1
DAFTAR ISI
Prakata................................................................................. i
Kata Pengantar..................................................................... ii
Bagian I PENDAHULUAN................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................... 1
B. Wilayah Pembahasan......................................... 6
C. Tujuan Bahasan.................................................. 6
Bagian IV RANGKUMAN..................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA............................................................. 60
KUTIPAN.............................................................................. 62
NAMA KELOMPOK............................................................. 64
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan
buku yang berjudul ”Legistimasi Demokrasi”.
Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak Daud selaku dosen mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan UNINDRA yang sudah
memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan
tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam
rangka menambah pengetahuan juga wawasan menyangkut
efek yang ditimbulkan dari konteks yang kami bahas ini, dan
juga cara bagaimana menciptakan rasa demokrasi yang
sesungguhnya.
Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran
demi perbaikan buku yang akan kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Mudah-mudahan buku sederhana ini dapat dipahami oleh
semua orang khususnya bagi para pembaca. Kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang
kurang berkenan.
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
4
sistem yang demokrasi masih kuat dan hidup sehat sebagai
bagian adat istiadat yang hakiki.”
Dasarnya adalah pemilikan tanah yang komunal yaitu
setiap orang yang merasa bahwa ia harus bertindak
berdasarkan persetujuan bersama. Struktur demokrasi yang
hidup dalam diri bangsa Indonesia harus berdasarkan
demokrasi asli yang berlaku di desa. Gambaran dari tulisan
Moh. Hatta ini tidak lain dari pola-pola demokrasi tradisional
yang dilambangkan oleh musyawarah dalam pencapaian
keputusan dan gotong royong dalam pelaksanaan
keputusannya tersebut. Dari gambaran di atas hal ini pula yang
menginspirasi demokrasi pancasila yang selalu menjadi kiblat
negara kita dalam menapaki kehidupan berbangsa dan
bernegara masih perlu ditelaah atau dikaji lebih dalam lagi.
Demokrasi pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh
bangsa dan negaran Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan
oleh nilai-nilai luhur Pancasila yang tidak mungkin terlepas dari
rasa kekeluargaan. Akan tetapi yang menjadi pandangan kita
sekarang. Mengapa negara ini seperti mengalami sebuah
kesulitan besar dalam melahirkan demokrasi. Banyak para ahli
berpendapat bahwa demokrasi pancasila itu merupakan salah
satu demokrasi yang mampu menjawab tantangan zaman
karena semua kehidupan berkaitan erat dengan nilai luhur
Pancasila. Dalam hal ini kita ambil saja salah satu ahli Nasional
Prof. Dardji Darmodihardjo, S.H. beliau mempunyai Pandangan
bahwa demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang
bersumber kepada kepribadian dan falsafah hidup bangsa
Indonesia yang terwujudnya seperti dalam ketentuan-ketentuan
pembukaan UUD 1945. Lain hal lagi dengan Prof. dr. Drs.
Notonegoro,S.H., beliau mengatakan demokrasi pancasila
adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5
yang berke-Tuhan-nan Yang Maha Esa, yang Berkepribadian
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yang mempersatukan
Indonesia dan yang berkedaulatan seluruh rakyat.
Dalam buku “Le Contrac Sosial”, Jean Jacques Rousseau
memaparkan bahwa penguasa atau pemerintah telah membuat
perjanjian dengan rakyatnya yang disebut dengan istilah
kontrak sosial. Dalam sebuah republik demokrasi, kontrak
sosial atau perjanjian masyarakat ini diwujudkan dalam sebuah
pemilihan umum. Melalui pemilihan umum, rakyat dapat
memilih siapa yang menjadi wakilnya dalam proses
penyaluran aspirasi yang selanjutnya menentukan masa depan
sebuah negara.
Setalah kita mengetahui arti demokrasi, maka sekarang
kita harus mengetahi arti daipada Legitimasi, apakah legitimasi
itu? Menurut KBBI legitimasi adalah keterangan yang
mengesahkan atau membenarkan bahwa pemegang
keterangan adalah betul-betul orang yang dimaksud;kesahan,
atau legitimasi juga bisa dikatakan pernyataan yang sah
(menurut undang-undang atau sesuai dengan undang-
undang); pengesahan, dan menurut para ahli legitimasi bisa di
artikan sebuahkondisi yang menunjukkan bahwa penerimaan
keputusan pemimpin atau pejabat pemerintah pelaksana
kekuasaan telah sesuai dengan prosedur yang berlaku pada
mesyarakat umum dan sesuai dengan nilai-nilai politik atau
moral yang sepatutnya
Legitimasi biasanya terkait dengan masalah hukum dan
penerapan undang-undang yang dibuat bedasarkan putusan
dalam peradilan, dimana hal ini akan dijadikan sebagai ukuran
dimana hal ini mencakup peraturaan keputusan tersebut dapat
diterima dan diakui kesahihannya di dalam masyarakat luas,
pengertian legitimasi politik adalah penggambaran politik yang
berbasis pada putusan peradilan yang berfungsi untuk
6
mengakui bahwa setiap kebijakan yang telah disahkan adalah
untuk kepentingan masyarakat.
Pengertian legitimasi hukum adalah pengakuan hukum
tersebut dimata masyarakat serta merupakan bagian dari suatu
tindakan perbuatan hukum yang berlaku dan juga perundang-
undangan yang sah, dimana hal ini mencakup peraturan
hukum formal, hukum etnis, hukum adat istiadat maupun
hukum kemasyarakatan yang teradapat didalam masyarakat itu
sendiri dan diakui secara sah, sehingga legitimasi dianggap
sangat penting didalam kehidupan masyarakat luas.
Seperti konsep kekuasaan dan kewenangan, legitimasi
juga merupakan hubungan antara pemimpin dan dipimpin,
konsep legitimasi berkaitan dengan siapa masyarakat terhadap
kewenangan artinya, apakah masyarakat menerima dan
mengakui hak moral pemimpin untuk membuat dan
melaksanakan keputusan yang mengikat masyarakat ataukah
tidak. Apabila masyarakat menerima dan mangakui hak moral
pemimpin untuk membuat dan melaksanakan keputusan yang
mengikat masyarakat maka kewenangan itu di katagorikan
sabagai berlegitimasi, maksudnya legitimasi merupakan
penerimaan dan pengakuan masyarakat terhadap bak moral
pemimpin untuk memerintah, membuat dan melaksanakan
keputusan politik.
Hanya anggota masyarakat saja yang dapat memeberikan
legitimasi pada kewenangan pemimpin yang memerintah,
pihak yang memerintah tidak dapat memeberikan legitimasi
atas kewenangannya, pemimpin pemerintahan dapat
mengklaim kewenangan, dan berusaha meyakinkan
masyarakat bahwa kewenangannya sah, namun demikian,
hanya mesyarakat yang dipimpin yang menentukan apakah
kewenangan itu berlegitimasi atau tidak.
7
Berdasarkan pengertian legitimasi dapat di bedakan
pengertian kekuasaan, kewenangan dan legitimasi, apabila
kekuasaan diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
sumber-sumber yang memengaruhi proses politik, sedangkan
kewenangan merupakan hak moral untuk menggunakan
sumber-sumber yang membuat dan melaksanakan keputusan
politik (hak memerintah), adapun legitimasi merupakan
pemerimaan dan pengakuan masyarakat terhadap hak moral
tersebut.
8
B. WILAYAH PEMBAHASAN
C. TUJUAN PENULISAN
9
BAGIAN II
TEORI GAGASAN
A. Pengertian
Legitimasi
10
Legitimasi menurut kamus bahasa Indonesia adalah suatu
surat keterangan yang mensahkan atau membenarkan bahwa
pemegang keterangan itu betul-betul dia3.
