengan pasal 28 A-J didalam kutipan UUD
1945 maka demokrasi rakyat yang di anut oleh
Indonesia bercirikan dengan dijunjungnya HAM atau
Hak Asasi Manusia. HAM sendiri merupakan hak
dasar yang melekat pada setiap individu yang
diberikan sejak ia lahir sampai dengan meninggal
dunia. Setiap pelanggaran atas HAM maka akan
dikenai sanksi sesuai dengan undang-undang yang
berlaku. Penegakan terhadap jenis hak asasi manusia
juga merupakan tugas bagi pemerintah yang sampai
saat ini masih menemui berbagai kendala yang
merupakan dampak positif reformasi dan dampak
positif kebebasan pers.
4. Adanya jaminan kemerdekaan bagi warga negara
untuk berkumpul dan berposisi.
Dalam demokrasi rakyat, negara memberi dan
menjamin kebebasan bagi setiap individu untuk
berkumpul dan beroposisi. Selama hal tersebut masih
dalam koridor dan batas-batas yang tidak melanggar
hukum maka pemerintah tidak berhak untuk
membubarkannya. Namun, jika perkumpulan tersebut
memang nyata dan terbukti telah melanggar baik

32
norma sosial dan sebagai penyebab konflik antar
golongan, hukum dan bahkan bersifat radikal maka
pemerintah bebas untuk membubarkannya. Pada
dasarnya kita semua telah diberikan kebebasan
tersebut, tergantung bagaimana kita menyikapi dan
mempergunakan kekebasan yang ada tersebut
dengan bijak dan tanggung jawab.
5. Perlakuan dan kedudukan sama bagi seluruh warga
negara dan hukum.
Sebagai negara hukum tentunya demokrasi rakyat
juga memandang dan memberikan perlakukan yang
sama dan setara bagi semua warga negara di mata
hukum sebagai bentuk prinsip-prinsip demokrasi
pancasila dan menjadi contoh demokrasi pancasila.
Namun, pada faktanya banyak spekulasi yang
berkembang dilayar kaca bahwa hukum Indonesia saat
ini lebih tajam kebawah namun tumpul ke atas.
Semakin Anda memiliki kekuasaan dan uang maka
hukuman yang akan dijatuhkan akan sebentar,
sebaliknya jika anda tak berkuasa dan beruang maka
hukum akan mencekik Anda22.

9. Demokrasi Pancasila

Demokrasi ini mengangkat prinsip-prinsip demokrasi


pancasila yang dicontohkan pada tindakan sehari-hari rakyat.
Dalam demokrasi ini sangat ditekankan mengenai persatuan
Indonesia yang merupakan kebudayaan dari negara kita yang
patut dipertahankan.

a. Demokrasi Pancasila dalam Beberapa Bidang

33
1. Bidang ekonomi
Demokrasi Pancasila menuntut rakyat menjadi subjek
dalam pembangunan ekonomi. Pemerintah memberikan
peluang bagi terwujudnya hak-hak ekonomi rakyat dengan
menjamin tegaknya prinsip keadilan sosial sehingga segala
bentuk hegemoni kekayaan alam atau sumber-sumber
ekonomi harus ditolak agar semua rakyat memiliki
kesempatan yang sama dalam penggunaan kekayaan
negara. Dalam implikasi pernah diwujudkan dalam
Program ekonomi banteng tahun 1950, Sumitro plan tahun
1951, Rencana lima tahun pertama tahun 1955 s.d. tahun
1960, Rencana delapan tahun dan terakhir dalam Repelita
kesemuanya malah menyuburkan korupsi dan merusaknya
sarana produksi.Hal ini ditujukan untuk mencapai
masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan pasal 33
UUD 1945 dan sila ke-5 Pancasila. Maka secara kongkrit,
rakyat berperan melalui wakil-wakil rakyat di parlemen
dalam menentukan kebijakan ekonomi.

2. Bidang kebudayaan nasional


Demokrasi Pancasila menjamin adanya fasilitasi dari pihak
pemerintah agar keunikan dan kemajemukan budaya
Indonesia dapat tetap dipertahankan dan
ditumbuhkembangkan sehingga kekayaan nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya dapat terpelihara dengan
baik.Terdapat penolakan terhadap uniformitas budaya dan
pemerintah menciptakan peluang bagi berkembangnya
budaya lokal sehingga identitas suatu komunitas mendapat
pengakuan dan penghargaan23.

34
10. Demokrasi Formal

Dalam demokrasi yang formal, hampir sama dengan


demokrasi pancasila yakni memandang semua orang memiliki
kedudukan yang sama, tanpa mengurangi hak-hak individu.
Sedangkan pada prioritasnya ada 3 jenis demokrasi yakni
Formal, Material, dan Campuran.
Demokrasi formal adalah demokrasi yang memberikan
kekuatan hukum yang sama dalam bidang politik tanpa adanya
pertimbangan perbedaan ekonomi. Dalam demokrasi formal
ini, individu dalam masyarakat diberi kebebasan yang luas
dalam bernegara. Kita kenal jenis demokrasi ini sebagai
demokrasi formal.
Demokrasi formal menjunjung tinggi persamaan dalam
bidang politik tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau
menghilangkan kesenjangan rakyat dalam bidang ekonomi.
Dalam sistem demokrasi yang demikian, semua orang
dianggap memiliki derajat dan hak yang sama. Namun karena
kesamaan itu, penerapan azas free fight competition
(persaingan bebas) dalam bidang ekonomi menyebabkan
kesenjangan antara golongan kaya dan golongan miskin kian
lebar. Kepentingan umum pun diabaikan.
Demokrasi formal/ liberal sering pula disebut demokrasi
Barat karena pada umumnya dipraktikkan oleh negara-negara
Barat. Kaum komunis bahkan menyebutnya demokrasi
kapitalis karena dalam pelaksanaannya kaum kapitalis selalu
dimenangkan oleh pengaruh uang (money politics) yang
menguasai opini masyarakat (public opinion).

35
11. Demokrasi Material

Demokrasi material adalah demokrasi yang terjadi pada


negara sosialis-komunis. Demokrasi ini lebih mengedepankan
kesamaan hak oleh warganya dalam bidang sosial-ekonomi
dibandingkan bidang politik.
Demokrasi material merupakan jenis demokrasi yang
berdasarkan prioritas atau titik perhatian. Dalam sebuah
sumber Demokrasi material memiliki pengertian yakni
demokrasi yang terjadi pada negara sosialis-komunis.
Demokrasi ini lebih mengedepankan kesamaan hak oleh
warganya dalam bidang sosial-ekonomi dibandingkan bidang
politik sebagaimana jenis hak asasi manusia. Dalam hal ini
fokus demokrasi lebih ditekankan pada nilai materiil atau
material. Penganut jenis demokrasi ini ialah negara RRC
(Republik Rakyat China), Kuba dan Korea Utara. Simak juga
dampak positif reformasi dan dampak positif kebebasan pers.
Demokrasi material menitik beratkan upaya-upaya
menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi sehingga
persamaan dalam persamaan hak dalam bidang politik kurang
diperhatikan, bahkan mudah dihilangkan. Untuk mengurangi
perbedaan dalam bidang ekonomi, partai penguasa (sebagai
representasi kekuasaan negara) akan menjadikan segala
sesuatu sebagai milik negara. Hak milik pribadi tidak diakui.
Maka, demi persamaan dalam bidang ekonomi, kebebasan
dan hak-hak azasi manusia di bidang politik diabaikan.
Demokrasi material menimbulkan perkosaan rohani dan
spiritual.
Demokrasi ini sering disebut demokrasi Timur, karena
berkembang di negara-negara sosialis/ komunis di Timur,
seperti Rusia, Cekoslowakia, Polandia dan Hongaria dengan
ciri-ciri:

36
a. sistem satu (mono) partai, yaitu partai komunis (di
Rusia).
b. sistem otoriter, yaitu otoritas penguasa dapat
dipaksakan kepada rakyat.
c. sistem perangkapan pimpinan, yaitu pemimpin partai
merangkap sebagai pemimpin negara/ pemerintahan.
d. sistem pemusatan kekuasaan di tangan penguasa
tertinggi dalam negara24.

Ciri-ciri demokrasi material


a. Pemerintah menguasai perekonomian negara .
Sebagai negara komunis-sosial maka sudah pasti
segala sumber produksi dan alat dikuasai penuh oleh
pemerintah. Demokrasi material ini memberikan
kekuasaan yang besar bagi pemerintah untuk
menggerakkan segala aspek perekonomian. Mulai dari
produksi dan menentukan jenis barang yang akan
diproduksi, jumlah produksi sampai dengan harga
semua merupakan tanggung jawab dan menjadi
kekuasaan pemerintah. Sehingga pihak swasta dan
individu tidak dapat mengembangkan industrinya
sendiri.
Negara paham betul bahwa dengan pemberian
kekuasaan penuh ini maka tentu perekonomian akan
berkembang ada tidaknya berada di tangan para
penguasa dan parlemen. Meskipun begitu ada
faktanya negara penganut sistem ini memiliki
perekonomian yang cukup kuat meski telah di terpa
krisis. Rata-rata setiap tahunnya pun perekonomian
mengalami pertumbuhan yang signifikan. China dan
Korea Utara juga menunjukkan bahwa betapa

37
dominasi pemerintah tentu dapat memberikan
kemakmuran baginseluruh bangsanya.
b. Rakyat di berikan kebebasan untuk berkontribusi pada
sektorekonomi.
Meskipun sektor perekonomian dikuasai
pemerintah, namun rakyat diberikan kekuasaan
sebebas-bebasnya untuk dapat berkontribusi. Rata-
rata tingkat pengangguran dinegara penganut sistem
ini cukup minim. Mengingat banyak sekali pabrik miliki
pemerintah berskala besar yang kemudian memnuka
lowongan terbuka bagi masyarakatnya. Setiap
tingkatan dan jenjang pendidikan memiliki proporsi dan
jenjang jabatan yang berbeda-beda. Meskipun anda
hanya lulusan sekolah dasar maka peluang kerja
masih sangat luas dan terbuka.
Berbeda tentunya dengan di Indonesia, bahwa
tingkat pendidikan sangat berpengaruh pada jenis
pekerjaan dan jumlah penghasilan. Itupun persaingan
dari sesama lulusan di jenjang yang sama sudah
sangat tinggi. Di negara penganut demokrasi material.
Anda tidak perlu mengkhawatirkan mengenai
pekerjaan dan penghasilan. Karena pemerintah disana
memberikan kemudahan bagi setiap masyarakatnya
dari jenjang pendidikan apapun untuk dapat memiliki
penghasilan yang menggiurkan.
c. Peran rakyat di batasi dalam bidang politik.
Mengingat peran dan kontribusi rakyat sudah sangat
tetbuka di bidang politik, maka kontribusi rakyat
dibidang politik sangat dibatasi. Dalam hal ini setiap
kebijakan yang diambil oleh pemerintah tanpa harus
melalui pendapat rakyat. Karena memang
pemerintahlah yang mengatur seluruh aspek

38
penyelenggaraan negara. Mulai dari aspek politik,
sosial, ekonomi, pendidikan hingga kebudayaan.
Pendapat rakyat bukan menjadi hal mutlah yang
menjadi dasar pengambilan keputusan. Sebab, rakyat
tidak memiliki kebebasan suara dalam berpolitik.
d. Negara cenderung stabil perekonomiannya
Kehebatan dari negara penganut sistem ini ialah,
petekonomian yang dimilikinya cenderung stabil.
Mengingat bahwa negara dengan sistem ini termasuk
negara yang memiliki perekonomian kuat dan memiliki
jumlah produksi skala global. Mereka berhak
membanjiri pasar global dengan produk yang ada.
Sebut saja barang-barang China yang memang
memiliki kualitas media tapi harganya sangat
ekonomis.
e. Tidak ada kesenjangan sosial di masyarakat.
Ciri terakhir dari demokrasi material adalah bahwa
tidak ada kesenjangan sosial yang dapat dilihat dari
negara penganutnya. Masyarakat cenderung memiliki
penghasilan dan taraf hidup yang sama. Sebab
mereka banyak bekerja pada sektor yang sama.
Sehingga akan sulit menemukan masyarakat yang
kaya sekali atau yang miskin sekali. Para
penduduknya cenderung memiliki tingkatan sosial dan
ekonomi yang setara, tanpa adayang mendominasi
dan terdiskriminasi karena pendapatan dan tingkat
perekonomiannya.

39
12. Demokrasi Campuran

Demokrasi campuran adalah demokrasi yang


menggabungkan kedua jenis demokrasi sebelumnya. Dalam
demokrasi ini, menyamakan tiap hak dan derajat dari setiap
individu atau rakyat demi terciptanya kesejahteraan
rakyat.Demokrasi campuran merupakan sistem demokrasi
gabungan antara demokrasi langsung dan demokrasi
perwakilan. Rakyat memilih wakilnya di DPRD kemudian wakil
itu dikontrol oleh rakyat dengan sistem referendum. Itulah
contoh bentuk demokrasi campuran.