Legitimasi biasanya terkait dengan masalah hukum dan
penerapan undang-undang yang dibuat bedasarkan putusan
dalam peradilan, dimana hal ini akan dijadikan sebagai ukuran
dimana hal ini mencakup peraturaan keputusan tersebut dapat
diterima dan diakui kesahihannya di dalam masyarakat luas,
pengertian legitimasi politik adalah penggambaran politik yang
berbasis pada putusan peradilan yang berfungsi untuk
mengakui bahwa setiap kebijakan yang telah disahkan adalah
untuk kepentingan masyarakat. Legitimasi bagi suatu
pemerintahan sangat penting karena dengan legitimasi
tersebutn pemerintah dapat menjalankan probram-prgramnya
sebagai wujud dari amanat yang diberikan oleh rakyat.
Demokrasi
11
kratos. Demos artinya rakyat dan kratos artinya kekuatan atau
kekuasaan. Pada abad ke-5 SM untuk menyebut politik negara
kota Yunani, salah satunya Athena kata ini merupakan antonim
dari aristocratie “kekuasaan elit”. Secara teoritis, kedua definisi
tersebut saling bertengtangan, namun kenyataannya sudah
tidak jelas lagi6. Disemua pemerintahan demokrasi sepanjang
sejarah kuno dan modern, kewarganegaraan demokratis tetap
ditempati kaum elit sampai semua produk dewasa disebagian
besar negara demokrasi modern benar-benar bebas setelah
perjuaangan gerakan hak suara pada abad ke 19 dan 20. Kata
demokrasi sendiri sudah ada sejak abad ke 16 dan berasal dari
bahasa Prancis Pertengahan dan Latin Pertengahan Lama.
Konsep dmeokrasi lahir dari Yunani kuno yang dipraktikkan
dalam hidup bernegara antara abad ke 6 SM. Demokrasi yang
dipraktikkan pada waktu itu adalah demokrasi langsung (direct
democracy), artinya hak rakyat untuk membuat keptusan-
keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh
rakyat atau warga negara7.
Suatu pemerintahan demokratis berbeda dengan bentuk
pemerintahan yang kekuasaannya dipegang satu orang,
seperti monarki, atau sekelompok kecil, seperti oligarki.
Apapun itu, perbedaan-perbedaan yang berasal dari filosofi
Yunani ini sekarang tampak ambigu karena beberapa
pemerintahan kontemporer mencampur aduk elemen-elemen
demokrasi, oligarki, dan monarki8. Karl Popper mendefinisikan
demokrasi sebagai sesuatu yang berbeda
dengan kediktatoran atau tirani, sehingga berfokus pada
kesempatan bagi rakyat untuk mengendalikan para
pemimpinnya dan menggulingkan mereka tanpa perlu
melakukan revolusi9.
Ada beberapa jenis demokrasi, tetapi hanya ada dua
bentuk dasar. Keduanya menjelaskan cara seluruh rakyat
12
menjalankan keinginannya. Bentuk demokrasi yang pertama
adalah demokrasi langsung, yaitu semua warga negara
berpartisipasi langsung dan aktif dalam pengambilan
keputusan pemerintahan. Di kebanyakan negara demokrasi
modern, seluruh rakyat masih merupakan satu kekuasaan
berdaulat namun kekuasaan politiknya dijalankan secara tidak
langsung melalui perwakilan; ini disebut demokrasi perwakilan.
Konsep demokrasi perwakilan muncul dari ide-ide dan institusi
yang berkembang pada Abad Pertengahan Eropa, Era
Pencerahan, dan Revolusi Amerika Serikat dan Prancis10.
Demokrasi merupakan hasil dari berbagai pengalaman
dalam penataan kehidupan bersama (kontrak sosial)
masyarakat dan mengalami pasang surut. Demokrasi juga
dikaitkn dengan “teori kedaulatan rakyat”. Menurut teori ini
bahwa segala kekuasaan disuatu negara bersumber pada
individu-individu. Individu-individu ini pada awalnya merupakan
orang bebas dan kemudian membentuk negara. Di dalam
negara tersebut mereka (individu-individu) menjadi rakyat yang
tunduk kepada kekuasaan negara. Dengan demikian,
kekuasaan tertinggi dari suatu negara bersumber atau berasal
dari rakyat, para pemimpin negara pun dipilih atas kehendak
rakyat. Suatu negara yang pemerintahannya berdasarkan
kedaulatan rakyat ini dinamakan negara demokrasi.
Tokoh-tokoh teori kedaulatan rakyat ini, antara lain John
Locke, J.J. Rousseu, dan Imanuel Kant. Lalu apa makna
demokrasi tersebut? Demokrasi berasal dari kata demos yang
berarti rakyat dan cratos yang berarti berkuasa. Hal ini berarti
ungkapan kata demokrasi tersebut, yakni “rakyat yang
berkuasa”, yang oleh Meriam Boediardjo disebut sebagai
goverment ruled by the people (Boediardjo, 1997: 50) atau
dalam ungkapan umum yang populer yaitu goverment of the
13
people, by the peope and for the people atau pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Pertama, Pemerintahan dari Rakyat (Goverment of the
people) mengandung pengertian hubungan dengan
pemerintahan yang sah dan diakui (legitimate goverment) dan
pemerintahan yang tidak sah dan tidak diakui (unlegitimate
goverment) oleh rakyat. Legitimate bagi suatu pemerintahan
sangat penting karena dengan legitimasi tersebut pemerintah
dapat menjalankan program-programnya sebagai wujud dari
amanat yang diberikan oleh rakyat.
Kedua, Pemerintahan oleh Rakyat (Goverment by the
people). Pemerintahan oleh rakyat berarti pemerintahan yang
menjalankan kekuasaan atas nama rakyat, bukan atas nama
atau dorongan diri sendiri. Selain itu juga mengandung
pengertian bahwa didalam menjalankan tugasnta
pemerintahan tersebut diawasi oleh rakyat, dimana pemerintah
harus tunduk pada pengawasan rakyat (social control).
Pengawasan ini dapat dilakukan secara langsung oleh rayat
atau melalui lembaga perwakilan rakyat (DPR). Dengan
adanya pengawasan oleh rakyat akan mencegah terjadinya
otoriterianisme dalam penyelenggaraan negara.
Ketiga, Pemerintahan untuk Rakyat (Goverment for the
people). Mengandung pengertian bahwa kekuasaan yang
diberikasn oleh rakyat kepada pemerintah dijalankan untuk
kepentingan rakyat. Kepentingan rakyat (umum) harus
didahulukan dari pada kepentingan pribadi atau golongan. Jadi,
pemerintah harus menampung aspirasi dari rakyat dalam
membuat dan menjalankan program-program pembangunan
untuk kepentingan rakyat tersebut.
Prinsip demokrasi yang paling pokok adalah liberte
(kebebasan), egalite atau egalitarianisme (kesetaraan) dan
fraternite (kebersamaan). Prinsip liberte (kebebasan)
14
meniscayakan kebersamaan beragama, berkumpul dan
mengelurkan pendapat (termasuk pers), prinsip egalitarianisme
(kesetaraan) meniscayakan equality before the law
(persamaan derajat dan hak didepan hukum) dan prinsip
fraternite (kebersamaan) yang menjadi penyeimbang prinsip
kebersamaan yakni menghormati hak asasi manusia (HAM),
artinya dalam kebersamaan orang bebas melakukan apapun
yang diinginkan sepanjang tidak mengganggu kebebasan dan
hak-hak orang lain. Oleh karena itu, kondisi mayoritas
hendaknya dapat menghargai minoritas karena minoritas
merupakan bagian dari rakyat secara keseluruhan. Apabila
minoritas diperlakukan “tidak adil” dalam suatu negara yang
beratribut demokrasi, negara tersebut dapat dikatakan tidak
atau kurang demokratis, atau belum demokratis.
Banyak ragam aliran pikiran dalam demokrasi, namun
dapat kita kelompokkan secara sederhana menjadi dua aliran
yang paling penting yaitu aliran demokrasi konstitusional dan
kelompok aliran yang menamakan dirinya komunisme. Dengan
demiian, setiap negara yang menggunakan demokrasi sebagai
dasar dalam menata sistem politiknya dapat kita masukan ke
dalam sala satu dari kedua kelompok, apakah cenderung ke
arah demokrasi konstitusional atau cenderung ke arah
demokrasi yang berdasarkan komunisme. Perbedaan
fundamental kedua aliran tersebut adalah bahwa demokrasi
konstitusional mencita-citakan suatu pemerintahan yang
terbatasa kekuasaannya dalam ruang lingkup negara hukum
(rechtsstaat), tunduk pada aturan hukum (rule of law).
Demokrasi yang mendasarkan diri pada komunisme
(Ploretariat) mencita-citakan suatu pemerintahan yang tidak
demokratis dan cenderung bersifat totaliter11.
15
Legitimasi Demokrasi
16
Hal tersebut, harusnya terdapat pula dalam setiap
keputusan politik. Terutama terkait pengesahan undang-
undang yang harus didukung proses politik jangka panjang
dengan tujuan demokrasi yang berkemajuan. Bukan
kepentingan jangka pendek individu atau kelompok elit partai
politik yang sifatnya sesaat.
Sebab secara substansi, hal yang ingin kita selalu ingin capai
pada setiap pembuatan undang-undang pemilu adalah
legitimasi yang lebih luas terkait pemilu yang jujur, adil, bebas
dan rahasia.
Disamping itu, legitimasi demokrasi selalu berkaitan
dengan demokrasi perlindungan hak-hak rakyat, demokrasi
yang berkemajuan dengan implikasi pembangunan yang
merata dan demokrasi yang dipimpin oleh rakyat itu sendiri.
Sebab, hanya dengan begitu legitimasi demokrasi kita selalu
menjunjung tinggi hak warga negara dan melindungi segenap
tumpah darah Indonesia12.
B. DASAR-DASAR DEMOKRASI
17
hidup meupakan konsep dasar dari cita-cita bangsa,
mengandung dasar pemikiran terdalam yang merupakan
kristalisasi dan institusionalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki
suatu bangsa. Dasar negara Indonesia adalah Pancasila.
Dasar negara pancasila tidak hanya menjadi pandangan hidup,
tetapi juga mempunyai kekuatan hukum yang mengikat.
Pancasila tmbuh dalam suasana kebatinan dan cita-cita hukum
bersama, serta dalam praktik penyelenggaraan kenegaraan.
Dengan demikian dalam penyelenggaraan kehidupan
bernegara di Indonesia dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai
Pancasila.
Dasar-dasar demokrasi antara lain adalah a) warga negara
terlibat dalam pengambilan keputusan. b) adanya persamaan
(equality). c) kebebasan atau kemerdekaan dan perlindungan
terhadap martabat manusia. d) sistem perwakilan. e)
pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law), f) sistem
pemilihan yang menjamin pemerintahan dilakukan oleh
mayorita,g) pendidikan yang memadai dari rakyat, baik yang
bersifat umum maupun pendidikan politik13.
1. Legalitas Demokrasi
18
2. Keterikatan pemerintah pada hokum.
3. Monopoli paksaan pemerintah untuk menjamin
penegakan hokum.
4. Pengawasan oleh hakim yang merdeka dalam hal
organ-organ pemerintah melaksanakan dan
menegakkan aturan-aturan hukum14.
2. Legalitas Legitimasi
19
Legalitas legitimasi juga dapat mengalami krisis yaitu:
peralihan prinsip kewenangan, persaingan yang tajam dan
tidak sehat, pemerintah tidak memenuhi janjinya dan
sosialisasi kewenangan berubah15.
20
positif kebebasan Pers. Dan itu juga merupakan gambaran
umum mengenai demokrasi sendiri, di Indonesia, Di negara
lainnya, tentunya mereka memiliki demokrasi mereka sendiri,
yang bisa diatur berdasarkan ideologi, cara penyampaian, dan
faktor lainnya. Demokrasi yang ada pada negara satu tidak
bisa dipaksakan begitu saja pada negara lainnya. Namun,
demokrasi tadi bisa dijadikan referensi untuk membentuk
sistem pemerintahan yang baru, yang mana paling cocok
dengan budaya dan kehidupan rakyat sendiri. Oleh karena itu,
kita dapat menemukan beberapa jenis dari demokrasi yang
ada di dunia. Ada sembilan jenis totalnya, langsung saja kita
menuju kepada jenis demokrasi yang pertama.
Berikut jenis-jenis demokrasi yang relevan di Indonesia:
21
dalam pengambilan keputusan di suatu negara atau bisa
dikenal sebagai demokrasi perwakilan atau parlemen.
22
i. Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh anggota-
anggota yang berkedudukan di parlemen.Contohnya
pada masa orde baru, Presiden dan Wakil Presiden
dipilih oleh MPR. Wakil rakyat yang memiliki
kekuasaan tertinggi biasanya dapat menunjuk pejabat-
pejabat yang akan menduduki beberapa posisi di
pemerintahan, contohnya menteri-menteri yang
ditunjuk langsung oleh Presiden.Pelaksanaan
demokrasi ini pada zaman kerajaan dahulu, anggota-
anggota parlemen dipilih sendiri oleh raja dan hanya
dari golongan bangsawan sehingga banyak
kepentingan dan aspirasi rakyat yang tidak terwakilkan
dan memicu terjadinya pemberontakan.
2. Demokrasi Langsung
23
Kegiatan pemerintahan bersifat transparan karena
dijalankan oleh rakyat sendiri.Cakupan wilayahnya tidak luas
dan jumlah warga negaranya sedikit menyebabkan mudah
untuk mengumpulkan warga negara dalam suatu pertemuan
yang membahas mengenai keputusan-keputusan politik.
Pembahasan dan penyelesaian terhadap suatu masalah
diselesaikan langsung oleh rakyat melalui forum pertemuan
tanpa harus diwakilkan oleh lembaga-lembaga perwakilan.
Rakyat dapat ikut campur dalam penyusunan rancangan
undang-undang dengan syarat mendapatkan dukungan dari
mayoritas warga negara melalui sistem voting atau
musyawarah.
Hanya dapat dijalankan oleh negara yang memiliki luas
wilayah kecil dan jumlah warga negara yang sedikit.
Pemutusan suatu perkara sering diambil keputusan yang
didukung oleh mayoritas warga negara yang ikut berkumpul.
Amandemen konstitusi bisa diubah berdasarkan usulan dari
rakyat dengan ketentuan mendapatkan dukungan yang cukup
dari mayoritas warga negara.
Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat
dengan cara pemilihan umum.
Orang-orang yang menduduki jabatan di pemerintahan
ditentukan oleh rakyat dengan cara pemilihan umum.
Walaupun secara garis besar, demokrasi langsung dan tidak
langsung memiliki banyak perbedaan dalam pelaksanaannya.
Akan tetapi, tetap memiliki persamaan diantara keduanya
seperti tetap melalui pemilihan umum. Jadi rakyat tetap
memilih sendiri wakil-wakilnya yang nantinya akan
menyalurkan setiap aspirasinya dan memperjuangkan
kepentingannya sehingga keputusan politik yang dibuat tetap
memperhatikan rakyat juga.
24
Pada negara yang menganut sistem demokrasi tidak
langsung tetap rutin dalam pelaksanaan pemilihan umum. Hal
ini digunakan untuk memilih orang-orang yang akan menjadi
wakilnya pada pemerintahan. Pemilihan umum ini berdasarkan
kebebasan dan hasilnya nanti akan berpengaruh terhadap
kepentingan rakyat dari negara tersebut, termasuk juga
kebijakan yang baru dihasilkan setelah wakil rakyat berkuasa17.