Budaya demokrasi ditinjau dari segi ideologi, ada dua macam


demokrasi sebagai berikut :

a) Demokrasi Konstitusional
Demokrasi konstitusional mencerminkan suatu
kekuasaan pemerintahan yang terbatas dan tidak
banyak campur tangan serta tidak bertindak
sewenang-wenang terhadap warga negaranya.
Kekuasaan pemerintahan dibatasi oleh konstitusi.
Demokrasi konstitusional dianut oleh negara-negara
Eropa Barat, Amerika Serikat, India, Pakistan,
Indonesia, Filipina, Singapura.
Demokrasi konstitusional adalah jenis demokrasi
di mana kekuasaan mayoritas dilaksanakan dalam
kerangka kerja konstitusi yang dirancang untuk
menjamin hak mayoritas. Dalam jenis demokrasi ini,
bagaimana rakyat harus diatur dan diatur dalam
konstitusi yang merupakan sikap positif terhadap
konstitusi negara. Demokrasi konstitusional adalah tipe

40
yang beroperasi dari dan sesuai dengan konstitusi
negara bagian.
Demokrasi konstitusional ini berkembang di Eropa
Brata pada abad ke-15 dan ke-16 dan mecapai
puncaknya pada abad ke-19 ditandai dengan
beberapa asas, diantaranya berikut ini.
Kebebasan manusia atas sedala bentuk
kekerasan penindasan dan kekuasaan yang
sewenang-wenang.Jaminan terhadap hak asasi
manusia dengan membatasi kekuasaan negara
melalui konstitusi. Pembagian kekuasaan sehingga
kesempatan penyalahgunaan diperkecil.

Jenis demokrasi konstitusional:


1. Pluralisme, demokrasi konstitusional semacam inilah
yang mayoritas orang diijinkan untuk menggunakan
pandangan, pendapat dan gagasan mereka. Ini
memberi ruang untuk partisipasi luas warga.
2. Demokrasi konstitusional republik, demokrasi jenis ini
memungkinkan posisi isu-isu yang menyangkut negara
sendiri. Ini mencakup semua orang dari sebuah negara
tetapi hanya pada isu-isu yang menyangkut negara
saja. Contoh negara yang mempraktikkannya adalah
India, Prancis, dan Irlandia
3. Konstitusional langsung, perwujudan ini semua
progresi dan prosedurnya sesuai dengan konstitusi
negara dan memungkinkan partisipasi langsung dalam
urusan politik.

41
Ciri-ciri demokrasi konstitusional:
Demokrasi konstitutional adalah antitesis dari peraturan
yang sewenang-wenang. Ini adalah demokrasi yang ditandai
dengan:
1. Tujuan Pemerintah.
Orang-orang adalah sumber utama dari otoritas
pemerintah yang memperoleh haknya untuk mengatur
dari persetujuan mereka.
2. Hak Minoritas.
Meskipun “peraturan mayoritas,” hak-hak fundamental
individu-individu minoritas dilindungi. Hak minoritas: Di
bawah demokrasi konstitusional, hak-hak yang tidak
bersuara atau tidak berpihak dijamin dengan baik
melalui konstitusi.
3. Pemerintahan Terbatas
Kekuasaan pemerintah dibatasi oleh undang-undang
dan konstitusi tertulis atau tidak tertulis yang
dipaksakan oleh orang-orang yang berkuasa.
Pemerintah yang Terbatas: Pemerintah dalam
demokrasi konstitusional terbatas tidak seperti bentuk
demokrasi lainnya dimana pemerintah dapat
dibubarkan setiap saat.
4. Prosedur dan Batasan Institusi.
Ada beberapa perangkat kelembagaan dan
prosedural yang membatasi kekuasaan pemerintah.
Kekuasaan terpisah, kekuasaan dipisahkan di
antara berbagai instansi atau cabang pemerintahan.
Setiap instansi atau cabang memiliki tanggung jawab
utama untuk fungsi tertentu seperti fungsi legislatif,
eksekutif, dan yudisial. Namun, masing-masing cabang
juga membagikan fungsi ini dengan cabang lainnya.

42
Keseimbangan dan pengawasan, berbagai
instansi atau cabang pemerintahan memiliki kekuatan
yang memadai untuk memeriksa kekuatan cabang
lainnya. Cek dan saldo mungkin termasuk kekuatan
judicial review. Atas kuasa pengadilan untuk
menyatakan tindakan cabang-cabang pemerintahan
lainnya bertentangan dengan konstitusi dan oleh
karena itu batal demi hukum.
5. Proses Hukum
Hak individu atas kehidupan, kebebasan, dan properti
dilindungi oleh jaminan proses hukum yang wajar.
6. Kepemimpinan
Pemilihan memastikan bahwa posisi kunci di
pemerintahan akan diperebutkan pada interval periodik
dan bahwa pengalihan wewenang pemerintah
dilakukan dalam proses yang damai dan tertib.
7. Sistem Kedaulatan.
Dalam demokrasi konstitusional, rakyat dipandang
sebagai suara yang lebih keras dari pemerintahan
suatu negara, ini membuat kehendak pemilih menang.
8. Dasar Kebebasan.
Konstitusi memungkinkan orang untuk mengetahui
hak-hak mereka dan memastikan bahwa hak-hak
mereka dilindungi; Ada kebebasan dasar campur
tangan rakyat dalam urusan pemerintahan.
9. Aturan Untuk Kaum Mayoritas.
Inilah aturan yang memberi mayoritas kesempatan
untuk mengekspresikan pandangan dan pendapat
mereka dalam urusan pemerintahan. Aturan mayoritas
memberikan hak kepemimpinan kepada rakyat dan
dengan demikian mendapatkan dukungan penuh dan
pengakuan atas massa seperti sistem kabinet25.

43
Hal-hal berikut di bawah ini adalah manfaat demokrasi
konstitusional:
Ada aturan hukum, ini mendorong kesetaraan orang dan
membantu melindungi hak asasi manusia.
Ini juga membantu mendorong konstitusionalisme; Dengan
cara ini, ini membantu pemerintah untuk memerintah sesuai
dengan peraturan, peraturan dan prinsip yang ditetapkan
negara dan tidak mengatur bagaimanapun tanpa panduan
yang tepat.
Ada legitimasi, demokrasi konstitusional dianggap sah karena
mendapat dukungan penuh rakyat.
Ini melibatkan pemilihan berkala yang ‘memimpin’
pemerintahan lain untuk sebuah perubahan.
Ada pilihan partai politik yaitu ada kesempatan bagi setiap
warga negara untuk menjadi anggota partai politik pilihan
mereka dan memilih pemimpin mereka menjadi cara
menumbuhkan budaya demokrasi.
Kewarganegaraan tidak tergantung pada kepatuhan.
Demeritis Demokrasi Konstitusional
Ada pemisahan kekuasaan, demokrasi konstitusional
membawa pemisahan kekuasaan antar berbagai organ
pemerintahan
Korupsi dan manipulasi pemilihan, pada saat pemilihan
pemimpin baru melalui pemilihan umum, biasanya ada korupsi
dan manipulasi oleh badan pemilihan dan anggota partai politik
yang membantu mengantar pemimpin yang salah ke dalam
kekuasaan merupakan perilaku budaya demokrasi.
Ketidaktahuan/pendidikan politik yang tidak memadai,
sebagian besar orang buta huruf memilih dengan ceroboh
karena kurangnya pengetahuan tentang pendidikan politik.
Pembuatan keputusan yang lambat, karena semua orang
harus mengungkapkan pandangan dan pendapat mereka

44
mengenai keputusan yang ingin dibuat oleh pemerintah,
keputusan tersebut menjadi sangat lambat.
Individu mengklaim hak dan kewajiban, hal yang seringkali
membuat mereka tidak menghormati mereka yang berkuasa.
Terlalu mahal, demokrasi konstitusional melibatkan begitu
banyak orang dalam menjalankan urusannya, sehingga
menjadi terlalu mahal untuk dijalankan.
Manipulasi sedikit, demokrasi konstitusional selalu dimanipulasi
oleh beberapa warga yang memiliki kemampuan vokal dan
kemampuan dalam mengekspresikan pandangan dan
pendapat.

Konsep utama demokrasi konstitusional


Sejarah rakyat : Dalam demokrasi konstitusional yang baik dan
dapat diterima, konstitusi harus mencerminkan sejarah
masyarakat, sejarah masyarakat harus dipertimbangkan.
Kebebasan pers : Pers, radio, televisi, surat kabar dan media
sosial lainnya adalah sarana untuk mengungkapkan
pandangan mereka, yaitu orang bebas menulis dan membuat
laporan tentang isu-isu pemerintah.
Konvensi : Demokrasi konstitusional membawa keluar
konvensi yang dengannya pemerintah mengikutinya, melalui
ketrampilan konvensi yang diperoleh dan disebarluaskan.
Pemilihan berkala : Pemilu yang bebas dan adil merupakan
salah satu konsep utama demokrasi konstitusional karena
memungkinkan adanya perubahan dalam pemerintahan.
Hak warga negara : kunci lain adalah hak warga negara; hak
mereka harus dihormati dan dilindungi.
Supremasi konstitusi : Di bawah demokrasi konstitusional,
konstitusi tertinggi dan menggantikan setiap pertimbangan lain
dalam demokrasi konstitusional

45
Istilah ” rezim politik ” digunakan untuk menunjuk struktur
dasar, atau sistem, pemerintahan yang ada dan beroperasi
dalam masyarakat politik tertentu. Istilah ini mengacu pada
pendekatan fundamental untuk mengatur suatu masyarakat,
misalnya pendekatan konstitusional atau pendekatan
diktatorial. Sebuah rezim politik terdiri dari prinsip-prinsip dasar
yang di atasnya pemerintah masyarakat beroperasi, bentuk-
bentuk kelembagaan dan proses pemerintahan yang, distribusi
otoritas politik antara kantor utama dan lembaga-lembaga
pemerintahan yang dan, hubungan kekuatan yang dihasilkan
antara kantor-kantor pemerintah dan lembaga-lembaga ini.
Jenis rezim politik yang ada dan beroperasi di Indonesia
disebut ” demokrasi konstitusional .” Selain Indonesia,
masyarakat politik masa kini dengan sistem pemerintahan
demokratis konstitusional yang stabil dan mapan mencakup
sebagian besar masyarakat Anglophone. Contoh lain dari
masyarakat dengan rezim politik stabil yang bersifat
konstitusional dan demokratis termasuk Jepang dan negara-
negara Eropa Barat.
Selanjutnya, kita akan mengeksplorasi karakter fundamental
demokrasi konstitusional modern, mengidentifikasi dan
memeriksa bahan dasarnya yaitu konstitusionalisme dan
demokrasi representatif. Kita akan melihat bagaimana
konstitusionalisme berbeda dari kediktatoran dan bagaimana
demokrasi representatif berbeda dari demokrasi langsung. Kita
akan memeriksa secara singkat badan teori politik, atau filsafat,
yang mendasari demokrasi langsung dan demokrasi
perwakilan yang mendasarinya. Hal ini diakhiri dengan tinjauan
singkat tentang ciri dasar demokrasi konstitusional modern.
Demokrasi konstitusional adalah sistem pemerintahan di mana
otoritas politik yaitu, kekuasaan pemerintah – didefinisikan,
terbatas, dan didistribusikan oleh badan hukum fundamental

46
yang disebut “Konstitusi” dan pemilih masyarakat pemilih
umum dalam masyarakat politik – memiliki cara efektif untuk
mengendalikan wakil terpilih di pemerintahan dan meminta
pertanggungjawaban (bertanggung jawab, atau jawab) atas
keputusan dan tindakan mereka saat berada di kantor publik.

Hal penting tentang demokrasi konstitusional


Demokrasi konstitusional memiliki dua unsur penting, bahan
konstitusional dan bahan demokrasi.
Bahan Konstitusional
Bahan demokrasi konstitusional modern disebut ”
konstitusionalisme ,”atau” pemerintahan konstitusional.
”Ramuan ini berkaitan dengan bagaimana otoritas politik
didefinisikan, terbatas, dan didistribusikan oleh undang-
undang”. Di bawah konstitusionalisme, konstitusi, hukum dasar
komunitas politik, mendefinisikan dan membatasi kekuasaan
pemerintah dan menentukan tingkat dan cara penyebaran
otoritas politik di antara organ utama atau bagian
pemerintahan.
Bahan demokrasi konstitusional modern adalah demokrasi
representatif dan berkaitan dengan siapa yang memegang dan
menjalankan otoritas politik, bagaimana otoritas politik
diperoleh dan dipertahankan, dan pentingnya yang terakhir
mengenai kontrol rakyat dan akuntabilitas publik dari orang-
orang yang memegang dan menjalankan otoritas politik.
Dalam sebuah perwakilan demokrasi otoritas politik juga
kekuatan untuk membuat dan menegakkan keputusan otoritatif
dan mengikat untuk dan atas nama seluruh komunitas politik
akan diadakan dan dilakukan oleh para pemilih terpilih dalam
pemerintahan dan oleh petugas ditunjuk atau berhasil
menduduki jabatan mereka sesuai dengan hukum masyarakat,
wewenang politik diperoleh dan dipertahankan baik secara

47
langsung maupun tidak langsung sebagai hasil kemenangan
dalam pemilihan yang bebas dan kompetitif, dan hak suara.

Demokrasi Rakyat (Demokrasi Proletar)

Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar merupakan


demokrasi yang berlandaskan ajaran komunisme dan
marxisme yang dikembangkan oleh Karl Mark dan Leninisme.
Ciri yang menonjol dari demokrasi rakyat ini adalah tidak
mengakui hak asasi warga negaranya. Demokrasi rakyat
mempunyai cita-cita ingin mencapai kehidupan tanpa kelas
sosial dan tanpa kepemilikan pribadi. Dalam demokrasi rakyat,
negara dianggap sebagai alat untuk mencapai komunisme
yaitu untuk kepentingan kolektifisme. Demokrasi rakyat ini
bertentangan dengan demokrasi konstitusional26.
Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar merupakan
demokrasi ala komunistik yang merupakan sistem
pemerintahan yang mengutamakan kepada negara, segala-
segalanya negara, rakyat dikuuasai oleh negara, suatu aspirasi
rakyat tidak didengar dan tidak diperhatikan oleh pemeintah27.