25
Prinsip-prinsip demokrasi:
1. Keterlibatan warga negara dalam pembuatan
keputusan politik.
2. Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga
negara.
3. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang
diakui dan dipakai oleh para warga negara.
4. Penghormatan terhadap supremasi hukum.
4. Demokrasi Parlementer
26
langsung atau tidak langsung cabang legislatif, atau parlemen,
sering dikemukakan melalui sebuah veto keyakinan. Oleh
karena itu, tidak ada pemisahan kekuasaan yang jelas antara
cabang eksekutif dan cabang legislatif, menuju kritikan dari
beberapa yang merasa kurangnya pemeriksaan dan
keseimbangan yang ditemukan dalam sebuah republik
kepresidenan.
Sistem parlemen dipuji, dibanding dengan sistem
presidensial, karena kefleksibilitasannya dan tanggapannya
kepada publik. Kekurangannya adalah dia sering mengarah ke
pemerintahan yang kurang stabil, seperti dalam Republik
Weimar Jerman dan Republik Keempat Prancis. Sistem
parlemen biasanya memiliki pembedaan yang jelas antara
kepala pemerintahan dan kepala negara, dengan kepala
pemerintahan adalah perdana menteri, dan kepala negara
ditunjuk sebagai dengan kekuasaan sedikit atau seremonial.
Namun beberapa sistem parlemen juga memiliki seorang
presiden terpilih dengan banyak kuasa sebagai kepala negara,
memberikan keseimbangan dalam sistem ini.
Negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer
adalah Inggris, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura dan
sebagainya.
Ciri-ciri sistem parlementer:
1. Dikepalai oleh seorang perdana menteri sebagai
kepala pemerintahan sedangkan kepala negara
dikepalai oleh presiden/raja.
2. Kekuasaan eksekutif presiden ditunjuk oleh legislatif
sedangkan raja diseleksi berdasarkan undang-undang.
3. Perdana menteri memiliki hak prerogratif (hak
istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan
menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-
departemen.
27
4. Menteri-menteri hanya bertanggung jawab pada
kekuasaan legislatif.
5. Kekuasaan eksksekutif bertanggung jawab kepada
kekuasaan legislatif.
6. Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislatif.
7. Parlemen sebagai pemegang kekuasaan di negara
tersebut19.
28
Sebagai sistem dalam demokrasi, sistem pemisahan
kekuasaan juga memiliki kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan:
Ada kestabilan pemerintah karena mereka tidak dapat
dijatuhkan atau dibubarkan oleh badan perwakilan rakyat
(parlemen). Oleh karena itu, pemerintahan dapat
melaksanakan program-programnya dengan baik.
Kelemahan:
Dapat mendorong timbulnya pemusatan kekuasaan di tangan
presiden20.
29
2. Rakyat mudah kecewa karena wakil rakyat tidak
membawa amanah ketika mereka berkampanye
sebelum terpilih.
7. Demokrasi Liberal
30
8. Demokrasi Rakyat atau Sosial Komunisme
31
Dalam demokrasi rakyat maka rakyat diberi kekebasan
atas kepemilikan pribadi tanpa ada penindasan dan
paksaan. Mengenai hal ini tentu saja hak kepemilikan
harus berdasar pada undang-undang yang kemudian
di sahkam oleh instansi atau badan yang terkait
dengan urusan tersebut. Pada dasarnya dalam
demokrasi rakyat setiap indivisu memiliki kebebasan
atas kepemilikan pribadi sebagaimana diatur dalam
undang-undang.
3. Adanya jaminan HAM
Sesuai dengan pasal 28 A-J didalam kutipan UUD
1945 maka demokrasi rakyat yang di anut oleh
Indonesia bercirikan dengan dijunjungnya HAM atau
Hak Asasi Manusia. HAM sendiri merupakan hak
dasar yang melekat pada setiap individu yang
diberikan sejak ia lahir sampai dengan meninggal
dunia. Setiap pelanggaran atas HAM maka akan
dikenai sanksi sesuai dengan undang-undang yang
berlaku. Penegakan terhadap jenis hak asasi manusia
juga merupakan tugas bagi pemerintah yang sampai
saat ini masih menemui berbagai kendala yang
merupakan dampak positif reformasi dan dampak
positif kebebasan pers.
4. Adanya jaminan kemerdekaan bagi warga negara
untuk berkumpul dan berposisi.
Dalam demokrasi rakyat, negara memberi dan
menjamin kebebasan bagi setiap individu untuk
berkumpul dan beroposisi. Selama hal tersebut masih
dalam koridor dan batas-batas yang tidak melanggar
hukum maka pemerintah tidak berhak untuk
membubarkannya. Namun, jika perkumpulan tersebut
memang nyata dan terbukti telah melanggar baik
32
norma sosial dan sebagai penyebab konflik antar
golongan, hukum dan bahkan bersifat radikal maka
pemerintah bebas untuk membubarkannya. Pada
dasarnya kita semua telah diberikan kebebasan
tersebut, tergantung bagaimana kita menyikapi dan
mempergunakan kekebasan yang ada tersebut
dengan bijak dan tanggung jawab.
5. Perlakuan dan kedudukan sama bagi seluruh warga
negara dan hukum.
Sebagai negara hukum tentunya demokrasi rakyat
juga memandang dan memberikan perlakukan yang
sama dan setara bagi semua warga negara di mata
hukum sebagai bentuk prinsip-prinsip demokrasi
pancasila dan menjadi contoh demokrasi pancasila.
Namun, pada faktanya banyak spekulasi yang
berkembang dilayar kaca bahwa hukum Indonesia saat
ini lebih tajam kebawah namun tumpul ke atas.
Semakin Anda memiliki kekuasaan dan uang maka
hukuman yang akan dijatuhkan akan sebentar,
sebaliknya jika anda tak berkuasa dan beruang maka
hukum akan mencekik Anda22.
9. Demokrasi Pancasila
33
1. Bidang ekonomi
Demokrasi Pancasila menuntut rakyat menjadi subjek
dalam pembangunan ekonomi. Pemerintah memberikan
peluang bagi terwujudnya hak-hak ekonomi rakyat dengan
menjamin tegaknya prinsip keadilan sosial sehingga segala
bentuk hegemoni kekayaan alam atau sumber-sumber
ekonomi harus ditolak agar semua rakyat memiliki
kesempatan yang sama dalam penggunaan kekayaan
negara. Dalam implikasi pernah diwujudkan dalam
Program ekonomi banteng tahun 1950, Sumitro plan tahun
1951, Rencana lima tahun pertama tahun 1955 s.d. tahun
1960, Rencana delapan tahun dan terakhir dalam Repelita
kesemuanya malah menyuburkan korupsi dan merusaknya
sarana produksi.Hal ini ditujukan untuk mencapai
masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan pasal 33
UUD 1945 dan sila ke-5 Pancasila. Maka secara kongkrit,
rakyat berperan melalui wakil-wakil rakyat di parlemen
dalam menentukan kebijakan ekonomi.
34
10. Demokrasi Formal
35
11. Demokrasi Material
36
a. sistem satu (mono) partai, yaitu partai komunis (di
Rusia).
b. sistem otoriter, yaitu otoritas penguasa dapat
dipaksakan kepada rakyat.
c. sistem perangkapan pimpinan, yaitu pemimpin partai
merangkap sebagai pemimpin negara/ pemerintahan.
d. sistem pemusatan kekuasaan di tangan penguasa
tertinggi dalam negara24.
37
dominasi pemerintah tentu dapat memberikan
kemakmuran baginseluruh bangsanya.
b. Rakyat di berikan kebebasan untuk berkontribusi pada
sektorekonomi.
Meskipun sektor perekonomian dikuasai
pemerintah, namun rakyat diberikan kekuasaan
sebebas-bebasnya untuk dapat berkontribusi. Rata-
rata tingkat pengangguran dinegara penganut sistem
ini cukup minim. Mengingat banyak sekali pabrik miliki
pemerintah berskala besar yang kemudian memnuka
lowongan terbuka bagi masyarakatnya. Setiap
tingkatan dan jenjang pendidikan memiliki proporsi dan
jenjang jabatan yang berbeda-beda. Meskipun anda
hanya lulusan sekolah dasar maka peluang kerja
masih sangat luas dan terbuka.
Berbeda tentunya dengan di Indonesia, bahwa
tingkat pendidikan sangat berpengaruh pada jenis
pekerjaan dan jumlah penghasilan. Itupun persaingan
dari sesama lulusan di jenjang yang sama sudah
sangat tinggi. Di negara penganut demokrasi material.
Anda tidak perlu mengkhawatirkan mengenai
pekerjaan dan penghasilan. Karena pemerintah disana
memberikan kemudahan bagi setiap masyarakatnya
dari jenjang pendidikan apapun untuk dapat memiliki
penghasilan yang menggiurkan.
c. Peran rakyat di batasi dalam bidang politik.
Mengingat peran dan kontribusi rakyat sudah sangat
tetbuka di bidang politik, maka kontribusi rakyat
dibidang politik sangat dibatasi. Dalam hal ini setiap
kebijakan yang diambil oleh pemerintah tanpa harus
melalui pendapat rakyat. Karena memang
pemerintahlah yang mengatur seluruh aspek
38
penyelenggaraan negara. Mulai dari aspek politik,
sosial, ekonomi, pendidikan hingga kebudayaan.
Pendapat rakyat bukan menjadi hal mutlah yang
menjadi dasar pengambilan keputusan. Sebab, rakyat
tidak memiliki kebebasan suara dalam berpolitik.
d. Negara cenderung stabil perekonomiannya
Kehebatan dari negara penganut sistem ini ialah,
petekonomian yang dimilikinya cenderung stabil.
Mengingat bahwa negara dengan sistem ini termasuk
negara yang memiliki perekonomian kuat dan memiliki
jumlah produksi skala global. Mereka berhak
membanjiri pasar global dengan produk yang ada.
Sebut saja barang-barang China yang memang
memiliki kualitas media tapi harganya sangat
ekonomis.
e. Tidak ada kesenjangan sosial di masyarakat.
Ciri terakhir dari demokrasi material adalah bahwa
tidak ada kesenjangan sosial yang dapat dilihat dari
negara penganutnya. Masyarakat cenderung memiliki
penghasilan dan taraf hidup yang sama. Sebab
mereka banyak bekerja pada sektor yang sama.
Sehingga akan sulit menemukan masyarakat yang
kaya sekali atau yang miskin sekali. Para
penduduknya cenderung memiliki tingkatan sosial dan
ekonomi yang setara, tanpa adayang mendominasi
dan terdiskriminasi karena pendapatan dan tingkat
perekonomiannya.
39
12. Demokrasi Campuran
a) Demokrasi Konstitusional
Demokrasi konstitusional mencerminkan suatu
kekuasaan pemerintahan yang terbatas dan tidak
banyak campur tangan serta tidak bertindak
sewenang-wenang terhadap warga negaranya.
Kekuasaan pemerintahan dibatasi oleh konstitusi.
Demokrasi konstitusional dianut oleh negara-negara
Eropa Barat, Amerika Serikat, India, Pakistan,
Indonesia, Filipina, Singapura.
Demokrasi konstitusional adalah jenis demokrasi
di mana kekuasaan mayoritas dilaksanakan dalam
kerangka kerja konstitusi yang dirancang untuk
menjamin hak mayoritas. Dalam jenis demokrasi ini,
bagaimana rakyat harus diatur dan diatur dalam
konstitusi yang merupakan sikap positif terhadap
konstitusi negara. Demokrasi konstitusional adalah tipe
40
yang beroperasi dari dan sesuai dengan konstitusi
negara bagian.
Demokrasi konstitusional ini berkembang di Eropa
Brata pada abad ke-15 dan ke-16 dan mecapai
puncaknya pada abad ke-19 ditandai dengan
beberapa asas, diantaranya berikut ini.
Kebebasan manusia atas sedala bentuk
kekerasan penindasan dan kekuasaan yang
sewenang-wenang.Jaminan terhadap hak asasi
manusia dengan membatasi kekuasaan negara
melalui konstitusi. Pembagian kekuasaan sehingga
kesempatan penyalahgunaan diperkecil.
41
Ciri-ciri demokrasi konstitusional:
Demokrasi konstitutional adalah antitesis dari peraturan
yang sewenang-wenang. Ini adalah demokrasi yang ditandai
dengan:
1. Tujuan Pemerintah.
Orang-orang adalah sumber utama dari otoritas
pemerintah yang memperoleh haknya untuk mengatur
dari persetujuan mereka.
2. Hak Minoritas.
Meskipun “peraturan mayoritas,” hak-hak fundamental
individu-individu minoritas dilindungi. Hak minoritas: Di
bawah demokrasi konstitusional, hak-hak yang tidak
bersuara atau tidak berpihak dijamin dengan baik
melalui konstitusi.
3. Pemerintahan Terbatas
Kekuasaan pemerintah dibatasi oleh undang-undang
dan konstitusi tertulis atau tidak tertulis yang
dipaksakan oleh orang-orang yang berkuasa.
Pemerintah yang Terbatas: Pemerintah dalam
demokrasi konstitusional terbatas tidak seperti bentuk
demokrasi lainnya dimana pemerintah dapat
dibubarkan setiap saat.
4. Prosedur dan Batasan Institusi.
Ada beberapa perangkat kelembagaan dan
prosedural yang membatasi kekuasaan pemerintah.
Kekuasaan terpisah, kekuasaan dipisahkan di
antara berbagai instansi atau cabang pemerintahan.
Setiap instansi atau cabang memiliki tanggung jawab
utama untuk fungsi tertentu seperti fungsi legislatif,
eksekutif, dan yudisial. Namun, masing-masing cabang
juga membagikan fungsi ini dengan cabang lainnya.
42
Keseimbangan dan pengawasan, berbagai
instansi atau cabang pemerintahan memiliki kekuatan
yang memadai untuk memeriksa kekuatan cabang
lainnya. Cek dan saldo mungkin termasuk kekuatan
judicial review. Atas kuasa pengadilan untuk
menyatakan tindakan cabang-cabang pemerintahan
lainnya bertentangan dengan konstitusi dan oleh
karena itu batal demi hukum.
5. Proses Hukum
Hak individu atas kehidupan, kebebasan, dan properti
dilindungi oleh jaminan proses hukum yang wajar.
6. Kepemimpinan
Pemilihan memastikan bahwa posisi kunci di
pemerintahan akan diperebutkan pada interval periodik
dan bahwa pengalihan wewenang pemerintah
dilakukan dalam proses yang damai dan tertib.
7. Sistem Kedaulatan.
Dalam demokrasi konstitusional, rakyat dipandang
sebagai suara yang lebih keras dari pemerintahan
suatu negara, ini membuat kehendak pemilih menang.
8. Dasar Kebebasan.
Konstitusi memungkinkan orang untuk mengetahui
hak-hak mereka dan memastikan bahwa hak-hak
mereka dilindungi; Ada kebebasan dasar campur
tangan rakyat dalam urusan pemerintahan.
9. Aturan Untuk Kaum Mayoritas.
Inilah aturan yang memberi mayoritas kesempatan
untuk mengekspresikan pandangan dan pendapat
mereka dalam urusan pemerintahan. Aturan mayoritas
memberikan hak kepemimpinan kepada rakyat dan
dengan demikian mendapatkan dukungan penuh dan
pengakuan atas massa seperti sistem kabinet25.