Ciri khas demokrasi rakyat atau demokrasi proletar:


Tidak Mengenal Kelas Sosial, cita-cita demokrasi rakyat adalah
sistem pemerintahan yang tidak mengenal kelas sosial. Tidak
mengenal kelas bangsawan dan rakyat. Tidak mengenal
perbedaan kaya dan miskin. Semua sama rata dan sama rasa.
Semua hal tentang hal tersebut diatur dan dibagi oleh negara.
Meskipun pada akhirnya di beberapa negara dunia yang
menagnut sistem ini, rakyat tetap belum merasakan akibat dari
sistem yang tidak mengenal kelas sosial.
Membebaskan Kepemilikan Pribadi, agar rakyat tidak
mengenal mengenal kelas sosial atau berkelompok-kelompok,

48
yang pertama kali dilakukan sistem demokrasi rakyat adalah
membebaskan kepemilikan pribadi. Rakyat tidak
diperkenankan memiliki sesuatu atau modal secara pribadi.
Semua diserahkan kepada negara dan diatur pembagiannya.
Negara tidak hanya memegang semua kepemilikan penting
yang menguasai hajat hidup orang banyak. Negara benar-
benar membebaskan kepemilikan pribadi.
Diktator atau Pemaksaan, diktator atau pemaksaan dalam
menjalankan sistem pemerintahan. Meskipun cita-cita tidak
mengenal kelas sosial dan membebaskan kepemilikan pribadi
dalam poinnya harus dilakukan secara rela dan bebas, dalam
pelaksanannya secara paksa. Negara berharap pemaksaan
merupakan awalan dan akhirnya semua rakyat akan dengan
sukarela membebaskan semua kepemilikian pribadi
Tidak Beragama, sama halnya dengan kepemilikan modal,
dalam demokrasi rakyat agama dianggap menjadikan
masyarakat berkelas-kelas. Sehingga negara komunis tidak
mengenal agama. Semua agama dihapuskan dari sistem
kehidupan rakyatnya.
Sistem Satu Partai, ciri selanjutnya, demokrasi rakyat
kebanyakan menganut sistem satu partai dalam
pemerintahannya. Sistem ini mempermudah kekuasaan dan
mengesampingkan banyaknya aspirasi yang berbeda dari
rakyat. Partai yang ada adalah partai komunis.
Sistem Multi Partai dengan Satu Kekuasaan, ada beberapa
negara demokrasi rakyat atau komunis yang tetap menerapkan
sistem pemerintahan yang multi partai atau banyak partai.
Banyaknya partai ini dimaksudkan sebagai penyalur aspirasi
rakyat dan penyeimbang. Dalam pelaksanaannya, sistem
pemerintahan multi partai ini tetap dengan satu kekuasaan, di
mana ada partai besar yang paling berkuasa dan memegang
penuh kekuasaan pemerintah. Contoh penerapan demokrasi

49
liberal dengan sistem multi partai adalah di negara RRC.
Demokrasi rakyat di sana dipengaruhi oleh pemikiran Mao Tse
Tung yang membawa gagasan demokrasi baru. Dengan
demikian di Cina ada Front Persatuan yang menjadi wadah
mempersatukan berbagai partai yang ada dengan Partai
Komunis tetap menjadi partai paling besar dan berkuasa 28.

50
BAB III
IMPLEMENTASI DAN IMPLIKASI
A. PENERAPAN YANG SESUAI

Sebagaimana negara-negara lain, negara kita Republik


Indonesia adalah negara demokrasi. Akan tetapi dalam
kehidupan sehari-hari masih sering kita temui perilaku yang
tidak demokratis, misalnya berupa tindakan sewenang-
wenang, tidak menghargai perbedaan, tidak mematuhi aturan
atau kesepakatan yang telah diputuskan. Diperlukan sesuatu
ukuran atau parameter untuk mengukur demokrasi sebuah
negara, dibawah ini parameter yang harus diperhatikan.
Pembentukan pemerintahan melalui pemilu. Terbentuknya
sesuatu pemerintahan dilakukan dalam sebuah pemilihan
umum yang dilaksanakan dengan dengan jujur dan teliti.
Pemerintahan yang dihasilkan dari pemilu diharapkan dapat
menggambarkan keinginan rakyat sehingga memudahkan
dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai rakyat.
Sistem pertanggung jawaban pemerintahan. Pemerintahan
yang dihasilkan dari pemilu harus mempertanggung jawabkan
kinerjanya secara transparan dan dalam periode tertentu.
Diindonesia, presiden memberikan pertanggung jawaban
kepada MPR.
Penganturan sistem dan distribusi kekuasaan negara.
Kekuasaan negara dijalankan secara distributif untuk
menghindari penumpukan kekuasaan dalam sesuatu tangan.
Pengawasan oleh rakyat. Demokrasi membutuhkan sistem
pengawasan oleh rakyat terhadap jalannya pemerintahan,
sehingga terjadi mekanisme yang memungkin check and
balance terhadap kekuasaan yang dijalankan eksekutif dan
legislatif.

51
Demokrasi mengakui bahwa semua manusia setara,
mempunyai kedudukan yang sama dihadapan hukum dan
pemerintahan. Demokrasi menjamin pemenuhan hak asasi
manusia, antara lain hak hidup, hak kebebasan, hak
kesetaraan, hak memiliki dan hak mengejar kebahagiaan.
Banyak orang mengatakan bahwa Indonesia adalah
Negara demokrasi, yaitu Negara yang sistem kekuasaannya
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dan pertanyaannya
adalah apakah sistem demokrasi tersebut sudah diterapkan di
Indonesia dengan baik? jika kita melihat pada masa lalu yaitu
pada masa pemerintahan Soekarno maka Indonesia pada saat
ini sudah menerapkan sistem demokrasi, buktinya adalah
dengan pemilu, demo, dll. Tapi yang menjadi permasalahan
apakah semua itu sudah terlaksana dengan baik?
Sering kali kita menjumpai banyak masyarakat yang
mengeluh karena perbuatan pemerintah yang
menyalahgunakan kekuasaannya yang telah diamanahkan
rakyat kepada mereka semua, seperti menyalahgunakan dana
yang seharusnya adalah hak rakyat, tetapi malah digunakan
untuk kebutuhan pribadinya, dan masih banyak lagi contoh-
contoh yang lain.
Oleh sebab itu kita sebagai generasi penerus perjuangan
bangsa ini maka kita harus merubah itu semua. Jangan
biarkannegara ini hancur karena sesuatu hal yang sangat
sepele23.
Dalam UU No. 12 tahun 2003 mengenai pemilu
mengatakan pemilu merupakan salah satu saran demokrasi.
Indonesia sebagai negara yang demokrasi sampai sekarang
telah berhasil melakukan pemilu sebanyak 9 kali, yaitu masa
orde lama sebanyak 1 kali, orde baru sebanyak 6kali dan masa
reformasi sebanyak 2 kali, dimulai pada tahun 1955, 1971,
1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, dan 2004. Pada tanggal 5