43
Hal-hal berikut di bawah ini adalah manfaat demokrasi
konstitusional:
Ada aturan hukum, ini mendorong kesetaraan orang dan
membantu melindungi hak asasi manusia.
Ini juga membantu mendorong konstitusionalisme; Dengan
cara ini, ini membantu pemerintah untuk memerintah sesuai
dengan peraturan, peraturan dan prinsip yang ditetapkan
negara dan tidak mengatur bagaimanapun tanpa panduan
yang tepat.
Ada legitimasi, demokrasi konstitusional dianggap sah karena
mendapat dukungan penuh rakyat.
Ini melibatkan pemilihan berkala yang ‘memimpin’
pemerintahan lain untuk sebuah perubahan.
Ada pilihan partai politik yaitu ada kesempatan bagi setiap
warga negara untuk menjadi anggota partai politik pilihan
mereka dan memilih pemimpin mereka menjadi cara
menumbuhkan budaya demokrasi.
Kewarganegaraan tidak tergantung pada kepatuhan.
Demeritis Demokrasi Konstitusional
Ada pemisahan kekuasaan, demokrasi konstitusional
membawa pemisahan kekuasaan antar berbagai organ
pemerintahan
Korupsi dan manipulasi pemilihan, pada saat pemilihan
pemimpin baru melalui pemilihan umum, biasanya ada korupsi
dan manipulasi oleh badan pemilihan dan anggota partai politik
yang membantu mengantar pemimpin yang salah ke dalam
kekuasaan merupakan perilaku budaya demokrasi.
Ketidaktahuan/pendidikan politik yang tidak memadai,
sebagian besar orang buta huruf memilih dengan ceroboh
karena kurangnya pengetahuan tentang pendidikan politik.
Pembuatan keputusan yang lambat, karena semua orang
harus mengungkapkan pandangan dan pendapat mereka
44
mengenai keputusan yang ingin dibuat oleh pemerintah,
keputusan tersebut menjadi sangat lambat.
Individu mengklaim hak dan kewajiban, hal yang seringkali
membuat mereka tidak menghormati mereka yang berkuasa.
Terlalu mahal, demokrasi konstitusional melibatkan begitu
banyak orang dalam menjalankan urusannya, sehingga
menjadi terlalu mahal untuk dijalankan.
Manipulasi sedikit, demokrasi konstitusional selalu dimanipulasi
oleh beberapa warga yang memiliki kemampuan vokal dan
kemampuan dalam mengekspresikan pandangan dan
pendapat.
45
Istilah ” rezim politik ” digunakan untuk menunjuk struktur
dasar, atau sistem, pemerintahan yang ada dan beroperasi
dalam masyarakat politik tertentu. Istilah ini mengacu pada
pendekatan fundamental untuk mengatur suatu masyarakat,
misalnya pendekatan konstitusional atau pendekatan
diktatorial. Sebuah rezim politik terdiri dari prinsip-prinsip dasar
yang di atasnya pemerintah masyarakat beroperasi, bentuk-
bentuk kelembagaan dan proses pemerintahan yang, distribusi
otoritas politik antara kantor utama dan lembaga-lembaga
pemerintahan yang dan, hubungan kekuatan yang dihasilkan
antara kantor-kantor pemerintah dan lembaga-lembaga ini.
Jenis rezim politik yang ada dan beroperasi di Indonesia
disebut ” demokrasi konstitusional .” Selain Indonesia,
masyarakat politik masa kini dengan sistem pemerintahan
demokratis konstitusional yang stabil dan mapan mencakup
sebagian besar masyarakat Anglophone. Contoh lain dari
masyarakat dengan rezim politik stabil yang bersifat
konstitusional dan demokratis termasuk Jepang dan negara-
negara Eropa Barat.
Selanjutnya, kita akan mengeksplorasi karakter fundamental
demokrasi konstitusional modern, mengidentifikasi dan
memeriksa bahan dasarnya yaitu konstitusionalisme dan
demokrasi representatif. Kita akan melihat bagaimana
konstitusionalisme berbeda dari kediktatoran dan bagaimana
demokrasi representatif berbeda dari demokrasi langsung. Kita
akan memeriksa secara singkat badan teori politik, atau filsafat,
yang mendasari demokrasi langsung dan demokrasi
perwakilan yang mendasarinya. Hal ini diakhiri dengan tinjauan
singkat tentang ciri dasar demokrasi konstitusional modern.
Demokrasi konstitusional adalah sistem pemerintahan di mana
otoritas politik yaitu, kekuasaan pemerintah – didefinisikan,
terbatas, dan didistribusikan oleh badan hukum fundamental
46
yang disebut “Konstitusi” dan pemilih masyarakat pemilih
umum dalam masyarakat politik – memiliki cara efektif untuk
mengendalikan wakil terpilih di pemerintahan dan meminta
pertanggungjawaban (bertanggung jawab, atau jawab) atas
keputusan dan tindakan mereka saat berada di kantor publik.
47
langsung maupun tidak langsung sebagai hasil kemenangan
dalam pemilihan yang bebas dan kompetitif, dan hak suara.
48
yang pertama kali dilakukan sistem demokrasi rakyat adalah
membebaskan kepemilikan pribadi. Rakyat tidak
diperkenankan memiliki sesuatu atau modal secara pribadi.
Semua diserahkan kepada negara dan diatur pembagiannya.
Negara tidak hanya memegang semua kepemilikan penting
yang menguasai hajat hidup orang banyak. Negara benar-
benar membebaskan kepemilikan pribadi.
Diktator atau Pemaksaan, diktator atau pemaksaan dalam
menjalankan sistem pemerintahan. Meskipun cita-cita tidak
mengenal kelas sosial dan membebaskan kepemilikan pribadi
dalam poinnya harus dilakukan secara rela dan bebas, dalam
pelaksanannya secara paksa. Negara berharap pemaksaan
merupakan awalan dan akhirnya semua rakyat akan dengan
sukarela membebaskan semua kepemilikian pribadi
Tidak Beragama, sama halnya dengan kepemilikan modal,
dalam demokrasi rakyat agama dianggap menjadikan
masyarakat berkelas-kelas. Sehingga negara komunis tidak
mengenal agama. Semua agama dihapuskan dari sistem
kehidupan rakyatnya.
Sistem Satu Partai, ciri selanjutnya, demokrasi rakyat
kebanyakan menganut sistem satu partai dalam
pemerintahannya. Sistem ini mempermudah kekuasaan dan
mengesampingkan banyaknya aspirasi yang berbeda dari
rakyat. Partai yang ada adalah partai komunis.
Sistem Multi Partai dengan Satu Kekuasaan, ada beberapa
negara demokrasi rakyat atau komunis yang tetap menerapkan
sistem pemerintahan yang multi partai atau banyak partai.
Banyaknya partai ini dimaksudkan sebagai penyalur aspirasi
rakyat dan penyeimbang. Dalam pelaksanaannya, sistem
pemerintahan multi partai ini tetap dengan satu kekuasaan, di
mana ada partai besar yang paling berkuasa dan memegang
penuh kekuasaan pemerintah. Contoh penerapan demokrasi
49
liberal dengan sistem multi partai adalah di negara RRC.
Demokrasi rakyat di sana dipengaruhi oleh pemikiran Mao Tse
Tung yang membawa gagasan demokrasi baru. Dengan
demikian di Cina ada Front Persatuan yang menjadi wadah
mempersatukan berbagai partai yang ada dengan Partai
Komunis tetap menjadi partai paling besar dan berkuasa 28.
50
BAB III
IMPLEMENTASI DAN IMPLIKASI
A. PENERAPAN YANG SESUAI
51
Demokrasi mengakui bahwa semua manusia setara,
mempunyai kedudukan yang sama dihadapan hukum dan
pemerintahan. Demokrasi menjamin pemenuhan hak asasi
manusia, antara lain hak hidup, hak kebebasan, hak
kesetaraan, hak memiliki dan hak mengejar kebahagiaan.