52
April 2004, telah berlangsung pemilihan umum yang ke 2
kalinya selama reformasi yang diikuti oleh 24 parpol. Pemilu ini
diadakan untuk pemilihan legislative yaitu DPR, DPD, DPRD,
Pres dan Wapres. Adapun asas-asas pemilihan umum yaitu:
a) Bersifat langsung.
b) Umum.
c) Bebas.
d) Rahasia.
e) Jujur.
f) Adil.
Adapun yang menjadi kriteria pemilu demokrasi adalah :
a) Adanya pengakuan hak pilih universal.
b) Adanya keleluasaan untuk membentuk tempat
penampungan pluraritas masyarakat pemilih.
c) Mekanisme rekruitmen yang terbuka bagi calon wakil rakyat.
d) Warga yang memilih memiliki kebebasan dalam menentukan
hak pilihnya.
e) Adanya panitia pemilihan yang andependen dan tidak
memihak.
Demokrasi tidak datang dengan sendirinya dan budaya
demokrasi tidak muncul begitu saja, melainkan harus diajarkan
dan ditanamkan sejak dini, mulai dari lingkungan kecil, seperti
keluarga sampai lingkungan besar, seperti Negara bahkan
dalam hubungan internasional.
Contoh penerapan demokrasi di lingkungan keluarga, antara
lain adalah sebagai berikut :
a. menghargai pendapat orangtua dan saudara.
b. bertanggung jawab atas perbuatannya.
c. musyawarah untuk pembagian kerja.
d. bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan dan masalah
yang ada.

53
e. bersedia untuk menerima kehadiran saudara-saudaranya
sendiri.
f. terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi.

Contoh penerapan budaya demokrasi di lingkungan


masyarakat, antara lain adalah sebagai berikut :
a. mau mengakui kesalahan yang telah dibuatnya.
b. menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengannya.
c. menyelesaikan masalah dengan mengutamakan
kesepakatan.

Contoh penerapan budaya demokrasi di lingkungan sekolah,


antara lain adalah sebagai berikut :
a. menaati peraturan disiplin sekolah.
b. menerima dengan ikhlas hasil kesepakatan.
c. menghargai pendapat teman lain meskipun pendapat itu
berbeda dengan kita.
d. bersedia untuk bergaul dengan teman sekolah tanpa
diskriminasi.
e. melibatkan diri dalam upaya memecahkan persoalan
bersama.
f. menerima teman yang berbeda latar belakang suku, budaya,
ras, dan agama.
g.mengutamakan musyawarah, membuat kesepakatn untuk
menyelesaikan masalah.

Demokrasi di Lingkungan Kehidupan Bernegara


Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan kehidupan
bernegara dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:
1) Besedia menerima kesalahan atau kekalahan secara
dewasa dan ikhlas.

54
2) Kesediaan para pemimpin untuk senantiasa
mendengar dan menghargai pendapat warganya.
3) Memiliki kejujuran dan integritas.
4) Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab kepada
public.
5) Menghargai hak-hak kaum minoritas.
6) Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat.
7) Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan
bersama untuk menyelesaikan masalah-masalah
kenegaraan Pengendalian diri juga merupakan unsur
penting dari budaya demokrasi. Pengendalian diri tidak
hanya berlaku dalam kehidupan bernegara, tetapi juga
dalam kehidupan sehari-hari29.

B. IMPLIKASI YANG RELEVAN

Pembahasaan tentang peranan negara dan masyarakat


tidak dapat dilepaskan dari telaah tentang demokrasi dan hal
ini karena dua alasan. Pertama, hampir semua negara di dunia
ini telah menjadikan demokrasi sebagai asasnya dan
fundamental sebagai telah ditunjukan oleh hasil studi UNESCO
pada awal 1950-an yang mengumpulkan lebih dari 100 sarjan
barat dan timur, sementara di negara-negara demokrasi itu
pemberian peranan kepada negara dan masyarakat hidup
dalam porsi berbeda-beda (kendati sama-sama negara
demokrasi), memberikan arah bagi peranan masyarakat untuk
menyelenggarakan negara sebagai organisasi tertingginya
tetapi ternyata demokrasi itu berjalan dalam jalur yang
berbeda-beda.
Dalam hubungannya dalam implikasi ke dalam sistem
pemerintahan,demokrasi juga melahirkan sistem yang
bermacam-macam seperti: Pertama, sistem presidensial yang

55
menjajarkan antara parlemen dan presiden dengan memberi
dua kedudukankepada presiden yakni sebagai kepala negara
dan kepala pemerintahan. Kedua, sistem parlementer yang
meletakan pemerintah dipimpin oleh perdana menteri yang
hanya berkedudukan sebagai kepala pemerintahan dan bukan
kepala negara, sebab kepala negaranya bisa diduduki oleh raja
atau presiden yang hanya menjadi simbol kedaulatan dan
persatuan dan; Ketiga, sistem referendum yang meletakan
pemerintah sebagai bagian (badan pekerja) dari parlemen.
Dibeberapa negara ada yang menggunakan sistem campuran
anatara presidensial dan parlementer, yanag antara lain dapat
dilihat dari sistem ke tatanegaraan di prancis atau Indonesian
berdasarkan UUD 1945.
Dengan alasan tersebut menjadi jelas bahwa asas
demokrasi yang hampir sepenuhnya disepakati sebagai modal
terbaik bagi dasar penyelenggaraan negara ternyata
memberikan implikasi yang berbeda-beda diantara pemakainya
bagi peranan negara30.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, telah
disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan
demokrasidengan indikator-indikatornya terhadap partisipasi
politik mahasiswa dalam pemilihan umum kepala daerah, dan
ada kontribusipendidikan demokrasidengan indikator-
indikatornya terhadap partisipasi politik mahasiswa dalam
pemilihan umum kepala daerah baik variabel utama maupun
variabel intervening. Hal ini menunjukkan bahwa secara teoritis
hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya yang
berkaitan dengan masalahdemokrasi,pendidikan demokrasi,
pendidikan kewarganegaraan dan politik. Lebih jauh hasil
penelitian ini dapat memperjelas betapa pentingnya pendidikan
demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan terhadap

56
partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan umum kepala
daerah. Berpijak dari temuan ini, maka pendidikan demokrasi
melalui pendidikan kewarganegaraan dapat mengungkap
pertanyaan apa, bagaimana, dan kenapa terhadap substansi
pendidikan demokrasi, partisipasi politik, dan pemilu. Dengan
berhasilnya mengungkap pertanyaan ini, mahasiswa tidak
memandang pendidikan demokrasi melalui pendidikan
kewarganegaraan sebagai pengajaran demokrasi atau
pengalihan pengetahuan tentang demokrasi tetapi mahasiswa
memandang bahwa pendidikan demokrasi melalui pendidikan
kewarganegaraan sebagai pembelajaran materi demokrasi
berdasarkan kompetensi dasar yang dimiliki para mahasiswa
yang berorientasi secara teoritis dan praksis.
Pendidikan demokrasi melalui pendidikan
kewarganegaraan yang sedang kita kembangkan dewasa ini,
memberi peluang dalam menghargai kebebasan
mengekpresikan aspirasi dan kehendak baik secara
perseorangan ataupun kelompok. Sepatutnya kebebasan itu
tidak menjadi pemicu konflik di masyarakat. Pendidikan
demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan mahasiswa
akan lebih meningkat partisipasi politik dalam pemilukada
sebagai bentuk tanggung jawab dalam menggunakan hak pilih
politiknya dalam pemilu. Dengan demikian mahasiswa dapat
menyadari tugas dan tanggung jawab terhadap kelangsungan
hidup bangsa dan negara Indonesia di masa mendatang.
Dengan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa mata
kuliah PKN sebagai program kurikuler pendidikan demokrasi
masih sangat diperlukan dalam lingkungan perguruan tinggi
khususnya sebagai wahana pendidikan politik mahasiswa.
Dengan demikian partisipasi politik mahasiswa dalam
pemilukada dapat meningkat berbanding lurus dalam
pembelajaran pendidikan demokrasi melalui pendidikan