Banyak orang mengatakan bahwa Indonesia adalah
Negara demokrasi, yaitu Negara yang sistem kekuasaannya
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dan pertanyaannya
adalah apakah sistem demokrasi tersebut sudah diterapkan di
Indonesia dengan baik? jika kita melihat pada masa lalu yaitu
pada masa pemerintahan Soekarno maka Indonesia pada saat
ini sudah menerapkan sistem demokrasi, buktinya adalah
dengan pemilu, demo, dll. Tapi yang menjadi permasalahan
apakah semua itu sudah terlaksana dengan baik?
Sering kali kita menjumpai banyak masyarakat yang
mengeluh karena perbuatan pemerintah yang
menyalahgunakan kekuasaannya yang telah diamanahkan
rakyat kepada mereka semua, seperti menyalahgunakan dana
yang seharusnya adalah hak rakyat, tetapi malah digunakan
untuk kebutuhan pribadinya, dan masih banyak lagi contoh-
contoh yang lain.
Oleh sebab itu kita sebagai generasi penerus perjuangan
bangsa ini maka kita harus merubah itu semua. Jangan
biarkannegara ini hancur karena sesuatu hal yang sangat
sepele23.
Dalam UU No. 12 tahun 2003 mengenai pemilu
mengatakan pemilu merupakan salah satu saran demokrasi.
Indonesia sebagai negara yang demokrasi sampai sekarang
telah berhasil melakukan pemilu sebanyak 9 kali, yaitu masa
orde lama sebanyak 1 kali, orde baru sebanyak 6kali dan masa
reformasi sebanyak 2 kali, dimulai pada tahun 1955, 1971,
1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, dan 2004. Pada tanggal 5
52
April 2004, telah berlangsung pemilihan umum yang ke 2
kalinya selama reformasi yang diikuti oleh 24 parpol. Pemilu ini
diadakan untuk pemilihan legislative yaitu DPR, DPD, DPRD,
Pres dan Wapres. Adapun asas-asas pemilihan umum yaitu:
a) Bersifat langsung.
b) Umum.
c) Bebas.
d) Rahasia.
e) Jujur.
f) Adil.
Adapun yang menjadi kriteria pemilu demokrasi adalah :
a) Adanya pengakuan hak pilih universal.
b) Adanya keleluasaan untuk membentuk tempat
penampungan pluraritas masyarakat pemilih.
c) Mekanisme rekruitmen yang terbuka bagi calon wakil rakyat.
d) Warga yang memilih memiliki kebebasan dalam menentukan
hak pilihnya.
e) Adanya panitia pemilihan yang andependen dan tidak
memihak.
Demokrasi tidak datang dengan sendirinya dan budaya
demokrasi tidak muncul begitu saja, melainkan harus diajarkan
dan ditanamkan sejak dini, mulai dari lingkungan kecil, seperti
keluarga sampai lingkungan besar, seperti Negara bahkan
dalam hubungan internasional.
Contoh penerapan demokrasi di lingkungan keluarga, antara
lain adalah sebagai berikut :
a. menghargai pendapat orangtua dan saudara.
b. bertanggung jawab atas perbuatannya.
c. musyawarah untuk pembagian kerja.
d. bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan dan masalah
yang ada.
53
e. bersedia untuk menerima kehadiran saudara-saudaranya
sendiri.
f. terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi.
54
2) Kesediaan para pemimpin untuk senantiasa
mendengar dan menghargai pendapat warganya.
3) Memiliki kejujuran dan integritas.
4) Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab kepada
public.
5) Menghargai hak-hak kaum minoritas.
6) Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat.
7) Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan
bersama untuk menyelesaikan masalah-masalah
kenegaraan Pengendalian diri juga merupakan unsur
penting dari budaya demokrasi. Pengendalian diri tidak
hanya berlaku dalam kehidupan bernegara, tetapi juga
dalam kehidupan sehari-hari29.
55
menjajarkan antara parlemen dan presiden dengan memberi
dua kedudukankepada presiden yakni sebagai kepala negara
dan kepala pemerintahan. Kedua, sistem parlementer yang
meletakan pemerintah dipimpin oleh perdana menteri yang
hanya berkedudukan sebagai kepala pemerintahan dan bukan
kepala negara, sebab kepala negaranya bisa diduduki oleh raja
atau presiden yang hanya menjadi simbol kedaulatan dan
persatuan dan; Ketiga, sistem referendum yang meletakan
pemerintah sebagai bagian (badan pekerja) dari parlemen.
Dibeberapa negara ada yang menggunakan sistem campuran
anatara presidensial dan parlementer, yanag antara lain dapat
dilihat dari sistem ke tatanegaraan di prancis atau Indonesian
berdasarkan UUD 1945.
Dengan alasan tersebut menjadi jelas bahwa asas
demokrasi yang hampir sepenuhnya disepakati sebagai modal
terbaik bagi dasar penyelenggaraan negara ternyata
memberikan implikasi yang berbeda-beda diantara pemakainya
bagi peranan negara30.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, telah
disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan
demokrasidengan indikator-indikatornya terhadap partisipasi
politik mahasiswa dalam pemilihan umum kepala daerah, dan
ada kontribusipendidikan demokrasidengan indikator-
indikatornya terhadap partisipasi politik mahasiswa dalam
pemilihan umum kepala daerah baik variabel utama maupun
variabel intervening. Hal ini menunjukkan bahwa secara teoritis
hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya yang
berkaitan dengan masalahdemokrasi,pendidikan demokrasi,
pendidikan kewarganegaraan dan politik. Lebih jauh hasil
penelitian ini dapat memperjelas betapa pentingnya pendidikan
demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan terhadap
56
partisipasi politik mahasiswa dalam pemilihan umum kepala
daerah. Berpijak dari temuan ini, maka pendidikan demokrasi
melalui pendidikan kewarganegaraan dapat mengungkap
pertanyaan apa, bagaimana, dan kenapa terhadap substansi
pendidikan demokrasi, partisipasi politik, dan pemilu. Dengan
berhasilnya mengungkap pertanyaan ini, mahasiswa tidak
memandang pendidikan demokrasi melalui pendidikan
kewarganegaraan sebagai pengajaran demokrasi atau
pengalihan pengetahuan tentang demokrasi tetapi mahasiswa
memandang bahwa pendidikan demokrasi melalui pendidikan
kewarganegaraan sebagai pembelajaran materi demokrasi
berdasarkan kompetensi dasar yang dimiliki para mahasiswa
yang berorientasi secara teoritis dan praksis.
Pendidikan demokrasi melalui pendidikan
kewarganegaraan yang sedang kita kembangkan dewasa ini,
memberi peluang dalam menghargai kebebasan
mengekpresikan aspirasi dan kehendak baik secara
perseorangan ataupun kelompok. Sepatutnya kebebasan itu
tidak menjadi pemicu konflik di masyarakat. Pendidikan
demokrasi melalui pendidikan kewarganegaraan mahasiswa
akan lebih meningkat partisipasi politik dalam pemilukada
sebagai bentuk tanggung jawab dalam menggunakan hak pilih
politiknya dalam pemilu. Dengan demikian mahasiswa dapat
menyadari tugas dan tanggung jawab terhadap kelangsungan
hidup bangsa dan negara Indonesia di masa mendatang.
Dengan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa mata
kuliah PKN sebagai program kurikuler pendidikan demokrasi
masih sangat diperlukan dalam lingkungan perguruan tinggi
khususnya sebagai wahana pendidikan politik mahasiswa.