57
kewarganegaraan. Pendidikan demokrasi melalui pendidikan
kewarganegaraan dapat mendorong adanya partisipasi politik
yang lebih luas dalam pemilihan kepemimpinan di tingkat lokal,
dan dapat memperkuat legitimasi politik yang kuat sehingga
terbangun perimbangan kekuasaan dan kekuatan di daerah
antara kepala daerah dengan DPRD. Pendidikan
kewarganegaraan sebagai wahana sistemik pendidikan
demokrasi berkembang pesat sebagai kerangka pemikiran
dengan meletakkan tiga komponen utamanya, yaitu sebagai
kajian ilmiah pendidikan disiplin ilmu kewarganegaraan,
sebagai program kurikuler pendidikan demokrasi, dan sebagai
gerakan sosial-kultural kewarganegaraan, dan koheren dan
konsisten bermuara pada pengembangan potensi
kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan sebagai
wahana sistemik pendidikan demokrasi konstitusional di
Indonesia didasarkan kepada kerangka pemikiran yang
sistematis, komprehensif dengan mekanisme kerja diarahkan
kepada konsep kewarganegaraan yang cerdas, demokratis,
taat hukum, dan religius.
Dengan melihat adanya pengaruh pendidikan demokrasi
melalui pendidikan kewarganegaraan terhadap partisipasi
politik mahasiswa dalam pemilu, dan ada kontribusi
pendidikan demokrasisebesar 95,16 % terhadap partisipasi
politik mahasiswa dalam pemilu. Hal ini menunjukkan indikasi
perlunya meningkatkan upaya untuk memaksimalkan
pembelajaran pendidikan demokrasi melalui PKN. Belum
maksimalnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel
terikat perlu ditelusuri penyebabnya.Sejauh ini dapat diindikasi
bahwa kurang berhasilnya pembelajaran pendidikan demokrasi
melalui pendidikan kewarganegaraan dipengaruhi oleh adanya
faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor yang dimaksud
meliputi diantaranya: prasarana dan sarana, belum adanya

58
paradigma perguruan sebagai laboratorium pendidikan
demokrasi, keteladanan dan kemampuan dosen, minat dan
motivasi mahaiswa, metode pembelajaran, dan situasi dan
kondisi lingkungan sosial budaya mahasiswa dan perguruan
tinggi. Pembelajaran pendidikan demokrasi melalui pendidikan
kewarganegaraan, seyogyanya dilakukan dengan berbagai
dimensi pendekatan, dan oleh berbagai pihak yang
berkecimpung di dalam dunia pendidikan tinggi. Dosen
merupakan orang pertama, dan utama yang paling
berkompeten dalam meningkatkan pendidikan demokrasi
melalui pendidikan kewarganegaraan di hadapan para
mahasiswa.
Oleh karena itu, dosen mata kuliah PKN seyogyanya
memiliki kemampuan dan wawasan yang lebih luas terhadap
mata kuliah yang diampunya sekaligus memiliki pendidikan
formal yang linier dengan program studi yang dibinanya serta
memiliki kompetensi yang disyaratkan sebagai dosen31.

59
BAB IV
RANGKUMAN

Legitimsi dalam bahasa Inggris Legitimize, adalah kualitas


hukum yang berbasis pada penerimaan putusan dalam
peradilan, dapat pula diartikan seberapa jauh masyarakat mau
menerima dan mengakui kewenangan, keputusan atau
kebijakan yang diambil oleh seorang pemimpin. Pengertian
legitimasi menurut para ahli merupakan suatu kondisi yang
terkait dengan penerimaan keputusan pimpinan atau pejabat
pada sebuah pemerintahan / pelaksana kekuasaan telah
disesuaikan terhadap berbagai prosedur yang di berlakukan di
tengah masyarakat umum atau dengan kata lain sesuai
dengan berbagai nilai politik serta moral yang sewajarnya.
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana semua
warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan
keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
juga merupakan seperagkat gagasan dan prinsip tentang
kebeasan beserta praktik dan prosedurnya. Demokrasi
mengandung makna penghargaan terhadap harkat dan
martabat manusia.
Legitimasi Demokrasi dapat diartikan sebagai keputusan
atau kebijakan yang diambil oleh seorang pemimpin dalam
bentuk pemerintahan dimana semua warga negaranya memiliki
hak yang setara dalam pengambilan keputusan yang dapat
mengubah hidup mereka. Semua warga negara juga mau
menerima dan mengakui kewenangan tersebut.
Dasar-dasar demokrasi antara lain: a) warga negara terlibat
dalam pengambilan keputusan, b) adanya persamaan
(equality), c) kebebasan atau kemerdekaan dan perlindungan
terhadap martabat manusia. d) sistem perwakilan, e)

60
pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law), f) sistem
pemilihan yang menjamin pemerintahan dilakukan oleh
mayoritas, g) pendidikan yang memadai dari rakyat, baik yang
bersifat umum maupun pendidikan politik. Dalam dasar-dasar
demokrasi terdapat juga legilitas demokrasi dan legalitas
legitimasi dimana keduanya saling berkaitan satu sama
lainnya.
Jenis-jenis demokrasi yang relevan di Indonesia
diantaranya 1) Demokrasi tidak langsung 2) Demokrasi
Langsung3) Demokrasi Perwakilan Referendum 4) Demokrasi
Parlementer 5) Demokrasi dengan Sistem Pemisah Kekuasaan
6) Demokrasi Perwakilan Rakyat 7) Demokrasi Liberal 8)
Demokrasi Rakyat atau Sosial Komunisme 9) Demokrasi
Pancasila 10) Demokrasi Formal 11) Demokrasi Material 12)
Demokrasi Campuran.
Demokrasi mengakui bahwa semua manusia setara,
mempunyai kedudukan yang sama dihadapan hukum dan
pemerintahan. Demokrasi menjamin pemenuhan hak asasi
manusia, antara lain hak hidup, hak kebebasan, hak
kesetaraan, hak memiliki dan hak mengejar kebahagiaan.
Banyak orang mengatakan bahwa Indonesia adalah Negara
demokrasi, yaitu Negara yang sistem kekuasaannya dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Namun sering kali kita
menjumpai banyak masyarakat yang mengeluh karena
perbuatan pemerintah yang menyalahgunakan kekuasaannya
yang telah diamanahkan rakyat, seperti menyalahgunakan
dana yang semestinya adalah hak rakyat namun mirisnya
digunakan untuk kebutuhan pribadinya.
Masih banyak lagi contoh lainnya yang justru merugikan
rakyat dan mengarah kehancuran negara ini.Oleh sebab itu
kita sebagai generasi penerus perjuangan bangsa ini maka kita

61
harus merubah itu semua, jangan biarkan negara ini hancur
karena pemerintah yang tidak bertanggung jawab.

62
DAFTAR PUSTAKA

Arsito, S. Wojow. Kamus Bahasa Indonesia Edisi Revisi.


Jakarta: C.V. Pengarang.
Gunawan Sumodiningrat dan Ary Ginanjar Agustian.2008.
Mencintai Bangsa dan Negara Pegangan dalam Hidup
Berbangsa dan Bernegara di Indonesia.Bogor: PT. Sarana
Komunikasi Utama.
Henry George Liddell and Robert Scott, A Greek-English
Lexicon. Perseus.
Wilson,N.G. 2006. Encyclopedia of ancient Greece. New York:
Routledge.
Nur Sayid Santoso Kristeva.2015. Manifesto Wacana Kiri,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Barker, Ernest. 1906. The Political Thought of Plato and
Aristotle. Chapter VII, Section 2: G. P. Putnam's Sons.
Jarvie. 2006.
Democracy". Encyclopædia Britannica.
Amin, Zainul Ittihad. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan.
Tangerang: Universitas Terbuka.
Rochmadi, Nur Wahyu. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan
SMA Kelas X. Jakarta: Yudistira.
Blackwell Dictionary of Modern Social Thought, Blackwell
Publishing 2003, hlm. 148.
Ujan AA,et.al. 2008. Pancasila Sebagai Etika Sosial Politik
Bangsa Indonesia. Jakarta: MPK Universitas Atma Jaya
Jakarta.hlm. 4-7.
Rahayu, Ani Sri. 2013. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Jakarta: Sinar Grafika Offset.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Legitimasi
https://www.ruangguru.co.id/pengertian-legitimasi-hukum-
politik-dan-kekuasaan-menurut-para-ahli/#forward

63
https://geotimes.co.id/opini/uu-pemilu-baru-dan-legitimasi-
demokrasi/
https://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-
legitimasi/
https://blowrian.wordpress.com/2015/03/26/hukum-dan-
demokrasi/
https://hukamnas.com/jenis-demokrasi
https://id.m.wikipedia.org/wik/Demokrasi_langsung
https://www.coursehero.com/file/p6hse7f/Kelebihan-demokrasi-
perwakilan-dengan-sistem-referendum-apabila-terjadi/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sistem_parlementer
https://ppknsmp123.blgspot.com/2016/01/jelaskan-demokrasi-
dengan-sistem.html?m=1
https://hukamnas.com/demokrasi-rakyat
https://ruhcitra.wordpress.com/2008/11/09/demokrasi/
https://guruppkn.com/ciri-ciri-demokrasi-konstiusional
https://hukamnas.com/demokrasi-material.
https://brainly.co.id/tugas/2000193
https://guruppkn.com/ciri-ciri-demokrasi-rakyat
https://www.kompasiana.com/sandromarganda/552a763bf17e6
1bb10d623dc/demokrasi-di-indonesia-sudah-diterapkan
https://bolaangs.blogspot.com/2010/11/penerapan-demokrasi-
di-indonesia.html?m=1

64
KUTIPAN

1https://id.m.wikipedia.org/wiki/Legitimasi
2https://www.ruangguru.co.id/pengertian-legitimasi-hukum-

politik-dan-kekuasaan-menurut-para-ahli/#forward
3Arsito, S. Wojow. Kamus Bahasa Indonesia Edisi Revisi.

Jakarta: C.V. Pengarang.


4Gunawan Sumodiningrat & Ary Ginanjar Agustian, Mencintai

Bangsa dan Negara Pegangan dalam Hidup Berbangsa dan


Bernegara di Indonesia, (Bogor: PT. Sarana Komunikasi
Utama, 2008), hlm. 44.
5Henry George Liddell, Robert Scott, "A Greek-English

Lexicon", at Perseus
6Wilson, N. G. (2006). Encyclopedia of ancient Greece. New

York: Routledge, hlm. 511.


7Nur Sayid Santoso Kristeva, Manifesto Wacana Kiri,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hlm. 74.
8Barker, Ernest (1906). The Political Thought of Plato and

Aristotle. Chapter VII, Section 2: G. P. Putnam's Sons


9Jarvie, 2006, hlm. 218–219
10Democracy". Encyclopædia Britannica.
11Amin, Zainul Ittihad. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan.

Tangerang: Universitas Terbuka.


12https://geotimes.co.id/opini/uu-pemilu-baru-dan-legitimasi-

demokrasi/
13Rochmadi, Nur Wahyu. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan

SMA Kelas X. Jakarta: Yudistira.


14https://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-

legitimasi/
15https://blowrian.wordpress.com/2015/03/26/hukum-dan-

demokrasi/
16https://hukamnas.com/jenis-demokrasi

65
17https://id.m.wikipedia.org/wik/Demokrasi_langsung
18https://www.coursehero.com/file/p6hse7f/Kelebihan-

demokrasi-perwakilan-dengan-sistem-referendum-apabila-
terjadi/
19https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sistem_parlementer
20https://ppknsmp123.blgspot.com/2016/01/jelaskan-

demokrasi-dengan-sistem.html?m=1
21Blackwell Dictionary of Modern Social Thought, Blackwell

Publishing 2003, hlm. 148.


22https://hukamnas.com/demokrasi-rakyat
23Ujan AA,et.al. 2008. Pancasila Sebagai Etika Sosial Politik

Bangsa Indonesia. Jakarta: MPK Universitas Atma Jaya


Jakarta.hlm. 4-7.
24https://ruhcitra.wordpress.com/2008/11/09/demokrasi/
25https://guruppkn.com/ciri-ciri-demokrasi-konstiusional
26https://hukamnas.com/demokrasi-material.
27https://brainly.co.id/tugas/2000193
28https://guruppkn.com/ciri-ciri-demokrasi-rakyat
29https://www.kompasiana.com/sandromarganda/552a763bf17

e61bb10d623dc/demokrasi-di-indonesia-sudah-diterapkan
30https://bolaangs.blogspot.com/2010/11/penerapan-

demokrasi-di-indonesia.html?m=1
31Rahayu, Ani Sri. 2013. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

66
NAMA ANGGOTA KELOMPOK

Priyanti Oktaviani Hutagalung 201801500434


Istikomah 201801500443
Erla Afriana 201801500461
Aniek Suryaningsih 201801500488
Anwar Tri Pamungkas 201801500495
Tiya Rahayu 201801500497
Surya Tri Agista 201801500560
Cindy Kencana Mawa 201801500562
Eko Fredica Zalaludin 201801500595

67

Anda mungkin juga menyukai