Dengan demikian partisipasi politik mahasiswa dalam
pemilukada dapat meningkat berbanding lurus dalam
pembelajaran pendidikan demokrasi melalui pendidikan
57
kewarganegaraan. Pendidikan demokrasi melalui pendidikan
kewarganegaraan dapat mendorong adanya partisipasi politik
yang lebih luas dalam pemilihan kepemimpinan di tingkat lokal,
dan dapat memperkuat legitimasi politik yang kuat sehingga
terbangun perimbangan kekuasaan dan kekuatan di daerah
antara kepala daerah dengan DPRD. Pendidikan
kewarganegaraan sebagai wahana sistemik pendidikan
demokrasi berkembang pesat sebagai kerangka pemikiran
dengan meletakkan tiga komponen utamanya, yaitu sebagai
kajian ilmiah pendidikan disiplin ilmu kewarganegaraan,
sebagai program kurikuler pendidikan demokrasi, dan sebagai
gerakan sosial-kultural kewarganegaraan, dan koheren dan
konsisten bermuara pada pengembangan potensi
kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan sebagai
wahana sistemik pendidikan demokrasi konstitusional di
Indonesia didasarkan kepada kerangka pemikiran yang
sistematis, komprehensif dengan mekanisme kerja diarahkan
kepada konsep kewarganegaraan yang cerdas, demokratis,
taat hukum, dan religius.
Dengan melihat adanya pengaruh pendidikan demokrasi
melalui pendidikan kewarganegaraan terhadap partisipasi
politik mahasiswa dalam pemilu, dan ada kontribusi
pendidikan demokrasisebesar 95,16 % terhadap partisipasi
politik mahasiswa dalam pemilu. Hal ini menunjukkan indikasi
perlunya meningkatkan upaya untuk memaksimalkan
pembelajaran pendidikan demokrasi melalui PKN. Belum
maksimalnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel
terikat perlu ditelusuri penyebabnya.Sejauh ini dapat diindikasi
bahwa kurang berhasilnya pembelajaran pendidikan demokrasi
melalui pendidikan kewarganegaraan dipengaruhi oleh adanya
faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor yang dimaksud
meliputi diantaranya: prasarana dan sarana, belum adanya
58
paradigma perguruan sebagai laboratorium pendidikan
demokrasi, keteladanan dan kemampuan dosen, minat dan
motivasi mahaiswa, metode pembelajaran, dan situasi dan
kondisi lingkungan sosial budaya mahasiswa dan perguruan
tinggi. Pembelajaran pendidikan demokrasi melalui pendidikan
kewarganegaraan, seyogyanya dilakukan dengan berbagai
dimensi pendekatan, dan oleh berbagai pihak yang
berkecimpung di dalam dunia pendidikan tinggi. Dosen
merupakan orang pertama, dan utama yang paling
berkompeten dalam meningkatkan pendidikan demokrasi
melalui pendidikan kewarganegaraan di hadapan para
mahasiswa.
Oleh karena itu, dosen mata kuliah PKN seyogyanya
memiliki kemampuan dan wawasan yang lebih luas terhadap
mata kuliah yang diampunya sekaligus memiliki pendidikan
formal yang linier dengan program studi yang dibinanya serta
memiliki kompetensi yang disyaratkan sebagai dosen31.
59
BAB IV
RANGKUMAN
60
pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law), f) sistem
pemilihan yang menjamin pemerintahan dilakukan oleh
mayoritas, g) pendidikan yang memadai dari rakyat, baik yang
bersifat umum maupun pendidikan politik. Dalam dasar-dasar
demokrasi terdapat juga legilitas demokrasi dan legalitas
legitimasi dimana keduanya saling berkaitan satu sama
lainnya.
Jenis-jenis demokrasi yang relevan di Indonesia
diantaranya 1) Demokrasi tidak langsung 2) Demokrasi
Langsung3) Demokrasi Perwakilan Referendum 4) Demokrasi
Parlementer 5) Demokrasi dengan Sistem Pemisah Kekuasaan
6) Demokrasi Perwakilan Rakyat 7) Demokrasi Liberal 8)
Demokrasi Rakyat atau Sosial Komunisme 9) Demokrasi
Pancasila 10) Demokrasi Formal 11) Demokrasi Material 12)
Demokrasi Campuran.
Demokrasi mengakui bahwa semua manusia setara,
mempunyai kedudukan yang sama dihadapan hukum dan
pemerintahan. Demokrasi menjamin pemenuhan hak asasi
manusia, antara lain hak hidup, hak kebebasan, hak
kesetaraan, hak memiliki dan hak mengejar kebahagiaan.
Banyak orang mengatakan bahwa Indonesia adalah Negara
demokrasi, yaitu Negara yang sistem kekuasaannya dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Namun sering kali kita
menjumpai banyak masyarakat yang mengeluh karena
perbuatan pemerintah yang menyalahgunakan kekuasaannya
yang telah diamanahkan rakyat, seperti menyalahgunakan
dana yang semestinya adalah hak rakyat namun mirisnya
digunakan untuk kebutuhan pribadinya.
Masih banyak lagi contoh lainnya yang justru merugikan
rakyat dan mengarah kehancuran negara ini.Oleh sebab itu
kita sebagai generasi penerus perjuangan bangsa ini maka kita
61
harus merubah itu semua, jangan biarkan negara ini hancur
karena pemerintah yang tidak bertanggung jawab.
62
DAFTAR PUSTAKA
63
https://geotimes.co.id/opini/uu-pemilu-baru-dan-legitimasi-
demokrasi/
https://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-
legitimasi/
https://blowrian.wordpress.com/2015/03/26/hukum-dan-
demokrasi/
https://hukamnas.com/jenis-demokrasi
https://id.m.wikipedia.org/wik/Demokrasi_langsung
https://www.coursehero.com/file/p6hse7f/Kelebihan-demokrasi-
perwakilan-dengan-sistem-referendum-apabila-terjadi/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sistem_parlementer
https://ppknsmp123.blgspot.com/2016/01/jelaskan-demokrasi-
dengan-sistem.html?m=1
https://hukamnas.com/demokrasi-rakyat
https://ruhcitra.wordpress.com/2008/11/09/demokrasi/
https://guruppkn.com/ciri-ciri-demokrasi-konstiusional
https://hukamnas.com/demokrasi-material.
https://brainly.co.id/tugas/2000193
https://guruppkn.com/ciri-ciri-demokrasi-rakyat
https://www.kompasiana.com/sandromarganda/552a763bf17e6
1bb10d623dc/demokrasi-di-indonesia-sudah-diterapkan
https://bolaangs.blogspot.com/2010/11/penerapan-demokrasi-
di-indonesia.html?m=1
64
KUTIPAN
1https://id.m.wikipedia.org/wiki/Legitimasi
2https://www.ruangguru.co.id/pengertian-legitimasi-hukum-
politik-dan-kekuasaan-menurut-para-ahli/#forward
3Arsito, S. Wojow. Kamus Bahasa Indonesia Edisi Revisi.
Lexicon", at Perseus
6Wilson, N. G. (2006). Encyclopedia of ancient Greece. New
demokrasi/
13Rochmadi, Nur Wahyu. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan
legitimasi/
15https://blowrian.wordpress.com/2015/03/26/hukum-dan-
demokrasi/
16https://hukamnas.com/jenis-demokrasi
65
17https://id.m.wikipedia.org/wik/Demokrasi_langsung
18https://www.coursehero.com/file/p6hse7f/Kelebihan-
demokrasi-perwakilan-dengan-sistem-referendum-apabila-
terjadi/
19https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sistem_parlementer
20https://ppknsmp123.blgspot.com/2016/01/jelaskan-
demokrasi-dengan-sistem.html?m=1
21Blackwell Dictionary of Modern Social Thought, Blackwell
e61bb10d623dc/demokrasi-di-indonesia-sudah-diterapkan
30https://bolaangs.blogspot.com/2010/11/penerapan-
demokrasi-di-indonesia.html?m=1
31Rahayu, Ani Sri. 2013. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Jakarta: Sinar Grafika Offset.
66
NAMA ANGGOTA KELOMPOK
67